ABSTRAK
Kesehatan sebagai bagian dari hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
amanat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Perubahan Kedua UUD NRI Tahun 1945 memuat
jaminan konstitusional hak memperoleh pelayanan kesehatan sebagai salah satu hak asasi
manusia. Oleh karena itu, bagaimana ruang lingkup dan bentuk tanggung jawab negara
terhadap pemenuhan hak atas kesehatan masyarakat berdasarkan UUD NRI Tahun 1945.
Tulisan ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan yuridis normatif dan yuridis
doktrinal. Berdasarkan analisis dan pembahasan masalah dapat dikemukakan hasil penelitian
ini yaitu : Pertama, Konsepsi tanggungjawab negara dalam pemenuhan hak atas kesehatan
merupakan hak hukum positif karena itu pemerintah wajib sebagai personifikasi negara untuk
memenuhi hak kesehatan warga negara. Pengabaian hak atas kesehatan masyarakat berupa
pengingkaran terhadap perlindungan dan penyediaan pelayanan kesehatan masyarakat yang
layak merupakan pelanggaran terhadap konstitusi. Kedua, Kesehatan adalah hak fundamental
setiap manusia, karena itu setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan terhadap kesehatannya. Pemerintah bertanggung jawab mengatur dan melindungi
hak atas kesehatan masyarakat secara optimal. Tanggung jawab pemerintah dalam pemenuhan
hak atas kesehatan diwujudkan dalam bentuk penyediaan sarana dan fasilitas kesehatan yang
layak, serta mudah diakses oleh masyarakat.
UUD NRI Tahun 1945, Pasal 28H ayat semakin tergantung pada teknologi kesehatan
(1), disebutkan: “…setiap orang berhak hidup yang semakin mahal dan rumit.3 Sistem
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, pelayanan kesehatan yang padat teknologi dan
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik semakin mahal menuntut penanganan yang
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan profesional yang diselenggarakan oleh
kesehatan…”. Pada ayat (2), disebutkan: institusi yang handal dan menuntut metoda
“…setiap orang berhak mendapat kemudahan penyelenggaraan yang mampu bekerja efektif,
dan perlakuan khusus untuk memperoleh efisien, dan sekaligus memuaskan.
kesempatan dan manfaat yang sama guna Mengenai pelayanan kesehatan, UUD
mencapai persamaan dan keadilan…”. Pada NRI Tahun 1945 Perubahan Keempat, Pasal
ayat (3), disebutkan bahwa “…setiap orang 34 ayat (3) mengamanatkan bahwa “Negara
berhak atas jaminan sosial yang bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas
memungkinkan pengembangan dirinya secara pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
utuh sebagai manusia yang bermartabat…”. umum yang layak”. Frasa kata “yang layak”
Di dalam Pasal 34 ayat (2) UUD 1945, dapat dimaknai bahwa negara tidak hanya
disebutkan: “…negara mengembangkan bertanggung jawab menyediakan fasilitas
sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan kesehatan sekedarnya, melainkan fasilitas
memberdayakan masyarakat yang lemah dan kesehatan dengan standard tertentu yang
tidak mampu sesuai dengan martabat dianggap layak.
kemanusiaan…”. Pada ayat (3), disebutkan: Sebagai suatu istilah hukum, pelayanan
“…negara bertanggung jawab atas kesehatan dapat ditemukan dalam Undang-
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
fasilitas pelayanan umum yang layak…”. Pada Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN). Dalam
ayat (4), disebutkan: “…ketentuan lebih lanjut Pasal 22 ayat (1) ditegaskan:
mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam “Jaminan kesehatan bersifat pelayanan
undang-undang…”. perseorang berupa pelayanan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun kesehatan yang mencakup pelayanan
2009 tentang Kesehatan, mengisyaratkan promotif, preventif, kuratif dan
bahwa setiap individu, keluarga dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan
masyarakat berhak memperoleh perlindungan medis habis pakai yang diperlukan”.
terhadap kesehatannya, dan negara Undang-Undang Nomor 40 Tahun
bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi 2004 merupakan pelaksanaan dari Pasal 28H
hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk dan Pasal 34 UUD NRI Tahun 1945, sehingga
bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam
Upaya mewujudkan hak tersebut pemerintah undang-undang tersebut, sesuai dengan makna
harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam UUD NRI Tahun 1945.
yang merata, adil dan terjangkau bagi seluruh Artinya, pelayanan kesehatan yang dimaksud
lapisan masyarakat. Untuk itu pemerintah UUD NRI Tahun 1945 tidak sesempit yang
perlu melakukan upaya-upaya untuk dibayangkan dalam praktek, melainkan
menjamin akses yang merata bagi semua mencakup pelayanan promotif, preventif,
penduduk dalam memperoleh pelayanan kuratif dan rehabilitatif, tidak hanya berkaitan
kesehatan. dengan pelayanan individu atau orang-
Indonesia sebagai negara berkembang perorang.
masih dihadapkan pada masalah rendahnya
akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Penyelenggaraan 3
pelayanan kesehatan tidak mampu menjawab Sulastomo, Substansi dan Filosofi UU Nomor
40 Tahun 2004 Tentang SJSN, Rakernas SJSN dan
kompleksitas penyelenggaraan dan Jaminan Sosial Kesehatan, Menkokesra, 15-16 Maret,
pembiayaan pelayanan kesehatan yang 2006.
2
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015
Undang-Undang Nomor 40 Tentang adalah hak atas kesehatan. Pasal 28H, ayat (1)
Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan UUD Tahun 1945, menyatakan dengan tegas
untuk menjamin adanya aksesibilitas terhadap bahwa “setiap orang berhak ... memperoleh
pelayanan kesehatan. Di dalamnya terdapat pelayanan kesehatan”.5 Dengan masuknya
ketentuan mengenai jaminan kesehatan yang hak kesehatan ke dalam konstitusi, maka hak
diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi atas kesehatan secara resmi merupakan hak
sosial dan prinsip ekuitas.4 Akan tetapi, hukum positif yang dilindungi oleh
jaminan kesehatan dimaksud, memiliki pemerintah dan pemerintah wajib untuk
keterbatasan yaitu hanya melindungi para memenuhi hak kesehatan warga negaranya
peserta, dan para peserta adalah setiap orang melalui usaha-usaha yang nyata dan kongrit.
yang telah membayar iuran. Karena itu, demi Hak atas kesehatan mempunyai ruang
keadilan, maka orang-orang yang tergolong lingkup yang lebih luas, ia tidak hanya
miskin dan tidak mampu membayar iuran, menyangkut hak atas individu an sich, tetapi
maka iurannya wajib dibayar oleh Pemerintah, meliputi semua faktor yang memberi
sehingga mereka dapat menjadi peserta. Sebab konstribusi terhadap hidup yang sehat (healthy
tanpa iuran maka tidak akan ada akses, dan self) terhadap individu, seperti masalah
tanpa akses tidak ada hak atas kesehatan. lingkungan, nutrisi, perumahan dan lain-lain.
B. Identifikasi Masalah Sementara hak atas kesehatan dan hak atas
Berdasarkan uraian latar belakang di pelayanan kedokteran yang merupakan hak-
atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah hak pasien, adalah bagian yang lebih spesifik
sebagai berikut: dari hak atas kesehatan.
1. Bagaimana ruang lingkup tanggungjawab Sudah menjadi konsensus dalam
negara terhadap pemenuhan hak atas konstitusi Indonesia bahwa hak atas kesehatan
kesehatan berdasarkan UUD NRI Tahun merupakan hak mendasar bagi manusia.
1945 ?. Falsafah dasar dari jaminan hak atas kesehatan
2. Bagaimana bentuk tanggung jawab negara sebagai HAM merupakan raison d’etre
dalam pemenuhan hak atas kesehatan kemartabatan manusia (human dignity).6
berdasarkan UUD NRI Tahun 1945 ?. Kesehatan adalah hak fundamental setiap
manusia. Karena itu setiap individu, keluarga
II. PEMBAHASAN maupun masyarakat berhak memperoleh
a) Ruang Lingkup Tanggungjawab perlindungan terhadap kesehatannya, dan
Negara Terhadap Pemenuhan Hak pemerintah bertanggung jawab mengatur dan
Atas Kesehatan Berdasarkan UUD NRI melindungi agar masyarakat terpenuhi hak
Tahun 1945 hidup sehatnya termasuk masyarakat miskin
Hak Asasi Manusia secara substansial yang tidak mampu.
telah diatur di dalam UUD NRI Tahun 1945. Untuk menjamin agar hak kesehatan
Salah satu hak asasi manusia yang diatur dapat dipenuhi, UUD NRI Tahun 1945, Pasal
34 ayat (3) menandaskan bahwa : “Negara
4
Penjelasan : Pasal 19 UU SJSN menyatakan bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
bahwa yang dimaksud Prinsip asuransi sosial adalah:
(1) kegotong-royongan antara yang kaya dan miskin,
yang sehat dan sakit, yang tua dan muda, dan yang
beresiko tinggi dan rendah; (2) kepesertaan yang
5
bersifat wajib dan tidak selektif; (3) iuran berdasarkan UUD NRI Tahun 1945, Pasal 28 H ayat (1) :
presentase upah/penghasilan; dan (4) bersifat nirlaba. “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip ekuitas bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
adalah kesamaan dalam memperoleh pelayanan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis yang tidak pelayanan kesehatan”.
6
terikat dengan besaran iuran yang telah dibayarkan. Majda El Muhtaj, Dimensi-Dimensi HAM:
Kesamaan memperoleh pelayanan adalah kesamaan Mengurai Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Rajawali
jangkauan finansial ke pelayanan kesehatan. Pers, Jakarta, 2008., hlm. 152
3
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015
pelayanan kesehatan ...”.7 Pasal 28H ayat (3) untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat
mengamanatkan bahwa : “Setiap orang memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
berhak atas atas jaminan sosial yang layak. Jenis program jaminan sosial, meliputi :
memungkinkan pengembangan dirinya secara a) jaminan kesehatan; b). jaminan kecelakaan
utuh sebagai manusia yang bermartabat”. kerja; c). jaminan hari tua; d). jaminan
Ketentuan pasal 28H ayat (3) tersebut, terkait pensiun; dan e). jaminan kematian.10
dengan Pasal 34 ayat (2) yang berbunyi: Undang-Undang Nomor 11 Tahun
“Negara mengembangkan sistem jaminan 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Pasal 4
sosial bagi seluruh rakyat dan menegaskan bahwa : “Negara bertanggung
memberdayakan masyarakat yang lemah dan jawab atas penyelenggaraan kesejahteraan
tidak mampu sesuai dengan martabat sosial”. Ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf a
kemanusiaan”. Konstitusi telah menyebutkan bahwa: Jaminan sosial
mengamanatkan bahwa penyediakan fasilitas dimaksudkan untuk: “menjamin fakir miskin,
kesehatan merupakan tanggung jawab negara, anak yatim piatu terlantar, lanjut usia
dan negara juga bertanggung jawab untuk terlantar, penyandang cacat fisik, cacat
menjamin masyarakat dapat menjangkau mental, cacat fisik dan mental, eks penderita
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut. penyakit kronis yang mengalami masalah
Adanya ketentuan mengenai ketidakmampuan sosial-ekonomi agar
kesejahteraan sosial dalam UUD NRI Tahun kebutuhan dasarnya terpenuhi”. Pasal 10 ayat
1945, merupakan pengejawantahan konsep (1) berbunyi: “Asuransi kesejahteraan sosial
negara kesejahteraan (welvaart staat atau diselenggarakan untuk melindungi warga
welfare state), negara turut serta secara aktif negara yang tidak mampu membayar premi
untuk kesejahteraan rakyatnya (welfare state)8, agar mampu memelihara dan
atau dikenal dengan nama verzorgingsstaat, mempertahankan taraf kesejahteraan
atau disebutnya sociale rechsstaat (negara sosialnya”.
hukum sosial), di mana negara dituntut untuk UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang
mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial SJSN, telah mengamanatkan dalam Pasal 5
bagi seluruh rakyatnya.9 ayat (1) jo. Pasal 52 untuk mempercepat
Dengan disahkannya Undang-Undang pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Sosial dengan undang-undang. Pada tanggal
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menjadi suatu 25 November 2011 telah diundangkan
bukti yang kuat bahwa pemerintah dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
pemangku kepentingan terkait memiliki tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (
komitmen yang besar untuk mewujudkan UU BPJS).
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. Sejak diundangkannya Undang-
Melalui SJSN sebagai salah satu bentuk Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN,
perlindungan sosial pada hakekatnya bertujuan badan penyelenggara program jaminan sosial
dilaksanakan oleh 4 (empat) badan
7
Pasal 34 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945, penyelenggara, sebagai berikut:
berbunyi: “Negara bertanggung jawab atas penyediaan 1. Perusahaan Perseroan (Persero)
fasilitas kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
layak”. (Jamsostek);
8
Bachsan Mustafa, Pokok-Pokok Hukum
2. Perusahaan Perseroan (Persero)
Administrasi Negara, Alumni, Bandung, 1982., hlm.
22-23 Dana Tabungan dan Asuransi
9
Rudy Hendra Pakpahan dan Eka Pegawai Negeri Sipil (TASPEN);
N.A.M.Sihombing, Tanggung Jawab Negara Dalam
Pelaksanaan Jaminan Sosial (Responsibility State in
The Implementation of Social Security), Jurnal Legislasi
10
Indonesia (Indonesian Journal of Legislation), Vol. 9 Pasal 19 UU Nomor 40 Tahun 2004 tetang
No. 2 - Juli 2012., hlm. 168 SJSN.
4
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015
3.
Perusahaan Perseroan (Persero) Program Jaminan Kesehatan Sosial
Asuransi Angkatan Bersenjata Nasional (JKSN) ditujukan untuk memberikan
Republik Indonesia (ASABRI); manfaat pelayanan kesehatan yang cukup
4. Perusahaan Perseroan (Persero) komprehensif, mulai dari pelayanan preventif
Asuransi Kesehatan (ASKES). seperti imunisasi dan Keluarga Berencana
Dengan diundangkannya Undang- hingga pelayanan penyakit katastropik seperti
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan penyakit jantung dan gagal ginjal. Baik
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Badan institusi pelayanan kesehatan pemerintah
Penyelenggara Jaminan Sosial, semula maupun swasta dapat memberikan pelayanan
berjumlah 4 (empat) Badan Penyelenggara untuk program tersebut selama mereka
Jaminan Sosial, selanjutnya akan menandatangani sebuah kontrak kerja sama
bertransformasi menjadi 2 (dua) Badan dengan pemerintah.13
Penyelenggara dan berbentuk menjadi badan b) Bentuk Tanggungjawab Negara Dalam
hukum publik, yaitu: (a) BPJS Kesehatan; dan Pemenuhan Hak Atas Kesehatan
(b) BPJS Ketenagakerjaan.11 Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945
Jaminan kesehatan yang Deklarasi Universal Hak Azasi
dikembangkan oleh Pemerintah adalah Manusia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa
jaminan kesehatan yang didasarkan pada UU (PBB) Tahun 1948 (Indonesia ikut
SJSN dan UU BPJS. Jaminan kesehatan yang menandatanganinya) dan Undang-Undang
dirumuskan oleh UU SJSN adalah jaminan Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
kesehatan yang diselenggarakan secara pada Pasal 28 H, menetapkan bahwa
nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan
dan prinsip ekuitas. Pasal 19 menegaskan semua warga negara. Oleh sebab itu, dalam
bahwa “Jaminan kesehatan diselenggarakan perspektif pemenuhan hak dasar warga negara
dengan tujuan untuk menjamin agar peserta atas kesehatan, pemerintah terikat tanggung
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan jawab untuk menjamin akses yang memadai
dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan bagi setiap warga negara atas pelayanan
dasar kesehatan”. Kebutuhan dasar kesehatan kesehatan yang layak dan optimal. Sebagai
adalah kebutuhan akan layanan kesehatan upaya untuk menghormati (to respect),
yang memungkinkan seseorang yang sakit melindungi (to protect) dan memenuhi (to
dapat sembuh kembali sehingga ia dapat fulfil) kewajiban negara mengimplementasikan
berfungsi normal sesuai usianya. norma-norma HAM pada hak atas kesehatan,
Dalam penyelenggaraan jaminan harus memenuhi prinsip-prinsip: (1).
kesehatan perlu diperhatikan tiga unsur Ketersediaan pelayanan kesehatan; (2)
penting yaitu: (a) bagaimana dana Aksesibilitas; (3) Penerimaan ; dan (4)
dikumpulkan; (b) bagaimana resiko Kualitas.14 Sementara itu, dalam bentuk
ditanggung secara bersama; dan (c) bagaimana kewajiban negara untuk memenuhi hak atas
dana yang dikumpul digunakan seefisien dan kesehatan diinternalisasikan dalam bentuk
seefektif mungkin.12 kebijakan pemerintah dengan prinsip: (a)
Menghormati hak atas kesehatan; (b)
Melindungi hak atas kesehatan; dan (c)
11
Pasal 5 UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Memenuhi hak atas kesehatan.
BPJS.
12
Normand, Charles and Axel Weber, Social
Health Insurence; A Quidebook for Planning, Second
13
Edition, ADB, GTZ, ILO dan WHO, VAS, Germany,
2009, p.16., terpetik dalam Mundiharno, Peta Jalan http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Jaminan_Sosial_Na
Menuju Universal Coverage Jaminana Kesehatan sional?veaction=edit., diakses 4 Desember 2013.
14
(Road Map To A Universal Health Converage, Jurnal Dedi Afandi, Hak Atas Kesehatan Dalam
Legislasi Indonesia (Indonesian Journal of Legislation), Perpektif HAM, Jurnal Ilmu Kedokteran, Jilid 2 Nomor
Vol. 9 No. 2 - Juli 2012., hlm. 212-213 1 - Maret 2008.
5
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015
7
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015
8
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015
DAFTAR PUSTAKA
9
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015
BIODATA PENULIS
10