Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion

Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015

TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PEMENUHAN HAK ATAS KESEHATAN


MASYARAKAT BERDASARKAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1945

FHERIYAL SRI ISRIAWATY / D 101 10 576

ABSTRAK
Kesehatan sebagai bagian dari hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
amanat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Perubahan Kedua UUD NRI Tahun 1945 memuat
jaminan konstitusional hak memperoleh pelayanan kesehatan sebagai salah satu hak asasi
manusia. Oleh karena itu, bagaimana ruang lingkup dan bentuk tanggung jawab negara
terhadap pemenuhan hak atas kesehatan masyarakat berdasarkan UUD NRI Tahun 1945.
Tulisan ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan yuridis normatif dan yuridis
doktrinal. Berdasarkan analisis dan pembahasan masalah dapat dikemukakan hasil penelitian
ini yaitu : Pertama, Konsepsi tanggungjawab negara dalam pemenuhan hak atas kesehatan
merupakan hak hukum positif karena itu pemerintah wajib sebagai personifikasi negara untuk
memenuhi hak kesehatan warga negara. Pengabaian hak atas kesehatan masyarakat berupa
pengingkaran terhadap perlindungan dan penyediaan pelayanan kesehatan masyarakat yang
layak merupakan pelanggaran terhadap konstitusi. Kedua, Kesehatan adalah hak fundamental
setiap manusia, karena itu setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan terhadap kesehatannya. Pemerintah bertanggung jawab mengatur dan melindungi
hak atas kesehatan masyarakat secara optimal. Tanggung jawab pemerintah dalam pemenuhan
hak atas kesehatan diwujudkan dalam bentuk penyediaan sarana dan fasilitas kesehatan yang
layak, serta mudah diakses oleh masyarakat.

Kata Kunci : Tanggung Jawab Negara, dan Hak Atas Kesehatan.

I. PENDAHULUAN Kesehatan masyarakat adalah pilar


A. Latar Belakang. pembangunan suatu bangsa. Kesehatan adalah
Pembangunan bidang kesehatan pada salah satu kebutuhan dasar manusia. Begitu
dasarnya ditujukan untuk meningkatkan pentingnya, sehingga sering dikatakan bahwa
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup kesehatan adalah segala-galanya, tanpa
sehat bagi setiap orang untuk mewujudkan kesehatan segala-galanya tidak bermakna.2
derajat kesehatan yang optimal sebagai salah Oleh karena itu, setiap kegiatan dan upaya
satu unsur kesejahteraan sebagaimana untuk meningkatkan derajat kesehatan
diamanatkan oleh pembukaan Undang- masyarakat yang setinggi-tingginya
Undang Dasar Republik Indonesia 1945. dilaksanakan berdasarkan prinsip
Kesehatan sebagai hak asasi manusia (HAM) nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan,
harus diwujudkan dalam bentuk pemberian dan berkelanjutan yang sangat penting artinya
berbagai upaya kesehatan kepada seluruh bagi pembentukan sumber daya manusia
masyarakat melalui penyelenggaraan Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya
pembangunan kesehatan yang berkualitas dan saing bangsa, serta pembangunan nasional.
terjangkau oleh masyarakat.1
1
Hafid Abbas, et.el., Buku Pedoman Hak Asasi
2
Manusia bagi Dokter dan Pasien Dalam Mencegah Indra Perwira, Kesehatan Sebagai Hak Asasi
Malpraktek Kedokteran, Badan Penelitian dan Manusia, dalam Bagir Manan, et.al., Dimensi-Dimensi
Pengembangan HAM Departemen Hukum dan HAM Hukum Hak Asasi Manusia, PSKN FH UNPAD,
RI, 2008., hlm. 1 Bandung, 2009., hlm. 138
1
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015

UUD NRI Tahun 1945, Pasal 28H ayat semakin tergantung pada teknologi kesehatan
(1), disebutkan: “…setiap orang berhak hidup yang semakin mahal dan rumit.3 Sistem
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, pelayanan kesehatan yang padat teknologi dan
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik semakin mahal menuntut penanganan yang
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan profesional yang diselenggarakan oleh
kesehatan…”. Pada ayat (2), disebutkan: institusi yang handal dan menuntut metoda
“…setiap orang berhak mendapat kemudahan penyelenggaraan yang mampu bekerja efektif,
dan perlakuan khusus untuk memperoleh efisien, dan sekaligus memuaskan.
kesempatan dan manfaat yang sama guna Mengenai pelayanan kesehatan, UUD
mencapai persamaan dan keadilan…”. Pada NRI Tahun 1945 Perubahan Keempat, Pasal
ayat (3), disebutkan bahwa “…setiap orang 34 ayat (3) mengamanatkan bahwa “Negara
berhak atas jaminan sosial yang bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas
memungkinkan pengembangan dirinya secara pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
utuh sebagai manusia yang bermartabat…”. umum yang layak”. Frasa kata “yang layak”
Di dalam Pasal 34 ayat (2) UUD 1945, dapat dimaknai bahwa negara tidak hanya
disebutkan: “…negara mengembangkan bertanggung jawab menyediakan fasilitas
sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan kesehatan sekedarnya, melainkan fasilitas
memberdayakan masyarakat yang lemah dan kesehatan dengan standard tertentu yang
tidak mampu sesuai dengan martabat dianggap layak.
kemanusiaan…”. Pada ayat (3), disebutkan: Sebagai suatu istilah hukum, pelayanan
“…negara bertanggung jawab atas kesehatan dapat ditemukan dalam Undang-
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
fasilitas pelayanan umum yang layak…”. Pada Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN). Dalam
ayat (4), disebutkan: “…ketentuan lebih lanjut Pasal 22 ayat (1) ditegaskan:
mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam “Jaminan kesehatan bersifat pelayanan
undang-undang…”. perseorang berupa pelayanan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun kesehatan yang mencakup pelayanan
2009 tentang Kesehatan, mengisyaratkan promotif, preventif, kuratif dan
bahwa setiap individu, keluarga dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan
masyarakat berhak memperoleh perlindungan medis habis pakai yang diperlukan”.
terhadap kesehatannya, dan negara Undang-Undang Nomor 40 Tahun
bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi 2004 merupakan pelaksanaan dari Pasal 28H
hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk dan Pasal 34 UUD NRI Tahun 1945, sehingga
bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam
Upaya mewujudkan hak tersebut pemerintah undang-undang tersebut, sesuai dengan makna
harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam UUD NRI Tahun 1945.
yang merata, adil dan terjangkau bagi seluruh Artinya, pelayanan kesehatan yang dimaksud
lapisan masyarakat. Untuk itu pemerintah UUD NRI Tahun 1945 tidak sesempit yang
perlu melakukan upaya-upaya untuk dibayangkan dalam praktek, melainkan
menjamin akses yang merata bagi semua mencakup pelayanan promotif, preventif,
penduduk dalam memperoleh pelayanan kuratif dan rehabilitatif, tidak hanya berkaitan
kesehatan. dengan pelayanan individu atau orang-
Indonesia sebagai negara berkembang perorang.
masih dihadapkan pada masalah rendahnya
akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Penyelenggaraan 3
pelayanan kesehatan tidak mampu menjawab Sulastomo, Substansi dan Filosofi UU Nomor
40 Tahun 2004 Tentang SJSN, Rakernas SJSN dan
kompleksitas penyelenggaraan dan Jaminan Sosial Kesehatan, Menkokesra, 15-16 Maret,
pembiayaan pelayanan kesehatan yang 2006.
2
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015

Undang-Undang Nomor 40 Tentang adalah hak atas kesehatan. Pasal 28H, ayat (1)
Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan UUD Tahun 1945, menyatakan dengan tegas
untuk menjamin adanya aksesibilitas terhadap bahwa “setiap orang berhak ... memperoleh
pelayanan kesehatan. Di dalamnya terdapat pelayanan kesehatan”.5 Dengan masuknya
ketentuan mengenai jaminan kesehatan yang hak kesehatan ke dalam konstitusi, maka hak
diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi atas kesehatan secara resmi merupakan hak
sosial dan prinsip ekuitas.4 Akan tetapi, hukum positif yang dilindungi oleh
jaminan kesehatan dimaksud, memiliki pemerintah dan pemerintah wajib untuk
keterbatasan yaitu hanya melindungi para memenuhi hak kesehatan warga negaranya
peserta, dan para peserta adalah setiap orang melalui usaha-usaha yang nyata dan kongrit.
yang telah membayar iuran. Karena itu, demi Hak atas kesehatan mempunyai ruang
keadilan, maka orang-orang yang tergolong lingkup yang lebih luas, ia tidak hanya
miskin dan tidak mampu membayar iuran, menyangkut hak atas individu an sich, tetapi
maka iurannya wajib dibayar oleh Pemerintah, meliputi semua faktor yang memberi
sehingga mereka dapat menjadi peserta. Sebab konstribusi terhadap hidup yang sehat (healthy
tanpa iuran maka tidak akan ada akses, dan self) terhadap individu, seperti masalah
tanpa akses tidak ada hak atas kesehatan. lingkungan, nutrisi, perumahan dan lain-lain.
B. Identifikasi Masalah Sementara hak atas kesehatan dan hak atas
Berdasarkan uraian latar belakang di pelayanan kedokteran yang merupakan hak-
atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah hak pasien, adalah bagian yang lebih spesifik
sebagai berikut: dari hak atas kesehatan.
1. Bagaimana ruang lingkup tanggungjawab Sudah menjadi konsensus dalam
negara terhadap pemenuhan hak atas konstitusi Indonesia bahwa hak atas kesehatan
kesehatan berdasarkan UUD NRI Tahun merupakan hak mendasar bagi manusia.
1945 ?. Falsafah dasar dari jaminan hak atas kesehatan
2. Bagaimana bentuk tanggung jawab negara sebagai HAM merupakan raison d’etre
dalam pemenuhan hak atas kesehatan kemartabatan manusia (human dignity).6
berdasarkan UUD NRI Tahun 1945 ?. Kesehatan adalah hak fundamental setiap
manusia. Karena itu setiap individu, keluarga
II. PEMBAHASAN maupun masyarakat berhak memperoleh
a) Ruang Lingkup Tanggungjawab perlindungan terhadap kesehatannya, dan
Negara Terhadap Pemenuhan Hak pemerintah bertanggung jawab mengatur dan
Atas Kesehatan Berdasarkan UUD NRI melindungi agar masyarakat terpenuhi hak
Tahun 1945 hidup sehatnya termasuk masyarakat miskin
Hak Asasi Manusia secara substansial yang tidak mampu.
telah diatur di dalam UUD NRI Tahun 1945. Untuk menjamin agar hak kesehatan
Salah satu hak asasi manusia yang diatur dapat dipenuhi, UUD NRI Tahun 1945, Pasal
34 ayat (3) menandaskan bahwa : “Negara
4
Penjelasan : Pasal 19 UU SJSN menyatakan bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
bahwa yang dimaksud Prinsip asuransi sosial adalah:
(1) kegotong-royongan antara yang kaya dan miskin,
yang sehat dan sakit, yang tua dan muda, dan yang
beresiko tinggi dan rendah; (2) kepesertaan yang
5
bersifat wajib dan tidak selektif; (3) iuran berdasarkan UUD NRI Tahun 1945, Pasal 28 H ayat (1) :
presentase upah/penghasilan; dan (4) bersifat nirlaba. “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip ekuitas bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
adalah kesamaan dalam memperoleh pelayanan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis yang tidak pelayanan kesehatan”.
6
terikat dengan besaran iuran yang telah dibayarkan. Majda El Muhtaj, Dimensi-Dimensi HAM:
Kesamaan memperoleh pelayanan adalah kesamaan Mengurai Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Rajawali
jangkauan finansial ke pelayanan kesehatan. Pers, Jakarta, 2008., hlm. 152
3
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015

pelayanan kesehatan ...”.7 Pasal 28H ayat (3) untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat
mengamanatkan bahwa : “Setiap orang memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
berhak atas atas jaminan sosial yang layak. Jenis program jaminan sosial, meliputi :
memungkinkan pengembangan dirinya secara a) jaminan kesehatan; b). jaminan kecelakaan
utuh sebagai manusia yang bermartabat”. kerja; c). jaminan hari tua; d). jaminan
Ketentuan pasal 28H ayat (3) tersebut, terkait pensiun; dan e). jaminan kematian.10
dengan Pasal 34 ayat (2) yang berbunyi: Undang-Undang Nomor 11 Tahun
“Negara mengembangkan sistem jaminan 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Pasal 4
sosial bagi seluruh rakyat dan menegaskan bahwa : “Negara bertanggung
memberdayakan masyarakat yang lemah dan jawab atas penyelenggaraan kesejahteraan
tidak mampu sesuai dengan martabat sosial”. Ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf a
kemanusiaan”. Konstitusi telah menyebutkan bahwa: Jaminan sosial
mengamanatkan bahwa penyediakan fasilitas dimaksudkan untuk: “menjamin fakir miskin,
kesehatan merupakan tanggung jawab negara, anak yatim piatu terlantar, lanjut usia
dan negara juga bertanggung jawab untuk terlantar, penyandang cacat fisik, cacat
menjamin masyarakat dapat menjangkau mental, cacat fisik dan mental, eks penderita
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut. penyakit kronis yang mengalami masalah
Adanya ketentuan mengenai ketidakmampuan sosial-ekonomi agar
kesejahteraan sosial dalam UUD NRI Tahun kebutuhan dasarnya terpenuhi”. Pasal 10 ayat
1945, merupakan pengejawantahan konsep (1) berbunyi: “Asuransi kesejahteraan sosial
negara kesejahteraan (welvaart staat atau diselenggarakan untuk melindungi warga
welfare state), negara turut serta secara aktif negara yang tidak mampu membayar premi
untuk kesejahteraan rakyatnya (welfare state)8, agar mampu memelihara dan
atau dikenal dengan nama verzorgingsstaat, mempertahankan taraf kesejahteraan
atau disebutnya sociale rechsstaat (negara sosialnya”.
hukum sosial), di mana negara dituntut untuk UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang
mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial SJSN, telah mengamanatkan dalam Pasal 5
bagi seluruh rakyatnya.9 ayat (1) jo. Pasal 52 untuk mempercepat
Dengan disahkannya Undang-Undang pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Sosial dengan undang-undang. Pada tanggal
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menjadi suatu 25 November 2011 telah diundangkan
bukti yang kuat bahwa pemerintah dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
pemangku kepentingan terkait memiliki tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (
komitmen yang besar untuk mewujudkan UU BPJS).
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. Sejak diundangkannya Undang-
Melalui SJSN sebagai salah satu bentuk Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN,
perlindungan sosial pada hakekatnya bertujuan badan penyelenggara program jaminan sosial
dilaksanakan oleh 4 (empat) badan
7
Pasal 34 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945, penyelenggara, sebagai berikut:
berbunyi: “Negara bertanggung jawab atas penyediaan 1. Perusahaan Perseroan (Persero)
fasilitas kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
layak”. (Jamsostek);
8
Bachsan Mustafa, Pokok-Pokok Hukum
2. Perusahaan Perseroan (Persero)
Administrasi Negara, Alumni, Bandung, 1982., hlm.
22-23 Dana Tabungan dan Asuransi
9
Rudy Hendra Pakpahan dan Eka Pegawai Negeri Sipil (TASPEN);
N.A.M.Sihombing, Tanggung Jawab Negara Dalam
Pelaksanaan Jaminan Sosial (Responsibility State in
The Implementation of Social Security), Jurnal Legislasi
10
Indonesia (Indonesian Journal of Legislation), Vol. 9 Pasal 19 UU Nomor 40 Tahun 2004 tetang
No. 2 - Juli 2012., hlm. 168 SJSN.
4
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015

3.
Perusahaan Perseroan (Persero) Program Jaminan Kesehatan Sosial
Asuransi Angkatan Bersenjata Nasional (JKSN) ditujukan untuk memberikan
Republik Indonesia (ASABRI); manfaat pelayanan kesehatan yang cukup
4. Perusahaan Perseroan (Persero) komprehensif, mulai dari pelayanan preventif
Asuransi Kesehatan (ASKES). seperti imunisasi dan Keluarga Berencana
Dengan diundangkannya Undang- hingga pelayanan penyakit katastropik seperti
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan penyakit jantung dan gagal ginjal. Baik
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Badan institusi pelayanan kesehatan pemerintah
Penyelenggara Jaminan Sosial, semula maupun swasta dapat memberikan pelayanan
berjumlah 4 (empat) Badan Penyelenggara untuk program tersebut selama mereka
Jaminan Sosial, selanjutnya akan menandatangani sebuah kontrak kerja sama
bertransformasi menjadi 2 (dua) Badan dengan pemerintah.13
Penyelenggara dan berbentuk menjadi badan b) Bentuk Tanggungjawab Negara Dalam
hukum publik, yaitu: (a) BPJS Kesehatan; dan Pemenuhan Hak Atas Kesehatan
(b) BPJS Ketenagakerjaan.11 Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945
Jaminan kesehatan yang Deklarasi Universal Hak Azasi
dikembangkan oleh Pemerintah adalah Manusia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa
jaminan kesehatan yang didasarkan pada UU (PBB) Tahun 1948 (Indonesia ikut
SJSN dan UU BPJS. Jaminan kesehatan yang menandatanganinya) dan Undang-Undang
dirumuskan oleh UU SJSN adalah jaminan Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
kesehatan yang diselenggarakan secara pada Pasal 28 H, menetapkan bahwa
nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan
dan prinsip ekuitas. Pasal 19 menegaskan semua warga negara. Oleh sebab itu, dalam
bahwa “Jaminan kesehatan diselenggarakan perspektif pemenuhan hak dasar warga negara
dengan tujuan untuk menjamin agar peserta atas kesehatan, pemerintah terikat tanggung
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan jawab untuk menjamin akses yang memadai
dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan bagi setiap warga negara atas pelayanan
dasar kesehatan”. Kebutuhan dasar kesehatan kesehatan yang layak dan optimal. Sebagai
adalah kebutuhan akan layanan kesehatan upaya untuk menghormati (to respect),
yang memungkinkan seseorang yang sakit melindungi (to protect) dan memenuhi (to
dapat sembuh kembali sehingga ia dapat fulfil) kewajiban negara mengimplementasikan
berfungsi normal sesuai usianya. norma-norma HAM pada hak atas kesehatan,
Dalam penyelenggaraan jaminan harus memenuhi prinsip-prinsip: (1).
kesehatan perlu diperhatikan tiga unsur Ketersediaan pelayanan kesehatan; (2)
penting yaitu: (a) bagaimana dana Aksesibilitas; (3) Penerimaan ; dan (4)
dikumpulkan; (b) bagaimana resiko Kualitas.14 Sementara itu, dalam bentuk
ditanggung secara bersama; dan (c) bagaimana kewajiban negara untuk memenuhi hak atas
dana yang dikumpul digunakan seefisien dan kesehatan diinternalisasikan dalam bentuk
seefektif mungkin.12 kebijakan pemerintah dengan prinsip: (a)
Menghormati hak atas kesehatan; (b)
Melindungi hak atas kesehatan; dan (c)
11
Pasal 5 UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Memenuhi hak atas kesehatan.
BPJS.
12
Normand, Charles and Axel Weber, Social
Health Insurence; A Quidebook for Planning, Second
13
Edition, ADB, GTZ, ILO dan WHO, VAS, Germany,
2009, p.16., terpetik dalam Mundiharno, Peta Jalan http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Jaminan_Sosial_Na
Menuju Universal Coverage Jaminana Kesehatan sional?veaction=edit., diakses 4 Desember 2013.
14
(Road Map To A Universal Health Converage, Jurnal Dedi Afandi, Hak Atas Kesehatan Dalam
Legislasi Indonesia (Indonesian Journal of Legislation), Perpektif HAM, Jurnal Ilmu Kedokteran, Jilid 2 Nomor
Vol. 9 No. 2 - Juli 2012., hlm. 212-213 1 - Maret 2008.
5
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015

Menurut Komentar Umum Nomor 14 Penjelasan lengkap mengenai pembagian


atas pasal 12 dari Kovenan Internasional kewenangan dan tanggung jawab negara untuk
tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya setiap level pemerintahan diatur dalam
tentang Hak Untuk Pencapaian Standar Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
Kesehatan yang Tinggi, menyebutkan bahwa tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
jaminan akses atas layanan kesehatan yang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
memadai di antaranya adalah meliputi Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
aksesibilitas finansial, yaitu bahwa layanan Kabupaten/Kota. Tanggung jawab yang harus
kesehatan harus terjangkau bagi seluruh warga dijalankan ini harus berpatokan pada subtansi
negara.15 Oleh karena itu, pemerintah terikat menghargai, melindungi dan memenuhi hak-
tanggung jawab untuk memastikan hak dasar warga atas kesehatan yang layak.
ketersediaan sumber daya finansial bagi Dalam PP Nomor 38 Tahun 2007
penyelenggaraan layanan kesehatan yang diamanatkan bahwa bidang kesehatan
memadai sedemikian rupa terjangkau bagi merupakan urusan pemerintahan yang dibagi
setiap kalangan masyarakat. bersama antar tingkatan dan/atau susunan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun pemerintahan, yang disebut juga dengan
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional urusan pemerintahan yang bersifat konkuren,
(SJSN), menjelaskan bahwa tanggung jawab yang diselenggarakan bersama oleh
negara dalam memenuhi akses warga terhadap Pemerintah, Pemerintahan daerah Provinsi dan
kesehatan adalah mengeluarkan kebijakan atau Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.18
program asuransi kesehatan yang adil dan Dalam lampiran 2 PP Nomor 38 Tahun
dapat dijangkau oleh semua warga negara. 2007 dijelaskan lebih lanjut, untuk jaminan
Pemerintah berkewajiban merumuskan dan kesehatan, Pemda (provinsi, kota atau
mengimplementasikan kebijakan sistem kabupaten) mempunyai kewenangan
jaminan asuransi bagi warga negara yang adil, menyelenggarakan jaminan kesehatan bersifat
termasuk di dalamnya asuransi kesehatan bagi lokal dan melaksanakan jaminan kesehatan
warga negara. nasional (tugas pembantuan). Tugas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun Pemerintah ataupun Pemda bukan pada
2004 tentang Pemerintahan Daerah, mengatur penyelenggaraan seperti yang sekarang terjadi
bahwa bidang kesehatan merupakan urusan pada Jamkesmas atau Jamkesda.
Pemerintahan Pusat, Pemerintahan Provinsi Penyelenggaran akan dikelola oleh suatu
dan Kabupaten/Kota.16 Dalam UU Nomor 32 badan di luar pemerintahan. Tugas pemerintah
Tahun 2004, dijelaskan bahwa Pemerintah hanya pada pembayaran iuran dan
Daerah (Provinsi/ Kabupaten Kota) pengawasan. Sinkroni dan harmoni itulah
mempunyai kewajiban meningkatkan kualitas yang nantinya akan menjadi wujud akhir
kehidupan masyarakat; mewujudkan keadilan sebuah Sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
dan pemerataan, menyediakan fasilitas Undang-Undang Nomor 36 Tahun
pelayanan kesehatan, menyediakan fasilitas 2009 tentang Kesehatan, mengatur tanggung
sosial dan fasilitas umum yang layak, jawab negara baik Pemerintah, Pemerintah
mengembangkan sistem jaminan sosial.17 Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
yang harus dijalankan, meliputi:
15 a. Merencanakan, mengatur,
Adenantera Dwicaksono, et.al., Analisis
Pembiayaan Jaminan Kesehatan Di Daerah : menyelenggarakan, membina, dan
Panduan Praktis untuk Elemen Masyarakat mengawasi penyelenggaraan
Sipil, Pemerintah Daerah, dan DPRD, Penerbit
Perkumpulan INISIATIF, Bandung, 2010., hlm. 7
16 18
Pasal 11 UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pasal 7 PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pemerintahan Daerah Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
17
Pasal 22 UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Pemerintahan Daerah. Kabupaten Kota.
6
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015

upaya kesehatan yang merata dan 1. Konsepsi tanggungjawab negara dalam


terjangkau oleh masyarakat; pemenuhan hak atas kesehatan merupakan
b. Ketersediaan lingkungan, tatanan, hak hukum positif karena itu pemerintah
fasilitas kesehatan baik fisik wajib sebagai personifikasi negara untuk
maupun sosial bagi masyarakat memenuhi hak kesehatan warga negara.
untuk mencapai derajat kesehatan Pengabaian hak atas kesehatan
yang setinggi tingginya; masyarakat berupa pengingkaran terhadap
c. Ketersediaan sumber daya di perlindungan dan penyediaan pelayanan
bidang kesehatan yang adil dan kesehatan masyarakat yang layak
merata bagi seluruh masyarakat merupakan pelanggaran terhadap
untuk memperoleh derajat konstitusi.
kesehatan yang setinggi-tingginya; 2. Kesehatan adalah hak fundamental setiap
d. Ketersediaan akses terhadap manusia, karena itu setiap individu,
informasi, edukasi, dan fasilitas keluarga, dan masyarakat berhak
pelayanan kesehatan; memperoleh perlindungan terhadap
e. Memberdayakan dan mendorong kesehatannya. Pemerintah bertanggung
peran aktif masyarakat dalam jawab mengatur dan melindungi hak atas
segala bentuk upaya kesehatan; kesehatan masyarakat secara optimal.
f. Ketersediaan segala bentuk upaya Tanggung jawab pemerintah dalam
kesehatan yang bermutu, aman, pemenuhan hak atas kesehatan
efisien, dan terjangkau; diwujudkan dalam bentuk penyediaan
g. Pelaksanaan jaminan kesehatan sarana dan fasilitas kesehatan yang layak,
masyarakat melalui sistem jaminan serta mudah diakses oleh masyarakat.
sosial nasional bagi upaya b) Saran.
kesehatan perorangan. Selain menghasilkan kesimpulan di
Berdasarkan kerangka hukum Undang- atas, tulisan ini juga menawarkan saran yang
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang bersifat umum sebagai kontribusi pemikiran
Kesehatan, sumber daya di bidang kesehatan sebagai berikut:
yang harus disediakan oleh pemerintah dan 1. Pengaturan kewajiban konstitusional
pemerintah daerah adalah anggaran, tenaga pemerintah sebagai personifikasi negara
kesehatan, perbekalan kesehatan, sediaan dalam pemenuhan hak atas kesehatan
farmasi, alat kesehatan dan fasilitas pelayanan masyarakat dalam kenyataannya masih
dan teknologi kesehatan. terbatas. Prinsip-prinsip untuk
Pemerintah daerah berpartisipasi dalam menghormati (to respect), melindungi (to
penyediaan layanan kesehatan yang dilakukan protect), dan memenuhi(to fulfil) hak atas
melalui penyediaan tenaga kesehatan, rumah kesehatan masyarakat sebagai hak asasi
sakit daerah, puskesmas, dll. Pemerintah manusia, belum sepenuhnya terelaborasi
membiayai penyediaan layanan tersebut menjadi kewajiban, tanggungjawab dan
melalui anggaran daerah (APBD). Untuk tugas pemerintah dalam UU Nomor 36
dapat mengakses layanan kesehatan tersebut, Tahun 2009 tentang Kesehatan. Oleh
pada umumnya masyarakat dikenakan karena itu, UU Kesehatan selayaknya
pungutan retribusi jasa layanan kesehatan. direvisi untuk mengakomodir dan
mengelaborasi prinsip-prinsip tersebut
III. PENUTUP sebagai kewajiban, tanggung jawab dan
a) Kesimpulan. tugas pemerintah dalam pemenuhan hak-
Berdasarkan pembahasan masalah hak dasar warga negara atas kesehatan
tersebut di atas, maka diperoleh kesimpulan yang layak sebagai hak fundamental
sebagai berikut: setiap manusia.

7
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015

2. Negara memiliki tanggung jawab atas


pemenuhan hak dasar kesehatan warga
negara yang dijamin oleh konstitusi. Oleh
karena itu, perlu penataan sistem
pelayanan dan pembiayaan jaminan
kesehatan sehingga layanan kesehatan
yang layak dapat diakses dengan mudah,
adil dan tidak diskriminatif oleh semua
level masyarakat.

8
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015

DAFTAR PUSTAKA

Adenantera Dwicaksono, et.al., Analisis Pembiayaan Jaminan Kesehatan Di Daerah :


Panduan Praktis untuk Elemen Masyarakat Sipil, Pemerintah Daerah, dan DPRD,
Penerbit Perkumpulan INISIATIF, Bandung, 2010.
Bachsan Mustafa, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Alumni, Bandung, 1982.
Dedi Afandi, Hak Atas Kesehatan Dalam Perpektif HAM, Jurnal Ilmu Kedokteran, Jilid 2
Nomor 1 - Maret 2008.
Hafid Abbas, et.el., Buku Pedoman Hak Asasi Manusia bagi Dokter dan Pasien Dalam
Mencegah Malpraktek Kedokteran, Badan Penelitian dan Pengembangan HAM
Departemen Hukum dan HAM R.I, 2008.
Indra Perwira, Kesehatan Sebagai Hak Asasi Manusia, dalam Bagir Manan, et.al., Dimensi-
Dimensi Hukum Hak Asasi Manusia, PSKN FH UNPAD, Bandung, 2009.
Majda El Muhtaj, Dimensi-Dimensi HAM: Mengurai Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya,
Rajawali Pers, Jakarta, 2008.
Normand, Charles and Axel Weber, Social Health Insurence; A Quidebook for Planning,
Second Edition, ADB, GTZ, ILO dan WHO, VAS, Germany, 2009, p.16., terpetik
dalam Mundiharno, Peta Jalan Menuju Universal Coverage Jaminana Kesehatan
(Road Map To A Universal Health Converage, Jurnal Legislasi Indonesia (Indonesian
Journal of Legislation), Vol. 9 No. 2 - Juli 2012.
Rudy Hendra Pakpahan dan Eka N.A.M.Sihombing, Tanggung Jawab Negara Dalam
Pelaksanaan Jaminan Sosial (Responsibility State in The Implementation of Social
Security), Jurnal Legislasi Indonesia (Indonesian Journal of Legislation), Vol. 9 No. 2 -
Juli 2012.
Sulastomo, Substansi dan Filosofi UU Nomor 40 Tahun 2004 Tentang SJSN, Rakernas SJSN
dan Jaminan Sosial Kesehatan, Menkokesra, 15-16 Maret, 2006.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Jaminan_Sosial_Nasional?veaction=edit., diakses 4
Desember 2013.
Peraturan Perundang-Undangan:
UUD NRI Tahun 1945 (Perubahan I, II, III, dan IV).
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota.

9
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015

BIODATA PENULIS

Nama : Fheriyal Sri Isriawaty


Tempat/tanggal lahir : Palu, 27 Februari 1985
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Status : Belum Menikah
Alamat Rumah : Jl. Kancil Bawah No. 41 Palu
No.HP : 082348485552

10

Anda mungkin juga menyukai