Oleh :
SAKMAN1, BAKHTIAR2
1
FKIP Universitas Palangka Raya, sakman@fkip.upr.ac.id
2
Fakultas Ilmu Sosial, Univeritas Negeri Makassar, bakhtiar@unm.ac.id
ABSTRAK: Era globalisasi ditandai saling keterbukaan dan ketergantungan antar negara
menjadikan negara tidak mengenal batas-batasnya (borderless state) sehingga arus
informasi dan telekomunikasi berkembang sangat pesat. Kompetisi antar negara semakin
ketat, baik pada bidang ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan keamanan dan
pendidikan. Bagi Indonesia era globalisasi ini tidak hanya mengarah pada kepentingan
dalam negeri akan tetapi juga mengarah pada kepentingan global. Menghadapi era
globalisasi harus disertai dengan penguatan pendidkan karakter bagi generasi muda untuk
menangkal dekadensi moral. Oleh karena perlu mengantsipasinya melalui pendidikan
kewarganegaraan sebagai bagian dari pendidikan karakter. Melalui Pendidikan
Kewarganegeraan, akan membangun, membentuk, dan membina karakter generasi muda
sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa sesuai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
Perkembangan zaman disikapi dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tantangan era globalisasi dihadapi
dengan membekali manusia Indonesia terutama generasi muda untuk sadar akan budaya
luhur bangsa yang menjadi pilar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
melalui pendidikan kewarganegaraan.
sekolah melalui kerjasama yang baik persen pelajar SLTP sederajat pernah
antara semua pihak, baik oleh kepala menggunakan narkoba, dan 4,7 persen
sekolah, pendidik, peserta didik, serta pelajar SMA terdata pernah memakai
komite sekolah. narkoba.
Kenyataan saat ini terjadi Berdasarkan data di atas, dapat
kemerosotan moral di kalangan generasi disimpulkan bahwa dengan adanya
muda khususnya para pelajar tingkat pengaruh globalisasi yang tidak disertai
menengah di Indonesia, yaitu: (1) Tingkat dengan penguatan pendidkan karakter
perkosaan semakin meningkat tiap bagi pelajar telah mengakibatkan
tahunnya, tercatat tahun 2013 setiap terjadinya kemerosotan moral bagi
bulan tiga sampai empat kasus perkosaan generasi muda bangsa. Hal ini tidak boleh
di seluruh indonesia. Tahun 2014, empat dibiarkan terus terjadi, untuk itu
hingga enam setiap bulan, 50 persen pendidikan kewarganegaraan sebagai
pelaku perkosaan adalah anak berusia di bagian dari pendidikan karakter berperan
bawah 20 tahun dan sebagian dari para penting untuk menurunkan kemerosotan
remaja tersebut memperkosa teman moralitas pelajar di era globalisasi saat
perempuannya. (2) Tingkat aborsi ini, dengan membangun dan membentuk
semakin meningkat, sejak tahun 2012 karakter pelajar sesuai dengan yang
hingga 2014 bulan Juli, kasus aborsi di tecantum dalam UUD NRI Tahun 1945
Indonesia mencapai 2,5 juta orang dan Pancasila. “Zaman boleh
dengan rician per tahun kasus aborsi 750 berkembang, sebaik apapun
ribu per tahun atau 7 ribu dalam sehari perkembangan zaman tetap jagalah
dan 30 persen pelakunya adalah remaja ketegakan nilai-nilai Pancasila dan
SMP dan SMA. Kenyataan bahwa tanamkan kepada siswa agar mereka
tingginya remaja yang melakukan aborsi dapat mengamalkannya dalam kehidupan
disebabkan meningkatnya tingkat sehari-hari. Jika satu saja nilai Pancasila
pemerkosaan danhubungan suka sama tidak dilaksanakan maka karakter siswa
suka atau pergaulan bebas. (3) Tingkat akan anjlok bahkan tidak lagi memiliki
tawuransemakin meningkat, untuk tahun moral” (Azizan, N., & Lubis, M. A.,
2011 terdapat 96 kasus dengan korban 2018).
meninggal 12. Dan untuk tahun 2012 Tantangan era globalisasi ini
terdapat 103 kasus tawuran dengan memiliki dampak positif dan negatif.
jumlah korban tewas 17 orang. (4) Dampak positif dapat dirasakan dengan
Tingkat penggunaan narkoba sejak 2010 adanya berbagai fasilitas teknologi dan
sampai 2013 tercatat ada peningkatan komunikasi yang sangat memudahkan
jumlah pelajar dan mahasiswa yang manusia. Namun begitu pula dengan
menjadi tersangka kasus narkoba. pada dampak negatif yang memiliki pengaruh
2010 tercatat ada 531 tersangka yang sangat besar. Maka dari itu, untuk
narkotika, jumlah itu meningkat menjadi dapat membekali manusia Indonesia
605 pada 2011. Setahun kemudian, menghadapi tantangan global perlu
terdapat 695 tersangka narkotika, dan adanya suatu pendidikan dalam
tercatat 1.121 tersangka pada 2013. masyarakat untuk sadar budaya luhur
Pada tahun 2011 BNN juga bangsa yang menjadi pilar kehidupan.
melakukan survei nasional (Mumpuni, S. D., & Nurpratiwiningsih,
perkembangan penyalah-gunaan dan L., 2018).
peredaran gelap narkoba pada kelompok
pelajar dan mahasiswa. Dari penelitian di
16 provinsi di tanah air, ditemukan 2,6