Anda di halaman 1dari 8

Volume XIV Nomor 1, April 2019 (halaman 01 - 08) 1

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN DEGRADASI MORAL


DI ERA GLOBALISASI

Oleh :
SAKMAN1, BAKHTIAR2
1
FKIP Universitas Palangka Raya, sakman@fkip.upr.ac.id
2
Fakultas Ilmu Sosial, Univeritas Negeri Makassar, bakhtiar@unm.ac.id

ABSTRAK: Era globalisasi ditandai saling keterbukaan dan ketergantungan antar negara
menjadikan negara tidak mengenal batas-batasnya (borderless state) sehingga arus
informasi dan telekomunikasi berkembang sangat pesat. Kompetisi antar negara semakin
ketat, baik pada bidang ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan keamanan dan
pendidikan. Bagi Indonesia era globalisasi ini tidak hanya mengarah pada kepentingan
dalam negeri akan tetapi juga mengarah pada kepentingan global. Menghadapi era
globalisasi harus disertai dengan penguatan pendidkan karakter bagi generasi muda untuk
menangkal dekadensi moral. Oleh karena perlu mengantsipasinya melalui pendidikan
kewarganegaraan sebagai bagian dari pendidikan karakter. Melalui Pendidikan
Kewarganegeraan, akan membangun, membentuk, dan membina karakter generasi muda
sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa sesuai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
Perkembangan zaman disikapi dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tantangan era globalisasi dihadapi
dengan membekali manusia Indonesia terutama generasi muda untuk sadar akan budaya
luhur bangsa yang menjadi pilar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
melalui pendidikan kewarganegaraan.

KATA KUNCI: Pendidikan, Kewarganegaraan, Degradasi, Moral, Globalisasi

ABSTRACT: The era of globalization is marked by mutual openness and dependence


between countries, making the country do not recognize its boundaries (borderless state)
so that the flow of information and telecommunications is developing very rapidly.
Competition between countries is getting tougher, both in the economic, political, socio-
cultural, defense and education fields. For Indonesia this era of globalization not only
leads to domestic interests but also to global interests. Facing the era of globalization must
be accompanied by strengthening the character education for young people to ward off
moral decadence. Because it is necessary to anticipate it through citizenship education as
part of character education. Through Citizenship Education, will build, shape, and foster
the character of the young generation in accordance with the noble values of the nation in
accordance with the Pancasila and the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia.
The challenges of the globalization era are faced by equipping Indonesian people,
especially the younger generation, to be aware of the nation's sublime culture which is a
pillar of community, nation and state life through citizenship education.

KEY WORDS: Education, Citizenship, Degradation, Morals, Globalization

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
2 _______________Pendidikan Kewarganegaraan dan Degradasi Moral di Era Globalisasi, Sakman & Bakhtiar

PENDAHULUAN negara-negara berkembang tetap pada


posisi yang lemah dalam berkompetisi,
Dalam era globalisasi saat ini walaupun secara teori kompetisi itu
dengan adanya saling keterbukaan dan dilakukan dalam konteks kerjasama; (3)
ketergantungan antar negara menjadikan terjadi perubahan dalam cara kehidupan
negara tidak mengenal batas-batasnya masyarakat terutama generasi muda yang
sehingga arus informasi dan tinggal di kota-kota; (4) semakin
telekomunikasi pun berkembang sangat mudahnya komunikasi internasional,
pesat maka persaingan Internasional pun masyarakat dapat mengetahui inovasi
akan semakin ketat terutama di bidang global tentang perkembangan ilmu dan
ekonomi, politik, sosial budaya, teknologi, sebaliknya dapat membawa
pertahanan keamanan dan pendidikan, pengaruh negatif pada kehidupan
khususnya bagi Indonesia era globalisasi generasi muda. Contohnya adalah
ini tidak hanya mengarah pada masalah Narkoba yang sudah melanda
kepentingan dalam negeri akan tetapi generasi muda Indonesia termasuk siswa
juga mengarah pada kepentingan global SLTP/SLTA dan mahasiswa perguruan
sehingga terdapat peluang yang dimiliki tinggi; (5) peningkatan mutu pendidikan
oleh negara berkembang khususnya Indonesia baik untuk memenuhi SDM
indonesia, yaitu: (1) Dapat hidup di yang berkualitas bagi kebutuhan
dalam dunia yang lebih terbuka atau domestik maupun global.
dunia yang tanpa batas; (2) dapat Menurut H.A.R. Tilar (2000: 19-
mengadopsi dan menerapkan inovasi 23) untuk menjawab tantangan sekaligus
yang datang dari luar untuk peluang kehidupan global di atas,
meningkatkan peluang kesempatan kerja diperlukan paradigma baru pendidikan,
bagi masyarakat Indonesia; (3) dapat yaitu: (1) Pendidikan ditujukan untuk
menjadikan masyarakat indonesa membentuk masyarakat Indonesia baru
memiliki pola pikir global dan pola tindak yang demokratis; (2) pendidikan yang
kompetitif, suka bekerja keras, memiliki dapat menumbuhkan individu dan
etos kerja, kreatif, mau belajar untuk masyarakat yang demokratis; (3)
meningkatkan keterampilan dan prestasi pendidikan diarahkan untuk
kerja; (4) terjadinya perdagangan bebas mengembangkan tingkah laku yang
yang makin meningkatkan kerjasama menjawab tantangan internal dan global;
regional misalnya MEA (Masyarakat (4) pendidikan harus mampu
Ekonomi Asia) memerlukan manusia- mengarahkan lahirnya suatu bangsa
manusia yang berkualitas tinggi; (5) Indonesia yang bersatu serta demokratis;
meningkatkan peluang baru bagi (5) pendidikan harus mampu
pembangunan ekonomi di Indonesia; (6) mengembangkan kemampuan
Meningkatkan SDM Indonesia yang berkompetisi di dalam rangka kerjasama;
berkualitas tinggi untuk bersaing dalam (6) pendidikan harus mampu
kesempatan kerja baik di dalam maupun mengembangkan kebhinekaan menuju
di luar negeri. kepada terciptanya suatu masyarakat
Adapun tantangan yang harus Indonesia yang bersatu di atas kekayaan
dihadapi oleh negara berkembang kebhinekaan masyarakat; (7) pendidikan
khususnya indonesia yaitu: (1) Kelompok harus mampu meng-Indonesiakan
negara-negara maju akan lebih dominan masyarakat Indonesia sehingga setiap
pengaruhnya terhadap kelompok negara- insan Indonesia merasa bangga menjadi
negara berkembang terutama pada bidang warga negara Indonesia.
politik dan ekonomi; (2) kelompok

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XIV Nomor 1, April 2019 (halaman 01 - 08) 3

Selain itu, globalisasi membawa kemerdekaan, perdamaian abadi dan


gaya hidup kebarat-baratan yang kedilan sosial”.
cenderung melemahkan nilai-nilai Ancaman, gangguan, hambatan,
kearifan lokal, khususnya di indonesia dan tantangan (AGHT) yang dihadapi
pengaruh globalisasi telah mempengaruhi bangsa ini berasal dari dalam (internal).
aspek pendidikan yang berdampak pada Masalah korupsi, masalah paham
pola pikir, pola sikap, dan tindakan individualisme, masalah lingkungan,
masyarakat Indonesia. masalah kesadaran perpajakan, masalah
Berdasarkan hasil survey narkoba, masalah penegakan hukum yang
Developing Contries Studies Center jauh dari rasa keadilan, masalah
(DCSC) Indonesia tentang semangat dekadensi moral, masalah terorisme,
nasionalisme. Disebutkan bahwa 83,3 % sampai masalah disintegrasi bangsa.
responden mengaku bangga sebagai Penulis yakin daftar masalah-masalah
orang Indonesia. Sementara 5,5% tersebut pasti akan bertambah panjang
mengatakan tidak bangga dan sisanya 11, seiring berjalannya waktu. Oleh karena
2% menjawab tidak tahu. Namun, jika itu, jika bangsa ini ingin tinggal landas,
dibandingkan dengan hasil survei tidak lagi tertinggal dari negara-negara
Lingkar Survei Indonesia (LSI) pada lain di dunia, bahkan oleh negara-negara
tahun yang sama menandakan penurunan. tetangga, seperti Singapura atau
Dimana sebanyak 92,1% menjawab Malaysia, Indonesia harus mampu
bangga sebagai orang Indonesia, 4,2% menangani masalah-masalah tadi dengan
mengatakn tidak bangga dan sisanya tepat. (Indrawan, J., & Aji, M. P., 2018).
3,7% menjawab tidak tahu.
Oleh karena melalui pendidikan PENDIDIKAN KEWARGA-
kewarganegaraan, warga negara NEGARAAN DI ERA
Republik Indonesia diharapkan mampu GLOBALISASI
memahami, menganalisa dan menjawab
masalah-masalah yang dihadapi oleh Era globalisasi didorong oleh
masyarakat, bangsa dan negaranya di era kebangkitan era digital. Era digital tidak
globalisasi secara konsisten dan hanya ditandai dengan globalisasi di
berkesinambungan sesuai dengan cita– segala bidang tapi nampaknya juga telah
cita dan tujuan nasional yang tercantum membawa kita pada akibat-akibat secara
dalam Pembukaan UUD 1945. “Dan global. Degradasi lingkungan dan
perjuangan pergerakan kemerdekaan kerusakan alam yang dialami oleh
Indonesia telah sampailah kepada saat manusia tidak berbatas teritori (Nagra,
yang berbahagia dengan selamat sentausa 2010). Gagasan pembentukan ecological
mengantarkan Rakyat Indonesia kedepan citizenship (kewarganegaraan ekologis)
pintu gerbang kemerdekaan Negara sangat penting untuk mengembalikan
Indonesia yang merdeka, bersatu, tanggung-jawab warga negara terhadap
berdaulat, adil dan makmur” dan ekologinya. Kewarganegaraan ekologis
“membentuk suatu pemerintahan Negara hakikatnya juga meliputi pemahaman
Republik indonesia yang melindungi tentang isu-isu ekologi, hak-hak,
segenap bangsa indonesia dan seluruh tanggung jawab warga negara dalam isu
tumpah darah indonesia, memajukan lingkungan hidup. Tidak hanya itu,
kesejahteraan umum, mencerdaskan kewarganegaraan ekologis juga
kehidupan bangsa dan ikut berperan aktif mencakup upaya untuk mengatasi
dan ikut serta dalam melaksanakan masalah lingkungan sekaligus untuk
ketertiban dunia yang berlandaskan mempromosikan interaksi manusia yang

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
4 _______________Pendidikan Kewarganegaraan dan Degradasi Moral di Era Globalisasi, Sakman & Bakhtiar

positif dan berkelanjutan dengan atau warga negara menjadi masyarakat


lingkungan sekitar (Clarke & Agyeman, yang memiliki nilai-nilai yang sesuai
2011:1775; Latta, 2007:18). Jika dengan tujuan kewarganegaraan.
dikaitkan dengan konteks warga negara Pendidikan kewarganeraan dalam
di era digital, dimana media sosial penerapannya di dunia pendidikan,
menjadi media untuk membuat mengajarkan mengenai nilai-nilai
perubahan dan pemberdayaan kewarganegaraan dalam kerangka
masyarakat (Lupton, 2013), maka identitas nasional, sehingga penanaman
peluang membangun kewarganegaraan nilai-nilai kewarganegaraan lewat
ekologis akan semakin terbuka. (Jannah, kurikulum sangat berperan penting dalam
R., 2018). mempersiapkan masyarakat yang
Memang tidk bisa dimungkiri memiliki nilai-nilai kewarganegaraan
bahwa pada masa depan, komputer dan yang sesuai dengan tujuan
mereka akan makin sering berbagi tugas kewarganegaraan. Menurut Depdiknas
menurut kelebihan masingmasing. (2006: 49) nilai-nilai kewarganegaraan
Mereka akan memakai daya komputasi yang sesuai dengan tujuan
untuk memori tanpa batas, pemrosesan kewarganegaraan, yaitu: (1) Berpikir
maha cepat, dan aksi-aksi yang dibatasi kritis, rasional, dan kreatif dalam
kemampuan biologis. Namun agar menanggapi isu kewarganegaraan. (2)
pemanfaatan maksimal sungguh-sungguh Berpartisipasi secara cerdas dan tangg
mampu membawa dunia ke arah positif, ung jawab, serta bertindak secara
diperlukan pikiran yang jernih dan sadara dalam kegiatan bermasyarakat,
selektif. Singkatnya agar utilitas berbangsa dan bernegara. (3)
teknologi selaras dengan nilai-nilai Berkembang secara positif dan
manusia, maka diperlukan kecerdasan demokratis untuk membentuk diri
dan ketajaman membedakan mana yang berdasarkan karakter-karakter
bernilai instrinsik dan mana yang bernilai masyarakat di Indonesia agar
instrumental. Dalam kaitan dengan itulah dapat hidup bersama dengan bangsa-
berpikir kritis sangat urgen untuk bangsa lain. (4) Berinteraksi dengan
dibangkitkan terus menerus, terutama di bangsa-bangsa lain dalam peraturan
kalangan generasi muda. (Sihotang, K., dunia secara langsung dengan
2017). memanfaatkan teknologi informasi dan
Menurut Zamroni, pendidikan komunikasi.
kewarganegaraan merupakan pendidikan Berdasarkan Keputusan Dirjen
demokrasi yang bertujuan untuk Dikti No. 43/Dikti/Kep/2006, visi dan
mempersiapkan masyarakat berpikir misi Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu:
kritis dan bertindak demokratis. Senada (1) Visi Pendidikan Kewarganegaraan
dengan itu, Merphin Panjaitan juga adalah sumber nilai dan pedoman dalam
mengemukakan bahwa pendidikan pengembangan dan penyelenggaraan
kewarganegaraan merupakan pendidikan pendidikan untuk mengantarkan
demokrasi yang bertujuan untuk pembelajar membentuk kepribadiannya
mendidik generasi muda menjadi sebagai manusia seutuhnya. Hal ini
warganegara yang demokratis dan berdasarkan pada suatu realitas yang
partisipatif melalui suatu pendidikan dihadapi, bahwa pembelajar sebagai
yang dialogial, sehingga dapat kita generasi bangsa yang harus memiliki visi
simpulkan bahwa pendidkan intelektual, religiuus, berkeadaban,
kewarganegaraan merupakan wujud berkemanusiaan dan cinta tanah air dan
nyata dalam pembentukan masyarakat bangsanya. (2) Misi Pendidikan

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XIV Nomor 1, April 2019 (halaman 01 - 08) 5

Kewarganegaraan adalah untuk permasalahan yang berhubungan dengan


membantu pembelajar membentuk nilai pribadi sampai dengan nilai etika
kepribadiannya, agar secara konsisten yang bersifat umum. Selain itu, pendidik
mampu mewujudkan nilai-nilai dasar juga perlu memahami dengan baik
Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta mengenai konsep dan indikator karakter
tanah air dalam menguasai, menerapkan yang hendak diajarkan kepada peserta
dan mengembangkan ilmu pengetahuan, didik agar pendidik dapat membuat RPP
teknologi dan seni dengan rasa tanggung dengan baik sehingga dapat
jawab dan bermoral. melaksanakan pembelajaran secara
Selain visi dan misi tersebut di efektif. (2) Metode pembelajaran yang
atas terdapat tujuan pendidikan digunakan oleh pendidik harus dapat
kewarganegaran yaitu: (1) Tujuan Umum mengembangkan pembelajaran aktif
untuk memberikan pengetahuan dan dengan menggunakan banyak metode
kemampuan dasar kepada pembelajar belajar seperti penanaman nilai melalui
mengenai hubungan antar warga negara studi pustaka, klarifikasi nilai melalui
dengan negara serta pendidikan dasar mengamati/mengobservasi, analisis nilai
bela negara agar menjadi warga negara melalui pemecahan masalah/kasus,
yang dapat diandalkan oleh bangsa dan maupun diskusi kelas untuk menanamkan
negara. (2) Tujuan Khusus untuk nilai berpikir logis, kritis, kreatif dan
pembelajar agar: (a) Memahami dan inovatif. (3) Pendidik hendaknya menjadi
melaksanakan akan hak dan kewajiban contoh bagi peserta didik sebagai
secara santun, jujur, demokratis serta manusiayang memiliki karakter yang
ikhlas sebagai WNI terdidik dan dapat di conoh oleh peserta didiknya.
bertanggung jawab; (b) Menguasai dan Untuk mewujudkan pendidikan
memahami berbagai masalah dasar dalam kewarganegaraan sebagai bagian dari
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan pendidikan karakter maka harus
bernegara serta dapat mengatasinya menciptakan kultur sekolah yang
dengan pemikiran kritis dan bertanggung kondusif bagi pengembangan karakter
jawab yang berlandaskan Pancasila, peserta didik. Sehingga, kultur yang ada
wawasan nusantara dan ketahanan di sekolah seperti norma-norma, nilai-
nasional; (c) memiliki sikap dan perilaku nilai, sikap, harapan-harapan, dan tradisi
yang sesuai dengan nilai-nilai dapat mempengaruhi pola pikir, sikap,
perjuangan, cinta tanah air, serta rela dan pola tindakan seluruh warga sekolah
berkorban bagi nusa dan bangsa. agar berdampak pada motivasi, prestasi,
Dalam pendidikan formal, produktivitas, kepuasan serta
pendidikan kewaganegaraan merupakan kesuksesanpeserta didik dan pendidik.
mata pelajaran yang memberikan Dalam mencapai tujuan ini
pendidikan tentang kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan tidak dapat
membangun karakter peserta didik berdiri sendiri, tetapi harus bisa
(Character Building) sesuai dengan berkolaborasi dengan mata pelajaran
Pancasila, maka ada beberapa hal yang yang lain, seperti mata pelajaran agama.
perlu dilakukan pendidik, yaitu: (1) Disini mata pelajaran pendidikan
Dalam pembelajaran sebaiknya kewarganegaraanmenjadi dasar dan
dilakukan dengan pendekatan motor dalam setiap kegiatan dan aktivitas
komprehensif, baik komprehensif dalam yang ada dan pendidiknya menjadi
isi, metode, maupun dalam keseluruhan pengontrol dan pembimbing dalam
proses pendidikan. Isi pendidikan pelaksanaannya. Dalam penerapannya,
kewarganegaraan meliputi semua pendidik harus dibantu oleh semua warga

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
6 _______________Pendidikan Kewarganegaraan dan Degradasi Moral di Era Globalisasi, Sakman & Bakhtiar

sekolah melalui kerjasama yang baik persen pelajar SLTP sederajat pernah
antara semua pihak, baik oleh kepala menggunakan narkoba, dan 4,7 persen
sekolah, pendidik, peserta didik, serta pelajar SMA terdata pernah memakai
komite sekolah. narkoba.
Kenyataan saat ini terjadi Berdasarkan data di atas, dapat
kemerosotan moral di kalangan generasi disimpulkan bahwa dengan adanya
muda khususnya para pelajar tingkat pengaruh globalisasi yang tidak disertai
menengah di Indonesia, yaitu: (1) Tingkat dengan penguatan pendidkan karakter
perkosaan semakin meningkat tiap bagi pelajar telah mengakibatkan
tahunnya, tercatat tahun 2013 setiap terjadinya kemerosotan moral bagi
bulan tiga sampai empat kasus perkosaan generasi muda bangsa. Hal ini tidak boleh
di seluruh indonesia. Tahun 2014, empat dibiarkan terus terjadi, untuk itu
hingga enam setiap bulan, 50 persen pendidikan kewarganegaraan sebagai
pelaku perkosaan adalah anak berusia di bagian dari pendidikan karakter berperan
bawah 20 tahun dan sebagian dari para penting untuk menurunkan kemerosotan
remaja tersebut memperkosa teman moralitas pelajar di era globalisasi saat
perempuannya. (2) Tingkat aborsi ini, dengan membangun dan membentuk
semakin meningkat, sejak tahun 2012 karakter pelajar sesuai dengan yang
hingga 2014 bulan Juli, kasus aborsi di tecantum dalam UUD NRI Tahun 1945
Indonesia mencapai 2,5 juta orang dan Pancasila. “Zaman boleh
dengan rician per tahun kasus aborsi 750 berkembang, sebaik apapun
ribu per tahun atau 7 ribu dalam sehari perkembangan zaman tetap jagalah
dan 30 persen pelakunya adalah remaja ketegakan nilai-nilai Pancasila dan
SMP dan SMA. Kenyataan bahwa tanamkan kepada siswa agar mereka
tingginya remaja yang melakukan aborsi dapat mengamalkannya dalam kehidupan
disebabkan meningkatnya tingkat sehari-hari. Jika satu saja nilai Pancasila
pemerkosaan danhubungan suka sama tidak dilaksanakan maka karakter siswa
suka atau pergaulan bebas. (3) Tingkat akan anjlok bahkan tidak lagi memiliki
tawuransemakin meningkat, untuk tahun moral” (Azizan, N., & Lubis, M. A.,
2011 terdapat 96 kasus dengan korban 2018).
meninggal 12. Dan untuk tahun 2012 Tantangan era globalisasi ini
terdapat 103 kasus tawuran dengan memiliki dampak positif dan negatif.
jumlah korban tewas 17 orang. (4) Dampak positif dapat dirasakan dengan
Tingkat penggunaan narkoba sejak 2010 adanya berbagai fasilitas teknologi dan
sampai 2013 tercatat ada peningkatan komunikasi yang sangat memudahkan
jumlah pelajar dan mahasiswa yang manusia. Namun begitu pula dengan
menjadi tersangka kasus narkoba. pada dampak negatif yang memiliki pengaruh
2010 tercatat ada 531 tersangka yang sangat besar. Maka dari itu, untuk
narkotika, jumlah itu meningkat menjadi dapat membekali manusia Indonesia
605 pada 2011. Setahun kemudian, menghadapi tantangan global perlu
terdapat 695 tersangka narkotika, dan adanya suatu pendidikan dalam
tercatat 1.121 tersangka pada 2013. masyarakat untuk sadar budaya luhur
Pada tahun 2011 BNN juga bangsa yang menjadi pilar kehidupan.
melakukan survei nasional (Mumpuni, S. D., & Nurpratiwiningsih,
perkembangan penyalah-gunaan dan L., 2018).
peredaran gelap narkoba pada kelompok
pelajar dan mahasiswa. Dari penelitian di
16 provinsi di tanah air, ditemukan 2,6

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XIV Nomor 1, April 2019 (halaman 01 - 08) 7

PENUTUP Recycle Jember. Journal of


Urban Sociology, 1(2), 14-26.
Timbulnya pengaruh globalisasi Juliati. 2015. Mobilitas Pendidikan
yang tidak disertai dengan penguatan Kewarganegaraan (PKn) di
pendidkan karakter bagi pelajar akan Indonesia Dalam Pembentukan
mengakibatkan dekadensi moral bagi Karakter Bangsa. Bandung:
generasi muda bangsa. Oleh karena perlu Jurnal Pendidikan STKIP PGRI
mengantsipasinya melalui pendidikan Sukabumi.
kewarganegaraan sebagai bagian dari Mumpuni, S. D., & Nurpratiwiningsih, L.
pendidikan karakter. Dengan (2018). Pendidikan
membangun dan membentuk karakter Multikultural sebagai Upaya
generasi muda sesuai dengan yang Menghadapi Pergeseran Budaya
tecantum dalam UUD NRI Tahun 1945 di Era Milenial. Jurnal
dan Pancasila. Zaman boleh berkembang, Komunikasi Pendidikan, 2(1), 1-
seriring menanamkan nilai-nila Pancasila 10.
dan mengamalkannya dalam kehidupan Purwanti, A. (2017). Prosiding Focus
sehari-hari. Tantangan era globalisasi ini Group Discussion Badan
memiliki dampak positif dan negatif, Pengkajian MPR RI: Penegasan
sehingga perlu membekali manusia Pancasila sebagai Dasar Negara
Indonesia terutama generasi muda, dalam Ideologi Bangsa dan Negara
menghadapi tantangan global perlu dalam Undang-Undang Dasar
adanya suatu pendidikan dalam Negara Republik Indonesia
masyarakat untuk sadar budaya luhur Tahun 1945.
bangsa yang menjadi pilar kehidupan Sihotang, K. (2017). Berpikir Kritis:
bangsa melalui pendidikan Sebuah Tantangan dalam
kewarganegaraan. Generasi Digital. Jurnal Etika
Respons, 22(02).
DAFTAR PUSTAKA Sa’diyah El Adawiyah, S., &
Swarnawati, A. Hubungan
Azizan, N., & Lubis, M. A. (2018). Media Baru dengan Sikap
Pengembangan Karakter Siswa Nasionalisme Remaja di DKI
Sekolah Dasar Berbasis Jakarta. Information and
Pancasila di Era Revolusi Communication Technology, 95.
Insdustri 4.0. Setyawan, D. 2014. Tawuran Pelajar
Fauziah, Tatik. 2016. Peran Pendidikan Memprihatinkan Dunia
Kewarganegaraan di Era Pendidikan. Diakses tanggal 9
Globalisasi dalam Desember 2016.
Menumbuhkan Semangat Tryas. 2014. 22 Persen Pengguna
Nasionalisme. Aceh: Jurnal Narkoba Kalangan Pelajar.
pendidikan serambi ilmu. http://www.harianterbit.com/rea
Indrawan, J., & Aji, M. P. (2018). d/2014/09/13/8219/18/18/22-
Pendidikan Bela Negara Sebagai Persen-Pengguna-Narkoba-
Mata Kuliah di Perguruan Kalangan-Pelajar.
Tinggi. Jurnal Pertahanan & diakses tanggal 9 Desember
Bela Negara, 8 (3). 2016.
Jannah, R. (2018). Menciptakan
Kewarganegaraan Ekologis di
Era Digital Melalui Kampoeng

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
8 _______________Pendidikan Kewarganegaraan dan Degradasi Moral di Era Globalisasi, Sakman & Bakhtiar

Wignjosoebroto, S. 1997. “Kejahatan


Perkosaan Telaah Teoritik dari
Sudut Tinjau Ilmu-Ilmu Sosial,
alam Eko Prasetyo dan
Suparman Marzuki, ed.
Perempuan dalam Wacana
Perkosaan , Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia.
Yogyakarta.
Wulansari, N. M. D. (2017). Didiklah
Anak Sesuai Zamannya:
Mengoptimalkan Potensi Anak
Di Era Digital. Visimedia.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369

Anda mungkin juga menyukai