Bab 1 Lusia, 2016 Perilaku Memilh OT Dan Penelitian Terdahulu
Bab 1 Lusia, 2016 Perilaku Memilh OT Dan Penelitian Terdahulu
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
NIM : 128114138
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
NIM : 128114138
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Persetujuan Pembimbing
NIM: 128114138
Pernbimbing Utama
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Sanata Dharma
s'.?e+ib Dekan
f=^fl++
#f ,'-.#-. i
? /i=-:--kli!
'2 ^ t
.,!,roi,,"
E
.-.lq
\'1.,,r'dil5d
Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.
Panitia Penguji:
nt
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
(1 Petrus 5:7)
Mario Teguh
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, sumber segala berkat dan kekuatanku
Kedua orang tuaku yang tercinta, Basilius Dwijo Sumaryo dan Yuventia Sarjinem
Kakak dan adikku yang tersayang, Natalia Kristanti dan Paulina Yuliani
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
ilmiah.
naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan
Penulis
I' I
/o{r't
kT
(Lusia Jois Mariana
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan
l:0
rr
/g|.S
( Lusia Jois Mariana
vl
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang
salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
1. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
2. Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Penguji, atas kritik dan
saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
3. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji, atas kritik dan saran yang
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tengah atas partisipasi dan respon baik terhadap penelitian yang telah
dikerjakan.
7. Bapak Mardi selaku Kepala Desa Dieng dan keluarga yang dengan murah
8. Orang tuaku yang tercinta, Basilius Dwijo Sumaryo, BA. dan Yuventia
9. Kakak dan adikku yang tercinta, Natalia Kristanti, S.Pd. dan Paulina Yuliani
10. Keluarga besarku, terima kasih atas doa dan motivasinya bagi penulis.
Patrisia Yosepha Jelarut, Rosalia Lestari dan Sr. Ratna Sihombing untuk
setiap dukungan, doa dan semangat yang membuatku terus berjuang menjadi
lebih baik.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13. Teman-teman kost Sekarayu, Rini, Yupita, Laurent, Keket, Deta, Mbak
Yohana, Ayu, Tia, Ike, Devi, Lena, Agnes, Putri, Anggik, Febi, Debby,
Mervin, Deta dan Hosea atas motivasi dan kebersamaan selama ini.
14. Teman-teman “Keluarga Cemara”, FKK B 2012 dan semua angkatan 2012
yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka di Fakultas Farmasi Sanata
Dharma Yogyakarta.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari semua pihak. Akhir kata semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat
Penulis
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
INTISARI.................................................................................................... xvii
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Usia ................................................................................................. 35
swamedikasi ................................................................................... 39
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A. Kesimpulan ......................................................................................... 64
B. Saran ................................................................................................... 65
LAMPIRAN ............................................................................................... 71
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
responden .............................................................................. 43
............................................................................................... 45
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
.............................................................................................. 82
Tengah .................................................................................. 83
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INTISARI
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Traditional medicine has been known and used by people in order to cure
and care for health. Self medication by using the traditional medicine was one of
health behavior ways which could be seen from knowledge, attitude and act. The
aim of this research was to give description on the knowledge, attitude and act of
using traditional medicine for self medication among people at Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
This research was an observational description study with cross sectional
design. The respondent were local adult people aged more than 18 years old who
had applied self medication and were willing to be interviewed. Accidental
sampling were used to choose the respondents. The characteristics data were
analyzed using descriptive statistic and qualitative data done by using structured
interviews method were analyzed using content analysis.
Most of respondents who used traditional medicine for self medication
expressed that traditional medicine like “Jamu” did not have side effect. The most
widely known was in the form of liquid. “Jamu”, was well known as traditional
medicine compared by standaridized herbal medicine and phytopharmaceutical.
However, their knowledge about traditional medicine’s logo was relative low.
Most of respondents gave positive respond on the use of traditional medicine to
overcome indications or pain felt. Therefore, there was a tendency on the use of
traditional medicine for self medication.
Key words: traditional medicine, self medication, knowledge, attitude, act, people
at Desa Dieng.
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
dibandingkan di kota dan terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini kemungkinan
Obat tradisional telah dikenal secara turun menurun dan digunakan oleh
pada umumnya lebih diutamakan sebagai upaya menjaga kesehatan atau preventif
meskipun ada pula upaya sebagai pengobatan suatu penyakit. Dengan semakin
banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat tradisional
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
karena berasal dari bahan alam dan memiliki efek samping yang lebih ringan
dibandingkan dengan obat (Harmanto dan Subroto, 2007). Lebih dari 30.000
merupakan tanaman berkhasiat obat, tetapi baru 250 spesies yang digunakan
dalam pengobatan. Hal ini menunjukkan kekayaan Indonesia akan bahan alam
telah menjadi budaya dan kearifan lokal suatu daerah yang diwariskan kepada
dan Hamzah, 2002). Salah satu tanaman obat yang paling populer dan habitat
endemiknya di dataran tinggi Desa Dieng adalah tanaman Purwoceng yang dapat
(Abdiyani, 2008).
layanan kesehatan berupa Puskesmas berada di balai Desa Dieng dan masih dapat
dijangkau oleh masyarakat. Namun, belum terdapat apotek di area tersebut dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
perilaku pengobatan mandiri merupakan salah satu upaya yang cukup membantu
Salah satu pengobatan mandiri yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah
salah satu perilaku kesehatan yang dikategorikan ke dalam tiga domain berikut,
yaitu: pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku kesehatan dapat dilihat sebagai
fungsi pengaruh kolektif dari tiga faktor, yaitu faktor predisposisi antara lain
lingkungan fisik antara lain biaya dan jarak; dan faktor penguat yang terwujud
sebagai salah satu upaya pengobatan mandiri. Hal ini terkait dengan belum pernah
ada penelitian sejenis pada masyarakat Desa Dieng, sehingga menarik untuk
diteliti.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
1. Perumusan masalah
2. Keaslian penelitian
logistik berganda.
mengenai penggunaan obat bahan alam dalam hal obat tradisional. Hasil
penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu lebih dari 50%
mempunyai persepsi yang baik dan benar mengenai obat tradisional atau
obat bahan alam. Hasil diperoleh melalui analisis statistik secara deskriptif
dengan cross tab analisis dan terdapat hubungan antara persepsi dengan
content analysis dan variabel penelitian yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan
dilakukan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
3. Manfaat penelitian
b. Manfaat praktis
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengobatan Mandiri
(WHO) tahun 1998 adalah pemilihan dan penggunaan obat-obatan, baik obat
tradisional maupun obat oleh individu untuk mengobati penyakit atau gejala yang
dapat dikenali sendiri, bahkan untuk penyakit kronis tertentu yang telah didiagnosis
pengenalan gejala atau penyakit dan pemilihan serta penggunaan obatnya ada pada
individu pelaku.
kesehatan yang mahal dan tidak terjangkau, sehingga membuat masyarakat mencari
9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
pengobatan yang lebih murah untuk penyakit yang relatif ringan, kemudian
pengobatan mandiri bagi masyarakat. Selain itu, adanya promosi obat bebas dan
obat bebas terbatas yang gencar dari pihak produsen baik melalui media cetak
distribusi obat melalui puskesmas dan warung obat desa yang berperan dalam
peningkatan pengenalan dan penggunaan obat, terutama obat tanpa resep (OTR)
mempengaruhi pengobatan mandiri. Semakin banyak obat OTR (OWA, obat bebas
terbatas, dan obat bebas) yang akan memperkaya pilihan obat untuk pengobatan
mandiri.
(self medication) dengan alasan fasilitas kesehatan yang diperlukan sangat jauh
letaknya, takut dengan dokter, takut pergi ke rumah sakit dan biayanya mahal.
Masyarakat sudah percaya kepada diri sendiri dan sudah merasa bahwa berdasarkan
B. Obat Tradisional
Obat tradisional telah lama dikenal dan digunakan oleh semua lapisan
Jika ada anggota keluarga atau masyarakat yang sedang menderita suatu penyakit,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
suatu ramuan yang diyakini memiliki khasiat tertentu bagi tubuh manusia (Wasito,
2011).
Obat tradisional merupakan obat yang berasal dari bagian tanaman atau
berbahan alami. Tanaman obat yang paling banyak dijumpai di desa Dieng adalah
menimbulkan ereksi), diuretik (melancarkan saluran air seni) dan tonik (mampu
Kendala lain adalah mahalnya harga bibit yang dapat mencapai Rp 4.000-Rp 10.000
per batang, bahkan harga benih dapat mencapai jutaan rupiah setiap ons (Darwati
1 ayat (9) disebutkan bahwa: “obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik), campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah
dipergunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat”.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
Indonesia (BPOM RI) nomor HK.00.05.41.1384 tentang Kriteria dan Tata Laksana
Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia dalam Pasal 1
tercantum berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat
pembuktian khasiat, obat bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi tiga, antara
lain:
Pasal 2
Pasal 5
Gambar 1.
Logo Jamu
(Keputusan BPOM RI, 2004).
b. Obat herbal terstandar (OHT). Pasal 3 mengenai kriteria OHT sebagai berikut:
Pasal 3
Pasal 7
Gambar 2.
Logo Obat Herbal Terstandar
(Keputusan BPOM RI, 2004).
Pasal 4
Pasal 8
3. Logo (jari-jari daun dalam lingkaran) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dicetak dengan warna hijau di atas dasar putih atau warna lain yang
menyolok kontras dengan warna logo.
4. Tulisan “FITOFARMAKA” yang dimaksud pada ayat (1) harus jelas dan
mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam di atas dasar warna putih atau
warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan “FITOFARMAKA”.
Gambar 3.
Logo Fitofarmaka
(Keputusan BPOM RI, 2004).
Menurut Wasito (2011), logo jamu berupa sebuah lingkaran yang secara
filosofis menyatakan sebuah proses serta tanda aman berwarna hijau serta kuning
terdapat gambar stilasi jari-jari daun yang melambangkan suatu proses pembuatan
jamu yang sederhana. Logo OHT berupa lingkaran hijau dengan warna dasar dalam
lingkaran kuning yang memiliki filosofi yang sama dengan jamu serta pada bagian
dalam lingkaran terdapat gambar berupa stilasi jari-jari daun sebanyak tiga pasang
fitofarmaka berupa lingkaran hijau dengan warna bagian dalam lingkaran terdapat
gambar berupa stilasi jari-jari daun yang kemudian membentuk bintang yang
fitofarmaka.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
berbagai sumber sebagai pembuat yang memproduksi obat tradisional dan dapat
a. Obat tradisional buatan sendiri. Obat tradisional jenis ini merupakan akar dari
tradisional yang lebih mengarah kepada self care untuk menjaga kesehatan
anggota keluarga serta penanganan penyakit ringan yang dialami oleh anggota
keluarga.
b. Obat tradisional yang berasal dari pembuat jamu/ herbalist. Pembuat jamu
gendong merupakan salah satu penyedia obat tradisional dalam bentuk cairan
yang sangat digemari masyarakat. Jamu gendong sangat populer. Tidak hanya
industri obat tradisional dan industri kecil obat tradisional. Semakin maraknya
temurun dan merupakan budaya hidup sehat Indonesia. Penggunaan jamu memang
cocok bagi masyarakat Indonesia karena dua hal, yaitu Indonesia kaya akan sumber
alam hayatinya dan kaya akan budaya serta adat istiadat, sehingga mempengaruhi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
masyarakat, antara lain: promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi (Tilaar dkk.,
2014).
Menurut Wasito (2011), obat tradisional agar lebih mudah diterima dan
digunakan oleh masyarakat, maka dibuat bentuk sediaan yang beragam untuk
tujuan dan penggunaan yang bermacam-macam, mulai yang sederhana hingga yang
membutuhkan teknologi yang tinggi. Bentuk sediaan obat tradisional dapat dibagi
menjadi:
a. Sediaan padat atau kering. Beberapa bentuk sediaan padat atau kering yang
panas. Biasanya proses perebusan dianggap selesai apabila air yang digunakan
untuk merebus bahan obat tersisa setengah dari jumlah air sebelumnya.
Namun, jika bahan obat yang direbus banyak yang keras seperti biji, batang
dan kulit kayu, maka perebusan dianggap selesai setelah air rebusan tersisa
sepertiga dari jumlah air semula. Selain itu, dalam bentuk serbuk, kapsul,
b. Sediaan semi padat, yaitu sediaan dodol atau jenang dan dalam bentuk krim
dan salep. Obat bentuk semi padat dapat digunakan obat dalam maupun luar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
c. Sediaan cair, yaitu seperti sirup, emulsi, suspensi, larutan, jamu cair dan bentuk
cairan lainnya, baik untuk penggunaan obat dalam maupun obat luar. Jamu
a. Perilaku tertutup (covert behavior). Perilaku ini terjadi bila respons terhadap
stimulus tersebut belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas.
b. Perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku ini terjadi bila respons terhadap
stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau praktik yang dapat diamati orang
Gambar 4.
Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
(Notoatmodjo, 2010).
Perilaku terbentuk di dalam diri seseorang dari dua faktor utama, yaitu
faktor dari luar diri seseorang (faktor eksternal) dan faktor dari dalam diri seseorang
lingkungan, baik lingkungan fisik dan nonfisik dalam bentuk sosial, budaya,
(Notoatmodjo, 2010).
1. Pengetahuan (knowledge)
Secara garis besar, dibagi dalam enam tingkat pengetahuan, antara lain:
tersebut.
diketahui.
(Notoatmojo, 2010).
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmojo, 1993). Newcomb, seorang ahli
psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi
sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, tetapi merupakan
menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek dan diperoleh dari
pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat (Notoatmodjo, 1993).
pendapat atau penilaian orang atau responden terhadap hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sehat-sakit dan faktor yang berkaitan dengan faktor resiko kesehatan
(Notoatmojo, 2010). Sikap tidaklah sama dengan perilaku dan perilaku tidaklah
memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus. Dalam arti
emosi memegangi peranan penting (Fitriani, 2011). Sikap sering diperoleh dari
pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap juga membuat
seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain (Notoatmodjo, 2010).
3. Tindakan (practice)
(Fitriani, 2011). Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan untuk
atau suatu kondisi yang memungkinkan, yaitu fasilitas atau sarana dan prasarana
(Notoatmodjo, 2010).
atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
perilaku kesehatan dalam ranah tindakan adalah hal apa yang dilakukan oleh
D. Keterangan Empiris
BAB III
METODE PENELITIAN
yang dilakukan pada satu waktu, artinya penelitian terhadap subjek dilakukan satu
kali saja dalam jangka waktu tertentu tanpa adanya tindak lanjut (Notoatmodjo,
B. Variabel Penelitian
pengobatan mandiri.
mandiri.
24
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
Tengah.
C. Definisi Operasional
dikenali sendiri.
2. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, sediaan sarian, termasuk golongan jamu, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka yang dapat diperoleh tanpa resep dokter dan digunakan dalam
pengobatan mandiri.
atau logo pada jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka, efek samping
Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Kriteria inklusi sampel yang akan direkrut
sebagai responden adalah masyarakat dewasa Desa Dieng yang berusia ≥18 tahun,
berikut:
17 responden dikeluarkan
(11 responden tidak melakukan pengobatan
dalam satu bulan terakhir dan 6 responden
melakukan pengobatan ke dokter)
Menurut Krithikadatta (2014) dan Hardon, Hodgkin and Fresle (2004), minimal
sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 30 responden dengan alasan jumlah
Wonosobo, Jawa Tengah. Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei dan Juni
2015. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dua kali. Pengambilan data
pertama dilaksanakan pada tanggal 14-16 Mei 2015 dan pengambilan data kedua
dan Mempertahankan Kearifan Lokal)”. Penelitian ini telah memperoleh izin dari
beda. Kajian yang diangkat oleh peneliti adalah “Kajian Pengetahuan, Sikap dan
Tengah”. Berikut skema kajian penelitian payung yang dapat dilihat pada Gambar
6 sebagai berikut:
responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks
H. Instrumen Penelitian
1. Studi pustaka
etika penelitian, maka hanya calon responden yang bersedia mengisi dan
menandatangani informed consent dan tidak ada unsur paksaan dalam proses
Daerah Provinsi Jawa Tengah. Setelah mendapatkan izin, para peneliti didampingi
di Desa Dieng. Kemudian para peneliti bertemu dengan Ketua RT Desa Dieng
tersebut.
dilakukan uji validitas ini adalah untuk melihat kesesuaian pertanyaan dengan
tujuan yang akan dicapai dan menunjukkan tingkat kesahihan instrumen penelitian
5. Pengumpulan data
yang sudah tertulis dalam form pertanyaan dalam bentuk panduan wawancara
dengan bantuan panduan wawancara, alat perekam (audio taped) dan buku
mengikuti penelitian.
6. Pengolahan data
wawancara adalah dilakukan transkripsi data. Transkripsi data dilakukan oleh dua
orang anggota tim penelitian yang bekerja secara independen. Peneliti pertama
melakukan transkrip data dari data asli dalam rekaman dan catatan tertulis yang
dibuat oleh peneliti pada saat wawancara berlangsung. Peneliti kedua mengulang
transkripsi data rekaman wawancara ini mengacu pada penelitian kualitatif yang
adalah teknik perhitungan persentase yang ditampilkan dalam bentuk tabel atau
berikut:
𝐴
P% = 𝐵 x 100%
Keterangan:
P : persentase jawaban (dalam %)
A : jumlah jawaban
B : total jumlah responden
teknik content analysis (analisis isi). Analisis isi merupakan suatu analisis
variabel yang dapat diukur atau konteks tempat pesan-pesan disajikan (Emzir,
2012).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
didefinisikan sebagai cara mencari makna materi tertulis atau visual dengan cara
alokasi isi sistematis ke kategori terinci yang telah ditentukan sebelumnya dan
Sarosa, 2012), content analysis adalah metode kuantitatif untuk menganalisis data
K. Kerterbatasan Penelitian
secara non random karena peneliti hanya merekrut masyarakat desa Dieng
sehingga setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk
3. Pada penelitian ini, terbatas hanya pada kajian pengetahuan, sikap dan
Tengah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, status
34
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
1. Jenis kelamin
perempuan yaitu sebesar 68% dan sebesar 32% adalah laki-laki. Kecenderungan
laki-laki, baik untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga maupun diri
obat demam bagi anak mereka untuk mengatasi demam pada anak (Rinukti dan
biasanya wanita mempunyai perhatian yang lebih baik terhadap sakit dibandingkan
dengan pria, terutama bagi wanita yang berperan sebagai ibu rumah tangga.
2. Usia
rentang usia responden adalah 18-59 tahun. Rentang usia responden terbanyak yaitu
32-38 tahun dengan persentase 32%, kemudian diikuti pada rentang usia 18-24
tahun dengan persentase 23%. Usia produktif menurut Pusat Data dan Informasi
penduduk yang berusia 15-44 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian
Menurut Wawan dan Dewi (2011), salah satu faktor yang mempengaruhi
berpikir akan lebih matang dan lebih dipercaya, sehingga akan berhubungan dengan
3. Status pernikahan
menunjukkan bahwa dari 31 responden, sebesar 84% adalah responden yang sudah
menikah dan sebesar 16% adalah responden yang belum menikah. Hasil penelitian
menikah/ cerai dan menikah). Adanya anjuran dari suami atau istri bisa merupakan
pendorong yang kuat bagi seseorang untuk memutuskan memilih upaya pencarian
pengobatan, misalnya apakah akan berupa upaya self-care atau upaya konsultasi ke
pihak lain. Hal ini dapat menjadi dasar pertimbangan bahwa sangat penting untuk
4. Pendidikan terakhir
dan persepsi seseorang, dalam penelitian ini adalah mengenai obat tradisional yang
cenderung akan lebih mudah menerima informasi dan lebih baik untuk
lulusan SLTA/ SMA/ SMK sebesar 45%. Menurut Melina (2011), seseorang
dengan tingkat pendidikan SMA atau sederajat sudah mampu dalam mengolah
informasi yang didapat dan mempertimbangkan hal apa yang baik untuk
dirinya. Pernyataan ini juga didukung oleh teori yang menyatakan bahwa
2007). Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan Figueras, Caamano, and
5. Jenis pekerjaan
kesehatan dan kemungkinan penyakit yang akan muncul, dalam hal ini adalah
pekerjaan responden adalah sebagai pedagang atau wiraswasta dan petani dengan
persentase masing-masing sebesar 36% dan 32%. Lokasi penelitian sebagian besar
pekerjaan masyarakat Desa Dieng. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
dengan rasio rumah tangga tani terhadap jumlah rumah tangga yang menunjukkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
angka 88,91%. Sektor pertanian yang berkembang dan menjadi tanaman andalan
ataupun berinteraksi dengan rekan kerjanya. Proses yang dijalani selama bekerja
mempengaruhi pola pikir responden dan pada akhirnya juga akan mempengaruhi
keputusan pengobatan mandiri yang diambil. Selain itu, jenis pekerjaan juga akan
kesehatan masyarakat. Dalam hal ini adalah mengenai penggunaan obat tradisional
untuk pengobatan mandiri. Seperti yang terlihat pada Tabel I menunjukkan bahwa
sampai < Rp 1.500.000 dan persentase pendapatan terendah adalah sebesar 7% yang
rendah akan cenderung menjadikan biaya sebagai pertimbangan utama dalam hal
pencarian pengobatan.
dapat merespons baik secara pasif (mengetahui dan bersikap tentang sakit yang ada
pada dirinya) maupun aktif berupa tindakan yang dilakukan sehubungan dengan
sakit dan penyakit tersebut (Wawan dan Dewi, 2011). Oleh karena itu, pengetahuan,
sikap dan tindakan memiliki peran penting dalam menentukan perilaku seseorang
masyarakat untuk tujuan pengobatan sakit ringan (minor illnesses), tanpa resep atau
mandiri atau swamedikasi, walaupun sebagian besar dari responden tersebut tidak
menggunakan obat tradisional untuk mengatasi gejala/ sakit yang dialami. Hal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
tradisional, seperti temulawak dan jahe. Hal ini dapat terlihat dari beberapa kutipan
merupakan obat bebas terbatas yang berindikasi sebagai antipiretik dan analgesik.
Obat bebas terbatas merupakan salah satu kelompok obat yang digunakan untuk
pengobatan mandiri dan dapat digunakan tanpa resep dokter. Hal ini dapat dilihat
pengobatan mandiri adalah pemilihan obat, bukan hanya obat tradisional saja,
melainkan juga obat untuk mengobati penyakit atau gejala yang dapat dikenali
obat yang biasa disimpan di rumah atas inisiatif mereka sendiri, dengan harapan
masyarakat memiliki simpanan obat yang dibeli di warung dan tanpa periksa ke
dokter. Hal ini juga didukung oleh pengertian menurut FIP dan WSMI (1998) yang
resep dokter oleh masyarakat atas inisiatif mereka sendiri. Kutipan wawancara
keterjangkauan pengobatan yang jauh dari pelayanan kesehatan. Hal serupa juga
mahal dan tidak terjangkau membuat masyarakat mencari pengobatan yang lebih
murah untuk penyakit yang relatif ringan. Oleh karena itu, responden
pengobatan yang dapat digunakan untuk mengatasi sakit. Hal ini dapat dilihat dari
Praktek Dokter. Hal ini diungkapkan juga oleh semua responden. Salah satu
Pendapat responden tersebut serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Supardi dan Notosiswoyo (2005), yaitu pengobatan mandiri untuk sakit demam
tumbukan daun melinjo, daun cabe, atau daun singkong. Dalam hal ini, pemilihan
penyakit.
bahwa sumber informasi diperoleh dari tetangga/ orangtua/ teman sebanyak 22%
dan sebanyak 10% mendengar istilah tersebut dari internet/ televisi/ media
elektronik. Sumber informasi yang diperoleh responden tersebut dapat dilihat pada
Tabel II.
dari tetangga/ orangtua/ teman. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mulyani (2013). Pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain seperti
keluarga, tetangga dan teman dalam mengobati penyakit ringan dan berhasil
tetangga dan teman adalah orang terdekat yang berada di lingkungan sekitar,
bentuk-bentuk sediaan, jenis-jenis obat tradisional, lambang atau logo pada jamu,
obat herbal terstandar dan fitofarmaka, efek samping obat tradisional, contoh,
seperti jamu (36%). Namun dalam hal ini, responden tidak menjelaskan apakah
jamu yang dimaksud adalah jamu gendong atau jamu yang dijual dalam
kemasan atau dari pabrik jamu. Responden mengatakan obat tradisional seperti
empirik yang telah berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama (Wasito,
2011). Di Desa Dieng, jamu gendong merupakan jamu yang paling digemari,
seperti jamu beras kencur dan kunyit asam, sehingga tidak dapat dipungkiri
tradisional merupakan obat yang tidak mengandung bahan kimia dan berasal
dari bahan alami. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta telah paham bahwa obat tradisional adalah obat
(Tabel III) juga serupa dengan Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (galenik), campuran dari bahan tersebut yang secara turun
cair, maupun semi padat. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel IV), sebagian
besar responden mengetahui bentuk sediaan cair (87,1%) dan serbuk/ bubuk
(32,3%). Hal ini dikarenakan di Desa Dieng terdapat jamu gendong yang
merupakan salah satu bentuk sediaan cair obat tradisional yang banyak diminati
oleh masyarakat Desa Dieng, seperti beras kencur dan kunyit asam atau kunir
asam. Selain itu, sebagian besar masyarakat Desa Dieng yang juga
bentuk sediaan berupa serbuk atau bubuk yang termasuk dalam sediaan padat
Salah satu tanaman obat yang populer di dataran tinggi Dieng adalah
simplisia kering, serbuk maupun cairan. Sediaan ini banyak digunakan oleh
masyarakat Desa Dieng, khususnya laki-laki karena tanaman ini potensial untuk
responden sesuai menurut Wasito (2011) bahwa ada yang berbentuk sediaan
padat atau kering yang beredar di masyarakat, yaitu bentuk rajangan yang
dengan sediaan galenik. Selain itu, terdapat juga dalam bentuk serbuk, kapsul,
tablet dan pil, sedangkan sediaan cair, yaitu jamu cair dan bentuk cairan lainnya.
lanjut mengenai apakah benar yang dikenal oleh responden adalah jamu, OHT
menjadi tiga, yaitu jamu, obat herbal terstandar (OHT) dan fitofarmaka.
100%
90%
80%
70%
60%
50% 97% 97%
81%
40%
30%
20%
3% 19% 3%
10%
0%
Mengenal Tidak Mengenal Tidak Mengenal Tidak
mengenal mengenal mengenal
Jamu Obat Herbal Terstandar Fitofarmaka
(OHT)
Sebagian besar responden juga tidak mengenal OHT dan fitofarmaka. Hal ini
dalam menjaga kesehatan dan mengobati penyakit yang diderita daripada OHT
puluh bahkan mungkin ratusan tahun yang lalu dan telah membuktikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan pengobatan atau menjaga
sehingga hal tersebut dapat berhubungan langsung dengan jenis obat tradisional
buatan sendiri, jamu yang berasal dari pembuat jamu/ herbalist atau jamu
merupakan salah satu obat tradisional dalam bentuk cairan yang sangat
digemari masyarakat dan sangat populer. Sama halnya di Desa Dieng, kunyit
asam dan beras kencur merupakan jamu gendong yang banyak dikonsumsi,
mengenal OHT. Hal ini kemungkinan terkait dengan responden yang tidak
yang telah terdaftar pada BPOM lebih dari 13.000 jamu, sekitar 38 OHT dan 6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
fitofarmaka, sehingga hal ini dapat menjadi dasar bahwa jamu lebih dikenal
d. Pengenalan responden mengenai lambang atau logo pada jamu, obat herbal
terstandar dan fitofarmaka
100%
90%
80%
70%
60%
50% 97% 100%
40%
30% 61%
20% 39%
10% 3% 0
0%
Mengenal Tidak Mengenal Tidak Mengenal Tidak
mengenal mengenal mengenal
Lambang Jamu Lambang Obat Herbal Lambang Fitofarmaka
Terstandar (OHT)
pengenalan responden terhadap lambang atau logo, baik jamu, OHT dan
fitofarmaka tergolong rendah. Bahkan, logo pada fitofarmaka tidak ada yang
mengenal dan logo pada OHT yang mengenal hanya 3%. Hal ini kemungkinan
sedangkan persentase yang menyatakan mengenal logo jamu jauh lebih tinggi
karena memang istilah jamu lebih dikenal. Dari Gambar 7 menunjukkan bahwa
responden yang menyatakan mengenal jenis obat tradisional berupa jamu lebih
sehingga sangat wajar apabila responden lebih mengenal logo pada jamu. Hasil
responden mengenal logo jamu adalah benar bahwa hal tersebut adalah logo
adalah logo perusahaan pada kemasan. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan
“Lambangnya yang saya kenal yang air mancur dan sidomuncul, yang
ada cangkir dan tumbukannya” (S).
“Saya tahunya jamu. Kalau yang jamu sawanan itu lambangnya ibu
lagi menyusui anak” (F).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
Responden mengenal logo perusahaan yang terdapat pada kemasan, yaitu Air
gambar daun. Gambar daun yang dimaksud oleh responden lebih mengarah
BPOM RI dan logo perusahaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa pengenalan logo
dari ketiga jenis obat tradisional yang dinyatakan responden adalah lebih ke
bahwa sosialisasi logo ketiga jenis obat tradisiobal masih sangat diperlukan.
sebagian besar responden mengetahui dengan baik logo pada kemasan jamu
bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) dan pendidikan terakhir adalah SD.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
Dari segi efek samping memang diakui bahwa tanaman obat atau obat
tradisional memiliki efek samping relatif kecil dibandingkan obat, tetapi perlu
diperhatikan bila ditinjau dari kepastian bahan aktif dan konsistensinya yang
belum dijamin terutama untuk penggunaan secara rutin. Bila dikatakan obat
alam atau obat tradisional itu tidak memiliki efek samping, sekecil apapun efek
samping tersebut tetap ada. Namun, hal itu bisa diminimalkan jika diperoleh
informasi, dan tanpa penyalahgunaan obat tradisional itu sendiri (Katno dan
Pramono, 2008; Sari, 2006). Winata (2003) juga menegaskan bahwa sangat
keliru bila menganggap obat tradisional tidak memiliki efek samping karena
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
zat aktif yang dapat menimbulkan reaksi saat berinteraksi dengan tubuh.
beserta manfaat dan cara penggunaannya, baik jamu gendong, obat tradisional
buatan pabrik maupun obat tradisional buatan sendiri yang dapat membantu
mana yang sesuai dengan penyakit yang diderita dan jangan sampai obat
tradisional yang digunakan tidak sesuai untuk mengatasi gejala atau keluhan
direbus dengan air bersih, dicampur dengan minuman atau makanan atau
langsung diminum.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
di Desa Dieng karena habitat endemiknya di desa tersebut, sehingga tidak dapat
memperbaiki kesuburan wanita (Abdiyani, 2008). Dalam hal ini, baik laki-laki
perlu diperhatikan.
banyak digunakan dan digemari oleh masyarakat Desa Dieng. Hal ini
dikarenakan Desa Dieng merupakan desa di dataran tinggi dengan suhu udara
mengomsumsi Tolak Angin®. Tolak Angin sebagai obat herbal terstandar dan
kembung, sakit kepala, tenggorokan kering, badan meriang, dan demam. Tolak
Angin terbuat dari bahan-bahan alami berkhasiat antara lain: madu, jahe, daun
mint, cengkeh dan buah adas. Tolak Angin® tersebut banyak dijual ditemukan
jamu (Tilaar dkk., 2014). Dalam penelitian ini, jamu beras kencur dan kunyit
asam banyak diketahui oleh responden. Penggunaan kunyit asam/ kunir asam
terbuat dari kunyit, gula jawa dan asam jawa ini merupakan jenis jamu gendong
atau jamu yang banyak dijual di pasaran, termasuk beras kencur. Menurut
dan memiliki banyak manfaat, seperti radang lambung, influenza pada bayi,
dan Valley, 2012), sehingga tidak heran banyak masyarakat Desa Dieng yang
lebih cermat untuk memilih dan menggunakan suatu produk obat tradisional
tentang tingkat manfaat dan keamanan tanaman obat dan obat tradisional
beras kencur. Sama halnya pada brotowali (Tinospora sp.) yang dapat
itu, perlu pengetahuan yang cukup untuk memilih obat tradisional yang sesuai
yang diderita dan respons sikap responden mengenai apakah obat tradisional
bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit yang dialami atau tidak. Oleh karena
itu, hasil penelitian ini akan berkaitan dengan kesediaan atau kesiapan responden
atau penilaian terhadap fenomena (Notoatmodjo, 2010). Dalam hal ini adalah
pendapat responden mengenai penggunaan obat tradisional jika sakit yang dapat
Dari hasil penelitian (Tabel VI) dapat dilihat sikap positif dan negatif
penggunaan obat tradisional jika sakit adalah bahwa obat tradisional merupakan
obat yang bagus digunakan jika responden mengalami keluhan sakit karena
Hal ini juga didukung oleh pendapat lainnya yaitu obat tradisional tidak memiliki
efek samping dan memiliki efek yang lebih lama, serta lebih aman dibandingkan
penggunaan obat atau obat berbahan kimia atau obat yang dibeli di warung.
seseorang tidak akan mencari fasilitas kesehatan yang lebih jauh dan akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
2010). Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara sebagai berikut:
bahkan lebih aman dibandingkan obat yang berupa obat kimiawi, serta dinilai
jauh lebih murah harganya. Hal tersebut juga diungkapkan oleh responden,
sehingga dari sikap-sikap positif responden terhadap obat tradisional ini terlihat
tradisional.
tradisional kurang baik digunakan jika sakit, sehingga responden memilih lebih
yang bersikap positif dan dapat pula bersifat negatif. Sikap positif untuk
mengandung bahan kimia dan terdiri dari bahan-bahan alami, serta tidak
memiliki efek samping. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
tradisional lebih banyak dan lebih dikenal di desa dengan asumsi bahwa
penduduk desa lebih banyak yang berpendidikan rendah dan tingkat ekonomi
membantu responden untuk mengatasi gejala atau keluhan sakit yang dialami.
bermanfaat dan tidak bermanfaat tergantung dari penyakit yang diderita oleh
merugikan.
diterima (Fitriani, 2011). Stimulus yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
sakit yang dialami oleh responden. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pangastuti (2014) dan Cristiana (2014). Selain itu, seperti yang
terlihat di Tabel IX, sebanyak 10% menyatakan tidak akan menggunakan obat
terhadap penggunaan obat tradisional jika mereka sakit. Jika tidak tergolong
fasilitas kesehatan yang diperlukan sangat jauh letaknya, takut dengan dokter, takut
pergi ke rumah sakit, takut biaya, dan sebagainya. Masyarakat sudah percaya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
kepada diri sendiri dan sudah merasa bahwa berdasarkan pengalaman yang lalu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
berusia 32-38 tahun, sudah menikah (84%), pendidikan terakhir SLTA/ SMA/
pruatjan Molk.) banyak digunakan dan bentuk sediaan cairan yang paling
banyak dikenal. Jamu merupakan jenis obat tradisional yang paling banyak
penggunaan obat tradisional untuk mengatasi gejala atau keluhan sakit yang
64
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
B. Saran
1. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai hubungan pengetahuan dan sikap terhadap
menggunakan suatu produk obat tradisional atau tanaman obat dalam upaya
kesehatan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Cristiana, E., 2014, Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Obat Tradisional
dan Obat Modern dengan Tindakan Pemilihan Obat untuk Pengobatan
Mandiri di Kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,
Indonesia.
Darwati I. dan Roostika, I., 2006, Status Penelitian Purwoceng (Pimpinella alpina
Molk.) di Indonesia, Buletin Plasma Nutfah, 12(1), 9-15.
66
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
Notoatmodjo, S., 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineke Cipta, Jakarta, hal. 20-
22, 26-32, 76, 107-108, 140,146.
Noviana, F., 2011, Kajian Pengetahuan dan Alasan Pemilihan Obat Herbal pada
Pasien Geriatri di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Skripsi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2011, Data Penduduk
Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014, Bakti Husada,
Jakarta.
Rahayu, M., Rugayah, Praptiwi, dan Hamzah, 2002, Keanekaragaman
pemanfaatan tumbuhan obat oleh suku Sasak di Taman Nasional Gunung
Rinjani-Nusa Tenggara Barat, Prosiding Simposium Nasional II
Tumbuhan Obat dan Aromatik, Kehati, LIPI, Apinmap, Unesco dan JICA,
Bogor.
Rinukti dan Widayati, 2005, Hubungan Antara Motivasi Dan Pengetahuan Orang
Tua Dengan Tindakan Penggunaan Produk Obat Demam Tanpa Resep
Untuk Anak-Anak RW V Di Kelurahan Terban Tahun 2004, Sigma Jurnal
Sains dan Teknologi, 8(1), 25-33.
Sari, L. O. R. K., 2006, Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan
Manfaat dan Keamanannya, Majalah Ilmu Kefarmasian, 3(1), 01-07.
Sarosa, S., 2012, Penelitian Kualitatif: Dasar- Dasar, PT. Indeks, Jakarta Barat,
hal. 70.
Sastroamidjojo. S., 2001, Obat Asli Indonesia, Dian Rakyat, Jakarta, hal.170.
Sarwono, S., 2007, Sosiologi Kesehatan: Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal.1-3.
Shankar, P. R., Partha, P., and Shenoy, N., 2002, Self-medication and non-doctor
prescription practices in Pokhara valley, Western Nepal: a questionnaire-
based study, BMC Family Practice, 3 (17).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
Sudibyakto, Yunianto, T., Suripto, B. A., dan Kurniawan, A., 2002, Pemetaan
Kondisi Sumber Daya Alam Kawasan Dataran Tinggi Dieng, Prosiding
Seminar Hasil-Hasil Penelitian Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Supardi, S. dan Susyanty, A. L., 2010, Penggunaan Obat Tradisional dalam
Upaya Pengobatan Sendiri di Indonesia (Analisis Data Susenas Tahun
2007), Buletin Penelitian Kesehatan, 38 (2), 80-89.
Supardi, S. dan Notosiswoyo, M., 2005, Pengobatan Sendiri Sakit Kepala,
Demam, Batuk dan Pilek pada Masyarakat di Desa Ciwalen, Kecamatan
Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Majalah Ilmu
Kefarmasian, 2 (3), 134-144.
Supardi, S., Jamal, S., dan Raharni, 2005, Pola Penggunaan Obat, Obat
Tradisional dan Cara Tradisional dalam Pengobatan Sendiri di Indonesia,
Bul. Penel. Kesehatan, 33(4), 192-198.
Tilaar, M. dan Widjaja, B. T., 2014, The Power of Jamu: Kekayaan dan Kearifan
Lokal Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 115, 195, 182-
183.
Wasito, H., 2011, Obat Tradisional Kekayaan Indonesia, Graha Ilmu,
Yogyakarta, hal. 1, 13-16, 27-39.
Wawan, A. dan Dewi, 2011, Teori dan Pengukuran: Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta, hal. 34, 56.
WHO, 1998, The role of the pharmacist in self- care and self medication, World
Health Organisation, Geneva, pp. 2-3.
WHO, 1988, Guidelines for Developing National Drug Policies, World Health
Organisation, Geneva, pp. 31-33.
Widayati, A., 2012, Health Seeking Behavior di Kalangan Masyarakat Urban di
Kota Yogyakarta, Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 9(2), 59-65.
Widayati, A., Suryawati, S., Crespigny, C., and Hiller, J.E., 2012, Beliefs About
the Use of Nonprescribed Antibiotics Among People in Yogyakarta City,
Indonesia: A Qualitative Study Based on the Theory of Planned Behavior,
Asia-Pacific Journal of Public Health, 20 (10), 1-12.
Winata, S. D., 2003, Cara Bijak Menggunakan Obat Herbal, Meditek, 11(29), 50-
55.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
71
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
Nama :
Alamat :
aspek komersial.
4. Saya juga telah diinformasikan bahwa data pribadi saya akan dirahasiakan,
jika hasil penelitian ini dipublikasikan, maka nama saya akan disamarkan.
5. Saya telah diberitahu bahwa penelitian ini adalah dalam pelaksanaannya
telah mendapatkan izin dari instansi yang berwenang,
6. saya tahu bahwa data yang saya berikan akan disimpan oleh peneliti
selama setidaknya tiga tahun ke depan
Wonosobo,………..…………..2015
Yang menyatakan,
(…………………………………)
Saksi,
(………………………………….)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
PANDUAN WAWANCARA
“PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL DAN OBAT MODERN UNTUK
PENGOBATAN MANDIRI”
=======
5. Apakah Anda pernah mendengar tentang obat bebas atau bebas terbatas? Jika
pernah:
a. Dimanakah obat tersebut bisa dibeli?
b. Apakah ketika membeli obat tersebut harus dengan resep dari dikter?
c. Apa sajakah bentuk-bentuk obat tersebut? (tablet, kapsul, serbuk, cairan,
dll)
6. Apakah Anda pernah melihat lambang pada kemasan obat tersebut?
a. Jika pernah, seperti apa lambang tersebut dan arti dari lambang tersebut,
gambarkan lambanganya?
=====
ii. JIka Anda memperoleh obat tersebut dari orang lain, siapakah yang
meemberikanya?
c. Untuk siapakah obat tersebut? (apakah untuk diri sendiri atau orang
lain/keluarga, dll… mohon sebutkan)
d. Apa nama obatntya?
e. Berapa lama Anda (orang lain yang menggunakan) mengkonsumsi obat
tersebut?
f. Berapa kali dalam sehari Anda (orang lain yang menggunakan)
mengkonsumsi obat tersebut? Cara pakai obat tersebut?
g. Dalam bentuk apa obat tersebut (tablet, sirup, serbuk, dll)?
h. Keluhan/sakit apa yang berusaha diobati dengan obat tersebut?
i. Apakah obat tersebut pernah digunakan sebelumnya?
j. Apakah ada efek samping yang dirasakan?
k. Mengapa Anda memilih obat tersebut?
l. Darimana Anda mengetahui informasi mengenai obat yang Anda beli (atau
yang diberi oleh orang lain) tersebut?
m. Mengapa Anda (atau orang yang menggunakan oabt tersebut) tidak
memeriksakan diri ke Puskesmas/RS/dokter, tetapi memilih meminum
obat tersebut?
n. Apakah Anda (orang yang mengguakan obat tersebut) sembuh setelah
diobati dengan obat tersebut?
=======
b. Apa sajakah bentuk-bentuk obat tradisional yang Anda kenal (tablet, pil,
kapsul, serbuk, cairan, dll)
10. Menurut Anda, apakah obat tradisional dapat menimbulkan efek samping?
11. Apakah Anda (atau keluarga Anda) pernah menggunakan obat tradisional
untuk mengobati penyakit selama satu bulan terakhir? JIKA PERNAH:
======
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
12. Bagaimana pendapat Anda mengenai penggunaan obat tradisional jika Anda
sakit?
13. Bagaimana pendapat Anda mengenai penggunaan obat modern jika Anda
sakit?
======
19. Apakah Anda akan menggunakan obat modern untuk mengatasi gejala/sakit
yang anda alami?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
Gambar 1 Gambar 2
Logo PT. Air Mancur Logo PT. Jamu Jago
Gambar 3 Gambar 4
Logo PT. Njonja Meneer Logo PT. Sidomuncul
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
www.wonosobocommunity.com
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
84