ID Analisis Kurva Survival Kaplan Meier Pada Pasien Hivaids Dengan Antiretroviral T PDF
ID Analisis Kurva Survival Kaplan Meier Pada Pasien Hivaids Dengan Antiretroviral T PDF
Abstrak—HIV/AIDS menjadi masalah kesehatan global hingga Antiretroviral Terapi (ART) [2].
saat ini. Namun, laporan UNAIDS menyebutkan pada tahun Indonesia dilaporkan sebagai salah satu negara Asia yang
2012 mengalami penurunan sebesar 33%, salah satunya mengalami peningkatan infeksi HIV yang cukup signifikan
disebabkan oleh Antirteroviral Therapy (ART). Di Indonesia,
dengan jumlah kasus infeksi baru sebanyak 610.000 kasus dan
provinsi yang menduduki peringkat kedua dengan jumlah
penderita HIV/AIDS terbanyak adalah JawaTimur. Dari 29
menduduki peringkat ketiga setelah India dan Cina [1].
Kabupaten yang berada di provinsi Jawa Timur yaitu Hingga September 2014, Provinsi Jawa Timur menjadi
Kabupaten Mojokerto menduduki peringkat 11 pada tahun 2012 provinsi di Indonesia yang menduduki peringkat kedua. Dari
dan salah satu rumah sakit yang berada di Kabupaten 29 Kabupaten yang berada di provinsi Jawa Timur, Kabupaten
Mojokerto adalah RSUD Prof. Dr. Soekandar. Oleh karena itu, Mojokerto menduduki peringkat 11 pada tahun 2012. Salah
akan dilakukan penelitian mengenai analisis kurva survival satu rumah sakit yang berada di Kabupaten Mojokerto adalah
Kaplan Meier pada pasien HIV/AIDS dengan Antiretroviral RSUD Prof. Dr. Soekandar [3].
Therapy (ART) di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Pada bidang kesehatan, analisis statistika yang sering
Mojokerto menggunakan uji Log Rank berdasarkan faktor-
digunakan untuk mengetahui ketahanan hidup seseorang
faktor yang mempengaruhinya. Analisis survival merupakan
suatu analisis data dimana outcome variabel yang diperhatikan
adalah analisis survival. Analisis survival merupakan suatu
adalah waktu hingga terjadinya suatu kejadian (event). Pada analisis data dimana outcome variabel yang diperhatikan
analisis survival, terdapat kurva survival Kaplan Meier untuk adalah waktu hingga terjadinya suatu kejadian (event) atau
menggambarkan karakteristik pasien berupa peluang survival biasa disebut sebagai waktu survival. Untuk menggambarkan
dan dilanjutkan dengan uji Log Rank untuk mengetahui apakah waktu survival dapat digunakan kurva survival yang sering
terdapat perbedaan antar kurva. Hasil analisis dan pembahasan dikenal dengan kurva Kaplan Meier. Kurva tersebut
berdasarkan hasi uji Log Rank menunjukkan bahwa faktor digunakan untuk mengetahui peluang survival pasien dengan
stadium saja yang berbeda secara signifikan. Analisis kurva penyakit tertentu berdasarkan faktor-faktor yang diduga
survival Kaplan Meier menjelaskan bahwa peluang survival
mempengaruhinya. Hasil kurva survival Kaplan Meier yang
pasien HIV/AIDS memiliki stadium berat lebih rendah daripada
pasien yang memiliki stadium ringan sehingga faktor stadium
terbentuk, kemudian dibandingkan apakah terdapat perbedaan
mampu memberikan pengaruh terhadap survival pasien antar kurva survival menggunakan uji Log Rank [4].
HIV/AIDS dengan ART. Berdasarkan pemaparan diatas akan dilakukan penelitian
mengenai analisis kurva survival Kaplan Meier pasien
Kata Kunci— HIV/AIDS, RSUD Prof. Dr. Soekandar HIV/AIDS dengan Antiretroviral Therapy (ART) di RSUD
Kabupaten Mojokerto, Analisis Kaplan Meier, Uji Log Rank
Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto menggunakan uji
Log Rank. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
I. PENDAHULUAN pihak RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto untuk
mengetahui peluang survival pasien HIV/AIDS dengan ART
H IV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan global
hingga saat ini hingga menimbulkan kekhawatiran
berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga
tenaga medis yang menangani pasien HIV/AIDS di rumah
seluruh lapisan masyarakat. Laporan UNAIDS mencatat
sakit dapat mengevaluasi apakah ART yang diberikan kepada
bahwa infeksi HIV baru mencapai 2,3 juta orang pada tahun
pasien telah maksimal atau perlu ditingkatkan.
2012, namun telah mengalami penurunan sebesar 33% sejak
tahun 2001. Penurunan infeksi tersebut, salah satunya
disebabkan oleh pengobatan dengan Antirteroviral Therapy II. TINJAUAN PUSTAKA
(ART) [1]. A. Analisis Survival
ART merupakan suatu terapi dengan beberapa kombinasi
Analisis survival merupakan suatu metode statistika yang
obat Antiretroviral (ARV) dan menjadi satu-satunya terapi
digunakan untuk menganalisis data dimana outcome variabel
yang dapat menghambat perkembangan penyakit HIV/AIDS
yang diperhatikan adalah waktu hingga terjadinya suatu
dan telah diatur pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No.87 kejadian (event) atau disebut sebagai waktu survival [4].
Tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral atau
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) D-128
kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV. Saat
P (t T t | T t pasien positif terjangkit HIV, sesegera mungkin dilakukan
h(t ) lim (2)
t 0 t Antiretroviral Therapy (ART), suatu terapi dengan beberapa
kombinasi obat Antiretroviral (ARV) [1].
Sehingga hubungan antara fungsi survival dan fungsi
hazard dapat dinyatakan sebagai berikut:
f (t ) III. METODOLOGI PENELITIAN
h (t ) (3) A. Kerangka Konsep
S (t )
Pada penelitian ini, terdapat kerangka konsep mengenai
C. Kurva Survival Kaplan Meier dan Uji Log Rank faktor-faktor yang diduga mempengaruhi survival pasien
Kurva survival Kaplan Meier adalah kurva yang HIV/AIDS dengan ART yang telah dirangkum dari hasil
menggambarkan hubungan antara estimasi fungsi survival berbagai penelitian [6] [7].
pada waktu t dengan waktu survival, dimana estimasi fungsi
survival dapat dinyatakan sebagai berikut [5].
ˆ T t | T t
Sˆ (t(j) ) Sˆ (t(j1) ) Pr (4)
(j) (j)
Hasil kurva survival Kaplan Meier yang terbentuk,
kemudian dibandingkan apakah terdapat perbedaan antar
kurva survival menggunakan uji Log Rank, dengan hipotesis
sebagai berikut.
H0: tidak ada perbedaan antar kurva survival
H1: paling sedikit ada satu perbedaan antar kurva survival
Statistik uji yang digunakan dalam uji Log Rank adalah
sebagai berikut.
O E
i i
2
Log-rank statistics =
Var O E
i i
m eij
n
Oi Ei B. Sumber Data
ij
j 1 Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh
dari hasil rekam medis pasien HIV/AIDS yang menjalani ART
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) D-129
pada tanggal 1 Maret 2010 – 1 Maret 2015 di RSUD Prof. Dr. independen yang bersifat kontinu dan pie chart untuk
Soekandar Kabupaten Mojokerto. Data yang dikumpulkan variabel independen yang bersifat kategorik.
berkaitan dengan waktu survival pasien HIV/AIDS yang 2. Menggambarkan kurva survival kaplan meier pasien
menjalani Antiretroviral Therapy (ART) serta faktor-faktor HIV/AIDS dengan ART berdasarkan variabel independen
yang diduga mempengaruhinya. 3. Melakukan uji log rank pada kurva survival pasien
HIV/AIDS dengan ART berdasarkan variabel independen
C. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Variabel Dependen Pada bab ini akan dibahas mengenai peluang survival
Variabel Deskripsi Variabel pasien HIV/AIDS dengan Antiretroviral Therapy (ART) di
Lama pasien HIV/AIDS menjalani ART RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto berdasarkan
T
hingga dinyatakan meninggal. faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya meliputi usia,
(Waktu Survival)
Satuan: hari
berat badan, jumlah CD4, status pernikahan, pendidikan
Status pasien HIV/AIDS berdasarkan waktu
survival.
terakhir, status pekerjan, faktor resiko penularan, Pendamping
d Kategori: Minum Obat (PMO), stadium, Infeksi Oportunistik (IO), dan
(Status Pasien) 0=pasien tidak meninggal (hidup) status Tubercolosis (TB) menggunakan analisis kurva survival
/pindah pengobatan/berhenti pengobatan Kaplan Meier dan uji Log Rank.
1=pasien meninggal
A. Analisis Statistika Deskriptif
Tabel 2. Variabel Independen
Statistika deskriptif digunakan untuk menggambarkan
Variabel Deskripsi Variabel
X1
karakteristik berdasarkan faktor-faktor yang diduga
Satuan: tahun mempengaruhi survival pasien HIV/AIDS dengan ART di
(Usia)
Kategori: RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto. Berikut ini
X2
0 = Laki-laki merupakan hasil statistika deskriptif data kontinu.
(Jenis Kelamin)
1 = Perempuan Tabel 3. Statistika Deskriptif Data Kontinu
Kategori: Variabel Mean StDev Min Max
X3
0 = Belum menikah Waktu survival 589,78 445,07 18 1723
(Status Pernikahan)
1 = Menikah Usia 33,81 13,12 3 85
Kategori: Berat Badan 46,32 10,40 7 67
X4
0 = Pendidikan rendah Jumlah CD4 186,27 104,01 11 415
(Pendidikan)
1 = Pendidikan tinggi Pada Tabel 3, dapat memberikan informasi bahwa rata-rata
X5 0 = Tidak bekerja rata-rata pasien HIV/AIDS dengan ART berusia 33 tahun
(Status Pekerjaan) 1 = Bekerja yakni usia produktif dengan pasien paling muda berusia 3
Kategori:
tahun (balita) dan pasien paling tua berusia 85 tahun. Hal
1 = Heteroseksual
2 = Homoseksual tersebut, dapat memberikan informasi bahwa adanya pasien
X6 balita diduga disebabkan oleh penularan HIV/AIDS dari ibu
3 = Biseksual
(Resiko Penularan)
4 = Perinatal saat dalam kandungan. Berdasarkan Tabel 3, rata-rata waktu
5 = IDU/jarum suntik survival pasien HIV/AIDS yang menjalani ART adalah 1,5
6 = Tak diketahui tahun (589 hari) dengan waktu maksimal 1723 hari (4,5
Kategori: tahun). Hal tersebut memberikan informasi bahwa dengan
X7
0 = Tidak ada
(PMO)
1 = Ada
adanya ART, pasien HIV/AIDS mampu bertahan hidup
Kategori: hingga 4,5 tahun.
X8 Pada Tabel 3, menjelaskan pula bahwa berat badan
0 = Stadium ringan
(Stadium)
1 = Stadium berat minimum yang dimiliki pasien 7 kg. Selain itu, terlihat bahwa
X9 rata-rata pasien HIV/AIDS dengan ART memiliki jumlah CD4
Satuan: kg
(Berat Badan) sebesar 186,27/mm3 yang merupakan kondisi tidak normal
X10 (<350/mm3). Berikut ini merupakan penjelasan mengenai hasil
Satuan: /mm3
(Jumlah CD4)
Kategori:
statistika deskriptif data kategori.
X11
0 = Tidak ada
(IO)
1 = Ada
Kategori:
X12
0 = TB negatif
(Status TB)
1 = TB positif (a) Jenis Kelamin (b) Status Pernikahan (c) Pendidikan
D. Langkah Analisis
Langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan karakteristik pasien HIV/AIDS dengan ART (d) Status pekerjaan (e) Resiko Penularan (f) PMO
menggunakan statistika deskriptif untuk variabel
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) D-130
x 3=1 Ce n s o r e d x 3=1
Ce n s o r e d Ob s e r v a t i o n s
HIV/AIDS dalam menjalani ART berdasarkan pendidikan.
Gambar 3. Kurva Survival Kaplan Meier Pasien HIV/AIDS dengan ART 1. 00
hingga 1. Hal ini dibuktikan bahwa pada hari ke-0 hingga hari
ke-800 (bulan ke-26), kurva survival turun lambat dimana 0. 25
(bulan ke-32) hingga seterusnya, kurva survival stabil dan S T RA T A : x 4=0 Ce n s o r e d x 4=0
t
x 4=1 Ce n s o r e d x 4=1
peluang survival pasien HIV/AIDS dalam menjalani ART Gambar 6. Kurva Survival Kaplan Meier Berdasarkan Pendidikan
sebesar 0,75. Hasil kurva survival pada Gambar 6 menunjukkan bahwa
Berikut ini akan dijelaskan mengenai karakteristik pasien tidak terdapat perbedaan waktu survival pasien HIV/AIDS
HIV/AIDS dengan ART di RSUD Prof. Dr. Soekandar dalam menjalani ART berdasarkan variabel pendidikan.
Kabupaten Mojokerto berdasarkan faktor-faktor yang diduga Terlihat bahwa pada hari ke-250 hingga hari ke-1000 peluang
mempengaruhinya menggunakan kurva survival Kaplan Meier survival pasien yang memiliki pendidikan rendah lebih rendah
dan dilanjutkan dengan pengujian Log Rank untuk mengetahui dibandingkan dnegan pasien dnegan pendidikan tinggi.
apakah terdapat perbedaan antar kurva survival. Namun pada hari ke-1000 hingga seterusnya, peluang
1. 00
survivalnya menjadi sebaliknya. Secara teori, mengatakan
bahwa Pasien HIV/AIDS yang berpendidikan lebih
0. 75
1. 00
yang tidak memiliki PMO dalam menjalani ART karena kurva
sruvival pasien yang memiliki PMO cenderung menurun dan
0. 75
sering berada dibawah kurva sruvival pasien yang tidak
memiliki PMO. Hal ini diduga disebabkan oleh penanganan
0. 50
S T RA T A : x 5=0 Ce n s o r e d x 5=0
t
x 5=1 Ce n s o r e d x 5=1
Berikut ini merupakan kurva survival Kaplan Meier
Gambar 7. Kurva Survival Kaplan Meier Berdasarkan Status Pekerjaan
pasien HIV/AIDS dalam menjalani ART berdasarkan stadium.
Pekerjaan seringkali dihubungkan dengan penghasilan 1. 00
kesibukan yang lebih padat dibanding yang tidak bekerja S T RA T A : x 8=0 Ce n s o r e d x 8=0
t
x 8=1 Ce n s o r e d x 8=1
sehingga pasien yang tidak bekerja lebih rutin menjalani ART Gambar 10. Kurva Survival Kaplan Meier Berdasarkan Stadium
dibandingkan dengan yang bekerja. Berdasarkan Gambar 10, terlihat bahwa pasien HIV/AIDS
Berikut ini merupakan kurva survival Kaplan Meier pasien yang memiliki stadium berat mengalami penurunan tajam di
HIV/AIDS dalam menjalani ART berdasarkan resiko hari ke-200 sehingga cenderung peluang survival pasien
penularan. HIV/AIDS memiliki stadium berat lebih rendah daripada
1. 00
pasien yang memiliki stadium ringan. Hal ini dapat
menjelaskan bahwa stadium memberikan pengaruh terhadap
0. 75
survival pasien HIV/AIDS dengan ART.
0. 50
Berikut ini merupakan kurva survival Kaplan Meier
pasien HIV/AIDS dalam menjalani ART berdasarkan infeksi
0. 25 oportunistik.
1. 00
0. 00
x 11=1 Ce n s o r e d x 11=1
cenderung lebih rendah dibandingkan pasien yang memiliki Gambar 11. Kurva Survival Kaplan Meier Berdasarkan Infeksi Oportunistik
resiko penularan lainnya. Salah satu manfaat pasien HIV/AIDS yang menjalani ART
Berikut ini merupakan kurva survival Kaplan Meier adalah mampu memulihkan sistem imun pasien dengan
pasien HIV/AIDS dalam menjalani ART berdasarkan mengurangi infeksi oportunistik. Adanya pengurangan infeksi
pendamping minum obat. tersebut, mampu meningkatkan survival pasien HIV/AIDS.
1. 00
Pada Gambar 11, terlihat bahwa kedua kurva survival tersebut
saling berhimpitan sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada
0. 75
perbedaan waktu survival pasien HIV/AIDS yang menderita
dengan pasien yang tidak menderita infeksi oportunistik dalam
0. 50
menjalani ART.
0. 25
Berikut ini merupakan kurva survival Kaplan Meier pasien
HIV/AIDS dalam menjalani ART berdasarkan status
0. 00
tubercolosis.
0 250 500 750 1000 1250 1500 1750
1. 00
Kaplan Meier pada faktor stadium saja yang berbeda secara
signifikan, sedangkan faktor yang lain tidak berbeda secara
0. 75
signifkan atau dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan
waktu survival pasien HIV/AIDS dengan ART berdasarkan
0. 50
S T RA T A : x 12=0 Ce n s o r e d x 12=0
t
x 12=1 Ce n s o r e d x 12=1
pasien HIV/AIDS memiliki stadium berat lebih rendah
Gambar 12. Kurva Survival Kaplan Meier Berdasarkan Status Tubercolusis
daripada pasien yang memiliki stadium ringan. Jadi, stadium
Tuberculosis menjadi penyebab utama mortalitas pada mampu meberikan pengaruh terhadap survival pasien
pasien yang hidup dengan HIV/AIDS termasuk pasien yang HIV/AIDS saat menjalani ART.
menjalani ART sehingga perlu untuk mengetahui peluang B. Saran
survival pasien HIV/AIDS dengan ART berdasarkan status
Bagi peneliti, diharapkan pada penelitian selanjutnya perlu
Tuberculosis pada pasien. Pada Gambar 12 menjelaskan
memasukkan faktor lain meliputi faktor penghasilan dan jarak
bahwa probabilitas survival pasien HIV/AIDS dengan TB
tempat tinggal dengan rumah sakit karena diduga kedua faktor
negatif lebih rendah daripada pasien dengan TB positif dalam
tersebut memberikan pengaruh terhadap survival pasien
menjalani ART. Sebelum menjalani ART, pasien HIV/AIDS
HIV/AIDS yang menjalani ART. Sedangkan bagi pihak rumah
yang memiliki TB positif perlu melakukan terapi untuk
sakit, diharapkan pelru memperhatikan faktor stadium dalam
mengobati penyakit tubrcolusis. Saat pasien tersebut sudah
melakukan penanganan medis pada pasien HIV/AIDS dengan
dinyatakan pulih oleh dokter, maka pasien HIV/AIDS
ART.
diperbolehkan untuk menjalani ART sehingga hal tersebut
mampu memberikan pengaruh terhadap survival pasien
HIV/AIDS dengan TB positif. DAFTAR PUSTAKA
C. Uji Log Rank [1] UNAIDS, 2013. HIV in Asia and the Pacific UNAIDS report 2013.
Available at:
Selanjutnya, dilakukan uji Log Rank untuk mengetahui http://www.unaids.org/en/media/unaids/contentassets/documents/unaids
apakah terdapat perbedaan antar kurva survival. Berikut ini publication/2013/2013_HIV-Asia-Pacific_en.pdf
[2] Kemenkes RI. (2011). Pedoman ART 2011. Pedoman Nasional
merupakan hasil uji log rank berdasarkan faktor-faktor yang Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral Pada Orang
diduga mempengaruhi survival pasien HIV/AIDS dengan Dewasa
ART. [3] Dinkes. (2014). Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto 2013
Tabel 4. Uji Log Rank [4] Kleinbaum, D. G., & Klein, M. (2012). Survival Analysis: A Self-
Variabel df Log Rank P-value Learning Text. London: Springer.
Jenis Kelamin 1 0,0014 0,9704 [5] Collet, D. (1994). Modelling Survival Data in Medical Research.
London: Chapman and Hall.
Status Pernikahan 1 0,6076 0,4375
[6] Utami, S. (2015). Prediktor Kematian Pasien HIV dengan Terapi
Pendidikan 1 0,4075 0,5233 Antiretroviral di RSU Badung Bali. Denpasar: Program Studi Ilmu
Status Pekerjaan 1 0,0189 0,8907 Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana.
Faktor Resiko Penularan 5 1,6735 0,8922 [7] Widyanthini, D.N (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Pendamping Minum Obat 1 0,5819 0,4456 Loss To Follow Up pada ODHA yang Menerima Terapi ARV di Klinik
Stadium 1 7,2618 0,0070 Amertha Yayasan Kerti Praja Bali. Denpasar: Program Studi Ilmu
Infeksi Oportunistik 1 1,3180 0,2509 Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana.
Status Tubercolosis 1 0,6243 0,4295 [8] Kemenkes RI. (2014). Info Datin AIDS. Situasi dan Analisis HIV AIDS
[9] Lee, E. T. (1980). Statistical Methods for Survival Data Analysis.
Berdasarkan hasil uji log rank, dapat diketahui bahwa [10] Le, C. T. (1997). Applied Survival Analysis. New York: John Willey and
waktu survival pasien HIV/AIDS dengan ART berdasarkan Sons, Inc.
variabel jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, status [11] Dewi, P.D.P.K. (2015). Determinan LTFU Pasien ODHA yang
pekerjaan, faktor resiko penularan, pendamping minum obat, Menerima Terapi Antiretroviral di VCT RSUD Badung. Denpasar:
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana.
infeksi oportunistik, dan status tubercolosis tidak berbeda
secara signifikan. Sedangkan, waktu survival pasien
HIV/AIDS dengan ART berdasarkan variabel stadium berbeda
secara signifikan karena p-value sebesar 0,0070 lebih kecil
dari α (0,05).