NIM : 1813201012 MATA KULIAH : ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN DOSEN : FITRIA FATMA,SKM,M.kes
STUDI KASUS PENCEMARAN AIR SUNGAI TELUK DALAM BANJARMASIN
AKIBAT LIMBAH DOMESTIK
KRONOLOGIS TERJADINYA PENCEMARAN
Sungai Teluk Dalam sebagai salah satu sungai yang ada di Banjarmasin merupakan satu diantara banyaknya sungai sebagai prasarana baik dalam trasportasi maupun usaha perdagangan. Sungai Teluk Dalam memiliki rata-rata lebar 0-63 m dan panjang 3.428 m. Meskipun sungai ini memiliki jarak yang cukup lebar, banyaknya jembatan yang dibangun menyebabkan tertutupnya arus transportasi perahu yang berlalu lintas dan terbatasi pada daerah hilir sungai penduduk yang datang ke kota Banjarmamsin mulai meningkat tidak terkecuali Teluk Dalam, banyak jembatan yang mulai dibangun dan menghalangi lalu lintas perahu. Dari tahun ke tahun jembatan mulai banyak berdiri dan membuat lalu lintas di daerah hulu tertutup. Daerah sekitar sungai banyak pohon ditebangi diatas tahun 65an, hal ini menyebabkan penyerapan air menjadi berkurang ditambah dengan banyaknya bangunan berdiri disebabkan kebutuhan penduduk yang semakin meningkat. Melihat kondisi pemukiman yang ada di Banjarmasin terutama pada daerah sungai Teluk Dalam memiliki garis sempadan sungai < 10 m, jarak ini menyebabkan masyarakat memiliki kontak langsung (dekat dengan sungai) yang memicu masyarakat dengan mudahnya membuang limbah rumah tangga maupun limbah anorganik serta pabrik. Tentu hal ini sulit untuk diatasi dengan menjauhkan bangunan sesuai standar PP 47/97, maka diperlukan solusi lain dalam mengatasi pencemaran sungai yang ada di Teluk Dalam.
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENCEMARAN
Hasil Survey Lapangan Dari hasil survey lapangan pada sungai Teluk Dalam ditemukan beberapa faktor yaitu: • Sungai yang semakin menyempit yang disebabkan oleh bangunan liar/ rumah di bantaran sungai. • Banyaknya sampah di sungai karena sungai dijadikan sebagai pembuangan, limbah rumah tangga, indutri maupun anorganik yang dibuang sembarangan. • Banyaknya bangunan jembatan penyebrangan yang mengakibatkan terhentinya lalu lintas air di daerah hulu. • Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara sungai sebagai lahan basah yang merupakan tampungan air dan mengatur suhu sekitarnya. • Penumpukan sampah mengakibatkaan adanya pengendapan, ditambah dengan sedimentasi yang terjadi menambah berkurangnya fungsi sungai bahkan mengakibatkan tidak berfungsinya sungai. Sungai Tidak Produktif Sungai tidak produktif dimana kondisi sungai mengalami kerusakan atau sungai yang hilang sehingga mengurangi fungsi dar sungai itu sendiri. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu: • Tersumbatnya sungai akibat rapatanya pertumbuhan permukiman atau bangunan disepanjang pinggiran/ bantaran sungai. • Pencemaran oleh limbah domestik dan industri. • Menyempitnya sungai akibat pelebaran jalan, pembangunan badan jembatan yang rendah sehingga menghambat transportasi air. • Erosi dan sedimen. • Berkurangnya daerah resapan air. • Normalisasi sungai.
DAMPAK DARI PENCEMARAN
Dampak lingkungan : • banyaknya jembatan yang dibangun menyebabkan tertutupnya arus transportasi perahu yang berlalu lintas dan terbatasi pada daerah hilir sungai • menyebabkan krisis air yang berkepanjangan dikarenakan tercemarnya sungai. • masyarakat dahulu masih memanfaatkan sumber daya air dengan baik dan belum menyalahgunakan sumber daya tersebut maupun mencemari hingga tidak layak pakai. • terjadinya krisis air yang layak pakai baik sebagai air minum maupun sebagai bahan produksi. • sungai dijadikan sebagai pembuangan, limbah rumah tangga, indutri maupun anorganik yang dibuang sembarangan. • Penumpukan sampah mengakibatkaan adanya pengendapan, ditambah dengan sedimentasi yang terjadi menambah berkurangnya fungsi sungai bahkan mengakibatkan tidak berfungsinya sungai.
Dampak bagi kesehatan
• Kolera Kolera merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Bakteri ini biasanya muncul di air atau makanan yang terkontaminasi oleh feses orang yang menderita penyakit ini. Kalian juga bisa menderita kolera jika mencuci makanan menggunakan air yang terkontaminasi. Beberapa gejala kolera adalah diare, kram perut, muntah dan sakit kepala. • Disentri Disentri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke mulut melalui air atau makanan yang tercemar. Beberapa gejala disentri antara lain demam, muntah, sakit perut, dan diare parah. • Diare Diare merupakan salah satu penyakit yang umum terjadi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dan parasit yang ada di air yang tercemar. Diare biasanya ditandai oleh feses yang encer dan buang air besar terus-terusan. • Hepatitis A Hepatitis A merupakan penyakit yang menyerang hati dan disebabkan oleh virus. Penyakit ini biasanya menyebar melalui air atau makanan yang terkontaminasi feses, atau melalui kontak langsung dengan feses dari pengidap hepatitis A. • Keracunan Timbal Timbal merupakan salah satu polutan yang biasa ditemukan di air yang tercemar. Jika terpapar timbal dalam dosis berlebih dapat menyebabkan penyakit serius, seperti kerusakan organ, gangguan sistem saraf dan penyakit ginjal. • Polio Polio merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh poliovirus. Penyakit ini menyebar melalui feses dari pengidap polio. Polio dapat dicegah dengan mudah dengan cara mendapatkan vaksin polio. • Trachoma Akibat Pencemaran lainnya terhadap kesehatan adalah trachoma atau infeksi mata. Penyakit ini disebabkan oleh kontak dengan air yang tercemar.
LANGKAH-LANGKAH MENGANALISIS PENCEMARAN LINGKUNGAN
• Mengamati kebersihan sungai. • Mengamati kondisi fisik sungai meliputi kelancaran aliran, lebar sungai sekarang, terjadinya endapan akibat sedimentasi dan penumpukkan sampah yang mengakibatkan fungsi sungai berubah. • Mengamati kondisi bangunan yang menjorok ke sungai yang mengakibatkan badan sungai berkurang. • Mengamati jumlah penduduk daerah setempat. • Menganalisis hasil pengamatan di lapangan dengan peraturan perundang-undangan tentang garis sempadan sungai. : Mulai→Studi literasi→Pengamatan Permasalahan Sungai→Penentuan Solusi→Perbaikan Kualitas Air Sungai→Kualitas Air Menjadi Lebih Baik→ Selesai
PENDAPAT TENTANG DIAMETER KUALITAS LINGKUNGAN
PP 47 tahun 1997 tentang Tata Ruang Nasional menunjukkan standar dari garis sempadan sungai adalah : • 10-15 m di dalam kawasan pemukiman • 50-100 m di luar kawasan pemukiman. Uraian tersebut menunjukkan bahwa terdapat cukup banyak peraturan untuk menjaga lingkungan hidup. Permasalahannya kembali kepada pola pikir masyarakat dan kecukupan pengetahuan masyarakat luas tentang tentang lingkungan dan sumber daya alam yang belum memadai. Sering kali peraturan-peraturan tersebut sering diabaikan oleh masing-masing individu karena kurangnnya tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup