Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN : 1979 - 5858

ANALISA KEGAGALAN MAIN BEARING CRANKSHAFT PADA


KENDARAAN RODA EMPAT

Eko Edy Susanto, Faizin Ahmad R


Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang
Telp. (0341) 417636 – Pes. 516, Fax. (0341) 417634
E-mail : ekoedys@yahoo.co.id

ABSTRAK
Main Bearing atau bantalan luncur berfungsi untuk menumpu beban dari
poros, karena selalu menerima beban gesekan maka tidak menutup kemungkinan
terjadinya keausan, disinilah awal mula terjadinya kerusakan material bantalan,
kerusakan bisa berupa keausan atau keretakan dan sebagainya. Dengan faktor
pertimbangan ini maka perlu adanya pengkajian lanjut tentang sebab kegagalannya,
apa karena faktor internal atau faktor eksternal, seperti pengaruh bahan bantalan,
pengoperasian , lingkungan atau pembebanan serta mengetahui seberapa besar nilai
keausan dan kerusakannya. Kerusakan yang terjadi disebabkan keausan, cacat
permukaan berbentuk lubang-lubang kawah dan penyebab kerusakan terjadi pada
pengoperasian yang tidak benar, pembebanan kejut dan perawatan

Kata kunci:mesin kendaraan, main bearing, pengoperasian, perawatan, cacat.

PENDAHULUAN
.
Kendaraan ini dari waktu kewaktu beban dari poros, karena selalu menerima
selalu bermetamorfosis, begitu banyak beban gesekan maka tidak menutp
kemajuan dan perubahan yang diciptakan, kemungkinan terjadinya keausan,
mobil merupakan suatu system yang disinilah awal mula terjadinya kerusakan
tersusun atas material. Masing-masing material bantalan, kerusakan bisa berupa
dengan karakteristik yang cocok untuk keausan atau keretakan dan sebagainya.
pemrosesan, bentuk yang sesuai untuk Dengan faktor pertimbangan ini maka
perakitan, dan sifat yang spesifik untuk perlu adanya pengkajian lanjut tentang
pamakaian. Ketersediaan, kelayakan sebab kegagalannya, apa karena faktor
ekonomis, keamanan, dan mutu estetika internal atau faktor eksternal, serta
juga dipersyaratkan. Walupun begitu mengetahui seberapa besar nilai keausan,
masih ada saja kendala-kendala yang kekerasan material, dan strukutur
timbul akibat tersusunnya suatu mikronya.
komponen yaitu kegagalan material,
seperi contoh kegagalan pada bantalan
luncur, material ini berfungsi untuk
menumpu

1
Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN : 1979 - 5858

LANDASAN TEORI

Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang
menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerak bolak-baliknya dapat
berlangsung secara halus, aman dan
panjang umur. Bantalan harus cukup
Gambar 1. Sistem pelumasan pada main
kokoh untuk memungkinkan poros serta
bearing pada kendaraan bermotor
elemen mesin lainnya bekerja dengan
baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan
baik maka prestasi seluruh system akan
menurun atau tidak dapat bekerja secara
semestinya.Apabila satu bagian mesin
didukung oleh bagian lainnya dan bagian
yang satu punya kecepatan terhadap yang
lainnya, maka kedua bagian ini menyusun
suatu bantalan.

Gambar 2. Pemasangan main bearing


Pelumasan
Pelumasan pada mesin kendaraan
bermotor sangat penting untuk melumasi
bagian-bagian yang bergerak dan
bertumpu satu dengan lainnya. Pelumasan
dilakukan dengan mengikuti standar
pelumas dan perawatan yang ditentukan
oleh pabrik kendaraan tersebut. Bila ada
penyimpangan pemakaian jenis pelumas
dan jadwal perawatan maka akan Gambar 3. Dudukan main bearing dan
berakibat pada bagian mesin yang perlu saluran pelumas
dilumasi akan rusak berupa keausan dan
cacat-cacat permukaan. Main bearing Kegagalan material
merupakan bagiam yamg dilumasi karena Kegagalan dapat didefinisikan
main bearing merupakan tumpuan dari sebagai kejadian sewaktu komponen tidak
crankshaft jika terjadi permasalahan pada lagi mampu memenuhi fungsi
sistem pelumas akan menyebabkan pemakaiannya dengan baik dikarenakan
gesekan langsung antara main bearing patahan atau deformasi berlebih ataupun
dengan crankshaft maka kerusakan akan deteriorasi. Mekanisme kegagalan
terjadi pada main bearing. umumnya merupakan kegagalan bahan
yang ditentukan oleh riwayat
termomekanis bahan selama pemrosesan
dan kondisi pemakaian.

2
Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN : 1979 - 5858

Kegagalan merupakan semua Set-up mesin yang dilakukan


perubahan dalam bagian mesin yang menyebabkan mesin panas sehingga
menyebabkannya tidak bisa melakukan mempengaruhi sifat pelumas dengan
fungsinya dengan baik. Tahap-tahap yang
demikian pelumas bekerja tidak sesuai
mendahului kegagalan akhir adalah
kegagalan dini, kerusakan dini semua ini dengan fungsinya maka berpengaruh pada
akan membuat bagian atau komponennya main bearing. Pemilihan jenis pelumas
menjadi tidak aman untuk pemakaian tidak sesuai dengan karakteristik
berikutnya. Pengertian dari analisa operasional kendaraan maka fungsi
kegagalan yaitu merupakan suatu pelumasan tidak sempurna sesuai standar
prosedur yang dilakukan untuk mencari pengoperasian kendaraan dan dapat juga
dan mengungkapkan mengapa dan
masa pakai pelumas melebihi batas
bagaimana suatu alat atau komponen
mengalami kegagalan dengan mengacu operasionalnya. Dengan demikian fungsi
kepada bagian atau komponen yang pelumas sangat berperan untuk mengatasi
mengalami kegagalan tersebut, khususnya kerusakan main bearing dengan adanya
pada bagian yang rusak . perawatan sistem pelumas tidak baik,
pembebanan pada main bering yang
berlebihan, overheat pada mesin,
METODOLOGI pemakain pelumas melebihi batas
operasionalnya maka akan terjadi
Data Pemakaian kerusakan metal main bearing dibawah
Umur bantalan luncur mulai dipasang umur pakainya.
sampai dengan rusak adalah 5-10 tahun, Pengamatan foto mikro pada bantalan
tergantung dari perawatannya dan atau main bearing baru dan yang rusak
pemakaiannya. Faktor perawatan pada dilakukan untuk memperoleh data adakah
sistem pelumasan kurang baik maka pengaruh kerusakan tersebut terhadap
mengakibatkan sirkulasi pelumas menjadi perubahan struktur mikro. Struktur mikro
terganggu, akibatnya komponen metal bantalan baru dan banatalan yang rusak
kurang mendapatkan pelumasan secara terdapat perbedaan pada struktur α dan
sempurna maka terjadi gesekan langsung struktur β, pada bantalan yang baru
antara poros dan bantalan dan struktur α dalam ukuran kecil-kecil
mengakibatkan keausan terjadi, suara dan namun pada bantalan yang rusak struktur
performance menurun, jika dibiarkan α membesar dan medominasi area
kerusakan secara global dapat terjadi, dibandingkan struktur β. Dari perubahan
maka obsi terakhir adalah dengan over struktur tersebut akan berpengaruh
houl lalu mengganti material metalnya. terhadap kekerasan bahan dan laju
Pembebanan pada metal tidak stabil keausan maka umur pakai main bearing
karena pengoperasian kendaraan atau juga berubah. Penyebab dari perubahan
mesin tidak sesuai dengan standar seperti tersebut dikarenakan operasional yang
pengaturan pedal gas secara mendadak menyimpang dari standar terutama pada
besar maupun kecil dan berulang-ulang. pelumasan. Dari pelumasan yang tidak

3
Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN : 1979 - 5858

sesuai dengan ketentuan oprasional akan sama. Dari pengujian kekerasan terdapat
menyebabkan gesekan dan peningkatan perbedaan yang signifikan kekerasan
temperatur dan keausan pada main bahan main bearing yang baru dan yang
bearing maupun cacat lainnya. rusak untuk main bearing sebelum batas
umur pakainya

Grafik 1. Kekerasan main bearing

120

100

Kekerasan (HRb)
80
Baru
60
Rusak
40

20
Gambar 4. Foto Struktur mikro main 0
bearing baru 1 2 3 4 5 6 7
Main bearing

.
Pengujian keausan ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar tingkat
keausan bantalan luncur yang mengalami
gagal/cacat . Setelah sampel dibersihkan
kemudian dilakukan pengujian keausan
dengan menggunakan Metode profil,
dengan menggunakan pembesaran
bayangan pada benda uji , setelah itu di
Gambar 5. Foto Struktur mikro main lakukan pengukuran dengan cara
bearing rusak memposisikan benda benda kerja tegak
lurus dangan gambar skala. Lalu
Penggujian mekanis ini dilakukan pengukuran dimulai dengan cara
dengan tujuan untuk mengetahui seberapa mengukur bagian luar bantalan, setelah
besar sifat material yang mengalami itu mengukur bagian dalam bantalan,
kegagalan/cacat, dalam hal ini bantalan hasil pengukuran luar tadi dikurangi hasil
luncur duduk dan jalan. pengukuran dalam, lalu untuk mengetahui
Pengujian kekerasan dilakukan pada main keusannya maka ukuran standart (baru)
bearing baru sebanyak 7 buah dan main dikurangi hasil pengukuran tadi, maka
bearing yang rusak sebanyak 7 buah dari selisih yang timbul merupakan nilai
bahan dan untuk jenis kendaraan yang

4
Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN : 1979 - 5858

keausannya. Adapun cara menghitung batas yang ditentukan oleh standar


secara sederhana sebagai berikut : pakai. Main bearing diambil dari
kendaraan yang sama dan lama
μ = Std – ( N1 – N2) pemakainnya ± 2 – 3 tahun. Data yang
diperoleh meliputi data-data
μ = keausan pengoperasian kendaraan, perawatan
Std = ukuran standart (sebelum aus) kendaraan dan permasalahan yang
N1 = merupakan nilai pengukuran benda terjadi berkaitan dengan main bearing
bagian luar
N2 = merupakan nilai pengukuran benda
langsung maupun tidak langsungm
bagian dalam seperti pelumas dan sebainya.

Pengujian Mekanis
Grafik 2. Keausan main bearing rusak Dalam hal pengujian mekanis ini,
peneliti mengunakan pengujian kekerasan
0,04
Rockwell, keausandan cacat dan sampel
pengujian (Impeller) diambil dari
0,03
bantalan yang mengalami
Keausan

0,02 Keausan kegagalan/cacat. Pengujian kekerasan


0,01 rockwell ini bertujuan untuk mengetahui
0
kekerasan bantalan yang mengalami
1 2 3 4 5 6 7 gagal/cacat. Sedangkan jumlah spesimen
Main bearing diambil sebanyak 7 dimana masing-
masing specimen diuji sebanyak 5 titik
yang kemudian diambil rata – rata dari
PEMBAHASAN perhitungan ke 5 titik tersebut.
Pemakaian main bearing yang rusak
rata-rata umur pakainya jauh dibawah

Tabel 1. Jenis kerusakan dan cacat-cacat pada main bearing

Type kerusakan Kekerasan Keausan


No Bantalan rusak
(cacat) (HRB) μ

1 95,6. 0,005

Smearing

5
Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN : 1979 - 5858

2 98,4 0,031

Flaking

3 97 0,023

Flaking

4 98,4 0,022

Cage failure

5 91,4 0,021

Cage failure

6 90,4 0,34

Cage failure

7 89,6 0,32

Corrosion

6
Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN : 1979 - 5858

Pembahasan cacat pada main bearing hanya melihat wujud flaking saja. Hanya
Pengamatan cacat pada metal 1 saja jika waktu operasi bantalan dapat
terjadi cacat smearing (corengan), diketahui dengan pasti masalahnya dapat
Smearing disebabakan oleh dua di simpulkan berdasarkan besarnya
permukaan beban mengalami gesekan beban yang bekerja.
luncur. Smearing yang timbul antara Pengamatan cacat pada metal 4,5,6
bantalan dan raceway antara lain karena terjadi cacat cage failure (keausan),
pemakaian pelumas yang terlampau Sangkar pada bantalan, pada kondisi
keras (hardned lubricants). Yang operasi yang normal mengalami
menghambat putaran poros sehingga regangan yang kecil tetapi biasanya
terjadilah gerakan luncur. Pada bantalan sangat peka terhadap mutu pelumasan.
tanpa sangakar (cage) resiko smearing Keausan akan timbul pertama kali kerena
pada kontak antara elemen gelinding sangkar menggores elemen gelinding,
sangat besar. Smearing yang tidak segera selanjutnya lama kelamaan sangkar akan
diatasi akan menyebabkan terjadinya pecah dan akibatnya dapat menghentikan
flaking. poros seketika. Pada kegagalan sangkar
Pengamatan cacat pada metal 2, 3 terjadi posisi pelumasan harus diteliti terlebih
cacat flaking (serpihan), Fenomena dahulu karena hanya pada kasus-kasus
flaking berawal dari munculnya fatique tertentu saja fatiqu crack dapat terjadi
crcks pada permukaan cincin dan elemen pada sangkar.
gelinding. Cracks akan menyebabkan Pengamatan cacat pada metal 7 terjadi
bagian – bagian material mengelupas cacat corrosion (korosi), Pembentukan
yang akhirnya lepas dari raceway, pada karat pada bantalan ternyata merupakan
awalnya serpihan tersebut memang kecil akibat masuknya air atau zat cair yang
sekali namun karena pemakaian bantalan bersifat korosif. Pelumasan yang kurang
yang terus menerus serpihan tersebut tepat juga dapat menyebabkan karat
akan melebar karena semakin banyak kontak antara bantalan dan poros dan
permukaan logam yang mengelupas rumah bantalan. Penyebab lainnya
sampai pada akhirnya semua daerah adalah karena adanya gerakan luncur
kontak elemen mengelupas. Pada antara permukaan yang menyebabkan
tahapan akhir serpihan – serpihan penggerusan material yang segera
tersebut terlihat seperti bintik ( bruise) disusul dengan oksidasi permukaan yang
pada permukaan cincin. Umumnya sulit menggerusi tersebut.
menentukan apakah penyebab terjadinya
flaking itu beban normal atau beban
yang tidak normal (terlalu tinggi) dengan

7
Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN : 1979 - 5858

Tabel 2. Penyebab terjadinya cacat

No Profil kerusakan Analisa


Pada metal no.1, telah terjadi cacat
flaking, proses terjadinya cacat ini akibat
aliran pelumas pada bantalan yang
kurang sempurna, sehingga terjadi
1 gesekan secara langsung antara bantalan
dan crankshaft.

Pada metal no.2, telah terjadi cacat cage


failur, terjadinya cacat ini akibat gesekan
crankshaft dan bantalan, karena ini
adalah bantalan jalan, keausan bisa
2 terjadi pada saat bantalan mendapat
beban spontan setelah diam

Pada metal no.3, kondisinya hampir


sama dengan dengan material no.2, yaitu
terjadinya cacat cage failure akibat
gesekan crankshaft dan bantalan.
3

Pada metal no.4, terjadi cacat smearing,


cacat ini terjadi akibat gesekan secara
langsung antara crankshaft dan bantalan,
sehingga metal menjadi panas, dan
4
terkelupas.

8
Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN : 1979 - 5858

KESIMPULAN yang rusak cenderung stuktur alpha lebih


besar dan mendominasi,
Setelah dilakukan pengujian-pengujian perbandingannya mencapai 60 : 40 %
terhadap material metal, maka dapat di maka sifat mekanis metal juga ikut
ambil kesimpulan sebagai berikut : terpengaruh sehingga metal menjadi lebih
Pada pengujian kekerasan terlihat jelas keras.
perbadaan-perbedaan kekerasan akibat
perlakuan panas yang didapat dari dalam DAFTAR PUSTAKA
mesin, Jika dibandingkan dengan material
yang baru, meterial yang rusak nilai 1. Sriati Djaprie, Metalurgi
kekerasannya jauh lebih besar, kerena Mekanik,1988., Terjemahan, Jilid 2,
material rusak tadi telah mengalami Penerbit Erlangga, Jakarta.
berbagai macam peristiwa, mulai dari 2. Smallman. R.E,1991, Metalurgi Fisik
gesekan, tegangan, dan lain-lain, yang Modern, Penerbit Gramedia, Jakarta.
mana kejadian tadi dapat merubah 3. Suratman Rochim, 1994, Paduan
struktur dari meterialnya. Proses Perlakuan Panas, Lembaga
Untuk pengujian keausan, nilai Penelitian Institut Teknologi Bandung.
keausannya juga terdapat perbedaan hal 4. Tata Surdia,1992, Pengetahuan Bahan
ini disebabkan adanya gesekan yang Teknik, Penerbit Gramedia, Jakarta.
terjadi pada material tidak sama satu 5. Thelning Erick, 1984, Stell and Heat
dengan yang lain, sehingga keausan yang Treatment, Jointly Owned by
terjadi terdapat selisih, pelumasan Butterworek & CO, London
merupakan alasan yang tepat untuk 6. Thomas J. Witherfod, 1993,
menjadi pertimbangannnya. Introduction to Heat Treating of Stells,
Pada pengamatan cacat material metal, ASM Handbook Heat Treating,
terjadi 4 (empat) macam cacat, yaitu pada Volume 4, ASM International, Ohio,
specimen 1 terjadi cacat corengan halaman 711-725
(smearing), pada specimen 2, 3,terjadi
cacat serpihan (flaking), pada specimen
4,5,6 terjadi cacat keausan (cage failure),
pada specimen 7 terjadi cacat korosi
(corrosion).
Pada struktur mikro jelas sekali terjadinya
perbedaan antara metal yang baru dan
metal yang rusak, pada material yang
baru struktur α dan β masih terbentuk
dalam kondisi yang seimbang dan
bentuknya masih kecil-kecil, pada metal

Anda mungkin juga menyukai