PAGAR
Disusun oleh:
SEMARANG
2017
STUDI KINETIKA REAKSI PADA METANOLOSIS MINYAK JARAK PAGAR
Kondisi ini memicu kenaiakn harga BBM di berbagai negara termasu Indonesia. Bernagai
upaya dilakukan untuk mengatasi kelangkaan BBM di Indonesia. Salah satu upaya di verifikasi
energi adalah melalui penyediaan bahan bakar energi yang dapat di perbarui seperti biodiesel
yang dapat dihasilkan dari minya nabatai seperti minyak kelapa, minyak kelpa sawit dan
minyak jarak pagar.
Biodisel adalah nama untu jenis fatty ester, umumnya merupakan monoalkyl ester yang terbuat
dari minyak nabati. Biodiesel dapat digunakan baik secara murni maupun di campur dengan
minyak diesel pada mesin kendaaraan tanpa mengalami modifikasi mesin. Biodiesel bersifat
lebih ramah lingkungan dan dapat diperbaharui (renewable) dapat terurai (biodegrable),
memiliki pelumas terhadap piston karena termasuk kelompok tidak mengering, mampu
mengeleiminasi efek rumah kaca dan konstinuitas ketersediaan bahan baku terjamin serta
menghasilkan emisi gas buang jauh lebih baik dibandingkan dengan inyak diesel/solar, yaitu
bebas sulfur, bilangan asap, dan angka cetana antara 57-62, terbaar sempurna dan tidak
beracun. Adapun keuntungan dari biodiesel adalah :
a) Campuran dari 20% biodiesel dengan 80% petroleum diesel dapat digunakan pada
mesin diesel tanapa modifikasi.
b) Industri pada diesel adalah berupa lemak atau daur ulang.
c) Biodiesel tidak beracun
d) Biodiesel mempunai cetna number yang tinggi , yaitu diatas 100 sedangkan cetana
number diesel sendiri hanya 40
e) Pengunaan biodiesel dapat memperpanajng umur mesin diesel karena biodiesel lebih
licin.
f)Biodiesel mengganti bau petroleum dengan bau yang lebih enak.
Tanam jarak pagar merupakan jenis tanman prdu dengan tinggi 1-7 m bercabang tidak teratur.
Tanaman ini memliki batang berkayu, berebentuk silindris dan tidk tergoereng akan
mengelurskan getah. Tanaman jarak sendiri menghasilkan biji yang mengandung minyak
sekitas 30-50%. Minyak jrak mengandun 8-10 atom karbon. Pada minyak jarak pagar
mengakibatnkan viksotasi minyak jarak lebih tinggi (lebih kental) dibandingkan viksotasi
minyak bumi. Jarak mempunyai daya pembakaran yang masih rendah untuk digunakan sebagai
bahan bakar (biodiesel). Proses trasnsistefikasi dapat dapat meneurunan viksositas minyak jarak
pgar dan meningkatkan daya pembakarannya sehingga sesuai dengan standar minyak diesel
sesuai kendaraan bermotor. Proses transistefikasi diguanakan dengan menggunakan alkohol
untu mengubah triglesireda mejndai metil ester (biodiesel) dan gliserol.
Bungn tanaman ini meupakan bunga majemuk berbentuk malai dan berwarna kuning kehijauan.
Buah tanaman jarak berebentk telur dengan diameter 2-44 cm dan memiliki 3 ruangan dengan
masing-masing ruangan terdapat satu biji berbentuk bulat lonjong berwarna coklat kehitaaman.
Biji in mengandung minyak dengan rendemen 30-50% dan mengandung toksin sehingga tidk
dapat dikonsumsi oleh manusia.
Komponen Jumlah
(%)
Minyak 55
Karbohidrat 12
Serat 12,5
Abu 2,5
Protein 18
Karakteristik Nilai
Wujud Cairan
Warna Bening
berwarna
kuning
dan
tidak
ρ menjadi
7 keruh
o
8 meski
C
μ
disimpan
2 dalam
0
waktu
Indeks Bias yang lama
Angka Iodium 0,8783
Angka kg/liter
Penyabunan
71 cp
% FFA (asam 1,477 –
oleat) 1,478
Bilangan Asam 102,8 –
Kelarutan dalam 103,1
alkohol 176 – 181
(20oC) 5 – 80%
Bilangan Asetil 0,4 – 4,0
Titik Nyala
Titik Api Jernih
Tegangan (tidak
Permukaan keruh)
pada 20oC 145 – 154
230 oC
322
39,9
dyne/cm
Transestterifikasi merupakan suatu proses penggantian alkohol dari suau gugus ester
(trigliserida) dengan ester lain atau mengubah asam-asam lemak ke dala bentuk ester sehingga
menghasilkan alkaly ester. Proses tersebut dikenal sebagai prosess alkoholi. Proses alkohilis ini
merupakan reaksi biasanya berjalan lambat namun dapat dipercepat deangan bantuan suaatu
katalis. Katalis yang biasa digunakan adalah katalis asam seperti HCl dan H 2SO4, dan katalis
basa seperti NAOH dan KOH.
1) Masukkan minyak jarak ke dalam labu leher tiga yang dilengkapi dengan
termometer, pemanas, dan kondensor. Kemudian dipanaskan sampai suhu 60ºC.
2) Dicampurkan methanol, dan katalis dengan perbandingan berat dari minyak jarak
ratio 1:2 ke dalam beker gelas. Kemudian dipanaskan sampai suhu 40ºC.
3) Campuran katalis dan methanol dimasukkan ke dalam labu leher tiga.
4) Selama 60 menit, sampel diambil sebanyak 10 ml setiap 10 menit pemanasan.
5) Kemudian dimasukan ke dalam botol sampel yang didiamkan selama 24 jam agar
terlihat dua lapisan, kemudian dipisahkan dengan pipet tetes.
6) Setelah didapatkan campuran lapisan gliserol (pada lapisan bawah) yang kemudian
dianalisa dengan Metode Griffin untuk mengetahui konversi dari minyak jarak pagar.
7) Percobaan yang sama dilakukan kembali untuk suhu 70 oC sampai 80 oC.
8) Kemudian diulang kembali untuk rasio reaktan 1 : 4 dan 1 : 6 pada suhu 70 oC
o
sampai 80 C.
9) Kemudian lapisan atas yang terbentuk (metil ester) dicuci dengan menggunakan
air panas dengan temperatur sekitar 60 oC.
10) Air tersebut dicampurkan ke dalam corong pemisah, sehingga terbentuk dua lapisan.
Lapisan bawah yang terbentuk (air) dibuang.
11) Kemudian lakukan pencucian berulangulang sampai lapisan bawah yang terbentuk
(air) menjadi jernih. Dan didapatkan metil ester yang murni.
12) Terakhir lakukan pemanasan selama 2 jam pada metil ester sampai suhu 100ºC,
lakukan sampai tidak ada lagi gelembung.
13) Metil ester yang didapat dianalisa.
Hubungan temperatur dengan konversi reaksi ini dapat dilihat dengan menvariasikan
temperatur pada rasio reaktan dan pad waktu reaksi yang konstan. Variasi temperaturnya
pada penelitian ini ada tiga yaitu 60⁰C, 70⁰C, 80⁰C. Maka akan semakin besar temepraturnya,
maka semkin besar konversi yang akan dicapai untuk teperatur 60-70⁰C. Sedangkan pada
temperatur 80⁰C cendurung konversi turun. Hal ini dapt disebabkan oleh pereaksi dalm hal ini
metanol banya menguap akibat dari pemanasan diluar titik didih dari metanol itu sendiri
(68⁰C). Dapay dilihat pada waktu reaksi 10 menit, pada temperatur 60⁰C diperoleh konversi
sebesar 4,71761 %, pada temperatur 70 diperoleh konversi sebesar 6,1491 %, pada
temeperatur 80⁰C mendapatkan konversi 4,34658%
Tabel 4. Hubungan Temperatur terhadap Konversi Reaksi pada Rasio Reaktan 1:2 dalam
berbagai Variasi Waktu Reaksi
t Ko
(w nv
ak ers
tu i
), T= T= T=
m 60o 70o 80o
en C C C
it
10 4,7 6,1 4,3
17 49 46
61 10 57
20 6,8 8,2 28,
80 91 13
59 29 64
2
30 9,8 13, 26,
95 47 15
81 02 16
1 0
40 10, 16, 17,
62 42 57
24 14 92
2 7 2
50 7,6 13, 14,
46 58 70
08 53 14
7 0
60 6,0 10, 10,
38 50 60
49 69 51
2 2
Tabel 5. Hubungan Temperatur terhadap Konversi Reaksi pada Rasio Reaktan 1:4 dalam
berbagai Variasi Waktu Reaksi
t Ko
( nv
w er
ak si
tu T T T=
= = 80
o
), 60 70 C
o o
m C C
e
ni
t
1 73 57 51
0 ,0 ,5 ,1
45 80 69
50 89 85
2 80 76 73
0 ,1 ,2 ,8
28 26 43
78 93 37
3 86 88 88
0 ,4 ,1 ,8
24 47 02
00 17 04
4 75 69 67
0 ,0 ,8 ,4
69 86 14
68 52 50
5 39 45 41
0 ,6 ,4 ,0
04 22 61
99 48 80
6 25 38 32
0 ,7 ,0 ,1
82 81 89
50 10 46
Tabel 6. Hubungan Temperatur terhadap Konversi Reaksi pada Rasio Reaktan 1:6 dalam
berbagai Variasi Waktu Reaksi
t Ko
( nv
w ers
ak i
tu T= T= T=
), 60 70 80
o o o
m C C C
e
ni
t
1 16, 47, 74,
0 82 62 47
14 89 51
7 7 2
2 33, 54, 83,
0 15 09 42
69 34 32
9 5 2
3 38, 83, 85,
0 31 12 58
13 46 22
1 0 9
4 41, 65, 78,
0 14 82 01
10 43 97
0 6 2
5 38, 62, 58,
0 21 94 42
06 02 32
2 6 0
6 31, 57, 47,
0 47 84 79
22 32 37
5 8 4
Kenaikan konversi pada setiap kenaikan temperatur ini terjadi karena kesempatan partikel –
partikel untuk saling bertumbukan menjadi lebih besar, karena menurut teori kinetika,
kenaikan temperatur akan memberikan input energi kepada partikel sehingga probability
terjadinya tumbukan akan semakin besar, sehingga akan meningkatkan konversi reaksi yang
dicapai.
Energi Aktivasi
Nilai k ditentukan dari slope kurva -ln (1 – x) Vs waktu t pada temperatur tertentu. Nilai
konstanta kecepatan reaksi (k) pada temperatur 60 - 80 oC untuk rasio reaktan 1 : 6 dapat
dilihat pada tabel 4.
Temperat Konstan
ur (T), K ta reaksi
(k),
(1/menit
)
60 0,034
70 0,064
80 0,074
Tabel diatas dapat digunakan untuk menentukan energi aktivasi (E) dan faktor frekuensi (A)
dengan menggunakan persamaan Arrhenius, yaitu :
k = A e−E/ RT
lnk=lnA−ERT
maka, y = ax + b, dengan :
y : ln k
a : - (E/R)
x : 1/T
b : ln A
T 1/ k ln
( T k
K
)
33 0.0 0 -
3. 03 , 3,
15 00 0 38
14
3
-
4 2,
34 0.0 0 74
3. 02 , 89
15 91 0 -
6 2,
4 60
35 0.0 0 37
3. 02 ,
15 83 0
7
4
Faktor frekuensi (A) dan –(E/R) diperoleh dati regresi linear data 1/T dan ln K pada tebel
diatas. Hasil regresi linear didapatkan faktor frekuensi (A) sebesar 0,056 menit -1 dan –(E/R)
sebesar -9,324 x 10-4 K/menit. Energi aktivasi didapatkan dengan mengalikan nilai –(E/R)
dengan nilai R = 8,314 J mol-1K-1 sehingga didapat energi aktivasi sebesar 7,752 Jmol -1menit-1.