Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang ditujukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Perencanaan Evaluasi Pembelajaran Biologi tentang “Bentuk Instrumen
Evaluasi Non-Tes Wawancara”. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Sehingga
memerlukan banyak sekali perbaikan. Kami berharap kepada para pembaca dapat memberikan
saran dan kritik yang bermanfaat untuk kami agar bisa menyelesaikan tugas selanjutnya agar
lebih baik lagi.

Yogyakarta, Febuari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan..............................................................................................1
I.I Latar Belakang.....................................................................................1
I.II Rumusan Masalah...............................................................................2
I.III Tujuan................................................................................................2
Bab II Pembahasan..............................................................................................3
II.I Pengertian Teknik Non-Tes...........................................................................3
II.II Jenis-jenis Teknik Non-Tes..........................................................................3
II.III Alat Penilaian Teknik Non-Tes................................................................14
Bab III Penutup..................................................................................................24
III.I Kesimpulan.......................................................................................24
III.II Saran................................................................................................24
Daftar Pustaka……………………………………………………………….25
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Pengajaran merupakan upaya guru secara konkret dilakukan untuk menyampaikan bahan
kurikulum agar dapat diserap oleh murid. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri dari berbagai
komponen berupa tujuan, bahan, metode, dan alat serta penilaian. Dalam hubungan itu, tujuan
menempati posisi kunci. Bahan adalah isi pengajaran yang apabila dipelajari siswa diharapkan
tujuan akan tercapai. Metode dan alat berperan sebagai alat pembantu untuk memudahkan guru
dalam mengajar dan murid dalam belajar. Sedangkan penilain dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana murid telah mengalami proses pembelajaran yang ditujukan oleh perubahan
perilakunya.
Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya dinilai oleh test, tetapi juga harus dinilai oleh
alat-alat non test atau bukan test. Tehnik ini berguna untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
proses belajar-mengajar yang tidak dapat diukur dengan alat tes. Penggunaan tehnik ini dalam
evaluasi pembelajaran terutama karena banyak aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara
kuantitatif dan mencakup objektifitas. Sasaran teknik ini adalah perbuatan, ucapan, kegiatan,
pengalaman,tingkah laku, riwayat hidup, dan lain-lain. Menurut Hasyim (1997;9) ”penilaian non
test adalah penilaian yang mengukur kemampuan siswa-siswa secara langsung dengan tugas-
tugas yang riil”. Adapun menurut Sudjana (1986;67), kelebihan non test dari test adalah
sifatnya lebih komprehensif, artinya dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek dari
individu sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek efektif dan
psikomotorik, yang dinilai saat proses pelajaran berlangsung.
Salah satu bentuk nontes adalah Wawancara, Wawancara merupakan bentuk nontes yang
pada umumnya digunakan untuk menilai aspek kognitif seperti pendapat atau pandangan
seseorang serta harapan dan aspirasinya di samping aspek afektif dan perilaku individu. Cara
yang dilakukan untuk menilai proses pembelajaran siswa menggunakan wawancara (nontes)
adalah dengan mengajukan pertanyaan yang dijawab secara lisan oleh para siswa. Bentuk
pertanyaan itu sendiri dapat secara esai maupun secara objektif.
B.     Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan karakteristik alat evaluasi pembelajaran non tes wawancara?
2. Apa kelebihan dan kelemahan alat evaluasi non tes wawancara?
3. Apa prinsip-prinsip pembuatan alat evaluasi non tes wawancara?
4. Bagaimana contoh KD dari alat evaluasi non tes wawancara?
5. Bagaimana pemberian skor alat evaluasi non tes wawancara?

C.  Tujuan
1. Mengetahui definisi dan karakteristik alat evaluasi pembelajaran non tes wawancara.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan alat evaluasi non tes wawancara.
3. Mengetahui prinsip-prinsip pembuatan alat evaluasi non tes wawancara.
4. Mengetahui contoh KD dari alat evaluasi non tes wawancara.
5. Mengetahui pemberian skor alat evaluasi non tes wawancara.
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian dan karakteristik non tes wawancara


A.    Pengertian wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab sepihak antara pewawancara (interviewer) dan yang
diwawancarai (interviewee) yang dilakukan dengan cara bertatap muka baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan tujuan memperoleh jawaban dari interviewee. Adapun unsur-
unsur dalam wawancara adalah:
a) Proses tanya jawab sepihak antara interviewer dan interviewee, yaitu tidak adanya
kesempatan sama sekali bagi interviewee untuk mengajukan pertanyaan.
b)   Proses tanya jawab dilakukan sambil tatap muka, artinya interviewer dan interviewee
saling berhadapan muka satu sama lain.
c)    Proses tanya jawab dilaksanankan secara langsung maupun tidak langsung. Dilaksanakan
secara tidak langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain, misalnya
orangtua atau teman interviewee, sedangkan secara langsung dilakukan kepada interviewee
langsung.
d) Proses tanya jawab dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Pedoman
wawancara merupakan daftar pertanyaan yang harus disusun untuk mengarahkan sesuai
dengan masalah yang diperiksa atau dibutuhkan interviewer.
B.     Hal- hal yang berkaitan dengan wawancara :
1.             Pedoman Wawancara:
a) Perlu membuat kerangka dasar atau bagan yang memuat secara rinci pertanyaan -
pertanyaan yang sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan.
b) Melalui pertanyaan yang dibuat dalam kerangka dasar dipilih yang sungguh-sungguh
sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Setelah terkumpul, pertanyaan perlu
diujicobakan.
c) Hasil percobaan ini dapat dipakai sebagai dasar untuk menyempurnakan pertanyaan -
pertanyaan tersebut.
d)   Pertanyaan-pertanyaan dalam kerangka dasar dianggap memenuhi syarat apabila :
 Setiap pertanyaan dirumuskan secara singkat, padat, tegas dan hanya memuat satu
masalah saja. 
 Setiap pertanyaan dirumuskan secara netral, sehingga tidak mengundang reaksi-reaksi
tertentu terhadap jawaban interviewee.
 Hindari pertanyaan yang bersifat mengejek atau bernada menakut- nakuti.
2.             Proses wawancara :
Dalam wawancara perlu diperhatikan :
a.         Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebaiknya dimulai dengan pertanyaan yang
menyenangkan, tidak bersifat pribadi, baru pertanyaan yang lebih spesifik. Semua jawaban
hendaknya diterima dengan penuh pengertian.
b.        Pertanyaan yang kurang dipahami interviewee, perlu diulang dan dijelaskan lagi.
c.         Interviewee hendaknya diberi kesempatan untuk menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan.
Jawaban segera dicatat dengan teliti, namun jangan terlalu terlihat mencolok.
C.    Sikap interviewer dalam bertanya :
1.         Bersikap ramah sehingga tidak menakutkan.
2.         Bersikap adil tanpa pandang bulu sehingga interviewee merasa diperlakukan sama dengan
interviewee lain.
3.         Bersikap inteligent, artinya mampu mengajukan pertanyaan yang jelas, sederhana, dan tidak
menyimpang dari pedoman wawancara.
4.         Bersikap netral dengan tidak mengajukan reaksi - reaksi tertentu, baik dengan kata- kata ataupun
perbuatan tertentu.
D.    Kualifikasi sifat interviewer
1.         Sifat jujur
Sifat ini penting di dalam wawancara untuk interviewer demi hasil wawancara yang teliti dan
akurat. Misalnya, tidak memanipulasikan jawaban interviewee apalagi membuat jawaban sendiri
tanpa wawancara, ataupun membuat suatu kesimpulan hasil wawancara berdasarkan pada
seleranya sendiri.
2.         Sifat akurat
Sifat ini dibutuhkan untuk mencatat keterangan-keterangan dari interviewee agar hasil
wawancara dapat memperoleh keakuratan.
3.         Sifat penuh minat
Dalam proses dialog dibutuhkan sikap ramah, adil, dan netral. Sikap ini sangat penting untuk
menghindarkan orang dari kebosanan.
4.         Sifat adaptif
Seorang interviewer diharapkan memiliki sifat mudah menyesuaikan diri dengan situasi kondisi
wawancara, seperti keadaan interviewee dan lingkungannya. Oleh karena itu, interviewer perlu
memiliki sifat periang dalam situasi apa saja.
E.     Jenis-jenis wawancara
1.         Wawancara berstruktur
a.    Wawancara berstruktur adalah wawancara yang jawabannya telah dipersiapkan terlebih dahulu,
sehingga siswa tinggal mengategorikannya kepada alternative jawaban yang telah dibuat.
Wawancara ini memiliki keuntungan, yaitu mudah diolah dan dianalisis untuk dibuat
kesimpulan.
b.    Wawancara bebas (tak berstruktur)
Wawancara ini merupakan wawancara di mana jawaban tidak perlu disiapkan
sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya.
Keuntungan wawancara ini adalah informasi yang didapat lebih padat dan
lengkap.
c. Wawancara bentuk kombinasi
Wawancara ini merupakan wawancara di mana pertanyaan-pertanyaan yang
disediakan merupakan kombinasi antara pertanyaan berstruktur dengan
pertanyaan tak berstruktur.
2.         Karakteristik wawancara:
a.    Memiliki format dan tujuan yang dipersiapkan lebih dulu, misal untuk memperoleh data
informal maupun inkuiri formal.
b.    Wawancara dapat diadaptasikan untuk menyelidiki suatu masalah atau meneliti setiap
pertimbangan berkaitan dengan keputusan tertentu.
c.    Biasanya dipandu oleh pertanyaan yang terencana.
d.   Wawancara dapat dilaksanakan secara rutin.

2. Kelebihan dan kelemahan non tes wawancara


a. Kelebihan:
     Wawancara merupakan salah satu alat pengukur yang baik untuk mendekati tingkah laku
manusia dari dekat tanpa dibatasi oleh usia dan kemampuan membaca.
     Karena dilakukan secara tatap muka, pelaksanaan wawancara dapat lebih fleksibel dan dinamis,
sehingga keterangan - keterangan dapat langsung diperoleh secara bebas, mendalam,
komprehensif serta dapat diketahui objektivitasnya.
     Wawancara dapat juga menimbulkan hubungan baik antara interviewer dan interviewee, baik
untuk dipakai sebagai keperluan diagnostic masalah-masalah emosional, pemberian
pembimbingan pada umumnya, melengkapi data yang diperoleh dengan alat pengukuran lain.

b. Kelemahan:
    Keberhasilan wawancara sangat tergantung pada kerelaan, kesediaan, kemampuan dan
penyesuaian diri secara emosional dari interviewee untuk menerima dan kerja sama
yang baik dengan interviewer.
    Hasil wawancara banyak tergantung pada kemampuan dan faktor subyektif dari
interviewer dalam menggali, mencatat dan menafsirkan setiap jawaban interviewee.
    Kesan pertama interviewer terhadap interviewee mempengaruhi hasil wawancara.
    Hasil wawancara sangat dipengaruhi oleh penguasaan bahasa interviewer dan
interviewee.
    Karena wawancara dilaksanakan secara individual, relatif dibutuhkan banyak waktu,
tenaga, biaya terutama apabila jumlah intervieweenya banyak.

3.         Prinsip-prinsip pembuatan alat evaluasi wawancara


Sebelum melaksanakan wawancara perlu dirancang pedoman wawancara. Pedoman ini
disusun dengan menempuh langkah - langkah sebagai berikut:
a.  Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara. Misalnya untuk mengetahui
pemahaman bahan pengajaran (hasil belajar) atau mengetahui pendapat siswa mengenai
kemampuan mengajar yang dilakukan guru (proses belajar - mengajar).
b.  Berdasarkan tujuan di atas tentukan aspek-aspek yang akan diungkap dari wawancara
tersebut. Aspek-aspek tersebut dijadikan dasar dalam menyusun materi pertanyaan
wawancara. Aspek yang diungkap diurutkan secara sistematis mulai dari yang sederhana
menuju yang kompleks atau dari yang mudah menuju yang sulit.
c.  Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan, yakni bentuk berstruktur ataukah
bentuk terbuka. Bisa saja kombinasi dari kedua bentuk tersebut.
d. Buatlah pertanyaan wawancara sesuai dengan analisis butir (c) di atas, yakni membuat
pertanyaan yang berstruktur dan atau yang bebas. Pertanyaan jangan terlalu banyak,
cukup pokok - pokoknya saja.
e.  Ada baiknya bila dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan hasil wawancara, baik
pedoman untuk wawancara berstruktur maupun untuk wawancara bebas.
    Contoh Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti :
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata Kompetensi Dasar :
3.5 Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan memahami gangguan yang berhubungan
dengan sistem pencernaan, serta upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan
Kompetensi yang dikembangkan:
K
Indikator :
1. Mengelompokan jenis makanan berdasarkan kandungan zat yang ada di dalamnya
2. Menunjukan organ pencernaan pada manusia secara lengkap
5.         Penulisan aitem
Tujuan : Dengan memahami pentingnya kerja sama, siswa mampu untuk bersosialisai di
dalam lingkungan sekolah dengan baik.
Bentuk : Wawancara bebas
Responden : Siswa yang memiliki kerja sama sangat kurang di lingkungan sekolah.

Nama siswa :
Kelas/Semester :
Jenis Kelamin :

Indikator Pertanyaan Guru


1. Memiliki sikap kerja 1. Apakah kamu selalu membantu teman – teman
sama di lingkungan dalam mendiskusikan pembelajaran? Mengapa?
sekolah. 2. Bagaimana cara kamu melakukan kerja sama
dengan teman-temanmu di sekolah?
3. Mengapa kamu melakukan kerja sama dengan
teman-temanmu saat berdiskusi maupun kegiatan
sekolah lainnya?
2. Memiliki sikap 1. Ketika kamu melakukan kerja sama di dalam
menghargai di kegiatan sekolah, apakah kamu menghargai
lingkungan sekolah. temanmu?
2. Bagaimana cara kamu menghargai kerja sama itu?
3. Apakah menghargai di dalam kerja sama sangat
penting dilakukan?Mengapa?
3. Memiliki sikap 1.Apa yang kamu lakukan untuk mendukung
mendukung di sebuah kerja sama?
lingkungan sekolah. 2. Mengapa kamu perlu mendukung sebuah kerja
sama?

Alat evaluasi yang digunakan adalah wawancara karena wawancara cocok digunakan untuk
mengukur aspek keterampilan misalnya kerjasama. Kelebihan alat evaluasi tersebut adalah dapat
dilakukan secara tatap muka sehingga pelaksanaanya lebih fleksibel dan mampu memperoleh
keterangan - keterangan dari sumber secara lebih mendalam dan objektif. Kelemahan alat
evaluasi tersebut adalah tingkat keberhasilan wawancara tergantung dari kemampuan dan
kesediaan interviewee untuk bekerjasama dengan interviewer dan hasil wawancara tergantung
pada penilaian interviewer sehingga lebih bersifat subjektif. Disamping itu juga dibutuhkan
banyak waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar. Cara mengatasi kelemahan tersebut adalah
dengan menjalin kerja sama yang baik antara interviewee dan interviewer, interviewer harus
sungguh-sungguh dalam menggali, mencatat, dan menafsirkan setiap jawaban interviewee agar
faktor subyektif dapat dihindari. Selain itu waktu, tenaga, biaya juga harus dipertimbangkan
dengan baik.

6. Pemberian skor
Pemberian skor pada non tes wawancara yaitu dengan menggunakan acuan
berikut:
Skor Kriteria
1 Jawaban dari semua pertanyaan menunjukkan bahwa siswa tidak
memiliki sikap kerjasama yang baik.
3 Jawaban dari siswa menunjukkan bahwa siswa hanya dapat
menunjukan kerjasama pada beberapa kegiatan.
5 Jawaban dari semua pertanyaan menunjukkan bahwa siswa sangat
mampu bekerjasama dengan kelompok pada semua kegiatan
pembelajaran.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.         Wawancara merupakan sebuah proses tanya jawab sepihak antara pewawancara
(interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee) yang dilakukan dengan cara bertatap
muka baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tujuan untuk memperoleh
jawaban dari interviewee.
2. Karakteristik wawancara:
e.   Memiliki format dan tujuan yang dipersiapkan lebih dulu, misal untuk memperoleh data
informal maupun inkuiri formal.
f.   Wawancara dapat diadaptasikan untuk menyelidiki suatu masalah atau meneliti setiap
pertimbangan berkaitan dengan keputusan tertentu.
g.  Biasanya dipandu oleh pertanyaan yang terencana.
h.  Wawancara dapat dilaksanakan secara rutin.
2.         Kelebihan dari alat evaluasi ini adalah sebagai alat pengukur yang baik karena dilakukan
secara tatap muka, pelaksanaan wawancara dapat lebih fleksibel dan dinamis serta dapat
juga menimbulkan hubungan baik antara interviewer dan interviewee.
3.         Kelemahan dari alat evaluasi ini adalah keberhasilan wawancara sangat tergantung pada
kemampuan dan penyesuaian diri secara emosional dari interviewee untuk bekerja sama
yang baik dengan interviewer, hasil wawancara banyak tergantung pada kemampuan dan
faktor subyektif dari interviewer. Selain itu juga dibutuhkan banyak waktu, tenaga, biaya
terutama apabila jumlah intervieewnya banyak.
4.         Prinsip – prinsip wawancara:
a. Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara.
b. Berdasarkan tujuan di atas tentukan aspek-aspek yang akan diungkap dari wawacara tersebut.
c. Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan,
d. Buatlah pertanyaan wawancara sesuai dengan analisis butir (c) di atas
e. Ada baiknya bila dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan hasil wawancara, baik
pedoman untuk wawancara berstruktur maupun untuk wawancara bebas.
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta:
Kanisius.
Rakhmat, Cece dan Didi Suherdi. 2001. Evaluasi Pengajaran. Bandung: International Standar
Book Number (ISBN).
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai