Anda di halaman 1dari 46

KULIAH

TRANSPORTASI SEDIMEN
(D-IV 15002), 3 SKS

PENGAMPU:
ARNOLDUS NAMA, SST.,MT

PERTEMUAN KE-6
AGRADASI DAN DEGRADASI

PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN IRIGASI DAN PENANGANAN PANTAI


JURUSAN TEKNIK SIPIL, PNK
2019/2020
Agradasi dan Degradasi

Awal gerak. Awal gerak adalah kondisi di mana gaya hidrolik yang bekerja pada
partikel sedimen sama dengan gaya yang menahan gerak. Partikel berada pada
kondisi kritis dimana sedikit peningkatan gaya hidrolik akan menyebabkan partikel
bergerak. Gaya hidrolik terdiri dari gaya angkat (lift force) dan gaya seret (drag force)
dan biasanya diwakili dalam bentuk yang disederhanakan dengan tegangan geser
dari aliran yang bekerja pada partikel. Kondisi awal gerak dapat dianalisis dengan
menggunakan diagram Shields atau dengan persamaan berikut yang dikembangkan
dari diagram Shields:
𝜏0
𝐷𝑐𝑟 = (1)
𝐾𝑠(𝛾𝑠−𝛾𝑤)
Dimana :
Dcr : Diameter dari partikel sedimen pada kondisi kritis (m)
0 : Tegangan geser dasar (Pa = N/m2)
w : Berat jenis air (N/m3)
s : Berat jenis sedimen (N/m3)
Ks : Parameter Shields
Koefisien Shield berkisar antara 0,03 – 0,10 untuk sedimen alam. Untuk material
berupa pasir bisa digunakan 0,047 (Meyer-Peter dan Muller 1948, Gessler 1971,
Komar, 1988), tetapi untuk kerikil (gravel) dan kerakal (cobble) dipakai nilai yang lebih
rendah (0,03).
Agradasi dan Degradasi

Persamaan (1) dapat digunakan untuk menghitung ukuran partikel sedimen yang akan
bergerak untuk kondisi hidrolik tertentu (Dcr) atau untuk menghitung tegangan geser yang
diperlukan untuk memindahkan ukuran partikel tertentu (cr). Tegangan geser rata-rata
yang bekerja pada saluran (RS) mencakup semua faktor yang berpengaruh terhadap
hambatan aliran. Hanya tegangan geser yang bekerja pada partikel tunggal yang digunakan
untuk perhitungan. Untuk ukuran pasir, nilai koefisien kekasaran Manning sama dengan
ketahanan butir dan tegangan geser dapat dihitung dari:
𝛾𝑤𝑛2𝑉 2
𝜏0 = 2 (2)
( )
𝑅3
Dimana :
n : Koefisien kekasaran Manning
𝑉 : Kecepatan rata-rata (m/s)
R : Rdius Hidraulik (m)
Untuk butiran yang lebih kasar ( kerikil) koefisien Manning merupakan fungsi dari ukuran
butir dan kedalaman aliran. Tegangan geser menjadi:
𝜌𝑤𝑉 2
𝜏0 = 12,27𝑅 2 (3)
5,75𝑙𝑜𝑔
𝑘𝑠
Dimana :
 : Densitas air (kg/m3)
ks : Kekasarn butir, biasanya 3,5 D84 untuk kerikil (gravel) dan kerakal (coarser)
Agradasi dan Degradasi

Persamaan (2) pada dasarnya sama dengan Persamaan (3) dengan substitusi koefisien
kekasaran Manning dari persamaan Limerinos. Dalam persamaan Limerinos, kekasaran
butiran setara dengan 3,5 kali D84, meskipun untuk butiran bergradasi buruk bisa 1,0
sampai 2,0 kali D84.
Koefisien kekasaran Manning Limerinos:
𝐾𝑢𝑅 1/6
𝑛= 𝑅 (4)
1,16+2,08𝑙𝑜𝑔
𝐷84
Dimana :
R : Radius Hidraulik (m)
D84 : 84 persen ukuran material dasar lolos saringan (finer) (m)
Ku : 0,113
Agradasi dan Degradasi

Lapisan Pelindung (Armoring). Armoring terjadi bila kekuatan hidrolik hanya mampu memindahkan
sebagian material dasar yang lebih kecil tapi tidak cukup untuk memindahkan material yag berukuran
lebih besar. Dengan kondisi ini, material yang lebih kecil diangkut dan dikeluarkan dari dasar
menyisahkan material kasar yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Lapisan pelindung sering
terbentuk di sungai berkerikil selama periode banjir. Lapisan pelindung ini mungkin terganggu saat
banjir besar berikutnya dan terbentuk kembali pada periode berikut setelah banjir besar tersebut.
Pada sungai yang terdegradasi dengan jumlah partikel kasar yang cukup, terutama di bagian hilir
sebuah bendungan, partikel kasar dapat membentuk lapisan pelindung yang permanen yang stabil di
bawah semua kondisi aliran dan mencegah terjadinya degradasi lebih lanjut. Stabilitas lapisan
pelindung bergantung terhadap debit pembentuk lapisan pelindung. Jika debit tersebut terlampaui,
degradasi lebih lanjut akan terjadi.
Persamaan awal gerak dapat digunakan untuk menentukan ukuran kritis material yang dapat menahan
kondisi hidrolik tertentu. Jika setidaknya lima persen material kasar dari ukuran kritis (D95 atau lebih
kecil), lapisan pelindung bisa terbentuk. Persamaan berikut digunakan untuk memprediksi jumlah
degradasi yang dibutuhkan untuk membentuk lapisan pelindung (USBR 1984):
1
𝑌𝑠 = 𝑦𝑎 −1 (5)
𝑃𝑐
Dimana :
Ys : Kedalaman degradasi atau gerusan yang dibutuhkan untuk membentuk lapisan pelindung (m)
ya : Ketebalan lapisan pelindung (m)  1 -3 kali Dcr
Pc : Persen butir kasar pada ukuran kritis dalam bilangan desimal
Agradasi dan Degradasi
Agradasi dan Degradasi

Analisis kemiringan dasar Equilibrium. Untuk air yang keluar dari bendungan atau kolam
detensi (tanpa sedimen), saluran dibagian hilir diperkirakan akan terdegradasi sampai
pengurangan kemiringan menyebabkan tegangan geser dasar (0) terlalu rendah untuk
mengangkut material dasar. Pada dasar saluran berupa pasir, kemiringan saluran harus
sangat rendah untuk mencapai kondisi (keseimbangan/equilibrium) dan degradasi yang
terjadi bisa sangat signifikan. Untuk material dasar kerikil, degradasi saluran juga akan
terjadi, kemiringan dasar berkurang, tetapi pembentukan lapisan pelindung bisa menahan
degradasi.

Untuk kasus tidak ada suplai sedimen dari hulu, menggabungkan persamaan awal gerak
(Persamaan 1) dan persamaan Manning dari Limerinos (Persamaan 4) menghasilkan
perkiraan kemiringan ekuilibrium dimana tidak terjadi pergerakan material :
𝛾 −𝛾 10/7 1 6/7
𝑆𝑒𝑞 = 𝐾𝑠𝐷𝑐𝑟 𝑠 𝑤 (6)
𝛾𝑤 𝑞𝑛
Dimana :
Seq : Kemiringan Sungai dimana Partikel Dcr tidak bergerak
q : Debit sungai per unit lebar (m2/s)
Ks : Parameter Shield
n : Koefisien kekasaran Manning
Dcr : Diameter Kritis (m)
Agradasi dan Degradasi

Persamaan tersebut mengasumsikan bahwa lebar saluran tetap konstan untuk kondisi yang akan
datang. Ukuran kritis (Dcr) yang digunakan dalam persamaan ini harus D90 karena dasar menjadi lebih
kasar saat terjadi degradasi.
Pendekatan lain untuk menentukan kemiringan ekuilibrium (untuk kondisi tidak ada pasokan sedimen
dari hulu) disajikan oleh USBR menggunakan persamaan Meyer-Peter dan Muller untuk awal mula
gerakan sedimen (USBR 1984). Jika penyesuaian kedalaman hidrolik karena penurunan kemiringan
saluran termasuk dalam persamaan, maka persamaan USBR adalah:
𝐷50 10/7 𝑛9/7
𝑆𝑒𝑞 = 28 (7)
𝐷90 5/4 𝑞6/7
Degradasi yang dihitung dari penurunan kemiringan dapat menyebabkan penyempitan saluran atau
kegagalan tebing dan pelebaran saluran. Juga, debit yang tepat untuk penggunaan dalam persamaan
sulit untuk dipilih. Terdapat rentang debit tertentu yang membentuk saluran. Karena waktu yang lama,
debit yang ekstrem pada akhirnya menjadi faktor utama membentuk saluran di bawah kondisi ini.
Perkiraan awal untuk kondisi aliran tanpa sedimen adalah dengan menggunakan debit banjir
(bankfull).
Kemiringan ekuilibrium juga dapat diprediksi menggunakan hubungan transportasi sedimen.
Penurunan suplai sedimen atau peningkatan debit dapat menyebabkan penurunan kemiringan dan
degradasi saluran. Kemiringan ekuilibrium baru akan menghasilkan kondisi hidrolik dimana kapasitas
transportasi sedimen saluran sesuai dengan pasokan sedimen hulu. Prosedur ini dapat dilakukan
dengan menggunakan persamaan transportasi sedimen secara langsung atau melalui hubungan yang
disederhanakan.
Agradasi dan Degradasi

Pengembangan hubungan kapasitas transportasi sedimen:


𝑞𝑠 = 𝑎𝑉 𝑏 ℎ𝑐 (8)
Dimana :
qs : Kapasitas transportasi sedimen per unit lebar (m2/s)
𝑉: Kecepatan aliran rata-rata (m/s)
h : Kedalaman rata-rata
a, b, c : Koefisien dan eksponen
Koefisien dan eksponen dapat ditentukan dari persamaan (7) sesuai dengan data
pengamatan atau persamaan transport sedimen yang sesuai dengan kondisi sungai. Jika
koefisien dan eksponen sesuai dengan persamaan transport sedimen Yang untuk pasir
(Yang, 1996), dalam satuan Inggris, koefisiennya adalah:
𝑎 = 0,025𝑛 2,39−0,81log(𝐷50) 𝐷50 − 0,07 −1,4 (9)
𝑏 = 4,93 − 0,074 log 𝐷50 (10)
𝑐 = −0,46 + 0,65log(𝐷50) (11)
Dimana :
D50 : Ukuran rata-rata butir sedimen
n : Koefisien kekasaran Manning
Untuk unit metrik, b dan c sama, namun koefisien a, harus dikalikan dengan faktor
0,3048(2-b-c). Kisaran data yang digunakan untuk Persamaan (9) sampai (11) ditunjukkan
pada Tabel berikut.
Agradasi dan Degradasi
Agradasi dan Degradasi

Untuk nilai spesifik a, b, dan c, kemiringan ekuilibrium dapat dihitung dengan rumus:
10 2(2𝑏+3𝑐)
𝑎 3(𝑐−𝑏) 𝑛 2
𝑆𝑒𝑞 = 𝑞 3(𝑐−𝑏) (12)
𝑞𝑠 𝐾𝑢
Seq : Kemiringan ekuilibrium untuk saluran agar sesuai dengan pasokan sedimen dari hulu
qs : Pasokan sedimen dari arah hulu sungai per satuan lebar (m2/s)
q : Debit persatuan lebar (m2/s)
Ku : 1,486 (English)
Ku : 1 (SI)
Dalam kasus penurunan pasokan sedimen ke sungai yang sebelumnya berada dalam
ekuilibrium dan dengan karakteristik lainnya yang konstan (debit, kekasaran dan lebar
saluran), kemiringan ekuilibrium dapat dikaitkan dengan kemiringan saluran yang ada
dengan menyederhanakan Persamaan (12) menjadi:
10
𝑄𝑆(𝑓𝑢𝑡𝑢𝑟𝑒) 3(𝑏−𝑐)
𝑆𝑒𝑞 = 𝑆𝑒𝑥 (13)
𝑄𝑠(𝑒𝑥𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔)
Sex : Kemiringan eksisting
Qs : Suplai sedimen (m3/det)
Agradasi dan Degradasi

Suplai sedimen, Qs, untuk kondisi yang ada dapat diukur atau dihitung. Prediksi pasokan
sedimen untuk kondisi kedepan harus dihitung dengan menggunakan hubungan
transportasi sedimen yang berlaku (FHWA 2001). Persamaan (12) dan (13) juga
mengasumsikan bahwa lebar saluran dan ukuran material dasar tetap konstan saat saluran
terdegradasi. Debit yang tepat untuk digunakan dalam persamaan ini adalah debit efektif,
yang didefinisikan sebagai debit yang berperan atas jumlah terbesar transportasi sedimen
dan oleh karena itu dianggap berperan juga atas pembentukan saluran. Jika kurva rating
sedimen digabungkan dengan kurva durasi aliran, aliran yang berperan untuk mengangkut
sedimen terbesar adalah debit efektif.
Karena Persamaan (12) dan (13) menggunakan kapasitas transportasi sedimen dan suplai
sedimen dimana masing-masing ditentukan dari hubungan transportasi sedimen yang
sama, pemilihan debit tidak terlalu mempengaruhi prediksi kemiringan ekuilibrium. Debit
banjir (bankfull discharge) dapat digunakan sebagai perkiraan yang masuk akal bila
informasi tambahan tidak tersedia.
Agradasi dan Degradasi

Titik kontrol (Base Level Control). Perhitungan kemiringan ekuilibrium dengan titik control
dapat memprediksi kemiringan dasar dimana tidak terjadi degradasi, namun tidak
menghasilkan prediksi tingkat atau jumlah degradasi atau waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kondisi ekuilibrium. Dalam kondisi dimana pasokan sedimen ke sungai sangat
sedikit, maka akan terjadi degradasi (gerusan) dibagian hulu dan berlanjut ke bagian hilir
dan berhenti di titik control. Titik control bisa berupa singkapan geologi material yang
tahan erosi atau material yang sangat kasar (dasar sungai tetap/fixed bed). Untuk anak
sungai, pertemuan dengan sungai yang jauh lebih besar bisa bertindak sebagai titik kontrol
hilir. Danau, waduk atau laut juga bisa bertindak sebagai kontrol. Titik control dapat
berupa struktur melintang yang dibangun seperti groundsill. Jika tidak ada satupun kontrol
ini, maka degradasi akan berlanjut sampai saluran mencapai kemiringan ekuilibrium
sepanjang keseluruhan profil atau sampai pembentukan lapisan pelindung (armoring)
terjadi. Tinggi degradasi atau gerusan akhir pada lokasi di hulu dari titik kontrol
diperkirakan dari perhitungan kemiringan ekuilibrium sebagai berikut:
𝑌𝑠 = 𝐿(𝑆𝑒𝑥 − 𝑆𝑒𝑞) (14)
Diman :
Ys : Tinggi Degradasi (gerusan) (m)
L : Jarak hulu dari kontrol titik control (m)
Agradasi dan Degradasi
Analisis Kontinuitas Sedimen untuk Aggradasi atau Degradasi

Laju transportasi sedimen dapat ditentukan untuk berbagai debit dan dikombinasikan
dengan kurva durasi aliran untuk menentukan debit efektif sungai. Laju transportasi
sedimen untuk perode waktu tertentu untuk hidrograf banjir tertentu juga dapat
dijumlahkan untuk memprediksi apakah terjadi agradasai atau degradasi. Untuk bisa
memprediksi apakah terjadi degradasi atau agradasi, suplay sedimen dan kapasitas
transportasi suangai harus dihitung. Seperti ditunjukkan pada Gambar 2.12, perbedaan
antara sedimen inflow dan outflow dapat menyebabkan terjadinya agradasi atau degradasi
dasar saluran. Volume material yang tergerus (degradasi) atau diendapkan (agradasi)
adalah:
∆𝑉 = 𝑉𝑠 𝑖𝑛𝑓𝑜𝑙𝑤 − 𝑉𝑠(𝑜𝑢𝑡𝑓𝑙𝑜𝑤) (15)
Dimana :
V : Volume sedimen yang terendapkan atau tergerus (m3)
Vs(inflow) : Volume sedimen yang masuk ke alur sungai (m3)
Vs(outflow) : Volume sedimen yang keluar dari alur sungai (m3)
Volume sedimen yang masuk dan keluar sama dengan:
𝑉𝑠 = 𝑞𝑠𝑊∆𝑡 (16)
Dimana:
W : Lebar sungai (m)
t : perubahan waktu (det)
qs: Debit sedimen perunit lebar (m2/det)
Kontinuitas Sedimen untuk Aggradasi atau Degradasi
Kontinuitas Sedimen untuk Aggradasi atau Degradasi

Persamaan (16) dapat dijumlahkan berdasarkan hidrograf aliran untuk menentukan


volume sedimen selama kejadian banjir atau dapat dikombinasikan dengan kurva durasi
aliran untuk prediksi jangka panjang. Tinggi agradasi atau degradasi dapat dihitung
dengan:
∆𝑉
∆𝑍 = (17)
𝑊𝐿(1− )
Dimana :
Z : Perubahan elevasi dasar (m)
 : Porositas material dasar
L : Panjang sungai (m)
Karena agradasi atau degradasi adalah proses penyesuaian terhadap kondisi ekuilibrium
baru, model hidrolik harus disesuaikan dengan hasil perhitungan Persamaan (17) sebelum
hidrograf banjir yang baru dianalisis.
Contoh soal

1. Analisis awal mula gerak dan lapisan pelindung


Penilaian kerentanan terhadap gerusan (degradasi) sedang dilakukan untuk jembatan
di sungai dengan material dasar bergradasi baik mulai dari pasir halus (fine sand)
sampai kerikil (gravel) dan kerakal (cobbles). Tentukan apakah pembentukan lapisan
pelindung pada dasar sungai akan membatasi terjadinya gerusan (degradasi).
Gunakan prinsip awal mula gerak dan armoring untuk membuat penilaian dan
asumsikan sungai tersebut sangat lebar.
Diketahui:
Debit desain = 1787 m3/s
Kecepatan aliran = 3.26 m/s
Kedalaman aliran = 5.79 m
D50 = 110 mm (kerakal/cobbles)
Contoh soal
Penyelesaian:
Gunakan Persamaan (3) untuk menghitung tegangan geser batas yang bekerja pada
dasar sungai. Karena material dasar bergradasi baik dan materialnya kasar gunakan
ks = 3.5D84, di mana D84 adalah 210 mm (0,689 kaki) diperoleh dari kurva gradasi.
Radius hidrolik (R) kira-kira sama dengan kedalaman aliran (h) untuk saluran alami.
𝜌 𝑤𝑉 2
𝜏0 =
12,27𝑅 2
5,75𝑙𝑜𝑔
𝑘𝑠
1000 ∙ 3,262
𝜏0 = 2 = 81,4 Pa
12,27 ∙ 5,79
5,75𝑙𝑜𝑔
3,5 ∙ 0,21
Setelah diperoleh nilai tegangan geser dasar, hitung diameter kritis butiran. Gunakan
persamaan (1). Asumsikan parameter Shields = 0,03 untuk material dasar kasar.
𝜏0
𝐷𝑐𝑟 =
𝐾𝑠(𝛾𝑠 − 𝛾𝑤 )
81,4
𝐷𝑐𝑟 = = 0,168 𝑚
0,03((9,81𝑥2650) − (9,81 𝑥 1000)
Hasilnya perhitungan menunjukkan bahwa selama banjir, gaya hidrolik cukup untuk
mengangkut material dasar berdiameter lebih kecil dari 168 mm. Kurva gradasi
menunjukkan bahwa 70 persen material dasar kurang dari atau sama dengan Dcr,
dengan kata lain, 30 persen material dasar lebih kasar dari pada Dcr.
Contoh soal
Contoh soal

Lebih dari 5 persen material dasar lebih kasar dari Dcr, oleh karena itu lapisan
pelindung (armoring) akan terbentuk. Gunakan persamaan (5) untuk memprediksi
kedalaman degradasi sampai terbentuk lapisan pelindung. Asumsikan ketebalan
lapisan pelindung = 3Dcr.
1
𝑌𝑠 = 𝑦𝑎 −1
𝑃𝑐
1
𝑌𝑠 = 3 ∙ 0,168 − 1 = 1,2 𝑚
0,3
Diperkirakan dasar saluran akan terbentuk lapisan pelindung setelah kedalaman
gerusan 1,2 m.
Contoh soal

2. Analisis kemiringan dasar untuk kondisi equilibrium


Contoh berikut diadaptasi dari USBR (1984). Sungai utaman menerima sebagian
besar muatan sedimen dari anak sungai di bagian hulu. Bendungan kecil di anak
sungai diusulkan untuk menyediakan air irigasi kepada petani setempat. Badan yang
bertanggung jawab untuk jembatan di sungai utama yang berada di hilir dari
pertemuan anak sungai prihatin tentang dampak bendungan terhadap stabilitas
sungai utama. Hitunglah kemiringan ekuilibrium yang diperkirakan akan berkembang
dari waktu ke waktu sebagai akibat dari (1) pengurangan 100 persen suplai sedimen
dan (2) pengurangan suplay sedimen sebesar 35 persen. .
Diketahui :
Debit = 22.1 m3/s
Suplay sedimen = 0.004 m3/s
Lebar = 107 m
Kedalaman = 0.32 m
Slope = 0.0014
D50 = 0.30 mm
D90 = 0.96 mm
Koefisien kekasaran Manning = 0.027
Contoh soal

Penyelesaian bagian 1
Gunakan persamaan (6) untuk memprediksi kemiringan equilibrium. Asumsikan tidak
ada suplay sedimen. Parameter Shield = 0,047, dan berat spesifik material dasar =
2,65.
10 6
( )
𝛾𝑠 − 𝛾𝑤 7 1 7
𝑆𝑒𝑞 = 𝐾𝑠𝐷𝑐𝑟
𝛾𝑤 𝑞𝑛
10 6
( ) ( )
25996,5 − 9810 7 1 7
𝑆𝑒𝑞 = 0,047 ∙ 0,00096
9810 22,1
0,027
107
Seq = 0,000108 m/m
Gunakan rumus (7) untuk memprediksi kemiringan equilibrium, asumsikan tidak ada
suplay sedimen
𝐷5010/7 ∙ 𝑛9/7
𝑆𝑒𝑞 = 28
𝐷905/14 ∙ 𝑞6/7
0,000310/7 ∙ 0,0279/7
𝑆𝑒𝑞 = 28
5/14 22,1 6/7
0,00096 ∙
107
Seq = 0,000115 m/m
Contoh soal

Penyelesaian bagian 2
Gunakan persamaan (12) untuk memprediksi kemiringan equilibrium jika diketahui
pasokan/suplay sedimen berkurang 30% x 0,004 = 0,00142 m3/s.
𝑏 = 4,93 − 0,74log(𝐷50)
𝑏 = 4,93 − 0,74 log 0,3 = 5,32
𝑐 = −0,46 + 0,654log(𝐷50)
𝑐 = −0,46 + 0,654 log 0,3 = −0,8
𝑎 = 0,025𝑛(2,39−0,8 log 𝐷50 ) (D50-0,07)-1,4
𝑎 = 0,025(0,0272,39−0,8 log 0,3 )(0,3-0,07)-1,4= 0,0000077
𝑎 = 0,0000077 ∙ 0,3048 2−𝑏−𝑐 = 0,0000077 ∙ 0,3048 2−5,32−(−0.8)
𝑎 = 0,0000077 ∙ 0,3048 −2,43 = 0,000138
10
𝑎 3(𝑐−𝑏) 2(2𝑏+3𝑐)
𝑠𝑒𝑞 = ∙ 𝑞 3(𝑐−𝑏) ∙ 𝑛2
𝑞𝑠
10 2(2∙5,32+3∙−0,8)
0,000138 3(−0,8−5,32) 22,1 3(−0,8−5,32)
𝑠𝑒𝑞 = ∙ ∙ 0,0272
0,00142 107
107

Seq = 0,000789 m/m


Contoh soal

Gunakan persamaan (13) untuk memprediksi kemiringan equilibrium jika diketahui


pasokan/suplay sedimen berkurang 30% x 0,004 = 0,0014 m3/s.
10
𝑄𝑠(𝑓𝑢𝑡𝑢𝑟𝑒) 3(𝑏−𝑐)
𝑠𝑒𝑞 = 𝑆𝑒𝑥
𝑄𝑠(𝑒𝑥𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔)
10
0,004 3(5,32+0,8)
𝑠𝑒𝑞 = 0,0014
0,0014

Seq = 0,000793 m/m


Contoh soal

3. Titik kontrol (Base Level Control)


Dari Contoh Soal 2 ada kekhawatiran bahwa perubahan elevasi dasar sungai bisa
mengancam pondasi jembatan yang melintasi di sungai utama yang berada di dekat
hilir dari anak sungai. Mengingat bahwa titik control berada sekitar 2.500 m hilir
jembatan, hitunglah degradasi di jembatan dengan mengasumsikan masing-masing
lereng ekuilibrium dari Contoh Soal 2.
Persamaan (14) digunakan untuk menghitung degradasi (gerusan) dii jembatan
𝑌𝑠 = 𝐿(𝑆𝑒𝑥 − 𝑆𝑒𝑞)
𝑌𝑠 = 2500 0,0014 − 0,000108 = 3,23 m
Hasil dari Persamaan (14) disajikan untuk semua kemiringan ekuilibrium pada
tabel berikut ini:

Perkiraan degradasi di jembatan untuk kemiringan dasar sungai hasil perhitungan contoh No.2
Metode perhitungan kemiringan Kemiringan equilibrium Degradasi/gerusan (m)
Shields (persamaan 6) 0,000108 3,2
MPM (Persamaan 7) 0,000115 3,2
Regresi (Persamaan 12) 0,000789 1,5
Regresi (Persamaan 13) 0,000793 1,5
Contoh soal

Perhitungan profil sungai dari jembatan ke arah hilir sampai ke titik kontrol
Contoh soal

4. Kontinuitas Sedimen (Sediment Continuity)


Untuk sungai pada Contoh Soal 2, hitunglah perubahan rata-rata ketinggian dasar
sungai yang diharapkan pada akhir musim pertama setelah pembangunan
bendungan. Data disajikan pada tabel dan grafik berikut. Hidrograf debit air tidak
akan berubah, sedangkan suplai sedimen sudah dikurangi menjadi hanya sebesar 35
persen dari nilai sebelum pembangunan bendungan. Tabel berikut menunjukkan
debit bulanan dan suplay sedimen untuk satu musim.
Asumsikan panjang sungai yang ditinjau mencapai 2.500 m (jarak ke titik kontrol
dibagian hilir) dan bahwa sifat saluran: lebar, kemiringan, ukuran partikel dan
koefisien kekasaran Manning sama dengan yang disajikan pada tugas No. 2. Gunakan
Persamaan (8) untuk menghitung kapasitas transportasi sedimen alur sungai yang
ditinjau.
Contoh soal

Distribusi Rata-rata debit dan total suplay sedimen


Bulan Debit (m3/det) Suplay sedimen (m3)
August 3.1 148
September 3.9 223
October 7.6 653
November 15.2 2010
December 19.9 3060
January 22.1 3677
February 20.5 3367
March 16.7 2278
April 11.2 1216
May 7.2 623
June 5.4 366
July 4.1 241
Total 17862
Contoh soal

25 4000

3500
20
Debit rata=rata (m3/det)

Debit 3000

Suplay Sedimen 2500


15

Suplay Sedimen (m3)


2000

10
1500

1000
5
500

0 0
Contoh soal

Penyelesaian
Langkah pertama adalah menghitung sifat hidrolik saluran untuk setiap bulannya.
Nilai kedalaman dan kecepatan diperlukan untuk menghitung kapasitas transportasi
sedimen dengan menggunakan Persamaan 6.19. Dengan asumsi saluran persegi
panjang yang lebar, persamaan Manning dapat disusun kembali untuk memecahkan
kedalaman aliran. Berikut ini adalah perhitungan sampel untuk bulan Januari :
Contoh soal

Persamaan Manning:
1 2/3 1/2
𝑉= 𝑅 𝑆
𝑛
Dengan menggabungkan persamaan kontinuitas dengan persamaan kecepatan
Manning, maka persamaan Manning menjadi:
1
𝑄 = 𝐴𝑅2/3 𝑆1/2
𝑛
𝑄𝑛 3/5
ℎ=
𝑊𝑆1/2
Berikut contoh perhitungan untuk bulan Januari
22,1 ∙ 0,027 3/5
ℎ= = 0,32 𝑚
107 ∙ 0,00141/2
Setelah diketahi debit, lebar, dan kedalaman, kecepatan dapat dihitung dengan
persamaan kontinuitas:
𝑄
𝑉=
𝐴
22.1
𝑉= = 0,65 𝑚/𝑑𝑒𝑡
107 ∙ 0,32
Contoh soal

Hasil perhitungan hidrolika alur sungai yang ditinjau yang sesuai dengan debit rata-
rata untuk setiap bulannya. Properti saluran seperti pada Contoh Soal 2
Data hidrolika alur sungai yang ditinjau untuk tiap bulan
Bulan Debit (m3/det) Kedalaman (m) Kecepatan (m/det)
August 3.1 0.1 0.29
September 3.9 0.11 0.33
October 7.6 0.17 0.42
November 15.2 0.25 0.57
December 19.9 0.3 0.62
January 22.1 0.32 0.65
February 20.5 0.31 0.62
March 16.7 0.27 0.58
April 11.2 0.21 0.5
May 7.2 0.16 0.42
June 5.4 0.14 0.36
July 4.1 0.12 0.33
Contoh soal

Langkah selanjutnya adalah menghitung kapasitas hidrolik untuk mengangkut


sedimen keluar dari alur sungai yang ditinjau untuk setiap bulannya. Mengingat
bahwa koefisien dan eksponen dari Persamaan 6.19 hanya berfungsi pada koefisien
D50 dan kekasaran Manning, maka nilainya tidak berubah dari Contoh Soal 2 dan
akan sama untuk setiap bulannya. Dari Contoh Soal 2, nilai a, b, dan c adalah:
a = 0,000138
b = 5,32
c = -0,8
Debit transport sedimen untuk tiap bulan dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (8). Berikut adalah contoh untuk bulan Januari:
q𝑠 = 𝑎𝑉 𝑏 ℎ𝑐
𝑄𝑠 = 𝑊𝑞𝑠 = 𝑊(𝑎𝑉 𝑏 ℎ𝑐 )
𝑄𝑠 = 𝑊𝑞𝑠 = 107 0,000138 ∙ 0,655,32 ∙ 0,32−0,8 = 0,004 𝑚3/𝑑𝑒𝑡
Contoh soal

Kapasitas pengangkutan sedimen yang dihitung untuk setiap bulan disajikan pada
tabel berikut. Total volume sedimen untuk setiap bulan juga dihitung dengan
mengalikan kapasitas dan jumlah detik dalam sebulan (dengan asumsi rata-rata
2.628.000 detik per bulan) seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Kapasitas Pengangkutan Sedimen dalam 1 Tahun
Bulan Kapasitas Pengangkutan Sedimen (m3/det) Total Volume sedimen (m3)
August 0.000161 424
September 0.000262 637
October 0.000582 1866
November 0.002184 5742
December 0.003326 8742
January 0.004 10505
February 0.003366 9620
March 0.002476 6508
April 0.001321 3474
May 0.000677 1779
June 0.000398 1047
July 0.000262 688
Total 51032
Contoh soal

Volume degradasi dapat dihitung untuk setiap bulan dengan menggunakan Persamaan (15).
Sedimen inflows adalah suplay (pasokan) volume yang disajikan dalam Tabel Distribusi Rata-rata
debit dan total suplay sedimen dan sedimen outflow adalah kapasitas volume yang disajikan
dalam Tabel Kapasitas Angkutan Sedimen. Hasil perhitungan ini ditunjukkan pada tabel berikut.
Contoh perhitungan Untuk bulan Maret:
∆𝑉 = 3.677 − 10.505 =-6828 m3
Volume gerusan tiap bulan
Bulan Inflow (m3) Outflow (m3) Perubahan Volume (m3)
August 148 424 -276
September 223 637 -414
October 653 1866 -1213
November 2010 5742 -3732
December 3060 8742 -5682
January 3677 10505 -6828
February 3367 9620 -6253
March 2278 6508 -4230
April 1216 3474 -2258
May 623 1779 -1156
June 366 1047 -681
July 241 688 -447
Total 17862 51032 -33170
Contoh soal

Gambar berikut menyajikan grafik volume sedimen inflow dan ourflow. Dengan melihat
perbedaan antara dua kurva, jelaslah bahwa alur sungai yang ditinjau akan terdegradasi pada
akhir hidrograf
12000

10000

8000
Angkutan Sedimen (m3)

6000
Inflow
Outflow

4000

2000

0
Contoh soal

Perubahan kumulatif pada elevasi dasar yang diperkirakan terjadi pada akhir musim
dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (17), di mana ΔV adalah total
perubahan volume sepanjang tahun. Diasumsikan material dasar ini porositasnya 40
persen.
∆𝑉
∆𝑍 =
𝑊𝐿(1 − )
−33170
∆𝑍 = = −0,21 𝑚
107 ∙ 2500(1 − 0,4)
Perubahan rata-rata elevasi dasar untuk jarak 2.500 m diperkirakan mencapai -0,21
m pada akhir musim setelah pembangunan bendungan. Penurunan elevasi pada
bagian hulu alur sungai yang ditinjau akan lebih besar dari rata-rata karena degradasi
mulai hulu saat pasokan sedimen yang kurang. Pada musim pertama, degradasi
dibagian hilir alur sungai yang ditinjau bisa nol atau tidak ada gerusan.
Tugas

1. Analisis awal mula gerak dan lapisan pelindung


Penilaian kerentanan terhadap gerusan (degradasi) sedang dilakukan untuk jembatan
di sungai dengan material dasar bergradasi baik mulai dari pasir halus (fine sand)
sampai kerikil (gravel). Tentukan apakah pembentukan lapisan pelindung pada dasar
sungai akan membatasi terjadinya gerusan (degradasi). Gunakan prinsip awal mula
gerak dan armoring untuk membuat penilaian dan asumsikan sungai tersebut sangat
lebar.
Diketahui:
Debit desain = 1787 m3/s
Kecepatan aliran = 2.8 m/s
Kedalaman aliran = 5.25 m
Koefisien kekasaran butir ks = 3D84
Koefisien Shields Ks = 0,03
Data hasil analisis ayakan disajikan pada tabel berikut
Tugas

No saringan Diameter ayakan (mm) Berat tertahan (gr)

5" 125 0
4,24" 106 100
4" 100 140
3" 75 150
2" 50 280
1" 25 350
1/2" 12.5 310
1/4" 6.3 230
8 2.63 180
16 1.18 140
50 0.3 110

1990
Tugas

2. Analisis kemiringan dasar untuk kondisi equilibrium


Contoh berikut diadaptasi dari USBR (1984). Sungai utaman menerima sebagian
besar muatan sedimen dari anak sungai di bagian hulu. Bendungan kecil di anak
sungai diusulkan untuk menyediakan air irigasi kepada petani setempat. Badan yang
bertanggung jawab untuk jembatan di sungai utama yang berada di hilir dari
pertemuan anak sungai prihatin tentang dampak bendungan terhadap stabilitas
sungai utama. Mengingat kondisi hidrolik yang ada dalam jangkauan saluran,
hitunglah kemiringan ekuilibrium yang diperkirakan akan berkembang dari waktu ke
waktu sebagai akibat dari (1) pengurangan 100 persen suplay sedimen dan (2)
pengurangan suplay sedimen sebesar 40 persen. .
Diketahui :
Debit = 22.1 m3/s
Suplay sedimen = 0.004 m3/s
Lebar = 107 m
Kedalaman = 0.32 m
Slope = 0.0014
D50 = (0.20 mm)
D90 = (0.85 mm)
Koefisien kekasaran Manning = 0.027
Tugas

3. Titik kontrol (Base Level Control)


Dari tugas No. 2 ada kekhawatiran bahwa perubahan elevasi dasar sungai bisa
mengancam pondasi jembatan yang melintasi di sungai utama yang berada di dekat
hilir dari anak sungai. Mengingat bahwa titik control berada sekitar 3.000 m hilir
jembatan, hitunglah degradasi di jembatan dengan mengasumsikan masing-masing
lereng ekuilibrium dari tugas No.2.
Persamaan (14) digunakan untuk menghitung degradasi (gerusan) dii jembatan untuk
masing-masing kemiringan equlibrium Tugas No.2. Hasil perhitungan ditabelkan
untuk masing-masing mmetode perhitungan.
Tugas

4. Kontinuitas Sedimen (Sediment Continuity)


Untuk sungai pada Contoh Soal 2, hitunglah perubahan rata-rata ketinggian dasar
sungai yang diharapkan pada akhir musim pertama setelah pembangunan
bendungan. Data disajikan pada tebl dan grafik berikut. Hidrograf debit tidak akan
berubah, persediaan sedimen diperkirakan akan berkurang menjadi 40 persen dari
nilai yang ada sebagai akibat pembangunan bendungan. Tabel berikut menunjukkan
debit bulanan dan suplay sedimen untuk musim sebelum ada bendungan.
Asumsikan panjang sungai yang ditinjau mencapai 3.000 m (jarak ke titik kontrol
dibagian hilir) dan bahwa sifat saluran: lebar, kemiringan, ukuran partikel dan
koefisien kekasaran Manning sama dengan yang disajikan pada tugas No. 2. Gunakan
Persamaan (8) untuk menghitung kapasitas transportasi sedimen alur sungai yang
ditinjau.
Volume degradasi untuk setiap bulan dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan (15).
Perubahan kumulatif pada elevasi dasar yang diperkirakan terjadi pada akhir musim
dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (17)
Tugas

Distribusi Rata-rata debit dan total suplay sedimen


Bulan Debit (m3/det) Suplay sedimen
August 1.1 128
September 2.9 203
October 5.6 633
November 14.2 1900
December 18.9 3040
January 21.1 3657
February 19.5 3347
March 15.7 2258
April 10.2 1408
May 6.2 603
June 4.4 346
July 3.1 221
17744
Tugas

25 4000
Debit
3500
Suplay Sedimen
20
Debit rata=rata (m3/det)

3000

Suplay Sedimen (m3)


2500
15

2000

10
1500

1000
5
500

0 0
Sekian &

Anda mungkin juga menyukai