Lap PBL 6.1 SK 2 Kel 7
Lap PBL 6.1 SK 2 Kel 7
Skenario 2
STEP 5
1. Proses persalinan mulai dari kala I hingga kala IV
2. Fisiologi hormon-hormon pada saat proses persalinan
STEP 6
Belajar Mandiri
STEP 7
1. Proses persalinan
B. Kala II
Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap tampak
bagian kepala janin melalui pembukaan introitus vagina, ada rasa ingin
meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina, perinium
terlihat menonjol, vulva dan springter ani membuka, peningkatan
pengeluaran lendir dan darah. Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm)
sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. 1
Mekanisme Persalinan dengan Presentasi Oksiput Anterior
Pada sebagian besar kasus, verteks memasuki pelvis dengan sutura
sagitalis terletak di diameter transversal pelvis. Janin memasuki pelvis
dalam posisi oksiput transversal kiri (left occiput transverse-LOT) pada 40
persen persalinan dan dalam posisi oksiput transversal kanan (right
occiput transverse-ROT) pada 20 persen. Pada posisi oksiput anterior-
LOA atau ROA-kepala memasuki pelvis baik melalui rotasi oksiput
sebanyak 45 derajat anterior dari posisi transversal, atau baru melakukan
rotasi sesudahnya. Mekanisme persalinan pada semua presentasi ini
biasanya sama. 3
a) Engagement
Mekanisme ketika diameter biparietal-diameter transversal
terbesar pada presentasi oksiput-melewati apertura pelvis superior
disebut engagement. Kepala janin dapat mengalami engage selama
beberapa minggu terakhir kehamilan atau tidak mengalami engage
hingga setelah permulaan persalinan. Pada banyak perempuan
multipara dan beberapa perempuan sutura sagitalis yang mengarah
ke anteroposterior. Namun, kepala janin biasanya memasuki
apertura pelvis superior baik secara transversal atau oblik. 3
Asinklitismus. Meskipun kepala janin cenderung beDesensus
c) Rotasi eksternal
Setelah kepala lahir, dilakukan restitusi. Jika pada awalnya
terarah ke kiri, Oksiput berotasi menuju tuber iskiadikum kiri. Jika
awalnya terarah ke kanan, Oksiput berotasi ke kanan. Restitusi
kepala ke posisi oblik diikuti dengan penyelesaian rotasi eksternal
ke posisi transversal. Gerakan ini sesuai dengan rotasi tubuh janin
7
Penatalaksanaan Kala II
a) Kekuatan pada kala II adalah his dan hejan perut. Pasien disuruh
mengejan kalau hanya ada his supaya lebih efisien dan tidak
kelelahan.
b) Bila kepala sudah membuka pintu, pengeluaran jangan terlalu cepat.
Bila oksiput janin sudah keluar di bawah symphisis, ekstensi kepala di
atur dengan perasat Ridgen agar tidak terlalu cepat karena bila terlalu
cepat dapat merobek perineum. Tangan kanan operator memegang
perineum dengan bantalan kain steril, jari-jari di belakang anus ibu.
Ekstensi kepala diatur dengan menekan muka bayi ke arah simphisis,
sedangkan tangan yang lain mengontrol kecepatan lahirnya kepala.
C. Kala III
Segera setelah bayi lahir, his mempunyai amplitudo yang kira-kira
sama tingginya, hanya frekuensinya berkurang. Akibat his ini, uterus akan
mengecil sehingga perlekatan plasenta dengan dinding uterus akan
terlepas. Melepasnya plasenta dari dinding uterus ini dapat dimulai dari (1)
tengah (sentral menurut Schultze); (2) pinggir (marginal Mathew -
Duncan); (3) kombinasi 1 dan 2.Yang terbanyak ialah yang menurut
8
atau bidan penolong persalinan. Apabila jalan lahir tidak memungkinkan untuk
dilewati bayi,maka operasi caesar menjadi pilihan yang dapat diambil untuk
menyelamatkan jiwa si ibu dan janin. 2
Jalan lahir terdiri atas jalan lahir keras berupa pelvis atau panggul dan
jalan lahir lunak berupa serviks uteri, vagina, introitus vagina dan vulva.
Variasi bentuk pelvis harus benar-benar dimengerti oleh dokter penolong
persalinan. Menurut Caldwell dan Molley, ada 4 tipe pelvis manusia yaitu :
android, Ginekoid, antropoid, dan platipelloid. 2
a. Android
Pelvis android berbentuk hampir segitiga, panjang diameter
anteroposterior hampir sama dengan diameter transversal. Akan tetapi
diameter ini agak mendekati sakrum sehingga bagian belakang akan
pendek dan gepeng, sedangkan depannya menyempit ke muka. Tipe pelvis
ini banyak terdapat pada laki-laki. 2
b. Ginekoid
Bentuk pelvis hampir bulat, panjang diameter AP hampir sama
dengan diameter transversal. Bentuk ini merupakan bentuk yang paling
umum pada wanita sesuai perannya untuk melahirkan anak. 2
c. Antropoid
Panjang diameter AP lebih panjang daripada diameter transversal.
Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. 2
d. Platipelloid
Tipe ini bisa untuk jalan lahir pervagina. Segmen dorsal panggul
lebih luas sehingga janin selalu berada di belakang dan tidak bisa ke arah
depan (persisten pada posisi oksitoposterior). Secara fungsional, pelvis
dibagi menjadi pelvis mayor dan pelvis minor. Pelvis mayor adalah pelvis
yang terletak diatas linea terminalis, disebut juga sebagai false pelvis.
Sedangkan dalam ilmu kebidanan yang dimaksud dengan pelvis adalah
pelvis minor, yaitu pelvis yang terletakdi bawah linea terminalis. Pelvis
minor terdiri atas pintu atas panggul PAP (inlet), pintu tengah panggul
PTP (midpelvis) dan pintu bawah panggul PBP (outlet). 2
a) Pintu atas panggul : pintu atas panggul merupakan bidang yang
10
o
terletak miring membentuk sudut 55 dengan bidang horizontal. Sudut
ini disebut inklinasi pelvis,semakin kecil inklinasi pelvis prognosis
persalinan makin jelek. 2
istirahat 5-10 mm Hg. Pada awal kala I, kekuatan tonus his kira-
kira 20-30 mm Hg dengan jumlah kontraksi 1 kali dalam 10 menit.
Pada akhir kala I atau pada kala II, jumlah kontraksi 3-4 kali dalam
10 menit dengan kekuatan 50-60Tidak mm Hg. Hasil perkalian
antara frekuensi dengan kekuatan his ini disebut Unit Montevideo.
Pada akhir kehamilan biasanya terjadi kontraksi uterus yang belum
teratur, juga spasme dinding abdomen, usus dan kandung kencing,
yang semuanya menimbulkan sensasi sakit. Gejala-gejala ini
disebut dengan fals labor. 3
Sifat-sifat his yang baik adalah sebagai berikut : teratur,
makin lama makin sering, makin kuat dan makin lama durasinya,
ada dominasi fundus dan menghasilkan pembukaan serviks dan
atau penurunan kepala. Dengan adanya his maka terjadilah
perubahan-perubahan pada serviks berupa pendataran dan
pembukaan. Selama kehamilan, isthmus uteri berfungsi sebagai
segmen bawah rahim – SBR (lower) bagian yang aktif. dalam
keadaan normal, OUL anatomikum menjadi cincin retraksi yang
sifatnya fisiologis. Dalam keadaan tertentu, cincin ini dapat terus
meninggi sampai sekitar atau di atas pusat. Keadaan ini disebut
sebagai cincin retraksi patologis (cincin Bandl), dan uterus dalam
keadaan iminen untuk ruptur. Pengawasan his yang baik dengan
menggunakan CTG. Karena selain dapat merekam juga dapat
memonitor DJJ. 3
Hejan perut adalah tenaga mengejan yang didasari oleh si
ibu. Hejan perut berfungsi pada kala II untuk mengeluarkan
janin.mengejan ini sangat bagus bila dilakukan bersamaan dengan
his, dengan mulut tertutup setelah mengambil nafas dalam-dalam,
tidak terputus-putus dan dilakukan seperti orang kesulitan defekasi.
Setelah pembukaan serviks lengkap, tenaga yang paling pnting
untuk mendorong keluarnya janin adalah kekuatan yang berasal
dari kontraksi otot-otot perut(tenaga intraabdominal/hejan perut)
walaupun kekuatan mengejan ini sangat penting dalam persalinan,
13
2. Hormon-Hormon persalinan
Fase fase dalam persalinan
a) Fase 1
Fase ini normalnya membentuk 95% kehamilan dan ditandai oleh
ketenangan otot polos uterus dan dipertahankannya integrasi struktur
seviks. Kecenderungan inheren miometrium untuk berkontraksi ditunda,
dan otot uterus dibuat tidak peka terhadap rangsangan normal. 3
b) Fase 2
Untuk mepersiapkan persalinan ketenangan miometrium selama
fase 1 partus ini harus dihentikan melalui pengaktifan uterus. Proses ini
membentuk fase 2 dan mencerminkan perkembangan uterus selama 6
sampai minggu terakhir kehamilan. Proses-proses yang menyebabkan
14
DAFTAR PUSTAKA