LP Stroke Hemoragic
LP Stroke Hemoragic
Stroke Hemoragic merupakan suatu kondisi gawat darurat, yang disebabkan oleh pecahnya salah satu pembuluh darah di dalam otak, yang
memicu perdarahan disekitar otak. Akibatnya, aliran darahpada sebagaian otak berkurang atau terhenti, yang kemudian menyebabkan pasokan
oksigen ke otak berkurang, sehingga memicu kematian sel otak dan dapat mengganggu fungsi otak secara permanen .
ETIOLOGI
PREDISPOSISI PRESIPITASI
HEMORAGIK STROKE
Kompresi jaringan otak Terjadi perdarahan Proses metabolisme
dlm otak terganggu
Perdarahan
Kelemahan
serebri
anggota gerak Hemiplegi oklusi
kontralateral Perfusi
DX: hambatan vaskularisasi Metabolisme
mobilitas fisik distal anaerob
Tirah baring
iskemia Metabolisme
asam
DX: Kerusakan Penekanan lama Pasien Pelepasan
integritas kulit daerah punggung terpasang NGT kolateral Asidosis lokal
dan bokong
Aktifitas elektrolit Pompa Na+ gagal
K: Dekubitus terhenti
edema
Risiko infeksi krna
aspirasi bakteri
K: Pneumonia saliva atau
Nosokomial refluks.
Pompa Na+, K+
Kerusakan Kerusakan nervus Pe fungsi N.X, Syok
gagal
neuroserebrospinal ( N.I, N.II, N.IV, N.IX
(N.VII, N.IX, N.XII) N.XII) DX: kekurangan Na+, air masuk ke sel
Gangguan
volume cairan
proses menelan
Edema intrasel
& ekstrasel
Kehilangan Perubahan ketajaman
refluks
fungsi tonus sensasi, penghiduan,
otot fasial penglihatan, dan Perfusi jaringan
pengecapan serebral me
Disfagia
Hambatan
DX: ketidakefektifan
komunikasi Sel mati secara
perfusi jaringan
verbal DX: progresif
serebral
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
Dx : hambatan kebutuhan tubuh
komunikasi verbal
Konsep Dasar Penyakit
Stroke Hemoragic
A. Definisi
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan atau
pecahnya pembuluh darah. Tampa darah, otak tidak akan mendapat asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel sel
pada sebagian otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak
tidak dapat berfungsi dengan baik.
Stroke hemoragic adalah storoke yang terjadi karena pendarahan sub arachnoid yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak pada daerah tertentu, biasa terjadi saat pasien melakukan aktivitas atau saat aktif.
B. Penyebab
Stroke hemoragic terjadi ketika pembuluh darah diotak pecah dan menyebabkan perdarahan. Pendarahan di
otak dapat dipicu oleh bebrapa kondisi yang memengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut meliputi
hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh darah, dan pengobatan dengan pengencer
darah. Stroke hemoragik terdiri dari dua jenis, yaitu pendarahan intraserebral dan pendaraha subaracnoid
C. Faktor Resiko
Terdapat beberapa faktor yang meliputi meningkatkan risiko stroke. Selain stroke, faktor resiko ini juga dapat
meningkatkan resiko serangan jantung. Diantaranya meliputi
1. Faktor kesehatan
a) Hipertensi
b) Diabetes
c) Kolesterol yang tinggi
d) Obesitas
e) Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, dan aritmia
f) Sleep apnue
2. Faktor gaya hidup
a) Kebiasaan meroko
b) Kurang aktivitas dan olaraga
c) Mengomsumsi obat – obatan terlarang
d) Kecanduan alcohol.
3. Faktor lainnya
a) Keturunan, orang yang memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami stroke , berisiko
tinggi mengalami penyakit yang sama
b) Bertambahnya usia, seseorang memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan orang yang lebih muda.
Hilangnya penglihatan secra tiba tiba atau penglihatan ganda Tiap bagian otak mengendalikan bagian tubuh
yang berbeda beda, sehingga gejala stroke tergantung pada bagian otak mana yang terserang dan tingkat
kerusakannya. Itulah mengapa gejala atau tanda stoke bisa bervariasi tiap pengidap. Namun,umumnya stroke
yang mudah dikenali, yaitu :
a) Salah satu sisi wajah akan terlihat menurun dan tidak mampu tersenyum karena mulut atau mata
lemah
b) Tidak mampu mengangkat salah satu lengannya karena terasa lemas atau mati rasa. Tidak hanya
lengan, tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut juga mengalami kelemahan
c) Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali meskipun penderita terlihat
sadar
a) Mual muntah
b) Sakit kepala hebat yang datang secra tiba tiba, disertai kaku pada leher dan pusing berputar (vertigo)
c) Terjadi penurunan kesadaran
d) Kesulitan menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak
e) Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi
E. Penatalaksanaan
a) Pemberian rtPA (Recombinant tissue-type plasminogen activator) merupakan pilihan yang biasa
dilakukan sebagai upaya revaskulari sebagai agen trombolosis. Pemberian trombolisis harus
dipertimbangkan pada kasus iskemik. Pemberian rtPA harus segera dilakukan dalam 3 jam sejak onset
terjadinya stroke
b) Aspirin penggunaan antiplatelet juga direkomendasikan oleh American Stroke Association tahun2018.
Pemberian aspirin diberikan 24-48 jam setelah pemberian omset, pada psien yang mendapatkan rtPA,
pemberian aspirin dilakukan setelah 24 jam.
c) Pemberian Antokoagulan seperti heparin tidak memberikan keuntungan pada keluaran stroke.
d) Terapi supportif, kaji apakah terdapat hipoglikemi atau hiperglikemi
e) Antihipertensi. Pada aliran darah otak yang uruk, pembuluh darah otak kehilangan fungsi vasoregulator,
sehingga untuk mempertanhankan tekannanya pembuluh tersebut bergantung pada MAP dan cardiac
output. Penggunaan anthihipertensi dapat mengurangi kejadian iskemik.
Konsep Proses Keperawatan Gawat Darurat
Stroke Hemoragic
A. Pengkajian primer
a) Airway
Kaji sumbatan total atau sebagian dan gangguan servikal, apakah ada tidaknya sumbatan jalan nafas,
distress pernafasan, kajia adanya secret atau tidak
b) Breathing
Kaji adanya henti nafas dan adekuatnya pernafsan, frekuensi pernafasan, pergerakan dinding dada. Kaji
suara nafas melalui hidung atau mulut, dan udara yang dikelurkan dari jalan nafas
c) Circulation
Kaji ada tidaknya denyut nadi, adanya kemungkinan syock, dan adanya pendarahan eksternal, denyut
nadi, kekuatan dan kecepatan. Nadi karotis untuk dewasa, dan nadi brakialis untuk anak anak, kaji
warna kulit dan kelembapan, kaji tanda tanda pendarahan eksternal/jejas/trauma.
d) Disability
Kaji kondisi neuromoskular pada pasien, keadaan status kesadaran lebihg dalam (gcs), keadaan
ekstermitas, dan kemampuan motorik-sensorik
e) Exprosure
Kondisikan lingkungan untuk melihat adanya jejas
B. Pengkajian Sekunder
a) Riwayat kesehatan sekarang
Tanyakan apakah ada riwayat jatuh sebelumnya , bagaimana mekanisme terjadinya benturan, apa
penyebab nyerinya
b) Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan apakah klien pernah mengalami kejang. Apakah ada penyakit sistemik seperti DM, penyakit
jantung/pernafasan, Apakah klien pernah mengalami gangguan sensorik atau gangguan neurologis
sebelumnya.
c) Riwayat keluarga
Apakah ada riwayat penyakit sistemis seperti, DM,HT, ataupun penyakit degenerative lainnya.
Rencana Keperawatan
Rencana Keperawatan
NOC NIC
Diagnosa Keperawatan
Gangguan perfusi jaringan serebral Noc : Nic :
DO : - Circulation status - Monitor TTV
Gangguan status mental - Neurologic status - Monitor AGD, ukuran pupil, ketajaman, kesimetrisan
Perubahan perilaku - Tissue prefussion : cerebral dan reaksi
Perubahan status motorik Setelah dilakukan tindakan keperawatan, - Monitor adanya diplopia, pandangan kabur dan nyeri
Kesulitan menelan cerebral teratasi dengan kriteria hasil : - Monitor tonus otot
Kelemahan atau paralisis - Tekanan systole dan diastole dalam - Monitor TIK & Respon neurologi
Abnormalitas bicara - Tidak ada tanda ortostatikhipertensi - Tinggikan kepala 0-45 derajat tergantung kondisi
- Komunikasi jelas pasien.
- Menunjukan konsentrasi dan
orientasi
- Pupil seimbang dan reaktif
- Tidak mebgalami nyeri kepala.
Gangguan mobilitas fisik Noc : Nic :
DO : - Join Movement : Active Exercise Therapy : Ambulasi
Penurunan waktu reaksi - Mobility level - Memonitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan
Kesulitan merubah posisi - Self care : ADL lihat respon pasien saat latihan
Keterbatasan motorik kasar - Transfer performance - Konsultasikan dengan terapi fisi tentang rencana
dan halus Setelah dilakukan tindakan keperawatan, ambulasi sesuai dengan kebutuhan
Keterbatasan ROM diharapkn gangguan mobilitas dapat teratasi - Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan,
pendek atau tremor - Klien meningkat dalam aktivitas fisik - Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
Ketidakstabilan posisi - Mengerti tujuan dari peningkatan - Ajarkan klien bagaimna cara merubah posisi dan
selama melakukan ADL mobilitas berikan bantuan jika diperlukan.
- Menyebarlisasikan kekuatan dan
kemampuan berpindah
- Mampu memperagakan penggunaan
alat bantu untuk mobilisasi (walker)