Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia menurut seorang fhilusuf terkemuka bernama Aristoteles, disebut
sebagai zoom politicon yang berarti manusia adalah makhluk sosial. Hal ini
melahirkan konsekwensi logis dimana manusia sealu berupaya untuk
berorganisasi, dan bersosialisasi, serta berinteraksi dengan seluruh komponen
yang ada dalam lingkungannya dalam rangka memenuhi kebutuhannya dalam
konteks sebagai makhluk sosial. Hal yang krusial kemudian ialah seluruh
komponen yang ada dalam organisasi, terdiri dari berbagai unsur yang berbeda
dan saling memiliki ketergantungan dalam proses kerjasama untuk mencapai
tujuan tertentu. Perbedaan yang terdapat dalam organisasi sering menyebabkan
terjadinya ketidak cocokan yang pada akhirnya menimbulkan konflik (Asiah Siti,
2017).
Kondisi di atas pada prinsipnya lahir secara natural oleh karena dalam suatu
organisasi atau dalam hubungan antar kelompok terdapat perbedaan kepentingan
yang tidak dapat dihindarkan hal inilah yang akan melahirkan konflik baik dalam
arti individu maupun sosial. Konflik dapat menjadi masalah yang serius dalam
setiap organisasi, tanpa peduli apapun bentuk dan tingkat kompleksitas
organisasi, tersebut, jika konflik tersebut dibiarkan berlarut-larut tanpa
penyelesaian. Oleh karenanya keahlian untuk mengidentifikasi potensi konflik
sendini mungkin merupakan skill yang sangat diperlukan bagi setiap pimpinan
atau manajer organisasi. Para pemimpin politik menggunakan minimal 25% dari
waktunya untuk menghadapi dan memanajemani konflik. Pada kurun waktu
2008 sampai 2009, di negara-negara yang bergejolak seperti Iran, Afganistan,
Pakistan, dan Palestina, tiada hari tanpa konflik. Demikian juga Indonesia baik
dari perspektif demografi keanekaragaman maupun dari perspktif geopolitik

1
sosial, selalu saja tidak dapat dipisahkan dari konflik dengan segala intrik
kepentingan yang ada didalamnya (Wirawan, 2010).
Menurut Alice Pescuric, memanajemeni konflik merupakan urutan ke-7 dari
10 prioritas utama kegiatan seorang manajer dalam memimpin perusahaannya.
Dalam melaksanakan tugas, seorang manajer pasti menghadapi konflik. Konflik
tersebut dapat terjadi antara pemimpin dan para pengikutnya; konflik diantara
para pengikutnya; dan konflik antara anggota organisasi yang disebabkan oleh
faktor internal maupun konflik yang disebabkan oleh pihak diluar organisasi
secara eksternal. Faktor eksternal umumnya berhubungan dengan kekuatan yang
mendorong terjadinya perubahan, sedangkan faktor internal berkenaan dengan
kebutuhan akan perubahan (Wibowo, 2016).
Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan
manusia yang mempunyai karakteristik beragam. Manusia memiliki
keberagaman yang terdiri atas perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan
ekonomi, sistem hokum, bangsa, suku, agama, kepercayaan, aliran, politik, serta
budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah umat manusia, perbedaan inilah
yang selalu menimbulkan konflik. Selama masih ada perbedaan tersebut, konflik
tidak dapat dihindari dan akan selalu terjadi setiap saat. Dari sini, ada benarnya
jika sejarah umat manusia merupakan sejarah konflik. Konflik selalu ada didunia,
dalam sistem sosial yang bernama negara, bangsa, organisasi, perusahaan dan
bahkan dalam sistem sosial terkecil bernama keluarga selalu saja terdapat
pertentangan. Konflik terjadi pada masa lalu, sekarang, dan pasti akan terjadi
pada masa yang akan datang. Dengan kata lain konflik dalam organisasi pasti
terjadi karena adanya perbedaan, perubahan, pertentangan dalam sebuah tujuan
(Wirawan, 2010).
Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu organisasi yang sedang
mengalami konflik terdapat perbedaan pendapat atau pertengkaran antar individu
atau kelompok, perselisihan dalam mencapai tujuan yang disebabkan adanya
perbedaan persepsi dalam menafsirkan program organisasi, pertentangan norma,
dan nilai-nilai individu maupun kelompok dan adanya sikap dan perilaku saling

2
menghalangi pihak lain untuk memperoleh kemenangan dalam memperebutkan
sumber daya organisasi yang terbatas serta perdebatan dan pertentangan sebagai
akibat munculnya kreativitas, inisiatif atau gagasan-gagasan baru dalam
menccapai tujuan organisasi (Dewi Rosmala R dkk, 2019)

B. Tujuan Penulisan
Diharapkan mahasiswa keperawatan maupun pembaca sebaiknya
mengetahui mengenai manajemen dan perubahan konflik organisasi dari konsep
sampai dengan contoh kasus. Mahasiswa keperawatan juga diharapkan mampu
mengelola konflik agar manajemen organisasi berlangsung dinamis.

A. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan informasi dalam bidang manajemen keperawatan tentang pentingnya
memahami manajemen dan perubahan konflik organisasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Instansi Layanan Kesehatan
Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan
praktek pelayanan majanemen keperawatan.
b. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang
manajemen keperawatan yang dapat digunakan sebagai pedoman dan
panduan bagi mahasiswa keperawatan .
c. Bagi Masyarakat
Sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan tentang manajemen dan
perubahan konflik organisasi.

3
DAFTAR PUSTAKA

Asiah Siti. (2017). Manajemen Konflik Teori dan Aplikasi. Hal 1. Pustaka Cendikia:
Gorontalo
Dewi Rosmala R., Dkk. (2019). Manajemen Perubahan Organisasi Publik: Mengatasi
Resistensi Perubahan. Vol. 7, No. 1. Jurnal Natapraja
Wibowo. (2016). Manajemen Perubahan (edisi ketiga). Jakarta: Rajagrafindo Persada
Wirawan. (2010). Konflik dan Manajemen konflik: teori, aplikasi, dan penelitian. Hal
1. Jakarta: Salemba Humanika

Anda mungkin juga menyukai