Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI KETAHANAN

LEGUMINOSA PAKAN TERHADAP SALINITAS MEDIA TANAM

( MORPHOLOGICAL AND PHYSIOLOGICAL STUDY OF TOLERANCE LEGUMES


TO SALINITY LEVELS OF CULTURE MEDIA)

Eny Fuskhah*, R. Djoko Soetrisno**, Syaiful Anwar*, F. Kusmiyati*


*
Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang
**
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Corresponding author : eny_fuskhah@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendapatkan jenis leguminosa pakan yang tahan terhadap tingkat
salinitas tinggi yang dapat diaplikasikan pada lahan-lahan salin di sekitar pantai. Benih leguminosa
diambil dari lokasi Pantai Utara Jawa Tengah kemudian diuji ketahanannya pada media salin.
Manfaat hasil penelitian adalah memberikan informasi tentang jenis leguminosa pakan yang tahan
terhadap tingkat salinitas tinggi. Rancangan yang digunakan adalah split plot dengan 3 ulangan.
Sebagai petak utama adalah jenis leguminosa dan sebagai anak petak adalah konsentrasi NaCl
media tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leguminosa pohon turi dan lamtoro
menunjukkan ketahanan terhadap tingkat salinitas lebih tinggi dibandingkan leguminosa penutup
tanah calopo dan centro.

Kata kunci : lamtoro, turi, Calopogonium, Centrosema, salin.

ABSTRACT
The aims research are to find legumes which are tolerant to high salinity so that be able to
be applied in saline field. Legumes seed were taken from some area of the North Central Java
Coast then were tested of tolerance in saline media. The research was hoped to give information
about tolerant legumes to high salinity. The design arranged was split plot design with three
replications. The main plot was kind of legumes, and the sub plot was NaCl levels of culture media.
The result showed the Leucaena and Sesbania tree legumes were more tolerant than
Calopogonium and Centrosema cover crops legumes.

Key words : Leucaena, Sesbania, Calopogonium, Centrosema, salinen.

PENDAHULUAN penting untuk pengembangan ternak


Ketersediaan pakan khususnya ruminansia, karena sebagian besar pakan
hijauan sampai saat ini masih merupakan untuk ternak ini berasal dari hijauan. Mata
masalah yang sulit diatasi khususnya pencaharian penduduk yang berada di
pada musim kemarau karena produksi daerah sekitar pantai yang bertanah salin
menurun. Lahan untuk tanaman pakan biasanya nelayan juga mempunyai tingkat
juga semakin berkurang karena tergeser penghasilan rendah. Upaya menanam
untuk tanaman pangan maupun tanaman pakan dan memelihara ternak
pemukiman. Oleh karena itu pemanfaatan ruminansia adalah alternatif diversifikasi
lahan-lahan bermasalah yang kurang usaha untuk meningkatkan taraf hidup
subur menjadi sangat penting. Salah satu para nelayan di sekitar pantai.
lahan bermasalah adalah lahan salin Leguminosa merupakan hijauan pakan
yang luasnya mencapai ribuan hektar di berkualitas tinggi dan andalan daerah
Indonesia merupakan lahan yang sangat tropik sebagai sumber nitrogen tanah.
potensial apabila dikelola dengan baik. Pertumbuhan kebanyakan
Tanaman pakan merupakan faktor tanaman terganggu di tanah salin. Istilah

Eny Fuskhah*, R. Djoko Soetrisno **, Syaiful Anwar * , F. Kusmiyati * ; Kajian Morfologi Dan Fisiologi Ketahanan Leguminosa Pakan 45
salin digunakan dalam hubungannya Makanan Ternak Fakultas Peternakan
dengan tanah yang mempunyai dan Pertanian Universitas Diponegoro
konduktivitas lebih dari 4 mmhos/cm pada Semarang.
25o C, mempunyai persentase natrium
dapat ditukar kurang dari 15 dan pH Materi
kurang dari 8,5. Pada tanah salin terjadi Materi yang digunakan adalah
akumulasi sejumlah garam seperti benih leguminosa lamtoro, turi,
klorida, sulfat, natrium klorida, dan Calopogonium, dan Centrosema, bak-
magnesium klorida. Natrium klorida bak perkecambahan, ember plastik,
(NaCl) adalah dominan pada tanah salin larutan hara (kandungan N 8%; P2O5 10%;
di daerah pantai (Soepardi, 1983). K2O 34%; MgO 2,5%; Fe 0,1%; B 0,02%;
Pertumbuhan tanaman pada tanah salin Mn 0,10%; Cu 0,01%; Zn 0,01%; Mo
terhambat karena keracunan ion natrium 0,02%; Co 0,001%; Se 0,0006%; dan I
(Na). Hasil penelitian Sopandie (1990) 0,001%), NaCl..
menunjukkan bahwa dengan
meningkatnya konsentrasi NaCl (sampai Metode
dengan 250 mM) akan meningkatkan Benih leguminosa sebelum di
kadar Na pada tajuk dan akar tanaman tanam diskarifikasi dengan air hangat
barley dan kacang tanah. Apabila hijauan o
60 C selama 5 menit kemudian
pakan mengandung Na yang tinggi akan dikecambahkan. Kecambah tersebut
mempengaruhi palatabilitas hijauan kemudian ditumbuhkan pada kultur cair
pakan tersebut. yang sudah diatur tingkat salinitasnya
Penyerapan hara terhambat pada yaitu 0, 2000, 3000, dan 4000 ppm NaCl
tanah salin. Penambahan 2.0 mM kalsium atau setara dengan electrical conductivity
(Ca) akan menurunkan kadar Na di tajuk (EC) 0,2; 3,8; 5,8; dan 7,4 mmhos/cm
tanaman tersebut. Menurut Kawasaki et (Allison et al., 1976). Kecambah
al. dalam Sopandie (1990) kalsium pada ditempatkan pada steroform yang telah
kondisi salin memiliki andil pada regulasi dilubangi dan dijepit dengan spon lalu
translokasi ion, sehingga dapat ditempatkan pada ember plastik
menurunkan toksisitas ion Na+ sekaligus kapasitas 7 liter sampai akar leguminosa
+
dapat meningkatkan serapan ion K . kontak dengan larutan hara.
+ +
Dengan kata lain selektifitas K /Na pada Masing-masing ember diisi 3
membran dipengaruhi oleh kalsium. tanaman. Penambahan NaCl dimulai
Penelitian Fuskhah et al., (2003) dengan dosis rendah, kemudian
menunjukkan bahwa tingkat salinitas berangsur ditingkatkan kadarnya sesuai
yang tinggi menurunkan aktivitas perlakuan. Penggantian media dilakukan
nitrogenase nodul akar kaliandra merah. setiap minggu. Tanaman dipotong pada
Upaya peningkatan produktivitas lahan umur 12 minggu. Rancangan yang
salin dapat ditempuh melalui digunakan adalah split plot dengan 3
pembudidayaan tanaman yang toleran ulangan. Sebagai petak utama adalah
terhadap salinitas dan tindakan jenis leguminosa dan sebagai anak petak
reklamasi. Oleh karena itu perlu dicari adalah konsentrasi NaCl media tanam.
spesies-spesies tanaman yang toleran Untuk leguminosa pohon, sebagai petak
terhadap salinitas untuk pengembangan utama adalah T1= Lamtoro, T2 = Turi.
tanaman pakan di wilayah pantai. Konsentrasi NaCl (0, 2000, 3000, dan
4000 ppm NaCl).
MATERI DAN METODE Untuk leguminosa penutup tanah
Penelitian dilaksanakan di rumah L1 = Calopo, L2 = Centro. Konsentrasi
kaca Laboratorium Ilmu Tanaman NaCl (0, 2000, dan 3000 ppm NaCl).

46 ,Vol. 32, No. 2 September 2014


Tabel 1. Rerata tinggi tanaman leguminosa pohon pada berbagai konsentrasi
NaCl
Perlakuan Jenis leguminosa Rerata
Konsentrasi NaCl (ppm) Lamtoro Turi
------------(cm)-----------
0 16,72 13,58 15,15
2000 14,44 14,16 14,30
3000 13,45 13,83 13,64
4000 15,56 13,83 14,69
Rerata 15.05 13,85
Keterangan : Superskrip dengan huruf kecil berbeda menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)
Untuk leguminosa penutup tanah hanya tidak signifikan. Hal ini menunjukkan
sampai 3000 ppm NaCl karena pada bahwa konsentrasi NaCl 2000 sampai
perlakuan media air dosis 4000 ppm NaCl 4000 ppm masih dibutuhkan turi untuk
tidak tahan dan mati. Parameter yang pertumbuhannya. Beberapa karakter
diamati meliputi respon morfologi yaitu fisiologi toleransi tanaman terhadap NaCl
tinggi/panjang tanaman yang diukur menunjukkan bahwa sifat tanaman yang
setiap minggu, dan respon fisiologi yang lebih toleran terhadap cekaman NaCl
meliputi produksi bahan segar dan bahan mampu (Harjadi dan Yahya, 1988) : 1)
kering hijauan, kadar protein kasar dan menolak ion Na oleh membran, 2)
serat kasar hijauan, serta berat segar mengekresikan ion Na keluar jaringan, 3)
akar. Data yang diperoleh dianalisis memompa ion Na ke vakuola, 4)
ragam dan dilanjutkan dengan uji beda mengakumulasikan senyawa-senyawa
wilayah ganda Duncan (Steel dan Torrie, organik sebagai penyangga sel dan
1995) . penyeimbang kekuatan ionik, dan 5)
'replacement' ion K oleh ion Na.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis ragam perlakuan
Tinggi/Panjang Tanaman jenis leguminosa penutup tanah
Hasil analisis ragam menunjukkan menunjukkan pengaruh nyata (P<0,05),
bahwa perlakuan jenis leguminosa sedangkan konsentrasi NaCl dan
pohon, konsentrasi NaCl maupun interaksi keduanya tidak menunjukkan
interaksi keduanya tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap tinggi
pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman seperti Tabel 2.
tanaman seperti Tabel 1. Berbeda dengan leguminosa
Ta b e l 1 m e n u n j u k k a n pohon, leguminosa penutup tanah
penambahan konsentrasi garam NaCl tampaknya mempunyai toleransi
menurunkan tinggi tanaman walaupun terhadap salinitas yang lebih rendah
tidak signifikan. Konsentrasi garam NaCl karena hanya mampu hidup pada
sebesar 2000 ppm sudah menekan konsentrasi NaCl sampai dengan 3000
pertumbuhan lamtoro. Penelitian ini ppm. Calopo mempunyai panjang
sejalan dengan penelitian Kusmiyati et al., tanaman yang jauh lebih rendah dari pada
(1998) pada tanaman rumput gajah dan centro lebih karena keduanya memang
raja yang ditumbuhkan pada kultur cair, mempunyai morfologi dan genetik yang
tinggi tanaman menurun akibat berbeda. Semakin tinggi konsentrasi
penambahan konsentrasi garam NaCl garam NaCl semakin menekan
yang terlihat efeknya pada konsentrasi pertumbuhan tanaman. Dibandingkan
NaCl sebesar 100 mM. Namun pada dengan calopo, centro menunjukkan
tanaman turi, penambahan NaCl justru penurunan pertumbuhan yang lebih
meningkatkan pertumbuhan walaupun tajam. Maas dan Nieman (1978) dalam

Eny Fuskhah*, R. Djoko Soetrisno **, Syaiful Anwar * , F. Kusmiyati * ; Kajian Morfologi Dan Fisiologi Ketahanan Leguminosa Pakan 47
Tabel 2. Rerata panjang tanaman leguminosa penutup tanah pada berbagai
konsentrasi NaCl
Perlakuan Jenis leguminosa
Konsentrasi NaCl (ppm) calopo Centro Rerata

------------(cm)-----------
0 4,22 40,60 22,41
2000 3,06 21,42 12,24
3000 3,08 26,42 14,75

Rerata 3,45b 29,48a


Keterangan : Superskrip dengan huruf kecil berbeda menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)

Sipayung (2003) menyatakan bahwa pada tinggi tanaman, produksi berat segar
salinitas berpengaruh menghambat hijauannya juga menunjukkan pola yang
pertumbuhan tanaman dengan dua cara sama. Lamtoro menunjukkan penurunan
yaitu : 1) dengan merusak sel-sel yang produksi mulai pada dosis NaCl 2000 ppm
sedang tumbuh sehingga pertumbuhan walaupun tidak signifikan, sedangkan turi
tanaman terganggu; dan 2) dengan justru meningkat dengan bertambahnya
membatasi jumlah suplai hasil-hasil NaCl sampai 4000 ppm walaupun juga
metabolisme esensial bagi pertumbuhan tidak signifikan. Penurunan berat segar
sel.
pada lamtoro kemungkinan karena
Berdasarkan Tabel 1 dan 2,
adanya kandungan unsur Na pada daun
leguminosa pohon menunjukkan toleransi
yang lebih tinggi terhadap cekaman akan menghambat penyerapan K. Selain
salinitas dibandingkan leguminosa unsur K, serapan nitrat dan ammonium
penutup tanah. juga dihambat pada konsentrasi NaCl
yang tinggi (Huffaker dan Rains, 1985).
Produksi Berat Segar Hijauan Meningkatnya salinitas juga menurunkan
Hasil analisis ragam menunjukkan laju nitrifikasi (Firestone, 1985). Secara
bahwa perlakuan jenis leguminosa morfologi tanaman memang sudah
pohon, konsentrasi NaCl maupun menunjukkan gejala defisiensi K yang
interaksi keduanya tidak menunjukkan ditandai dengan daun menguning, dimulai
pengaruh yang nyata terhadap produksi dari tepi daun menuju ke pusat/tengah,
berat segar hijauan seperti Tabel 3. daun yang letaknya lebih rendah burik dan
Berdasarkan Tabel 3, jenis berwarna coklat pada ujungnya. Berat
leguminosa mempunyai berat segar tanaman menurun dengan bertambahnya
hijauan yang berbeda. Seperti halnya salinitas (Terry dan Waldron, 1985).

Tabel 3. Rerata produksi berat segar leguminosa pohon pada berbagai konsentrasi
NaCl
Perlakuan Jenis leguminosa
Rerata
Konsentrasi NaCl (ppm) Lamtoro Turi
-----------(g/pot)------------
0 3,04 10,56 6,79
2000 2,41 16,39 9,39
3000 1,18 14,61 7,89
4000 2,19 19,93 11,06
Rerata 2,20 15,37
Keterangan : Superskrip dengan huruf kecil berbeda menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)
48 ,Vol. 32, No. 2 September 2014
Tabel 4. Rerata produksi berat segar leguminosa penutup tanah pada berbagai
konsentrasi NaCl
Perlakuan Jenis leguminosa Rerata
Konsentrasi NaCl (ppm) Calopo Centro
------------(g/pot)------------
0 5,35 7,48 6,42a
2000 0,71 2,13 1,42b
3000 0,59 1,81 1,19b

Rerata 2,21 3,81

Keterangan: Superskrip dengan huruf kecil berbeda menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)
Hasil analisis ragam perlakuan Produksi Bahan Kering Hijauan
jenis leguminosa penutup tanah tidak Hasil analisis ragam menunjukkan
menunjukkan pengaruh nyata terhadap bahwa perlakuan jenis leguminosa
berat segar, sedangkan konsentrasi NaCl pohon, konsentrasi NaCl maupun
menunjukkan pengaruh nyata. Interaksi interaksi keduanya tidak menunjukkan
keduanya tidak menunjukkan pengaruh pengaruh yang nyata terhadap produksi
yang nyata terhadap produksi berat segar bahan kering hijauan seperti Tabel 5.
seperti Tabel 4. Sejalan dengan parameter tinggi
Sejalan dengan tinggi tanaman, tanaman dan produksi berat segar,
produksi berat segar leguminosa penutup produksi bahan kering menunjukkan pola
tanah juga menurun tajam dengan yang sama. Lamtoro menunjukkan
perlakuan salinitas. Salinitas menekan penurunan produksi bahan kering dengan
proses pertumbuhan tanaman dengan penambahan garam NaCl pada media
efek yang menghambat pembesaran dan tanam, sedangkan turi justru
pembelahan sel, produksi protein serta menunjukkan kenaikan walaupun secara
penambahan biomass tanaman. statistik penurunan dan peningkatan
Tanaman yang mengalami stress garam tersebut tidak signifikan.
umumnya tidak menunjukkan respon Hasil analisis ragam perlakuan
dalam bentuk kerusakan langsung tetapi jenis leguminosa penutup tanah tidak
pertumbuhan yang tertekan dan menunjukkan pengaruh nyata terhadap
perubahan secara perlahan (Sipayung, produksi bahan kering, sedangkan
2003). Gejala pertumbuhan tanaman konsentrasi NaCl menunjukkan pengaruh
pada media dengan tingkat salinitas nyata. Interaksi keduanya tidak
tinggi adalah pertumbuhan yang tidak menunjukkan pengaruh yang nyata
normal seperti daun mengering di bagian terhadap produksi bahan kering seperti
ujung dan gejala klorosis. Tabel 6.

Tabel 5. Rerata produksi bahan kering tanaman leguminosa pohon pada berbagai
konsentrasi NaCl
Perlakuan Jenis leguminosa
Rerata
Konsentrasi NaCl (ppm) Lamtoro Turi
------------(g/pot)------------
0 1,54 2,07 1,79
2000 1,24 3,32 2,28
3000 0,74 3,22 1,98
4000 1,46 3,28 2,37
Rerata 1,24 2,96
Keterangan : Superskrip dengan huruf kecil berbeda menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)
Eny Fuskhah*, R. Djoko Soetrisno **, Syaiful Anwar * , F. Kusmiyati * ; Kajian Morfologi Dan Fisiologi Ketahanan Leguminosa Pakan 49
Tabel 6. Rerata produksi bahan kering tanaman leguminosa penutup tanah pada
berbagai konsentrasi NaCl
Perlakuan Jenis leguminosa
Konsentrasi NaCl (ppm) Calopo Centro Rerata

------------(g/pot)------------
0 1,19 1,38 1,29a
2000 0,44 0,32 0,38b
3000 0,36 0,31 0,34b

Rerata 0,66 0,67


Keterangan: Superskrip dengan huruf kecil berbeda menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)

Pola Produksi bahan kering protein kasar dan rendahnya kadar serat
tanaman leguminosa penutup tanah kasar. Kadar protein kasar dan serat kasar
selaras dengan pola produksi berat segar tanaman leguminosa pohon dan
dan panjang tanamannya. Konsentrasi leguminosa tanah seperti Tabel 7.
garam NaCl menurunkan produksi Tabel 7 menunjukkan bahwa
hijauannya. Menurut Oleary (1969) yang leguminosa turi menunjukkan
dikutip oleh Greenway (1973), salinitas peningkatan kadar protein kasar dan
dapat menurunkan permeabilitas penurunan kadar serat kasar pada
membran sel terhadap air, sehingga konsentrasi NaCl 3000 ppm. Hal ini
penyerapan air dan hara terlarut menjadi berbeda dengan ketiga jenis leguminosa
rendah. Rendahnya air yang dapat lainnya yaitu lamtoro, calopo dan centro.
diserap tanaman menyebabkan Konsentrasi NaCl 3000 ppm untuk
penyempitan pembukaan stomata yang leguminosa turi memberikan efek yang
berakibat penangkapan CO2 rendah. menguntungkan. Derajat salinitas yang
Menurunnya transpirasi secara rendah dapat memacu pertumbuhan
berlebihan akan merusak reaksi yang tanaman, melalui kegiatan ion-ion hasil
terjadi dalam kloroplas yang selanjutnya desosiasi dalam menggantikan peran dan
berakibat terhadap penurunan hasil fungsi esensial, terutama unsur K dan Cl
bersih fotosintesis. Penurunan hasil (Kristanto, !991). Toleransi terhadap
bersih fotosintesis mengakibatkan salinitas beragam diantara spesies
produksi bahan kering menurun pula. tanaman.
Bogenreider (1982) menyatakan
Kadar Protein kasar dan Serat Kasar bahwa konsentrasi garam yang tinggi
Hijauan dalam tanah berpengaruh terhadap
Kualitas hijauan pakan dapat tekanan osmotik tanah, sehingga
ditunjukkan dengan tingginya kadar tanaman sukar atau tidak dapat menyerap

Tabel 7. Kadar protein kasar dan serat kasar tanaman leguminosa pada konsentrasi
NaCl 0 dan 3000 ppm
Kadar protein kasar (%) Kadar serat kasar (%)
Jenis leguminosa
0 ppm 3000 ppm 0 ppm 3000 ppm
Lamtoro 29,97 20,61 7,57 11,79
Turi 15,67 25,85 12,35 9,09
Calopo 19,72 22,78 10,05 10,94
Centro 17,72 13,74 25,06 25,91
Rerata 20,77 20,75 13,76 14,43
Keterangan : Superskrip dengan huruf kecil berbeda menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)
50 ,Vol. 32, No. 2 September 2014
Tabel 8. Rerata berat segar akar tanaman leguminosa pohon pada berbagai
konsentrasi NaCl
Perlakuan Jenis leguminosa Rerata
Konsentrasi NaCl (ppm) Lamtoro Turi
------------(g/pot)------------
0 5,75 4,24 4,99
2000 4,62 4,16 4,39
3000 3,34 3,34 3,34
4000 6,09 4,08 5,08
Rerata 4,95 3,95
Keterangan : Superskrip dengan huruf kecil berbeda menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)

larutan tanah. Tingkat salinitas yang tinggi Berat Segar Akar


akan menyebabkan larutan tanah menjadi Hasil analisis ragam menunjukkan
pekat dan tekanan osmotik larutan tanah bahwa perlakuan jenis leguminosa
menjadi tinggi. Pendapat serupa juga pohon, konsentrasi NaCl maupun
disampaikan oleh Bintoro (1983) yang interaksi keduanya tidak menunjukkan
menyatakan bahwa pengaruh salinitas pengaruh yang nyata terhadap berat
terhadap pertumbuhan tanaman segar akar seperti Tabel 8.
berhubungan dengan kekurangan air Akar merupakan bagian tanaman
yang disebabkan oleh tekanan osmotik yang penting untuk pengambilan air dan
atau oleh ion-ion spesifik yang meracuni unsur hara. Tabel 8 menunjukkan bahwa
secara tidak langsung dan terjadi perlakuan NaCl sampai 4000 ppm belum
ketidakseimbangan serapan ion atau mempengaruhi berat akar leguminosa
kombinasi dari keduanya. Ion dari pohon. Leguminosa pohon relatif tahan
konsentrasi garam yang tinggi secara terhadap tingkat salinitas tinggi. Berbeda
langsung meracuni metabolik tertentu dan dengan leguminosa penutup tanah.
secara tidak langsung mengganggu Hasil analisis ragam perlakuan
serapan berbagai unsur hara esensial jenis leguminosa penutup tanah tidak
termasuk unsur hara nitrogen dan menunjukkan pengaruh nyata terhadap
metabolisme. Laju nitrifikasi juga berat segar akar, sedangkan konsentrasi
menurun dengan meningkatnya salinitas NaCl menunjukkan pengaruh nyata.
(Firestone, 1985). Dengan demikian Interaksi keduanya tidak menunjukkan
sintesis protein juga menurun dan pengaruh yang nyata terhadap berat
mengakibatkan kadar protein kasar segar akar seperti Tabel 9.
tanaman menurun. Penurunan kadar Berbeda dengan leguminosa
protein kasar biasanya diikuti dengan pohon lamtoro dan turi, leguminosa
peningkatan kadar serat kasarnya. penutup tanah calopo dan centro

Tabel 9. Rerata berat segar akar tanaman leguminosa penutup tanah pada berbagai
konsentrasi NaCl
Perlakuan Jenis leguminosa
Rerata
Konsentrasi NaCl (ppm) Calopo Centro
------------(g/pot)------------
0 4,40ab 4,85a 4,63a
abc
2000 2,47 1,17c 1,82b
bc
3000 2,04 1,10c 1,57b

Rerata 2,97a 2,37a


Keterangan : Superskrip dengan huruf kecil berbeda menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)

Eny Fuskhah*, R. Djoko Soetrisno **, Syaiful Anwar * , F. Kusmiyati * ; Kajian Morfologi Dan Fisiologi Ketahanan Leguminosa Pakan 51
menunjukkan penurunan berat akar yang Bogenreider, A. 1982. Soil salination in the
tajam dengan perlakuan konsentrasi NaCl irrigation agriculture of arid area. J.
pada media tumbuh. Centro menunjukkan Plant Research and Development.
penurunan berat akar yang lebih tajam 16 : 90-104.
dibandingkan dengan calopo.
Menurunnya berat akar tanaman Buckman, H.O. dan N.C. Brady. 1982.
leguminosa dengan meningkatnya Ilmu Tanah. Penerbit Bhratara
konsentrasi NaCl pada media tumbuh Karya Aksara, Jakarta.
(Diterjemahkan oleh Soegiman).
diduga karena menurunnya serapan
kalium oleh tanaman. Sopandie (1990) Firestone, M.K. 1985. Microbial nutrient
menyatakan bahwa konsentrasi NaCl transformations in saline soils and
yang tinggi akan menurunkan kadar adaptation of microorganisms to
kalium dalam tajuk dan akar tanaman. soil salinity In : Soil and Plant
Kalium bagi tanaman berfungsi untuk I n t e r a c t i o n s w i t h S a l i n i t y.
merangsang pertumbuhan akar Agricultural Experiment Station,
(Buckman dan Brady, 1982). Univ. of California.

KESIMPULAN DAN SARAN Fuskhah, E; Karno, dan F. Kusmiyati.


Dari hasil penelitian dapat 2003. Efek salinitas dan
disimpulkan bahwa leguminosa pohon turi pemberian fosfor terhadap
dan lamtoro menunjukkan ketahanan aktivitas enzim nitrogenase nodul
terhadap salinitas lebih tinggi akar Caliandra callothyrsus.
dibandingkan leguminosa penutup tanah Jurnal Pengembangan
Peternakan Tropis. ISSN 0410-
calopogonium dan centrosema.
6320.
Dari hasil penelitian dapat
disarankan, pada lahan pantai yang Greenway, H. 1973. Salinity, plant, growth
mempunyai tingkat salinitas tinggi, jenis and metabolism. Journal
leguminosa yang ditanam sebaiknya jenis Agriculture Science. 39 : 24 – 34
leguminosa pohon seperti turi dan
lamtoro, sedangkan pada lahan pantai Harjadi, S.S. dan S. Yahya. 1988.
yang mempunyai tingkat salinitas rendah, Fisiologi Stress Lingkungan. PAU
selain leguminosa pohon, dapat pula Bioteknologi IPB Bogor.
ditanam leguminosa penutup tanah.
Huffaker, R.C. and D.W. Rains. 1985. N
DAFTAR PUSTAKA use efficiency as influenced by S
Allison, L.E., J.W. Brown, H.E. Hayward, assimilation in barley exposed to
L.A. Richards, L. Bernstein, salinity. In : Soil and Plant
I n t e r a c t i o n w i t h S a l i n i t y.
M.Fireman, G.A. Pearson, L.V.
Agricultural Experiment Station,
Wilcox, C.A. Bower, J.T. Hatcher, Univ. of California.
dan R.C. Reeve 1976. Diagnosis
and Improvement of Saline and Kristanto, B.A. 1991. Tanggapan tanaman
alkali Soils. Oxford & IBH terhadap salinitas. Buletin
Publishing Co. New Delhi. Sintesis. Yayasan Dharma Agrika
Semarang.
Bintoro, M.H. 1983. Pengaruh NaCl
terhadap pertumbuhan beberapa Kusmiyati, F., E.D. Purbajanti, W. Slamet,
kultivar tomat. Bulletin Agribisnis E. Fuskhah, dan S. Anwar. 1998.
XIV. 1 : 13-35. Pengaruh Salinitas Terhadap

52 ,Vol. 32, No. 2 September 2014


Pertumbuhan dan Serapan Hara Disertasi PhD. Okayama Univ.
R u m p u t M a k a n a n Te r n a k . Japan
Universitas Diponegoro
Semarang. (Laporan Penelitian). Steel, R.G.D., dan J.H. Torrie. 1995.
Prinsip dan Prosedur Statistika
Sipayung, R. 2003. Stres Garam dan Suatu Pendekatan Biometrik. Alih
Mekanisme Toleransi Tanaman. Bahasa : Bambang Sumantri. P.T.
Gramedia Pustaka Utama.
USU digital library.
Jakarta.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Terry, H. and L.J. Waldron. 1985. Salinity
Fakultas Pertanian. Institut responses of crop plants in terms
Pertanian Bogor. Bogor. of leaf expansion and
photosynthesis. In : Soil and Plant
Sopandie, D. 1990. Studies on Plant I n t e r a c t i o n W i t h S a l i n i t y.
Responses to Salt Stress. Agricultural Experiment Station,
Univ. of Californis.

Eny Fuskhah*, R. Djoko Soetrisno **, Syaiful Anwar * , F. Kusmiyati * ; Kajian Morfologi Dan Fisiologi Ketahanan Leguminosa Pakan 53

Anda mungkin juga menyukai