Anda di halaman 1dari 6

FOTOGRAMETRI

PRINSIP FOTOGRAFI DAN PENCITRAAN

FASHAN BOBY NURMAHDI 03311840000057 TEKNIK GEOMATIKA


FOTOGRAMETRI

PRINSIP FOTOGRAFI DAN PENCITRAAN

A. Review Canon EOS M10


1. Diafragma
Diafragma menentukan seberapa banyak intensitas cahaya yang dibolehkan untuk masuk
ke kamera secara bersamaan.
Untuk dapat mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk melalui lensa, diafragma
pada lensa kamera bisa membuka dengan besaran diameter yang bisa dirubah. Besar kecilnya
bukaan diafragma dinyatakan dalam f-number tertentu, dimana f-number kecil menyatakan
bukaaan besar dan f-number yang besar menyatakan bukaan kecil. Selain itu, secara
karakteristik optik lensa, bukaan besar akan membuat foto yang DOF-nya sempit (background
bisa blur), dan bukaan kecil akan membuat DOF lebar (background tajam).

Saat mengatur nilai diafragma (aperture), ingatlah bahwa setiap stop ditandai dengan nilai
f-number tertentu yang digambarkan dalam deret berikut, urut dari yang besar hingga kecil :

f/1 – f/1.4 – f/2 – f/2.8 – f/4 – f/5.6 – f/8 – f/11– f/16 – f/22 – f/32 dst

Sebagai contoh :
• Jika kita berpindah 1-stop dari f/2 ke f/2.8, maka kita akan mengurangi setengah
intensitas cahaya yang masuk ke kamera
• Jika kita berpindah 1-stop dari f/8 ke f/5.6, maka kita akan menambah intensitas cahaya
yang masuk ke kamera dua kali lipat dari sebelumnya

2. ISO
Kamera ini menghasilkan gambar JPEG tanpa noise dari ISO 100 hingga ISO 1600,
dengan noise pertama kali muncul di ISO 3200. Pengaturan yang lebih cepat dari 6400 dan
12800 menampilkan suara yang relatif sedikit, tentunya cocok untuk cetakan kecil dan gambar
web. Kami tidak akan menyarankan menggunakan pengaturan ISO 25600 yang diperluas.

3. Focus Camera
Dilengkapi dengan sistem autofokus berteknologi Hybrid CMOS AF II, pencarian fokus
M10 menjadi lebih cepat serta sedikit lebih lambat pada kondisi atau ruang yang kurang
mendapat penerangan.
Teknologi STM (Stepping Motor) memungkinkan perekaman video dengan fokus yang
tetap terjaga dengan suara atau bunyi AF yang senyap. Ini berguna ketika Anda menginginkan
rekaman video yang tidak terganggu dengan suara bising lensa saat mencari fokus.

4. Resolution
Sebagai kamera entry-level, spesifikasi Canon EOS M10 terbilang memadai dengan sensor
CMOS APS-C beresolusi 18 megapiksel dan prosesor gambar DIGIC 6. Kombinasi tersebut
juga menjadikan M10 mampu menghasilkan foto-foto yang apik ketika digunakan pada
kondisi minim cahaya.
Terlebih pada siang hari di mana kondisi cahaya sedang sangat ideal. Canon M10 sanggup
menghasilkan gambar yang tajam dan menawan. Canon dilengkapi dengan sistem autofokus
berteknologi Hybrid CMOS AF II, pencarian fokus M10 menjadi lebih cepat serta sedikit lebih
lambat pada kondisi atau ruang yang kurang mendapat penerangan.
Untuk perekaman video, kamera ini mampu merekam video beresolusi Full HD pada
frame rate 30 fps.

B. Apa yang dimaksud dengan …


1. Pinhole
Kamera pinhole atau lubang jarum adalah sebuah kamera sederhana tanpa lensa yang
memiliki satu aperture yang sangat kecil – sederhananya; sebuah kotak kedap cahaya dengan
sebuah lubang di satu sisi. Cahaya dari luar masuk melalui lubang ini lalu menghasilkan
gambar terbalik pada sisi yang berlawanan dari tempat lubang tadi. Mata manusia bekerja
dengan cara yang sama di bawah cahaya terang, seperti kamera dengan aperture kecil.
Sampai tingkat tertentu, semakin kecil lubangnya, semakin tajam gambar yang
dihasilkannya, tapi semakin redup. Optimalnya, ukuran aperture harus 1/100 atau kurang dari
jarak antara kotak dengan gambar yang akan direkam.
Karena kamera pinhole membutuhan waktu exposure yang cukup lama, shutter-nya bisa
dioperasikan secara manual, yaitu dengan membuat sebuah tutup dari bahan kedap cahaya
untuk membuka dan menutup lubang. Waktu exposure yang dibutuhkan biasanya dari 5 detik
sampai beberapa jam. (Sumber : http://student-activity.binus.ac.id/klifonara/2019/03/kamera-
lubang-jarum/)

2. Illuminance
Iluminan (illuminance) adalah banyak arus cahaya yang datang pada satu unit bidang,
diukur dengan Lux atau Lumen/m², sedangkan prosesnya disebut iluminasi (illumination)
yaitu datangnya cahaya ke suatu objek.. Luminan (luminance) adalah intensitas cahaya yang
dipancarkan, dipantulkan dan diteruskan oleh satu unit bidang yang diterangi, diukur dengan
Candela/m², sedangkan prosesnya disebut luminasi (lumination) yaitu perginya cahaya dari
suatu objek. (Sumber : http://e-journal.uajy.ac.id/375/3/2MTA00017.pdf)

3. Aperture
Tugas pertama aperture bisa diibaratkan sebagai jendela. Jendela kamar Anda bisa
mengontrol seberapa banyak cahaya yang masuk ke kamar Anda waktu pagi hari, iya kan?
Semakin lebar Anda membuka jendela Anda,maka semakin banyak cahaya yang masuk. Dan
mengingat itu adalah jendela kamar Anda sendiri, maka Anda sendiri jugalah yang
menentukan seberapa lebar jendela itu terbuka. Hal ini sama dengan aperture.
Aperture mengontrol seberapa banyak cahaya yang sampai ke sensor kamera dengen
‘membuka-menutup’ katup berisikan pisau-pisau (istilahnya blade) yang ada di bagian depan
lensa.
Jadi ketika kita ingin menggunakan shutter speed cepat, kita akan buka aperture lebih lebar
lagi, sehingga memungkinkan lebih banyak cahaya yang masuk. Alhasil, meskipun kita
menggunakan shutter speed cepat foto kita tidak akan terlalu gelap. Jadilah foto yang tajam
tanpa blur meskipun benda/kamera Anda bergerak, dan masih cukup terang.
Aperture diukur dengan satuan f-stop, seperti f/1.8, f/2.8, atau ada juga f/5.6. Kalau Anda
punya lensa kamera, pasti ada tulisan yang menunjukkan angka-angka seperti itu.

Angka f yang ada di lensa tadi menunjukkan aperture maksimum atau bukaan terlebar pada
katup pisau yang ada di lensa. Semakin kecil angka f-nya maka semakin lebar bukaan aperture-
nya (jadi lensa dengan f/1.8 bisa membuka katup lebih lebar dibandingkan f/5.6). Nah masing-
masing lensa punya batas maksimum terhadap seberapa lebar katupnya bisa terbuka, dan ini
bisa kita ketahui dari angka f yang tertulis di lensa seperti yang kita sebutkan tadi. (Sumber :
https://www.plazakamera.com/mengenal-aperture-kamera-pada-dslr-dan-mirrorless/)

4. Shutter-speed
Shutter Speed Elemen kedua setelah aperture dalam segitiga fotografi adalah Shutter
Speed. Shutter atau rana adalah sebuah tirai di depan sensor kamera. Sedangkan speed artinya
cepat/kecepatan. Jadi shutter speed adalah lamanya waktu shutter/ rana pada kamera terbuka
atau lamanya sensor pada kamera melihat subjek yang akan di foto.
Shutter speed rendah (lambat) berarti rana akan terbuka lebih lama (cahaya yang masuk
lebih banyak). Pengaturan ini biasanya digunakan untuk sengaja menghasilkan efek blur dan
menunjukkan pergerakan objek. Sedangkan shutter speed tinggi (cepat) artinya rana terbuka
sangat cepat sehingga cahaya yang masuk ke sensor akan lebih sedikit. Biasanya digunakan
untuk membekukan gerakan. Semakin cepat objek yang ingin dibekukan, maka makin tinggi
juga pengaturan shutter yang dibutuhkan. Shutter speed dapat diatur dalam satuan detik atau
sepersekian detik. Misalnya shutter speed 1/100 artinya shutter akan tertutup pada waktu 1/100
detik atau 0,01 detik. Biasanya, pengaturan shutter speed adalah kelipatan 2 seperti 1/500,
1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dst. Namun kini banya produsen kamera yang menawarkan
pengaturan shutter speed 1/3 stop seperti contohnya 1/500, 1/400, 1/320, 1/250, 1/200, 1/160
dst. Selain itu, kamera DSLR jaman sekarang juga menawarkan pengaturan Bulb mode
sehingga penggunanya bisa menahan shutter tetap terbuka selama yang diinginkan.
Pengaturan shutter speed yang aman biasanya adalah 1/60 atau lebih tinggi (1/60 – 1/200).
Bisa juga mengatur shutter speed lebih tinggi dari panjang lensa yang kita gunakan. Misalnya
jika menggunakan lensa 50mm, maka gunakan shutter speed minimal 1/60 atau jika
menggunakan lensa 24mm gunakan minimal shutter speed 1/30. Shutter lebih kecil dari
panjang lensa tetap bisa digunakan asal menggunakan bantuan dari tripod jika tidak ingin
hasilnya blur. Penggunaan shutter yang benar dan terkonsep bisa menghasilkan efek foto yang
luar biasa. Seperti penggunaan shutter speed lambat untuk membuat efek air seperti kapas pada
air terjun atau ombak di pantai. Bisa juga menggunakan shutter speed cepat untuk
membekukan gerakan burung yang sedang mengepakkan sayap. Sekian pengertian tentang
shutter speed, apakah ada hal yang ingin ditanyakan terkait pembahasan ini? silahkan gunakan
fasilitas komentar dibawah ini. (Sumber : http://csinema.com/shutter-speed/)
Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/tantoprihartanto/5e0f202c097f367520242ba2/spesifikasi-dan-
contoh-hasil-jepretan-canon-eos-m10
https://gaptek28.wordpress.com/2017/02/12/review-canon-eos-m10/
https://id.priceprice.com/Canon-EOS-M10-Kit-16550/news/Review-Canon-EOS-M10-Mirrorless-
Entry-Level-Terbaik-Untuk-Kalangan-Fotografer-Awam-5919/

Anda mungkin juga menyukai