DITULIS :
- BOBI NOVALIANDO
- KIKI N. AZZAM KHOLIL
- IVAN ALFIANSYAH F
EDITOR :
-
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkah, karunia serta ridho-Nya
Training 3.0. Modul ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam kegiatan
Penulis
2
DAFTAR ISI
1. PRA PEMIJAHAN...................................................................................................4
1.1 Persiapan Alat Dan Bahan..........................................................................4
1.2 Pengadaan Calon Induk...............................................................................4
1.3 Pemeliharaan Calon Induk..........................................................................5
1.4 Seleksi Induk..................................................................................................6
1.5 Kultur Pakan Alami.......................................................................................9
2. PROSES PEMIJAHAN.........................................................................................13
2.1 Macam – Macam Pemijahan......................................................................13
2.2. Manajemen Pemeliharaan Telur...............................................................15
3. PASCA PEMIJAHAN...........................................................................................17
3.1 Manajemen Pakan Larva............................................................................17
3.2 Manajemen Kualitas Air.............................................................................17
3.3 Manajemen Kesehatan Larva...................................................................18
3.4 Pemanenan dan Distribusi Ikan...............................................................18
4. STRATEGI PEMASARAN...................................................................................19
4.1 Analisa Usaha...............................................................................................19
4.2 Strategi Produksi dan Pemasaran...........................................................20
4.3 Monitoring dan Evaluasi............................................................................20
3
1. PRA PEMIJAHAN
Ikan koki dibutuhkan akuarium dengan ukuran minimal 70x40x40 cm atau lebih
baik lagi dikolam serta substrat sebagai media penempelan telur. Pada ikan
yang digunakan untuk media penempelan telur. Pada ikan wader cakul
untuk pemisah induk ikan zebra dan telur serta substrat media perangsang induk
meliputi egg stimulant yang berfungsi untuk membantu proses pembentukan dan
pakan alami maupun pakan buatan (pelet), air sebagai media hidup ikan yang
Calon induk adalah ikan – ikan yang belum matang gonad dan siap untuk
dipijahkan. Dalam pemilihan induk ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
mengidentifikasi histori dan asal lokasi dari indukan ikan yang akan digunakan.
Induk – induk yang berasal dari luar negeri haruslah memiliki Sertificate of Origin
untuk mengetahui asal induk ikan. Induk ikan yang berasal dari luar daerah juga
4
harus memiliki sertifikat yang menandakan induk ikan telah lolos pemeriksaan
dari Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM). Induk ikan yang
penyakit dan mematikan jamur serta parasit yang melekat pada ikan. Induk yang
akan digunakan untuk proses pemijahan perlu diperhatikan ciri – cirinya baik
dalam proses pembenihan dan sebelum proses pemjahan. Pada proses ini
gonad, dan pertumbuhan. Pakan yang diberikan pada calon induk umumnya
kandungan protein dan vitamin menjadi faktor penting dalam proses pematangan
gonad ikan (pematangan sperma pada jantan dan pembentukan telur pada
memiliki beberapa sifat makan, yakni diurnal (pagi hari) dan nokturnal (malam
hari). Waktu pemberian pakan sebaiknya dilakukan secara teratur dan terjadwal
agar timbul kebiasaan pada ikan. Jenis pakan yang diberikan juga perlu
menyesuaikan kebiasaan makan ikan. Beberapa jenis ikan memiliki sifat makan
pembuangan energi secara berlebihan. Pada ikan wader cakul, ikan koki dan
5
Manajemen kualitas air pada media pemeliharaan induk ikan merupakan
salah satu aspek penting dalam proses pemijahan ikan yang meliputi suhu, pH,
dan oksigen terlarut. Suhu merupakan faktor terpenting dimana perlu adanya
penyesuaian suhu pada media hidup dengan suhu hidup ikan di lingkungan
aslinya. Suhu yang baik bagi ikan wader cakul berkisar 26 - 30°C, ikan koki 24-
28°C, dan ikan rainbow 23-26°C. Nilai pH pada media pemeliharaan akan
berpengaruh pada aktivasi enzim pada tubuh ikan yang dipelihara, nilai pH yang
baik pada ikan cupang 7.4 – 7.9, ikan koki 7 – 7.5, dan ikan rainbow 6.5 – 7.5.
Nilai oksigen terlarut merupakan salah satu aspek penting karena berperan
sebagai perombak energi pada proses metabolisme, nilai oksigen terlarut yang
baik pada ikan wader cakul, ikan koki, dan ikan rainbow berkisar antara 6 – 8,5
ppm.
Pemilihan calon induk diawali dengan pemilihan induk betina dan induk
jantan, langkah selanjutnya memilih calon indukan yang telah matang gonad.
Induk yang telah matang gonad dapat diamati melalui ciri fisik (morfologi)
maupun ciri fisiologis. Perbedaan Induk Wader dapat dilihat pada Gambar 1. Ciri-
ciri ikan wader betina meliputi warna tubuh yang pudar, postur tubuh lebih besar
dan gendut, memiliki 3 lubang urogenital. Ciri – ciri ikan wader betina yang telah
siap untuk dipijahkan adalah telah mencapai usia minimal 6 bulan, bentuk badan
membulat, gerakannya menjadi lambat dan ketika diurut lubang kelaminnya akan
mengeluarkan telur. Ciri – ciri ikan wader jantan meliputi warna yang terang dan
cerah, postur tubuhnya lebih ramping dan memiliki 2 lubang urogenital. Ciri – ciri
ikan wader jantan yang telah siap untuk dipijahkan telah berusia minimal 6 bulan,
berwarna putih).
6
Gambar 1. Ikan Wader Betina (kiri) dan Ikan Wader Jantan (kanan)
Induk ikan rainbow dapat dilihat pada Gambar 2. Ciri – ciri ikan rainbow
jantan dapat dilihat pada dari bentuk tubuh yang lebar dan lebih panjang dari
betina, warna lebih kontras dan tajam, bentuk alat genital lonjong dan sirip
punggung berdekatan atau sampai pada pangkal ekor dan tingkah laku lebih
lincah (agresif). Ciri – ciri ikan rainbow betina dapat dilihat dari bentuk tubuh yang
ramping dan relatif lebih kecil daripada jantan, warna yang lebih pudar,
pergerakan kurang agresif, bentuk alat genital membulat dan sirip punggung
tidak sampai pada pangkal ekor. Ikan rainbow yang matang gonad dicirikan
dengan kedua ikan jantan dan betina akan saling kejar-kejaran. Pada ikan
rainbow jantan yang sudah matang gonad dicirikan pada warna tubuh yang
semakin cerah. Pada ikan rainbow betina yang sudah matang gonad dicirikan
Gambar 2. Ikan Rainbow Betina (kiri) dan Ikan Rainbow Jantan (kanan)
7
Induk ikan koki dapat dilihat pada Gambar 3. Induk jantan dan induk
betina yang dipijahkan adalah yang mempunyai tubuh yang tidak cacat dan
sudah matang gonad. Pemilihan induk dipilih harus secara selektif agar dapat
menghasilkan benih yang berkualitas. Apabila telah didapat indukan yang akan
dipijahkan selanjutnya diukur panjang total dan berat tubuh induk. Terdapat
beberapa ciri-ciri untuk mengetahui perbedaan induk jantan dan betina. Induk
jantan pada sirip dadanya terdapat bintik bulat yang menonjol, apabila diraba
terasa kasar sedangkan induk betina tidak terdapat bintik kasar pada siripnya.
Tubuh jantan lebih ramping dibanding betina karena betina cenderung besar
pada bagian perut. Pergerakan induk jantan juga lebih gesit dari pada induk
betina. Induk jantan yang telah matang gonad perutnya bila diurut akan
apabila diurut juga akan mengeluarkan telur. Cara melihat induk ikan mas koki
siap pijah yaitu pergerakan induk betina lebih lambat atau tidak lincah seperti
induk jantan.
8
Gambar 3. Induk Ikan Koki Jantan dan betina
yang meliputi fitoplankton, zooplankton, dan benthos. Pakan alami dari jenis
fitoplankton meliputi chlorella (Gambar 5) dan spirullina (Gambar 6). Pakan alami
dari jenis zooplankton meliputi daphnia (Gambar 7), moina (Gambar 8), dan
artemia (Gambar 9). Pakan alami dari jenis benthos meliputi cacing sutra
(Gambar 10), cacing dara (Gambar 11) dan microworm (Gambar 12 dan Gambar
13). Pakan alami umumnya diberikan pada ikan fase larva hingga juvenil. Pakan
alami memiliki kandungan karbohidrat, lemak, protein, asam amino serta mineral
yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan. Pakan alami sangat penting dalam
ikan membutuhkan kandungan nutrisi yang tinggi dan memiliki ukuran yang
Gambar 5. Chlorella
9
Gambar 6. Spirulina
Gambar 7. Daphnia (Kutu Air Raksasa)
10
Gambar 9. Artemia
11
12
Gambar 13. Microworm (perbesaran)
13
2. PROSES PEMIJAHAN
Pemijahan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara alami, semi alami, dan
cara tidak diberikan rangsangan apapun kepada induk ikan. Pemijahan semi
melibatkan campur tangan manusia baik berupa penambahan hormon dan juga
proses stripping. Pada ikan hias, umumnya kegiatan pemijahan dilakukan secara
pematangan gonad.
Sifat Pemijahan pada ikan umumnya terdiri dari sistem pemijahan massal
dan tunggal. Pemijahan massal adalah jenis pemijahan yang dilakukan dengan
memasukan lebih dari satu pasangan ikan ke dalam satu wadah pemijahan.
menggunakan 1 induk betina dan 1 induk jantan di dalam satu wadah pemijahan.
Pada ikan wader cakul, sistem pemijahan yang dapat diterapkan adalah sistem
pemijahan massal. Pada ikan koki dan ikan rainbow, sistem pemijahan yang
pada sore hingga dini hari. Pada ikan wader cakul, ikan koki dan ikan rainbow,
14
habitat aslinya di perairan yang mengalir deras dan substrat berupa ijuk untuk
memicul ikan wader cakul untuk memijah dan undergravel atau waring untuk
memisahkan antara induk ikan wader cakul dengan telur agar induk wader cakul
tidak memakan telurnya. Pada ikan koki dibutuhkan substrat berupa ijuk atau
eceng gondok untuk memicu ikan koki untuk memijah dan sebagai media
menempelnya telur ikan koki. Pada proses pemijahan ikan rainbow, dibutuhkan
substrat berupa tali rafia untuk memicu ikan rainbow memijah dan sebagai media
Kualitas air sangat menentukan dalam proses pemijahan. Kualitas air yang
diharapkan pada media pemijahan harus sesuai dengan kualitas air pada habitat
asli ikan. Parameter kualitas air yang umumnya perlu diperhatikan adalah suhu,
pH, dan oksigen terlarut. Suhu berpengaruh pada proses pemijahan karena
berkaitan dengan proses metabolisme ikan, kisaran suhu yang tepat untuk
proses pemijahan pada ikan wader cakul adalah 26-30oC pada ikan koki adalah
24-28oC, dan pada ikan rainbow adalah 23-26oC Nilai pH juga sangat
menentukan proses aktivasi enzim dalam tubuh ikan, nilai pH optimum untuk
pemijahan ikan wader cakul adalah 7,4 - 7,9, ikan koki adalah 7-7,5, dan pada
ikan rainbow adalah 6,5-7,5. Nilai oksigen terlarut penting dalam proses
pembenihan ikan karena menyangkut transfer energi pada tubuh ikan, nilai
oksigen terlarut pada ikan wader cakul adalah 4 - 6 ppm, pada ikan koki adalah
15
2.2. Manajemen Pemeliharaan Telur
ikan wader yang diketahui telah memijah,kemudian induk yang ada dalam
aquarium diambil. Setelah induk terambil semua, aquarium dialiri air supaya sisa
sperma yang ada dalam aquarium hanyut. Hal ini bertujuan untuk menghindari
tumbuhnya jamur. Setelah itu perkembangan telurnya diamati yang ada dalam
kolam dan lamanya telur akan menetas diamati. Kualitas air meliputi suhu, pH,
DO dan tinggi air diamati untuk mengetahui kondisi yang sesuai untuk penetasan
telur ikan wader tersebut sampai telur menjadi larva. Setelah menjadi larva,
diamati apakah masih terdapat kantong telur. Apabila kuning telur sudah habis
(kurang lebih 7 hari) larva diberi rebusan kuning telur yang dihaluskan, sebagai
makanan awal. Dipilih kuning telur yang sudah dihaluskan ukurannya sesuai
dengan bukaan mulut larva ikan wader .Pemakaian kuning telur bertujuan agar
telur. Wadah yang digunakan berupa container plastic dan Waskom volume 5–10
L. Telur yang menetas setelah waktu sekitar 6–7 hari, untuk daya tetas telur
setiap hhar. Larva dipelihara dalam aquarium, dan untuk jenis pakan yang
diberikan berupa infusoria, rotifer dan kutu air (moina sp). Pemeliharaan larva
kemudian ditempatkan kedalam kolam tanah yang telah diberi pupuk dengan
dosis 20kg/meter persegi. Larva umur 3 hari dapat ditebarkan dalam hapa
Proses penetasan telur ikan mas koki sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan sekitar. Apabila suhu terlalu dingin maka dapat memperlambat waktu
penetasan tersebut. Apabila suhu sangat dingin maka telur-telur tersebut akan
16
mati dan membusuk. Penetasan telur tidak terjadi secara sekaligus tetapi
berangsur angsur. Telur ikan mas koki akan menetas 2-3 hari setelah induk ikan
mas koki dipindahkan dari dalam hapa. Setelah menetas larva ikan mas koki
terlihat bergerombol di tepi kakaban dan hapa. Larva terlihat bergerak dan masih
mempunyai kantung kuning telur pada bagian bawah perut.Telur ikan mas koki
agar dapat menetas dengan baik, telur harus selalu dalam keadaan tenggelam
sehingga diperlukan penambahan beban pada bagian atas kakaban. Beban yang
digunakan bisa berupa batu ataupun asbes yang telah dibasahi terlebih dahulu.
Selama proses penetasan, tinggi air harus dipertahankan dan tidak boleh
berkurang karena dapat membuat telur yang menempel pada hapa tidak
17
3. PASCA PEMIJAHAN
rentang waktu 2-3 jam sekali. Pemberian pakan umumnya dilakukan pada pagi-
sore hari atau sesuai dengan kebiasaan makan ikan. Larva ikan diberi pakan
pada jam 07.30, 10.00, 12.30, 14.30 dan 17.30 dengan dosis 10% dari bobot
populasi larva hal ini disebabkan karena kebutuhan energi larva diperuntukan
juga perlu disesuaikan dengan bukaan mulut larva. Larva berusia 1-2 hari tidak
perlu diberi pakan karena masih memiliki simpanan kuning telur pada tubuhnya.
Larva yang simpanan kuning telurnya sudah mulai habis kemudia diberi pakan
sesuai dengan bukaan mulut larva. Larva berusia 3-7 hari dapat diberi pakan
berupa chlorella atau artemia. Larva yang mulai terlihat cukup besar atau berusia
diatas satu minggu dapat diberi pakan berupa moina, anakan daphnia, atau
cacing sutra yang dicacah. Setelah berusia lebih dari 14 hari, larva dapat diberi
pakan berupa daphnia atau cacing sutra dan bisa juga dilatih untuk pakan pelet.
Cara pemberian pakan pada larva dapat dilakukan dengan cara adlibitum atau
Secara umum kualitas air pada larva lebih perlu diperhatikan karena larva
memiliki tingkat ketahanan yang lebih rendah pada perubahan kualitas air
dibandingnkan dengan ikan dewasa. Penyiponan dilakukan setiap dua hari sekali
atau ketika media pemeliharaan dirasa sudah mulai kotor. Langkah selanjutnya
18
3.3 Manajemen Kesehatan Larva
Ikan yang sakit umumnya memiliki gejala cenderung sering untuk naik ke
diri dari ikan-ikan lain, memiliki nafsu makan yang rendah serta sering
gejala klinis yang diperlihatkan oleh ikan yang sakit meliputi warna tubuh yang
penyakit, pemberian garam grasak atau metilen biru. Fase kritis pada
pembenihan biasanya terjadi pada saat kuning telur pada larva sudah habis. Hal
ini karena larva sudah tidak memiliki persedian energi didalam tubuhnya, untuk
mengatasi hal ini biasanya pembudidaya sudah menyiapan pakan alami terlebih
ukuran atau kualitas ikan. Penyortiran ikan dilakukan saat ikan-ikan yang
umumnya juga dilakukan untuk mencegah sifat kanibalisme pada beberapa jenis
ikan. Pemanenan dilakukan pada saat ukuran ikan sudah memasuki ukuran
pasar. Pada ikan hias umunya ikan dijual berdasarkan ukuran. Pemanenan pada
ikan hias umumnya dilakukan secara parsial atau sebagian. Ikan yang telah
19
20
4. STRATEGI PEMASARAN
dikerjakan dari suatu jenis usaha, dengan melihat beberapa kriteria tertentu.
Analisa usaha dalam bisnis merupakan kegiatan yang sangat penting, dari
Analisis usaha diperlukan agar biaya-biaya yang tidak penting dapat dihindari
penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Jumlah biaya ini tidak
Biaya variabel adalah biaya yang habis dalam satu kali produksi. Biaya total
merupakan gabungan dari biaya tetap dan biaya variable dalam satu kali
biaya total. Analisis Break Event Point (BEP) merupakam suatu analisis yang
perancangan keuangan, khususnya pada tingkat laba yang ingin dicapai seta
21
4.2 Strategi Produksi dan Pemasaran
proses penentuan urutan pekerjaan yang berada pada dalam satu jalur produksi
yang sama. Batch production merupakan strategi produksi yang dilakukan secara
terbatas atau tidak kontinu. Job shop merupakan strategi produksi yang
menghasilkan jumlah produk dalam jumlah rendah pada tiap-tiap jenis barang
yang diproduksi. Make To Stock adalah strategi produksi yang mertujuan untuk
Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar serta tujuan.
Pada usaha ikan hias kita harus memperhatikan strategi produksi dan
pemasaran. Kita harus bisa melihat peluang pasar ikan hias di daerah kita. Ikan
hias merupakan ikan yang hanya disukai oleh beberapa kalangan masyarakat.
Dalam menentukan jenis ikan hias yang akan kita budidayakan kita harus
Monitoring dalam budidaya ikan dapat berupa kualitas air budidaya, Kualitas
Indukan dan permintaan pasar. Kualitas air harus kita perhatikan karena kualitas
air ini yang menentukan keberhasilan proses budiaya. Indukan yang berkualitas
kita dapat mengetahui apakah induk ini masih bagus dalam proses pembenihan
atau tidak. Permintaan pasar harus diperhatikan juga karena akan menentukan
22
harga jual pada produk kita. Kita permintaan pasar besar maka kita harus
dengan apa yang telah dicapai pada akhir masa produksi. Tujuan evaluasi
dimana dengan mengetahui evaluasi usaha ini sudah sampai mana usaha kita.
Kita dapat menentukan apakah usaha kita layak dilanjutkan apa tidak. Kita juga
dapat mengerti kekurangan pada usaha kita dan diperbaiki dalam proses
produksi selanjutnya.
23