Anda di halaman 1dari 23

MANUAL BOOK AQUACULTURE DEVELOPMENT TRAINING 2018

DITULIS :
- BOBI NOVALIANDO
- KIKI N. AZZAM KHOLIL

EDITOR :
- MUHAMMAD FADHIL AKBAR S.

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkah, karunia serta ridho-Nya

penulis dapat menyelesaikan modul untuk kegiatan Aquaculture Development

Training. Modul ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam kegiatan

pembenihan dan menjadi pegangan pendamping selama rangkaian kegiatan

Aquaculture Development Training. Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada

seluruh pihak yang membantu dalam proses pembuatan modul ini.

Malang, November 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

1. PRA PEMIJAHAN.........................................................................................3
1.1 Persiapan Alat Dan Bahan...................................................................3
1.2 Pengadaan Calon Induk.......................................................................3
1.3 Pemeliharaan Calon Induk...................................................................4
1.4 Pemilihan Calon Induk.........................................................................5
1.5 Kultur Pakan Alami...............................................................................8
2. PROSES PEMIJAHAN................................................................................13
2.1 Macam – Macam Pemijahan..............................................................13
2.2 Manajemen Pemeliharaan Telur........................................................14
3. PASCA PEMIJAHAN..................................................................................16
3.1 Manajemen Pakan Larva....................................................................16
3.2 Manajemen Kualitas Air.....................................................................16
3.3 Manajemen Kesehatan Larva.............................................................17
3.4 Pemanenan dan Distribusi Ikan.........................................................17
4. STRATEGI PEMASARAN...........................................................................18
4.1 Analisa Usaha.....................................................................................18
4.2 Strategi Produksi dan Pemasaran.....................................................19
4.3 Monitoring dan Evaluasi....................................................................19

3
1. PRA PEMIJAHAN

1.1 Persiapan Alat Dan Bahan

Alat merupakan benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu. Alat-alat

yang digunakan meliputi, akuarium pemijahan, undergravel, substrat, aerator set,

heater, dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan ikan masing-masing. Pada

Ikan cupang dibutuhkan akuarium yang memiliki sekat dan ukuran minimal 15 x

15 x 15 cm, sekat tersebut bertujuan untuk memisahkan induk ikan jantan dan

ikan betina sebelum proses pemijahan. Pada ikan manfish dibutuhkan akuarium

dengan ukuran minimal 60 x 50 x 50 cm, substrat yang digunakan untuk media

penempelan telur. Pada ikan zebra dibutuhkan ukuran akuarium 20 x 20 x 20 cm,

serta undergravel untuk pemisah induk ikan zebra dan telur serta substrat media

perangsang induk ikan zebra.

Bahan – bahan yang perlu dipersiapkan untuk proses pemijahan ikan

meliputi egg stimulant yang berfungsi untuk membantu proses pembentukan dan

pematangan telur, hormon ovaprim yang membantu proses pengeluaran telur,

pakan yang memiliki kandungan vitamin E, vitamin C dan protein untuk

membantu proses pertumbuhan dan pematangan gonad baik dalam bentuk

pakan alami maupun pakan buatan (pelet), air sebagai media hidup ikan yang

telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan saat ikan akan memijah.

1.2 Pengadaan Calon Induk

Calon induk adalah ikan – ikan yang belum matang gonad dan siap untuk

dipijahkan. Dalam pemilihan induk ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Keterlacakan atau traceability merupakan sistem yang digunakan untuk

mengidentifikasi histori dan asal lokasi dari indukan ikan yang akan digunakan.

Induk – induk yang berasal dari luar negeri haruslah memiliki Sertificate of Origin

untuk mengetahui asal induk ikan. Induk ikan yang berasal dari luar daerah juga

4
harus memiliki sertifikat yang menandakan induk ikan telah lolos pemeriksaan

dari Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM). Induk ikan yang

berasal dari alam perlu dilakukan karantina untuk mencegah penyebaran

penyakit dan mematikan jamur serta parasit yang melekat pada ikan. Induk yang

akan digunakan untuk proses pemijahan perlu diperhatikan ciri – cirinya baik

secara morfologi maupun secara fisiologinya. Induk diusahakan berada pada

kondisi yang sehat dan tidak cacat.

1.3 Pemeliharaan Calon Induk

Pemeliharaan calon induk merupakan tahapan yang sangat penting

dalam proses pembenihan dan sebelum proses pemjahan. Pada proses ini

pemeliharaan induk ditekankan pada proses manajemen pakan. Pakan pada

ikan umumnya akan digunakan pada proses pemeliharaan tubuh, pematangan

gonad, dan pertumbuhan. Pakan yang diberikan pada calon induk umumnya

berbeda dengan pakan yang diberikan ke ikan pada umumnya, dimana

kandungan protein dan vitamin menjadi faktor penting dalam proses pematangan

gonad ikan (pematangan sperma pada jantan dan pembentukan telur pada

betina) pada calon induk.

Waktu pemberian pakan disesuaikan dengan kebiasaan makan ikan. Ikan

memiliki beberapa sifat makan, yakni diurnal (pagi hari) dan nokturnal (malam

hari). Waktu pemberian pakan sebaiknya dilakukan secara teratur dan terjadwal

agar timbul kebiasaan pada ikan. Jenis pakan yang diberikan juga perlu

menyesuaikan kebiasaan makan ikan. Beberapa jenis ikan memiliki sifat makan

dengan pakan terapung atau pakan tenggelam, sehingga pemberian pakan

sebaiknya disesuaikan dengan kebiasaan makan ikan agar tidak terjadi

pembuangan energi secara berlebihan. Pada ikan cupang, ikan zebra, dan ikan

manfish memiliki sifat makan memakan pakan terapung.

5
Manajemen kualitas air pada media pemeliharaan induk ikan merupakan

salah satu aspek penting dalam proses pemijahan ikan yang meliputi suhu, pH,

dan oksigen terlarut. Suhu merupakan faktor terpenting dimana perlu adanya

penyesuaian suhu pada media hidup dengan suhu hidup ikan di lingkungan

aslinya. Suhu yang baik bagi ikan cupang berkisar 25 - 28°C, ikan manfish 27-

29°C, dan ikan zebra 24-28°C. Nilai pH pada media pemeliharaan akan

berpengaruh pada aktivasi enzim pada tubuh ikan yang dipelihara, nilai pH yang

baik pada ikan cupang 6.5 – 7.5, ikan manfish 6 – 8.5, dan ikan zebra 6.5 – 7.

Nilai oksigen terlarut merupakan salah satu aspek penting karena berperan

sebagai perombak energi pada proses metabolisme, nilai oksigen terlarut yang

baik pada ikan zebra, ikan cupang, dan ikan manfish berkisar antara 6 – 8,5

ppm.

1.4 Pemilihan Calon Induk

Pemilihan calon induk diawali dengan pemilihan induk betina dan induk

jantan, langkah selanjutnya memilih calon indukan yang telah matang gonad.

Induk yang telah matang gonad dapat diamati melalui ciri fisik (morfologi)

maupun ciri fisiologis. Perbedaan Induk Cupang dapat dilihat pada Gambar 1.

Ciri-ciri ikan cupang betina meliputi warna tubuh yang pudar, tubuh yang relatif

lebih kecil dan pada bagian perut terlihat buncit, ekor dan sirip pendek, serta

gerakannya yang lebih lamban. Ciri – ciri ikan cupang betina yang telah siap

untuk dipijahkan adalah telah mencapai usia 4 bulan, bentuk badan membulat,

gerakannya menjadi lambat dan terdapat bintik putih pada bagian urogenital. Ciri

– ciri ikan cupang jantan meliputi warna yang terang dan cerah, tubuhnya lebih

besar, ekor dan sirip yang lebih panjang serta gerakannya yang agresif. Ciri – ciri

ikan cupang jantan yang telah siap untuk dipijahkan telah berusia lebih dari 4

bulan, terdapat bintik hitam pada sirip dorsal atau sirip punggung, membuat

6
gelembung yang menandakan ikan tersebut telah nyaman pada perairan dan

akan digunakan sebagai sarang.

Gambar 1. Ikan Cupang Jantan dan Betina

Induk ikan manfish dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. Ciri – ciri

ikan manfish jantan dapat dilihat pada dari bentuk tubuh yang bulat dan lebih

besar dari betina, pada bagian dahi sedikit menonjol, terdapat percabangan pada

bagian sirip depan dan bagian urogenital terlihat bintik putih kecil. Ciri – ciri ikan

manfish betina dapat dilihat dari bentuk tubuh yang runcing dan lebih kecil dari

ikan jantan, pada bagian dahi tidak ada tonjolan dan cenderung lurus, tidak

terdapat percabangan pada bagian sirip depan dan pada bagian urogenital

terdapat bintik putih dan menonjol. Ikan manfish yang matang gonad dicirikan

dengan kedua ikan jantan dan betina akan secara bergantian membersihkan

substrat untuk meletakkan telur. Pada ikan manfish jantan yang sudah matang

gonad dicirikan pada warna tubuh yang semakin cerah. Pada ikan manfish betina

yang sudah matang gonad dicirikan pada perut yang berukuran lebih besar.

7
Gambar 2. Ikan Manfish Jantan dan Betina

Gambar 3. Perbedaan Ikan Manfish Jantan dan Betina

Induk ikan zebra dapat dilihat pada Gambar 4. Ciri – ciri ikan zebra jantan

dapat dilihat dari bentuk tubuh yang lebih ramping dan panjang warna pada ikan

8
jantan relatif lebih cerah dari ikan betina. Ciri – ciri ikan zebra betina dapat dilihat

dari bentuk tubuh yang lebih bulat pada bagian perut. Pada ikan zebra jantan

yang sudah matang gonad dicirikan dengan gerakan yang gesit dan warna yang

cerah. Pada ikan zebra betina matang gonad dicirikan pada bentuk perut yang

membuncit dan warna sedikit pudar.

Gambar 4. Induk Ikan Zebra Jantan dan betina

1.5 Kultur Pakan Alami

Pakan alami merupakan pakan yang berbentuk makhluk hidup mikroskopis

yang meliputi fitoplankton, zooplankton, dan benthos. Pakan alami dari jenis

fitoplankton meliputi chlorella (Gambar 5) dan spirullina (Gambar 6). Pakan alami

dari jenis zooplankton meliputi daphnia (Gambar 7), moina (Gambar 8), dan

artemia (Gambar 9). Pakan alami dari jenis benthos meliputi cacing sutra

(Gambar 10), cacing dara (Gambar 11) dan microworm (Gambar 12 dan Gambar

13). Pakan alami umumnya diberikan pada ikan fase larva hingga juvenil. Pakan

alami memiliki kandungan karbohidrat, lemak, protein, asam amino serta mineral

yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan. Pakan alami sangat penting dalam

kegiatan pembenihan. Hal ini dikarenakan pada kegiatan pembenihan, benih

9
ikan membutuhkan kandungan nutrisi yang tinggi dan memiliki ukuran yang

sesuai dengan bukaan mulut ikan.

Gambar 5. Chlorella

Gambar 6. Spirulina

10
11
Gambar 7. Daphnia (Kutu Air Raksasa)

Gambar 8. Moina (Kutu Air)

Gambar 9. Artemia

12
Gambar 10. Cacing Sutra

Gambar 11. Cacing Dara

13
Gambar 13. Microworm (perbesaran)

Gambar 14. Microworm (Hasil Kultur)

14
2. PROSES PEMIJAHAN

2.1 Macam – Macam Pemijahan

Pemijahan merupakan proses pencampuran sperma dan telur ikan.

Pemijahan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara alami, semi alami, dan

buatan. Pemijahan alami merupakan teknik pemijahan yang dilakukan dengan

cara tidak diberikan rangsangan apapun kepada induk ikan. Pemijahan semi

buatan adalah pemijahan yang sebagian prosesnya menggunakan campur

tangan manusia yang menambahkan suntikan hormon dan tidak dilanjutkan

dengan proses stripping. Pemijahan buatan merupakan proses pemijahan yang

melibatkan campur tangan manusia baik berupa penambahan hormon dan juga

proses stripping. Pada ikan hias, umumnya kegiatan pemijahan dilakukan secara

alami. Namun, pada proses pematangan gonadnya biasanya dilakukan proses

penyesuaian lingkungan dan pemberian pakan secara intensif untuk proses

pematangan gonad.

Sifat Pemijahan pada ikan umumnya terdiri dari sistem pemijahan massal

dan tunggal. Pemijahan massal adalah jenis pemijahan yang dilakukan dengan

memasukan lebih dari satu pasangan ikan ke dalam satu wadah pemijahan.

Pemijahan tunggal adalah sistem pemijahan yang dilakukan dengan

menggunakan 1 induk betina dan 1 induk jantan di dalam satu wadah pemijahan.

Pada ikan zebra, sistem pemijahan yang dapat diterapkan adalah sistem

pemijahan massal. Pada ikan cupang dan ikan manfish, sistem pemijahan yang

dilakukan adalah sistem pemijahan tunggal. Waktu Pemijahan biasanya terjadi

pada sore hingga dini hari. Pada ikan cupang, zebra dan manfish, waktu

pemjahan terjadi pada malam hari.

Beberapa jenis ikan membutuhkan perlakuan tambahan dalam proses

pemijahannya. Ikan cupang umumnya membutuhkan plastik atau tanaman air

15
untuk membantu pembuatan sarang dan mencegah gelembung pecah. Pada

ikan zebra dibutuhkan substrat berupa potongan paralon dan pot bata untuk

memicu ikan zebra untuk memijah dan undergravel untuk pemisah antara induk

ikan zebra dan telur zebra agar induk zebra tidak memakan telurnya. Pada

proses pemijahan ikan manfish, dibutuhkan substrat berupa potongan paralon

sebagai media pelekat telur ikan manfish.

Kualitas air sangat menentukan dalam proses pemijahan. Kualitas air yang

diharapkan pada media pemijahan harus sesuai dengan kualitas air pada habitat

asli ikan. Parameter kualitas air yang umumnya perlu diperhatikan adalah suhu,

pH, dan oksigen terlarut. Suhu berpengaruh pada proses pemijahan karena

berkaitan dengan proses metabolisme ikan, kisaran suhu yang tepat untuk

proses pemijahan pada ikan zebra adalah 25-28oC pada ikan cupang adalah 25-

27oC, dan pada ikan manfish adalah 28-30oC Nilai pH juga sangat menentukan

proses aktivasi enzim dalam tubuh ikan, nilai pH optimum untuk pemijahan ikan

zebra adalah 6,5 – 7,5, ikan cupang adalah 7-8, dan pada ikan manfish adalah 7-

8,5. Nilai oksigen terlarut penting dalam proses pembenihan ikan karena

menyangkut transfer energi pada tubuh ikan, nilai oksigen terlarut pada ikan

zebra adalah 5-7,5 ppm, pada ikan cupang adalah 5-8 ppm, dan pada ikan

manfish adalah 6-8 ppm.

2.2 Manajemen Pemeliharaan Telur

Telur – telur dari hasil pemijahan umumnya dibiarkan karena ikan cupang

jantan akan memunguti telur yang jatuh menggunakan mulut karena sifat telur

ikan cupang adalah tenggelam. Lalu telur telur tersebut diletakkan pada busa

yang sudah dipersiapkan oleh pejantan. Telur akan melekat dan disimpan pada

dalam gelembung yang sudah dibuat. Peristiwa ini akan berlangsung beberapa

kali selama beberapa menit sampai pada akhirnya betina kehabisan telur dalam

perutnya. Telur ikan cupang akan menetas setelah 48 – 72 jam setelah memijah.

16
Pada ikan zebra, setelah telur keluar dan berada di dasar media

pemijahan, induk ikan zebra, undergravel dan substrat diangkat dan dipindahkan.

Telur ikan zebra memiliki sifat tenggelam dan akan menetas pada rentang waktu

24 – 36 jam setelah waktu pemijahan. Pada ikan manfish, telur ikan manfish

yang bersifat adesif akan melekat pada media potongan paralon atau substrat

yang telah disediakan. Telur kemudian akan menetas 48-72 jam setelah proses

pemijahan.

Telur ikan diketahui relatif rentan terhadap serangan jamur akuatik. Secara

alamiah ini akan menyerang telur-telur yang tidak subur (mati). Meskipun

demikian, tidak tertutup kemungkinan jamur ini pun akan menyebar dan

menyerang telur-telur subur (sehat). Telur yang diserang jamur biasanya akan

tampak diselimuti oleh bentukan-bentukan menyerupai benang yang dikenal

sebagai hifa jamur berwarna putih. Sering disalahartikan bahwa telur-telur yang

berwarna putih atau opak adalah telur meskipun tidak dijumpai adanya hifa. Hal

ini tentu saja tidak tepat. Pada dasarnya beberapa buah telur bisa saja berwarna

putih saat dikeluarkan. Telur transparan yang tidak subur baru akan berubah

menjadi putih dalam waktu 24 jam, tapi jamur tidak akan segera menginfeksi.

Infeksi jamur baru akan terjadi setelah beberapa saat kemudian.

17
3. PASCA PEMIJAHAN

3.1 Manajemen Pakan Larva

Pada umumnya larva diberi makan sebanyak 5 – 8 kali sehari dengan

rentang waktu 2-3 jam sekali. Pemberian pakan umumnya dilakukan pada pagi-

sore hari atau sesuai dengan kebiasaan makan ikan. Larva ikan diberi pakan

pada jam 07.30, 10.00, 12.30, 14.30 dan 17.30 dengan dosis 10% dari bobot

populasi larva hal ini disebabkan karena kebutuhan energi larva diperuntukan

untuk pertumbuhan tubuh dan perkembangan organ larva. Pemberian pakan

juga perlu disesuaikan dengan bukaan mulut larva. Larva berusia 1-2 hari tidak

perlu diberi pakan karena masih memiliki simpanan kuning telur pada tubuhnya.

Larva yang simpanan kuning telurnya sudah mulai habis kemudia diberi pakan

sesuai dengan bukaan mulut larva. Larva berusia 3-7 hari dapat diberi pakan

berupa chlorella dan moina. Larva yang mulai terlihat cukup besar atau berusia

diatas satu minggu dapat diberi pakan berupa moina, anakan daphnia, atau

cacing sutra yang dicacah. Setelah berusia lebih dari 14 hari, larva dapat diberi

pakan berupa daphnia atau cacing sutra dan bisa juga dilatih untuk pakan pelet.

Cara pemberian pakan pada larva dapat dilakukan dengan cara adlibitum atau

pemberian pakan secara sedikit-sedikit hingga ikan merasa kenyang

3.2 Manajemen Kualitas Air

Secara umum kualitas air pada larva lebih perlu diperhatikan karena larva

memiliki tingkat ketahanan yang lebih rendah pada perubahan kualitas air

dibandingnkan dengan ikan dewasa. Penyiponan dilakukan setiap dua hari sekali

atau ketika media pemeliharaan dirasa sudah mulai kotor. Langkah selanjutnya

dilakukan pergantian air sebanyak 65 – 80 % atau sekitar 2/3 media

pemeliharaan.

18
3.3 Manajemen Kesehatan Larva

Ikan yang sakit umumnya memiliki gejala cenderung sering untuk naik ke

permukaan, memiliki kecepatan berenang yang lamban, cenderung memisahkan

diri dari ikan-ikan lain, memiliki nafsu makan yang rendah serta sering

menggosok-gosokan tubuh ke dinding media pemeliharaan. Secara umum,

gejala klinis yang diperlihatkan oleh ikan yang sakit meliputi warna tubuh yang

abnormal, sisi terkelupas, mata sedikit menonjol, tubuh berbentuk kasap,

terdapat borok di permukaan tubuh, rusaknya ingsang dan sirip teriritasi.

Pencegahan terjadinya persebaran penyakit adalah dengan melakukan

pergantian air secara rutin, memisahkan ikan yang di diagnosis terserang

penyakit, pemberian garam grasak atau metilen biru. Fase kritis pada

pembenihan biasanya terjadi pada saat kuning telur pada larva sudah habis. Hal

ini karena larva sudah tidak memiliki persedian energi didalam tubuhnya, untuk

mengatasi hal ini biasanya pembudidaya sudah menyiapan pakan alami terlebih

dahulu di hari ke 2 setalah larva menetas.

3.4 Pemanenan dan Distribusi Ikan

Penyortiran atau grading merupakan proses pemisahan ikan berdasarkan

ukuran atau kualitas ikan. Penyortiran ikan dilakukan saat ikan-ikan yang

dipelihara menunjukan adanya perbedaan ukuran yang mencolok, beberapa

minggu sekali atau ketika akan dilakukan penjualan. Penyortiran sendiri

umumnya juga dilakukan untuk mencegah sifat kanibalisme pada beberapa jenis

ikan. Pemanenan dilakukan pada saat ukuran ikan sudah memasuki ukuran

pasar. Pada ikan hias umunya ikan dijual berdasarkan ukuran. Pemanenan pada

ikan hias umumnya dilakukan secara parsial atau sebagian. Ikan yang telah

19
dipanen kemudia didistribusikan dengan menggunakan plastik Polietilen (PE)

dengan perbandingan air dengan oksigen 1:3.

20
4. STRATEGI PEMASARAN

4.1 Analisa Usaha

Analisa usaha adalah upaya untuk mengetahui tingkat kelayakan untuk

dikerjakan dari suatu jenis usaha, dengan melihat beberapa kriteria tertentu.

Analisa usaha dalam bisnis merupakan kegiatan yang sangat penting, dari

analisis usaha tersebut dapat diketahui besarnya keuntungan usaha tersebut.

Analisis usaha diperlukan agar biaya-biaya yang tidak penting dapat dihindari

dan untuk memperkirakan besar modal.

Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat membuat

suatu usaha. Barang-barang yang termasuk ke dalam biaya investasi harus

memiliki umur teknis >1 tahun.Biaya tetap merupakan biaya yang

penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Jumlah biaya ini tidak

mengalami perubahan secara totalitas meskipun volume produksi bertambah.

Biaya variabel adalah biaya yang habis dalam satu kali produksi. Biaya total

merupakan gabungan dari biaya tetap dan biaya variable dalam satu kali

produksi. Pendapatan adalah hasil yang didapatkan dari kegiatan

produksi.Keuntungan dapat dihitung dengan cara nilai pendapatan dikurangi

biaya total. Analisis Break Event Point (BEP) merupakam suatu analisis yang

digunakan olej managemen sebagai acuan pemberian keputusan terhadap

perancangan keuangan, khususnya pada tingkat laba yang ingin dicapai seta

berhubungan dengan tingkat penjualannya. Analisis Jangka Panjang ( Payback

Period) dilakukan untuk melihat investasi dengan cara membandingkan investasi

dengan keutungan selama satu tahun.

21
4.2 Strategi Produksi dan Pemasaran

Strategi Produksi adalah strategi yang digunakan untuk mengatur jalannya

kegiatan produksi. Strategi produksi dapat berupa flowshop yang merupakan

proses penentuan urutan pekerjaan yang berada pada dalam satu jalur produksi

yang sama. Batch production merupakan strategi produksi yang dilakukan secara

terbatas atau tidak kontinu. Job shop merupakan strategi produksi yang

menghasilkan jumlah produk dalam jumlah rendah pada tiap-tiap jenis barang

yang diproduksi. Make To Stock adalah strategi produksi yang mertujuan untuk

disimpan untuk mengantisipasi permintaan konsumen. Make to Order merupakan

strategi produksi yang dilakukan berdasarkan jumlah pesanan konsumen.

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-

barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar serta tujuan.

Pada usaha ikan hias kita harus memperhatikan strategi produksi dan

pemasaran. Kita harus bisa melihat peluang pasar ikan hias di daerah kita. Ikan

hias merupakan ikan yang hanya disukai oleh beberapa kalangan masyarakat.

Dalam menentukan jenis ikan hias yang akan kita budidayakan kita harus

memahami dulu ikan apa yang disukai di daerah tersebut.

4.3 Monitoring dan Evaluasi

Monitoring adalah pengawasan kita terhadap usaha yang kita miliki.

Monitoring dalam budidaya ikan dapat berupa kualitas air budidaya, Kualitas

Indukan dan permintaan pasar. Kualitas air harus kita perhatikan karena kualitas

air ini yang menentukan keberhasilan proses budiaya. Indukan yang berkualitas

dapat menghasilkan benih yang berkualitas, dengan adanya monitoring induk

kita dapat mengetahui apakah induk ini masih bagus dalam proses pembenihan

atau tidak. Permintaan pasar harus diperhatikan juga karena akan menentukan

22
harga jual pada produk kita. Kita permintaan pasar besar maka kita harus

mempersiapkan cara untuk memenuhi permintaan pasar tersebut.

Evaluasi Usaha adalah Suatu aktivitas untuk melakukan analisis kinerja

suatu usaha bisnis. Evaluasi usaha prinsip dasar utamanya adalah

membandingkan rencana usaha yang telah dibuat sebelum kegiatan dimulai

dengan apa yang telah dicapai pada akhir masa produksi. Tujuan evaluasi

kelayakan usaha merupakan suatu usaha untuk mengetahui sejauh mana

tingkat keberhasilan pelaksanaan proyek, apakah proyek tersebut berjalan

sesuai rencana dan akan memberikan hasil seperti yang diharapkan.

Pada usaha kegiatan pembenihan Evaluasi usaha ini sangat penting

dimana dengan mengetahui evaluasi usaha ini sudah sampai mana usaha kita.

Kita dapat menentukan apakah usaha kita layak dilanjutkan apa tidak. Kita juga

dapat mengerti kekurangan pada usaha kita dan diperbaiki dalam proses

produksi selanjutnya.

23

Anda mungkin juga menyukai