Anda di halaman 1dari 7

Keajaiban otak menurut sains dan islam

Disusun Oleh :

Rifandi Hasifudin 1502017022


Muhammad Viqy 1502017054
Muhammad Alfiandy Idris 1502017051
Zahra Riezma Rizahan 1502017059
Faradiena Yasmin 1502017008

Dosen Pengampu :
Rousydiy, Lc, Mus

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2020
pendahuluan

Akal dari bahasa Arab : al-aql atau aqala dalam KBBI, akal adalah daya pikir,
pikiran, ingatan. kemudian jalan/ cara melakukan sesuatu, daya upaya, ikhtiar.
Lalu tipu daya, muslihat, kecerdikan, kelicikan, kemampuan melihat, cara
memahami lingkungan. Adapun dalam Kamus Bahasa Arab: al-imsak
(menahan), al-ribath (ikatan), al-hijr (menahan), al-nahy (melarang), dan man-u
(mencegah).

Secara biologis otak adalah “pusat” bagi seluruh aktivitas tubuh• Secara
simbolis, otak diposisikan pd bagian tubuh teratas; paling tinggi dibanding
seluruh organ lain. Sifat otak: plastis Dapat dibentuk dan terus menerus
berubah menurut pengalaman hidup masing-masing.

Otak adalah organ tubuh manusia yang posisinya ditempatkan Tuhan secara
terhormat di bagian atas tubuh manusia dan terlindungi dengan kokoh di bagian
dalam tengkorak (batok) kepala. Posisi otak ini merupakan simbol yang
menunjukkan bahwa manusia lebih mulia terhadap makhluk ciptaan Tuhan
lainnya, misalnya hewan yang lokasi dan posisi otaknya sejajar dengan bagian
tubuh terhina dan tempat meyimpan dan mengeluarkan kotorannya (perut dan
dubur atau tumbuhan yang tidak mempunyai otak dan tidak diketahui dimana
posisi otaknya jika ada. Ayat yang berkaitan dengan otak adalah ubun-ubun
yang pada surat al-Alaq ayat 15 :

‫اص َي ۙ ِة‬
ِ ‫ٕىنْ لَّ ْم َي ْن َت ِه ۙە َل َنسْ َفع ًۢا ِبال َّن‬Cِِٕ ‫َكاَّل َل‬
Artinya :Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian)
niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (ke dalam neraka)

menurut Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas


Islam Madinah. Untuk mencegah orang yang melarang itu, dan seharusnya dia
mengendalikan (dirinya). Jika Allah tidak menahan diri karena dia menyakiti
utusan kami yaitu Muhammad SAW, sungguh kami akan benar-benar
menggenggam ubun-ubunnya dan melemparnya ke neraka. Ubun-ubun adalah
ujung rambut kepala. Yaitu ubun-ubun seorang pendusta dan pendosa,
maknanya adalah orang yang berbuat dosa
Dalam hadist riwayar tirmidzi mengatakan :

‫إسالم ال َمر ِء َتر ُك ُه ما ال َيعْ ِني ِه‬


ِ ‫ِمنْ حُسْ ِن‬
“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara-
perkara yang tidak bermanfaat baginya.” (H.R Tirmidzi)

Motivasi untuk melakukan perkara yang bermanfaat dan mempergunakan


waktu di dalam hal-hal yang mendatangkan manfaat bagi seorang hamba di
dunia dan akhirat. Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫ُك َواسْ َت ِعنْ ِباهَّلل ِ َوالَ َتعْ ِج ْز‬


َ ‫احْ ِرصْ َع َلى َما َي ْن َفع‬
“ Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada
Allah, jangan engkau lemah” (H.R Muslim)

Meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat termasuk tanda baiknya Islam


seseorang. Kebaikan Islam seseorang akan memberikan banyak kebaikan,
dilipatgandakan pahalanya, dan dihapus dosa-dosanya. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َف ُك ُّل َح َس َن ٍة َيعْ َملُ َها ُت ْك َتبُ ِب َع ْش ِر‬، ‫َذا أَحْ َس َن أَ َح ُد ُك ْم إِسْ ال َم ُه‬
‫ َو ُك ُّل َس ِّي َئ ٍة َيعْ َملُ َها ُت ْك َتبُ َل ُه‬، ‫ف‬ ٍ ْ‫ضع‬ِ ‫أَ ْم َثالِ َها إِ َلى َسب ِْع ِما َئ ِة‬
‫ِب ِم ْثلِ َها َح َّتى َي ْل َقى هَّللا َ َع َّز َو َج َّل‬
“Jika Islam salah seorang dari kalian baik, maka setiap amal kebaikan yang ia
lakukan akan dicatat (pahalanya) sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat
dan setiap kejelekan yang dia lakukan hanya dicatat sebagai satu kejelekan.
Hal ini berlaku sampai dia berjumpa dengan Allah ‘Azza wa Jalla” (HR. Muslim )
Otak
Dalam penelitian Ibnu Sina (980-1037), filosof muslim yang terkenal di timur
dan di barat menyatakan bahwa manusia mempunyai tujuh kemampuan, yaitu:
1) makan, 2) tumbuh, 3) berkembang biak, 4) pengamatan hal-hal yang
istimewa, 5) pergerakan di bawah kekuasaan, 6) ketahuan (mengetahui) dari
hal-hal yang umum, 7) memiliki kehendak memilih yang bebas. Tumbuh-
tumbuhan hanya memiliki kemampuan 1, 2 dan 3, sedangkan hewan memiliki
kemampuan 1, 2, 3, 4, dan 5. Kemampuan 6 dan 7 inilah yang sangat potensial
membudidayakan otak untuk berfikir yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan
Allah lainnya dan membedakannya, bahkan juga membedakan antar sesama
manusia ketika manusia tidak mau mempergunakan otaknya untuk berfikir
seperti yang dijelaskan Allah SWT. dalam firman-Nya tersebut di atas. Bahkan
Allah SWT. dalam firman-Nya tersebut di atas. Bahkan Allah SWT. menjelaskan
bahwa kedudukan manusia yang tidak mau mempergunakan otaknya untuk 37
berpikir lebih rendah/hina dari binatang ternak sebagaimana disebutkan dalam
QS. Al A raaf [7]: 179 ;

ٌ Cُ‫نس ۖ َل ُه ْم قُل‬
‫وب اَّل‬C ‫إْل‬‫ٱ‬ ‫و‬
َ ِّ‫ن‬ ‫ج‬ ْ
‫ٱل‬ ‫ِّن‬
َ ‫م‬ ‫ا‬ ً‫ير‬CC‫ث‬
ِ َ
‫ك‬ ‫م‬َ َّ
‫ن‬ ‫ه‬
َ ‫ج‬
َ ‫ل‬
ِ ‫ا‬C
C َ
‫ن‬ ْ ‫د َذ َر‬Cْ C‫َو َل َق‬
‫أ‬
ِ ِ ِ
ٌ ‫ا َو َل ُه ْم َءا َذ‬CC‫ُون ِب َه‬
‫ان اَّل‬ َ ‫ر‬CC‫ْص‬ ِ ‫ا َو َل ُه ْم أَعْ ي ٌُن اَّل ُيب‬CC‫ون ِب َه‬CCُ َ ‫َي ْف َقه‬
َ ٓ ٰ ُ۟ َ ٰ ْ َ ‫أْل‬ َ َ ٓ ٰ ُ۟
‫ك ُه ُم‬C َ C ‫ئ‬
ِ ‫ل‬ ‫و‬ ‫أ‬ ۚ ‫ل‬
ُّ C ‫ض‬
َ ْ ‫أ‬ ‫م‬ ‫ه‬ ُ ْ
‫ل‬ C ‫ب‬
َ َِ ‫م‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫ٱ‬CC‫ك‬ ‫ك‬CC
َ ‫ٓا ۚ أو‬CC‫ُون ِب َه‬
‫ئ‬
ِ ‫ل‬ َ ‫ َمع‬CC‫َي ْس‬
‫ون‬َ ُ‫ْٱل ٰ َغ ِفل‬

Artinya :“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)


kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai
mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14
H Dalam hal tidak dapat memahami, memikirkan apa yang dilihat oleh matanya
dan didengar oleh telinganya. Karena binatang ternak masih mau mencari hal
yang memberinya manfaat dan menghindarkan dari bahaya, sedangkan
mereka malah mendatangi bahaya, yaitu neraka padahal mereka memiliki hati,
pendengaran dan penglihatan yang dapat digunakan untuk memahami ayat-
ayat Allah, namun mereka malah tidak mau menggunakannya.

Fakta otak menurut pandangan sains :


1. Dalam ilmu sosiologi yang dikemukakan oleh cendekiawan
muslim, Ibnu Khaldun (1332-1406). Bahwa Allah membedakan manusia
dan lain-lain hewan dengan kesanggupan berpikir, sumber dari segala
kesempurnaan, dan puncak dari segala kemuliaan dan ketinggian di atas
lain-lain makhluk. Sebabnya ialah karena pengertian, yaitu kesadaran
dalam diri tentang yang terjadi di luar dirinya, hanyalah ada pada hewan
saja, tidak terdapat pada lain-lain barang (yang makhluk). Sebab hewan
menyadari akan apa yang ada di luar darinya dengan perantaraan panca
indra (pendengaran, penglihatan, pembauan, perasaan lidah dan
penyentuhan) yang diberikan Allah kepadanya.
Sekarang manusia memahami ini dengan kekuatan memahami
apa yang ada di luar dirinya dengan perantaraan pikirannya yang ada di
balik panca indranya. Pikiran bekerja dengan perantaraan kekuatan yang
ada di tengah-tengah otak yang memberi kesanggupan kepadanya
menangkap bayangan benda-benda yang biasa diterima oleh panca
indra, dan mengembalikan benda-benda itu dalam ingatannya sambil
meringkasnya lagi bayangan-bayangan lain dari bayangan benda-benda
itu. Refleksi terdiri dari penjamahan bayangan-bayangan ini (dibalik
perasaan) oleh akal, yang memecah atau menghimpun bayangan-
bayangan itu (untuk membentuk bayangan lain).
2. Menurut sudut pandang ilmu neurologi dalam temuan Erick
Kandel membuktikan hubungan otak dan jiwa melalui risetnya soal
memori siput Apylasia californica. Ia berhasil membuktikan secara
molekuler, kejadian pada sel-sel saraf untuk menguatkan teori psikologi
mazhab Behaviourisme, terutama penemuan Ian Pavlov. Pavlov terkenal
dengan Classical Conditioning yang menyatakan bahwa respons
makhluk hidup (ketika meneliti, ia menggunakan hewan percobaan
berupa anjing) dapat dikondisikan melalui pengkondisian stimulus.
Penemuan Pavlov yang semula masuk ke wilayah psikologi kini masuk
wilayah molekuler.
3. Dalam ilmu psikologi yang ditemukan oleh Harun Nasution
(1986:5) bahwa kata aql di zaman jahiliyah dipakai dalam arti
kecerdasan praktis (practical intellegence) yang dalam istilah psikologi
modern disebut kecakapan memecahkan masalah (problem solving
capacity). Orang berakal menurut Harun Nasution adalah yang
mempunyai kecakapan untuk menyelesaikan masalah, setiap kali ia
dihadapkan dengan problema dan selanjutnya dapat melepaskan diri
dari bahaya yang ia hadapi. Kebijaksanaan praktis serupa ini dihargai
oleh orang Arab zaman jahiliah. Orang yang berakal akan memiliki
kesanggupan. untuk mengelola dirinya dengan baik, agar ia selalu
terpelihara dari mengikuti hawa nafsu, berbuat sesuatu yang dapat
memecahkan dan memberikan kemudahan bagi orang lain, dan
sekaligus orang yang tajam perasaan batinnya untuk merasakan sesuatu
di balik masalah yang dipikirkannya. Ranah kognitif dan afektif tersebut
sangat erat kaitannya dengan fungsi kerja dari akal. Dalam ranah kognitif
terkandung fungsi mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mensintesis dan mengevaluasi. Fungsi-fungsi ini erat kaitannya dengan
fungsi akal pada aspek berpikir (tafakkur). Sedangkan dalam ranah
afektif terkandung fungsi memperhatikan, merespon, menghargai,
mengorganisasi nilai, dan menkarakterisasi. Fungsi-fungsi ini erat
kaitannya dengan fungsi akal pada aspek mengingat (tazakkur),
sebagaimana telah diuraikan di atas. Orang yang mampu
mempergunakan fungsi berpikir yang terdapat pada ranah kognitif dan
fungsi mengingat yang terdapat pada ranah afektif adalah termasuk ke
dalam kategori Ulul al-bab. Orang yang demikian itulah yang akan
berkembang kemampuan intelektualnya, menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta emosionalnya dan mampu mempergunakan
semuanya itu untuk berbakti kepada Allah dalam arti yang seluas-
luasnya. Manusia yang demikian itulah yang harus menjadi rumusan
tujuan pendidikan, dan sekaligus diupayakan untuk mencapainya
dengan sungguh-sungguh. fungsi al-qur’an bagi otak dalam ilmu
psikologi adalah penurunan depresi, kesedihan, memperoleh
ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan
pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek
penelitiannya.
Daftar Pustaka
Jurnal :
● Aswirna, Prima; Fahmi, Reza. 2015.”AL-QUR’AN AND HUMAN MIND”.
23 (2).
● Julianto, Very; Putri Dzulqaidah, Rizki; Nurina Salsabila, Siti. 2014.
“PENGARUH MENDENGARKAN MURATTAL AL QURAN TERHADAP
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSENTRASI”. 1 (2)
● Nur Khalifa, Siti. 2010. “Studi Kolaborasi Terapi Al Qur’an dan Fungsi
Otak dalam Menghadapi Stres”. 18 (1)
● Amin, Muhammad. 2018. ”Kedudukan Akal dalam Islam”. 3 (1)
● Arif Noor, Fu`ad. 2019. “Otak dan Akal dalam Ayat-Ayat Neurosains”. 4
(1)

Video :
● https://www.youtube.com/watch?v=wR9b16NCP8I
● https://www.youtube.com/watch?v=LRn2HfqMyLw

Anda mungkin juga menyukai