Pengertian wawasan nusantara menurut Dr. Wan Usman adalah cara pandang bangsa
Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek
kehidupan yang beragam.
Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan
berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang memiliki makna tinjauan, pandangan dan
penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah tinjauan, pandangan dan penglihatan indrawi.
Wawasan berarti pula cara melihat dan cara pandang.
Sedangkan Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan
kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur atau diapit di antara dua hal
(dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta dua samudra yakni samudera Pasifik
dan samudera Hindia). Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua
benua, yaitu benua Australia dan Asia, serta dua samudra, yaitu samudra Pasifik dan Hindia.
Berdasarkan pengertian modern, selanjutnya kata “nusantara” digunakan sebagai penyebutan
nama Indonesia.
Hakikat Wawasan Nusantara adalah Keutuhan Nusantara atau Nasional, yang juga dapat
diartikan sebagai cara pandang yang utuh/ menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi
kepentingan nasional. Hal Ini berarti, setiap warga dan aparat negara harus berpikir, bersikap
dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan nasional, bangsa
dan negara Indonesia.
Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Dalam kaitannya dengan kedudukan,
wawasan nusantara merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan.
Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep Wawasan Nusantara ialah menjadi bangsa yang
satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula.
Selain itu, dalam paradigma nasional, kedudukan wawasan nusantara adalah sebagai berikut:
a. Manunggal
Keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap aspek kehi¬dupan, baik aspek
alamiah maupun aspek sosial. Segenap aspek kehidupan sosial selalu menuntut untuk
dimanunggalkan secara serasi dan berimbang sesuai dengan makna sesanti Bhinneka Tunggal
Ikayang merupakan sifat asasi dari Pancasila.
b. Utuh Menyeluruh,
Utuh menyeluruh bagi Nusantara dan rakyat Indonesia sehingga merupakan satu kesatuan
yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah-pecah oleh kekuatan apa pun dan bagaimanapun,
sesuai semangat kebangkitan na¬sional 1908 dan ikrar Sumpah Pemuda 1928: Satu Nusa,
Satu Bangsa, dan Satu Bahasa.
c. Cara Kerja,
Cara kerja Wawasan Nusantara berpedoman pada Pancasila sebagai kebulatan pandangan
hidup bangsa Indonesia. Kristalisasi kepribadiannya, berwujud tata pergaulan dalam hidup
yang dicita-citakan bersama serta asas kenegaraan menurut UUD 1945. Ini berarti bahwa
dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila-telah terkandung pula cita-cita,
asas-asas, serta nilai-nilai filosofis, yang memberikan arah cara mengendalikan hidup
masyarakat dan cara penetapan hak-hak dan kewajiban asasi para warga negaranya.
Pengertian Geopolitik
Geopolitik berasal dari dua kata yaitu “Geo” dan “Politik”. “Geo” artinya bumi/ planet bumi.
Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang yaitu sistem dalam hal
menempati suatu ruang di permukaan bumi. Dengan demikian, geografi berkaitan dengan
interelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. “Politik” berarti kekuatan
yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif
kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.
Jadi, geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan nasional yang didukung oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang
titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas)
suatu negara, yang apabila dijalankan dan berhasil akan berdampak langsung kepada system
politik sebuah negara. Geopolitik juga dimaknai sebagai penyelenggaraan Negara yang setiap
kebijakannya dihubungkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal
sebuah bangsa.
Sebelum abad ke-19, pandangan geopolitik mengenai dunia berputar di sekitar lingkungan
negara dan negara tetangga. Para ahli tidak sepenuhnya memahami geografi bumi. Ini karena
pengetahuan manusia tentang bumi tidak lengkap, sarana transportasi dan komunikasi sangat
terbatas, terutama terhadap kemampuan untuk menjelajah.
Dalam teori geopolitiknya, profesor geografi di Universitas London percaya bahwa benteng
paling kuat di dunia adalah di Asia. Perkembangan sejarah dunia pada dasarnya dibentuk oleh
konflik antara kekuatan darat dan kekuatan angkatan laut.
Teori-Teori Geopolitik
Teori Geopolitik Frederich Ratzel (1844-1904)
Frederich Ratzel berpendapat bahwa negara itu seperti organisme yang hidup. Pertumbuhan
Negara mirip dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup (Lebensraum)
yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Makin luas ruang hidup maka Negara akan
semakin bertahan, kuat, dan maju. Teori ini dikenal sebagai teori organisme atau teori
biologis.
Menurut Rudolf Kjellen, Negara adalah satuan dan sistem politik yang menyeluruh yang
meliputi bidang geopolitik, ekonomi politik, demo politik, social politik, dan krato politik.
Negara sebagai organisme yang hidup dan intelektual harus mampu mempertahankan dan
mengembangkan dirinya dengan melakukan ekspansi.
Melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen terutama pandangan tentang Lebensraum (ruang
hidup) dan paham ekspansionisme. Karl Haushofer berpendapat bahwa Jika jumlah penduduk
suatu wilayah Negara semakin banyak sehingga tidak sebanding lagi dengan luas wilayah,
maka Negara tersebut harus berupaya memperluas wilayahnya sebagai ruang hidup bagi
warga Negara.
Karl Haushofer yang pernah menjadi atase militer di Jepang juga pernah meramalkan bahwa
Jepang akan menjadi negara yang jaya didunia dimana untuk menjadi jaya sebuah bangsa
harus bisa menguasai benua-benua di dunia. Ia berpendapat bahwa pada hakikatnya dunia
terbagi atas empat kawasan benua dan dipimpin oleh negara yang unggul.
Paham geopolitik bangsa Indonesia terumuskan dalam konsepsi Wawasan Nusantara. Bagi
bangsa Indonesia, geopolitik adalah pandangan baru dalam mempertimbangkan faktor-faktor
geografis wilayah Negara untuk mencapai tujuan nasionalnya.
Karena bagi Indonesia, geopolitik adalah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan nasional
dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis Negara berdasarkan pengetahuan ilmiah
tentang kondisi geografis tersebut.
Wawasan Nusantara Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa
Indonesia yang berdasarkan falsafah pancasila dan oleh pandangan geopolitik Indonesia yang
berdasarkan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia. Karena dasar
pemikiran Wawasan Nusantara terdiri atas dasar pemikiran berdasarkan filsafat, kewilayahan,
sosial budaya, dan kesejarahan.
Geopolitik memiliki arti yang sangat dalam bagi bangsa Indonesia adalah untuk dapat
mempertahankan negara dan berperan penting dalam pembinaan kerjasama dan penyelesaian
konflik antarnegara yang mungkin muncul dalam proses pencapaian tujuan. Bahwa kita
sebagai masyarakat dan negara harus memiliki hubungan spiritual yang mendalam dengan
lingkungan tempat mereka hidup dan tinggal. Dengan inilah yang diartikan sebagai kesadaran
geopolitik. Dengan kesadaran geopolitik seperti ini, sebuah masyarakat dan negara akan
hidup dalam harmoni erat dengan lingkungannya, baik itu lingkungan sosial budaya, adat
tradisi, maupun lingkungan geografis. Dengan inilah negara kita semakin maju karena bisa
berhubungan dengan negara lain secara erat.Geopolitik juga memberi peluang bagi Negara
Indonesia untuk bekerja sama dengan Negara lain yang memiliki kemajuan teknologi dan
transportasi yang lebih maju dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada di wilayah
Nusantara dengan memberikan profit bagi bangsa Indonesia.
1. Wilayah (Geografi)
Kata ‘Archipelago’ dan ‘Archipelagic’ berasal dari kata Italia ‘Archipelagos’. Akar
katanya adalah ‘archi’ yang berarti terpenting, terutama, dan ‘pelagos’ berarti laut atau
wilayah lautan. Jadi, ‘Archipelago’ berarti lautan terpenting.
Istilah ‘Archipelago’ adalah wilayah lautan dengan pulau-pulau di dalamnya. Arti ini
kemudian menjadi pulau-pulau saja tanpa menyebut unsur lautnya sebagai akibat penyerapan
bahasa barat, sehingga Archipelago selalu diartikan kepulauan atau kumpulan pulau.
b. Kepulauan Indonesia
Bangsa Indonesia sangat mencintai nama ‘Indonesia’ meskipun bukan dari bahasanya
sendiri, tetapi ciptaan orang barat. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu
kepulauan Indonesia. Dalam bahasa Yunani, ‘Indo’ berarti India dan ‘nesos’ berarti pulau.
Indonesia mengandung makna spiritual yang didalamnya terasa ada jiwa perjuangan menuju
cita-cita luhur, Negara kesatuan, kemerdekaan dan kebebasan.
1. Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
2. Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia karena itu
tidak dapat dimiliki oleh masing-m,asing Negara
3. Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa
4. Mare Clausum (the right and dominion of the sea), menyatakan bahwa hanya laut
sepanjang pantai saja yang dimiliki oleh suatu Negara sejauh yang dapat dikuasai dari
darat (waktu itu kira-kira sejauh tiga mil)
5. Archipelagic State Pinciples (Asas Negara Kepulauan) yang menjadikan dasar
konvensi PBB tentang hokum laut.
Saat ini Konvensi PBB tentang Hukum Laut (United Nation Convention on the Law
of the sea UNCLOS) mengakui adanya keinginan untuk membentuk tertib hukum laut dan
samudra yang dapat memudahkan komunikasi internasional dan memajukan penggunaan laut
dan samudra secara damai. Di samping itu ada keinginan pula untuk mendayagunakan
kekayaan alamnya secara adil dan efesien, konservasi dan pengkajian hayatinya, serta
perlindungan lingkungan laut.
Sesuai dengan hukum laut Internasional, secara garis besar Indonesia sebagai Negara
kepulauan memiliki Teritorial, Perairan Pedalaman, Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landasan
Kontinental. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
Negara kepulauan adalah suatu Negara yang seluruhnya terdiri atas satu atau lebih
kepulauan dapat mencakup pulau-pulau lain.
Laut territorial adalah salah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 nil laut
diukur dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air surut terendah
sepanjang pantai, seperti yang terlihat pada peta laut skala besar yang berupa garis yang
menghubungkan titik-titik terluar dari dua pulau dengan batasan-batasan tertentu sesuai
konvensi ini. Kedaulatan suatu Negara pantai mencakup daratan, perairan pedalaman
dan laut territorial tersebut.
Perairan pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam dari garis
pangkal
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal. Di
dalam ZEE Negara yang bersangkutan memiliki hak berdaulat untuk keperluan
eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam hayati dari
perairan.
Landasan kontinen suatu Negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya
yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah
daratannya. Jarak 200 mil laut dari garis pangkal atau dapat lebih dari itu dengan tidak
melebihi 350 mil, tidak boleh melebihi 100 mil dari garis batas kedalaman dasar laut
sedalam 2500 m.