Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

Teknik Pemesinan Bubut


D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama : Sendy Aldiyansah
Kelas : Xl TPM 3
Guru Pembimbing : Pak Jupri

SMK NEGERI 2 PALEMBANG


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak, kedalaman, maupun
‘diameter dalam’ suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik (±0,05
mm). Hasil pengukuran dari ketiga fungsi alat tersebut dibaca dengan cara yang sama.
Bagian-bagian Jangka Sorong
Bagian-bagian jangka sorong terdiri dari skala baca yang tercetak pada badan alat ini
(sama seperti skala baca/angka-angka di penggaris) yang dapat diatur berdasarkan
letak “rahang” jangka sorong; terdapat dua pasang rahang, yakni sepasang rahang luar
(atau rahang bawah) untuk mengukur jarak (pengukur utama) dan sepasang rahang
dalam (atau rahang atas) untuk mengukur ‘diameter dalam’.

Cara Membaca Jangka Sorong

Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil
pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:

1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah)
merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di
sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
2. Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis
skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada
gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi,
skala vernier yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas.
Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.

Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas.
Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.

Cara Memasang Pahat Bubut Yang Tepat Dan Benar


Setinggi Senter

Dalam teori yang diajarkan, pahat bubut harus dipasang setinggi senter.
Pemasangan pahat ini cocok untuk semua jenis pahat. Namun dalam
pemasangannya sedikit rumit dan membutuhkan waktu. Tebalnya pengganjal
pahat harus diperhitungkan benar-benar agar mata potong tepat berada
setinggi senter.

Pada saat menjepit pahat bubut, haruslah dengan pemikiran dan perasaan
teknik. Apalagi jika dalam pengikatan pahat bubut menggunakan 3 baut.
Langkah-langkah pemasangan pahat bubut dengan 3 baut, yaitu :
1. Letakkan pahat pada posisi siap dijepit pada toolpost.
2. Atur tinggi pahat sehingga mendekati titik senter untuk memudahkan
penyetelan. Contohnya menggunakan ganjal. 
3. Putar tiga baut toolpost yang akan mengikat pahat secara bergantian
hingga menyentuh/mendekati pahat.
4. Kencangkan sedikit demi sedikit 3 baut tersebut secara bergantian.
5. Pastikan ketiga baut tersebut memiliki tekanan yang sama dalam
penjepitan pahat bubut.
6. Pastikan mata sayat pada pahat dalam posisi setinggi senter.
Cara Membuat Bubut Tirus Dengan Dua Cara
1. Menggeser atau memutar eretan atas

Seperti yang sudah dijelaskan di artikel bagian-bagian mesin bubut, eretan atas
dapat diputar atau digeser. Di eretan atas tercantum sudut-sudut untuk
mempermudah operator menghitung pergeseran eretan atas.
Untuk menghitung sudut pergeseran eretan atas dapat menggunakan rumus

Keterangan
tan ⍺ = sudut pergeseran eretan atas
D = diameter besar
d = diameter kecil
L = panjang bagian benda kerja yang akan dibuat tirus

Ketika membubut tirus dengan langkah ini, benda kerja harus ditopang
dengan bantuan kepala lepas. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, posisi
senter pada kepala lepas harus benar-benar senter terhadap kepala tetap.
Keuntungan membubut tirus dengan menggeser eretan atas, antara lain :
1. Dapat membuat sudut tirus yang besar sampai mendekati 90°.
2. Dapat membuat tirus pada bagian dalam benda kerja
Kekurangan membuat tirus dengan menggeser eretan atas, antara lain :
1. Tidak bisa menggunakan pemakanan otomatis. Karena eretan atas tidak
terhubung dengan poros pembawa. Sehingga dilakukan secara manual.
2. Tidak dapat membuat tirus yang panjang. Karena keterbatasan panjang
eretan atas.

2. Menggeser kepala lepas


Kepala lepas memiliki bagian yang dapat digeser untuk keperluan membubut
tirus. Di bagian bawah eretan kepala lepas terdapat garis-garis yang dapat
digunakan operator untuk mengatur pergeserannya.
Untuk menghitung sudut pergeseran kepala lepas dapat menggunakan rumus

D = diameter besar


d = diameter kecil
L = panjang total benda kerja
I = panjang tirus
x = besar pergeseran. Maksimal 2-3% L
Keuntungan membubut tirus dengan menggeser kepala lepas, antara lain :
1. Dapat membuat tirus yang panjang
2. Dapat menggunakan pemakanan otomatis. Karena pemakanannya
menggunakan eretan alas yang dapat dihubungkan dengan poros
pembawa.
Kekurangan membubut tirus dengan menggeser kepala lepas, antara lain :
1. Pergeseran maksimal hanya 3% dari panjang benda kerja.
2. Membutuhkan peralatan tambahan (senter mati dan lathe dog).
3. Tidak dapat membuat tirus di bagian dalam.

Cara Membubut Kartel Terhadap Benda Kerja Dan Fungsinya


  Bubut diameter benda kerja sesuai ketentuan, yaitu: Dkartel = D- (1/3x
Kisar kartel). 
 Pasang kartel dengan kuat dan setinggi senter sebagaimana
pemasangan alat potong pada proses pembubutan lainnya
 Atur putaran mesin sesuai ketentuan, yaitu nkartel = ¼ x
nnormal.
 Lakukan pengkartelan dimulai pada ujung benda kerja, dengan cara
posisi kartel dimiring kurang lebih 3º-5º 
 Gerakkan eretan lintang untuk memberikan pemakanan awal, sehingga
roda kartel menekan dengan stabil. 
 Laksanakan pengkartelan secara otomatis hingga mencapai panjang
yang dikehendaki. Jangan lupa gunakan pendingin pada saat mengkartel.
 Netralkan gerakan otomatisnya, dan selanjutnya ukur diameter hasil
pengkartelan. Jika diameternya belum mencapai ukuran yang dikehendaki,
tambah kedalaman pengkartelan dengan cara penambahan pemakanannya
pada posisi spindel mesin hidup/berputar. Jangan lupa  arah putaran
mesinnya tetap sama dan yang perlu dibalik hanya arah gerakkan
otomatisnya, yaitu dengan cara mengatur tuas pembalik arah poros pembawa
gerakan eretan memanjang. Selanjutnya lakukan kembali pengkartelan secara
otomatis hingga selesai.

Fungsi Bubut Kartel


Kartel merupakan alat potong yang digunakan untuk membuat garis-garis atau
gigi-gigi melingkar pada permukaan benda kerja. Tujuan pengkartelan bagian
luar benda kerja yaitu agar permukaan benda kerja tidak licin saat dipegang
dengan tangan.
Contohnya pada handle pemutar dan tangkai penarik. Sedangkan untuk
pengkartelan bagian dalam bertujuan untuk memperkecil lubang yang sudah
longgar karena aus. Contohnya pada dudukan bearing.

Proses Membubutan Ulir


Proses  pembuatan  ulir  bisa  dilakukan  pada  mesin  bubut.  Pada  mesin  bubut
konvensional  (manual)  proses  pembuatan  ulir  kurang  efisien,  karena  pengulangan
pemotongan harus dikendalikan secara manual, sehingga proses pembubutan lama dan
hasilnya  kurang  presisi.  Dengan  mesin  bubut  yang  dikendalikan  CNC  proses
pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan efektif, karena sangat memungkin membuat ulir
dengan kisar (pitch) yang sangat bevariasi dalam waktu relatif cepat dan hasilnya presisi.
Nama- nama bagian ulir segi tiga dapat dilihat pada Gambar 5.
Ulir segi tiga tersebut bisa  berupa ulir tunggal atau ulir ganda. Pahat yang digunakan
untuk  membuat  ulir  segi  tiga  ini  adalah  pahat  ulir  yang  sudut  ujung  pahatnya  sama
dengan  sudut  ulir  atau  setengah  sudut  ulir.  Untuk  ulir  metris  sudut  ulir  adalah  60o,
sedangkan  ulir  Whitwoth  sudut  ulir  55o. Identifikasi  ulir  biasanya  ditentukan
berdasarkan  diameter  mayor  dan  kisar  ulir.  Misalnya  ulir  M5x0,8  berarti  ulir  metris
dengan diameter mayor 5 mm dan kisar (pitch) 0,8 mm.

Gambar 1. Nama – nama bagian ulir


Selain ulir metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir  Whitworth  (sudut ulir 55o).
Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi .Misalnya
untuk ulir Whitwoth 3/8” jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya 0,0625”). Ulir ini
biasanya digunakan untuk membuat ulir pada pipa mencegah kebocoran fluida).
Selain ulir segi tiga, pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir segi empat (Gambar 2).
Ulir segi empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi utama dari ulir  segi empat
pada dasarnya sama dengan ulir segi tiga yaitu : diameter mayor, diameter minor, kisar 
(pitch),  dan  sudut  helix.  Pahat  yang  digunakan  untuk  membuat  ulir  segi  empat adalah
pahat yang dibentuk (diasah) menyesuaikan bentuk alur ulir segi empat dengan pertimbangan
sudut helix ulir. Pahat ini biasanya dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari bahan karbida.

Gambar 2. Ulir segi empat

Ulir Metris Dan Ulir wirtworth


Ulir metris dan ulir Wirtworth adalah dua jenis ulir yang dapat kita temukan dalam
benda-benda berulir. Adapun ulir secara sederhana dapat diartikan sebagai
penampang permukaan sebuah benda berbentuk spiral bergerigi yang dapat
digunakan sebagai penahan, pengait, atau sejenisnya.
PERBEDAAN ULIR METRIS DAN WIRTWORTH
1.SUDUT PUNCAK PADA ULIR METRIS SEBESAR 60°, SEMENTARA PARA ULIR
WIRTWORTH SEBESAR 55°
2.DIMENSI ULIR METRIS DINYATAKAN DALAM SATUAN METRIS, SEMENTARA
ULIR WIRTWORTH DALAM SATUAN BRITISH
3.ULIR METRIS DINYATAKAN DALMA SIMBOL M, SEMENTARA ULIR
WIRTWORTH DALAM SIMBOL W

 Pahat ulir

         Pada proses pembuatan ulir dengan menggunakan mesin bubut manual  pertamatama 
yang harus diperhatikan adalah sudut pahat. Gambar  3  ditunjukkan bentuk pahat ulir  metris 
dan  alat  untuk  mengecek  besarnya  sudut  tersebut  (60o).  Pahat  ulir  pada gambar tersebut
adalah pahat ulir luar dan pahat ulir dalam. Selain pahat terbuat dari HSS pahat ulir yang
berupa sisipan ada yang terbuat dari bahan karbida ( Gambar 4).

Gambar 3. Pahat ulir metris untuk ulir luar dan ulir dalam.

Gambar 4. Proses pembuatan ulir luar dengan pahat sisipan.

Setelah  pahat  dipilih,  kemudian  dilakukan  setting  posisi  pahat  terhadap  benda
kerja. Setting ini dilakukan terutama untuk mengecek posisi ujung pahat bubut terhadap
sumbu  mesin  bubut/  sumbu  benda  kerja.  Setelah  itu  dicek   posisi  pahat  terhadap
permukaan benda kerja , supaya diperoleh sudut ulir yang simetris terhadap sumbu yang
tegak lurus terhadap sumbu benda kerja (Gambar 5).

Gambar 5. Setting pahat bubut untuk proses pembuatan ulir luar

Parameter  pemesinan  untuk  proses  bubut  ulir  berbeda  dengan  bubut  rata.  Hal
tersebut terjadi karena pada proses pembuatan ulir gerak makan (f) adalah kisar (pitch) ulir
tersebut, sehingga putaran spindel tidak terlalu tinggi (secara kasar sekitar setengah dari 
putaran  spindel  untuk  proses  bubut  rata). Perbandingan  harga  kecepatan  potong untuk
proses bubut rata (Stright turning) dan proses bubut ulit (threading) dapat dilihat pada Tabel
1.

Tabel 1. Kecepatan potong proses bubut rata dan proses bubut ulir untuk pahat HSS

 Langkah penyayatan ulir

Supaya  dihasilkan  ulir  yang  halus  permukaannya  perlu  dihindari  kedalaman potong 
yang  relatif  besar.  Walaupun  kedalaman  ulir   kecil  (misalnya  untuk  ulir M10x1,5 ,
dalamnya ulir 0,934 mm) proses penyayatan tidak dilakukan sekali potong, biasanya
dilakukan penyayatan antara 5 sampai 10 kali penyayatan ditambah sekitar 3 kali penyayatan
kosong (penyayatan pada diameter terdalam). Hal tersebut karena pahat ulir  melakukan 
penyayatan  berbentuk  V.   Agar  diperoleh  hasil  yang  presisi  dengan proses  yang  tidak 
membahayakan  operator  mesin,  maka  sebaiknya  pahat  hanya menyayat pada satu sisi saja
(sisi potong pahat sebelah kiri untuk ulir kanan, atau sisi potong  pahat  sebelah  kanan 
untuk  ulir  kiri). Proses  tersebut  dilakukan  dengan  cara memiringkan eretan atas dengan
sudut 29o. (Gambar 6) untuk ulir metris. Sedang untuk ulir Acme dan ulir cacing dengan
sudut 29o, eretan atas dimiringkan 14,5o.

Gambar 6. Eretan atas diatur menyudut terhadap sumbu tegak lurus benda kerja dan arah
pemakanan pahat bubut

Proses penambahan kedalaman potong (dept of cut) dilakukan oleh eretan atas .
Proses bubut ulir dilakukan dengan cara :
 Memajukan pahat pada diameter luar ulir.
 Setting ukuran pada eretan atas menjadi 0 mm.
 Tarik  pahat  ke  luar  benda  kerja,  sehingga  pahat  di  luar  benda  kerja  dengan  jar
ak bebas sekitar 10 mm.
 Atur handel kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handel gerakan
eretan bawah untuk pembuatan ulir.
 Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm.
 Jalankan mesin sampai panjang  ulir yang dibuat terdapat goresan pahat, kemudian
hentikan mesin dan tarik pahat keluar.
 Periksa kisar ulir yang dibuat (Gambar 7) dengan menggunakan kaliber ulir (screw
pitch  gage).  Apabila  sudah  sesuai  maka proses  pembuatan  ulir  dilanjutkan.  Kalau kisar
belum sesuai periksa posisi handel pilihan kisar pada mesin bubut.
Gambar  7. Pengecekan kisar ulir dengan kaliber ulir
 Gerakkan  pahat  mundur  dengan  cara  memutar  spindel  arah  kebalikan,  hentikan
setelah  posisi  pahat  di  depan  benda  kerja  (Gerakan  seperti  gerakan  pahat  untuk
membuat poros lurus).
 Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan atas.
 Langkah dilanjutkan seperti no 7) sampai kedalam ulir maksimal tercapai.
 Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan berulang-ulang
agar beram yang tersisa terpotong semuanya.
 Setelah  selesai  proses  pembuatan  ulir,  hasil  yang  diperoleh  dicek  ukuranya
(Diameter mayor, kisar, diameter minor, sudut).
Ulir Dalam
Langkah-langkah pembubutan ulir dalam.
Pada pembubutan ulir dalam pada prinsipnya sama hanya berbeda pada alat potong dan
ukuran pembubutan rata sebelum diulir 

1.       Mempersiapkan gambar kerja 

2.       Mempersiapkan alat potong.

Alat potong yang digunakan antaran lain

a.       Center drill

Center drill digunakan untuk membuat awalan lubang pada pengeboran lubang di mesin
bubut

b.      Twist drill

Digunakan untuk membuat lubang awal pada proses pembubutan ulir dalam

c.       Pahat ISO 8 / ISO 9

Setelah dilubangi dengan twist drill maka dilakukan proses boring yaitu pembesaran lubang
dengan ISO 8 untuk lubang tembus dan ISO 9 untuk lubang bertingkat

d.      Pahat alur dalam

Pada lubang bertingkat atau ulir tidak tembus maka perlu dibuat alur untuk pembebasan ulir
dengan pahat alur dalam

e.      Pahat Ulir dalam

Digunakan untuk pembubutan ulir dalam


Membubut diameter Minor untuk ulir dalam
Pada pembubutan ulir dalam maka diameter lubang yang dibubut adalah sebesar diameter
mayor ulir  dikurangi pitch (jarak puncak ulir). Misalnya Ulir M16 x 2 maka diameter lubang
yang dibuat adalah 16 – 2 = 14 mm. dan agar dalam pengepasan ulir lebih mudah biasanya
diameter minor ditambah 0,2 mm sehingga diameter yang dibubut adalah 14,2 mm. untuk
selanjutnya proses pembubutan ulir dalam sama dengan pembubutan ulir luar

Anda mungkin juga menyukai