Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil
pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:
1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah)
merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di
sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
2. Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis
skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada
gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi,
skala vernier yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas.
Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas.
Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.
Dalam teori yang diajarkan, pahat bubut harus dipasang setinggi senter.
Pemasangan pahat ini cocok untuk semua jenis pahat. Namun dalam
pemasangannya sedikit rumit dan membutuhkan waktu. Tebalnya pengganjal
pahat harus diperhitungkan benar-benar agar mata potong tepat berada
setinggi senter.
Pada saat menjepit pahat bubut, haruslah dengan pemikiran dan perasaan
teknik. Apalagi jika dalam pengikatan pahat bubut menggunakan 3 baut.
Langkah-langkah pemasangan pahat bubut dengan 3 baut, yaitu :
1. Letakkan pahat pada posisi siap dijepit pada toolpost.
2. Atur tinggi pahat sehingga mendekati titik senter untuk memudahkan
penyetelan. Contohnya menggunakan ganjal.
3. Putar tiga baut toolpost yang akan mengikat pahat secara bergantian
hingga menyentuh/mendekati pahat.
4. Kencangkan sedikit demi sedikit 3 baut tersebut secara bergantian.
5. Pastikan ketiga baut tersebut memiliki tekanan yang sama dalam
penjepitan pahat bubut.
6. Pastikan mata sayat pada pahat dalam posisi setinggi senter.
Cara Membuat Bubut Tirus Dengan Dua Cara
1. Menggeser atau memutar eretan atas
Seperti yang sudah dijelaskan di artikel bagian-bagian mesin bubut, eretan atas
dapat diputar atau digeser. Di eretan atas tercantum sudut-sudut untuk
mempermudah operator menghitung pergeseran eretan atas.
Untuk menghitung sudut pergeseran eretan atas dapat menggunakan rumus
Keterangan
tan ⍺ = sudut pergeseran eretan atas
D = diameter besar
d = diameter kecil
L = panjang bagian benda kerja yang akan dibuat tirus
Ketika membubut tirus dengan langkah ini, benda kerja harus ditopang
dengan bantuan kepala lepas. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, posisi
senter pada kepala lepas harus benar-benar senter terhadap kepala tetap.
Keuntungan membubut tirus dengan menggeser eretan atas, antara lain :
1. Dapat membuat sudut tirus yang besar sampai mendekati 90°.
2. Dapat membuat tirus pada bagian dalam benda kerja
Kekurangan membuat tirus dengan menggeser eretan atas, antara lain :
1. Tidak bisa menggunakan pemakanan otomatis. Karena eretan atas tidak
terhubung dengan poros pembawa. Sehingga dilakukan secara manual.
2. Tidak dapat membuat tirus yang panjang. Karena keterbatasan panjang
eretan atas.
Pahat ulir
Pada proses pembuatan ulir dengan menggunakan mesin bubut manual pertamatama
yang harus diperhatikan adalah sudut pahat. Gambar 3 ditunjukkan bentuk pahat ulir metris
dan alat untuk mengecek besarnya sudut tersebut (60o). Pahat ulir pada gambar tersebut
adalah pahat ulir luar dan pahat ulir dalam. Selain pahat terbuat dari HSS pahat ulir yang
berupa sisipan ada yang terbuat dari bahan karbida ( Gambar 4).
Gambar 3. Pahat ulir metris untuk ulir luar dan ulir dalam.
Setelah pahat dipilih, kemudian dilakukan setting posisi pahat terhadap benda
kerja. Setting ini dilakukan terutama untuk mengecek posisi ujung pahat bubut terhadap
sumbu mesin bubut/ sumbu benda kerja. Setelah itu dicek posisi pahat terhadap
permukaan benda kerja , supaya diperoleh sudut ulir yang simetris terhadap sumbu yang
tegak lurus terhadap sumbu benda kerja (Gambar 5).
Parameter pemesinan untuk proses bubut ulir berbeda dengan bubut rata. Hal
tersebut terjadi karena pada proses pembuatan ulir gerak makan (f) adalah kisar (pitch) ulir
tersebut, sehingga putaran spindel tidak terlalu tinggi (secara kasar sekitar setengah dari
putaran spindel untuk proses bubut rata). Perbandingan harga kecepatan potong untuk
proses bubut rata (Stright turning) dan proses bubut ulit (threading) dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. Kecepatan potong proses bubut rata dan proses bubut ulir untuk pahat HSS
Supaya dihasilkan ulir yang halus permukaannya perlu dihindari kedalaman potong
yang relatif besar. Walaupun kedalaman ulir kecil (misalnya untuk ulir M10x1,5 ,
dalamnya ulir 0,934 mm) proses penyayatan tidak dilakukan sekali potong, biasanya
dilakukan penyayatan antara 5 sampai 10 kali penyayatan ditambah sekitar 3 kali penyayatan
kosong (penyayatan pada diameter terdalam). Hal tersebut karena pahat ulir melakukan
penyayatan berbentuk V. Agar diperoleh hasil yang presisi dengan proses yang tidak
membahayakan operator mesin, maka sebaiknya pahat hanya menyayat pada satu sisi saja
(sisi potong pahat sebelah kiri untuk ulir kanan, atau sisi potong pahat sebelah kanan
untuk ulir kiri). Proses tersebut dilakukan dengan cara memiringkan eretan atas dengan
sudut 29o. (Gambar 6) untuk ulir metris. Sedang untuk ulir Acme dan ulir cacing dengan
sudut 29o, eretan atas dimiringkan 14,5o.
Gambar 6. Eretan atas diatur menyudut terhadap sumbu tegak lurus benda kerja dan arah
pemakanan pahat bubut
Proses penambahan kedalaman potong (dept of cut) dilakukan oleh eretan atas .
Proses bubut ulir dilakukan dengan cara :
Memajukan pahat pada diameter luar ulir.
Setting ukuran pada eretan atas menjadi 0 mm.
Tarik pahat ke luar benda kerja, sehingga pahat di luar benda kerja dengan jar
ak bebas sekitar 10 mm.
Atur handel kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handel gerakan
eretan bawah untuk pembuatan ulir.
Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm.
Jalankan mesin sampai panjang ulir yang dibuat terdapat goresan pahat, kemudian
hentikan mesin dan tarik pahat keluar.
Periksa kisar ulir yang dibuat (Gambar 7) dengan menggunakan kaliber ulir (screw
pitch gage). Apabila sudah sesuai maka proses pembuatan ulir dilanjutkan. Kalau kisar
belum sesuai periksa posisi handel pilihan kisar pada mesin bubut.
Gambar 7. Pengecekan kisar ulir dengan kaliber ulir
Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindel arah kebalikan, hentikan
setelah posisi pahat di depan benda kerja (Gerakan seperti gerakan pahat untuk
membuat poros lurus).
Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan atas.
Langkah dilanjutkan seperti no 7) sampai kedalam ulir maksimal tercapai.
Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan berulang-ulang
agar beram yang tersisa terpotong semuanya.
Setelah selesai proses pembuatan ulir, hasil yang diperoleh dicek ukuranya
(Diameter mayor, kisar, diameter minor, sudut).
Ulir Dalam
Langkah-langkah pembubutan ulir dalam.
Pada pembubutan ulir dalam pada prinsipnya sama hanya berbeda pada alat potong dan
ukuran pembubutan rata sebelum diulir
a. Center drill
Center drill digunakan untuk membuat awalan lubang pada pengeboran lubang di mesin
bubut
b. Twist drill
Digunakan untuk membuat lubang awal pada proses pembubutan ulir dalam
Setelah dilubangi dengan twist drill maka dilakukan proses boring yaitu pembesaran lubang
dengan ISO 8 untuk lubang tembus dan ISO 9 untuk lubang bertingkat
Pada lubang bertingkat atau ulir tidak tembus maka perlu dibuat alur untuk pembebasan ulir
dengan pahat alur dalam