Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

METODE PENELITIAN POSITIF


PENGUKURAN VARIABEL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Positif yang dibimbing oleh Prof. Dr.
Bambang Subroto, S.E., M.M., Ak

DISUSUN OLEH :
Denta Wisnu Pradipta
196020302011002

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
PENGUKURAN VARIABEL: DEFINISI OPERASIONAL DAN SEKALA

A. Bagaimana Mengukur Variabel

Objek yang dapat diukur secara fisik dengan sejumlah instrument standar bukan merupakan

masalah pengukuran. Tetapi, ketika memasuki dunia perasaan, sikap dan persepsi subjektif

manusia, pengukuran faktor atau variabel tersebut menjadi sulit. Ada setidaknya dua jenis

variabel: yang satu bisa diukur secara objektif dan tepat; yang lain lebih samar-samar dan tidak

dapat diukur secara akurat karena sifatnya yang subjektif. Ada cara-cara untuk menelusuri

perasaan dan persepsi subjektif individu, salah satu tekniknya adalah mereduksi ide-ide abstrak

atau konsep menjadi perilaku dan karakteristik yang dapat diamati. Reduksi dari konsep abstrak

untuk membuatnya bisa diukur dalam cara tertentu disebut mengoperasionalkan konsep.

B. Definisi Operasional Dimensi dan Elemen

Mengoperasionalkan, atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya

bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan

oleh konsep. Lalu kemudian diterjemahkan kedalam elemen yang dapat diamati dan diukur

sehingga menghasilkan suatu indeks pengukuran konsep.

Orang lain bisa menggunakan ukuran yang serupa, sehingga memungkinkan pengulangan atau

peniruan (replicability). Tetapi, perlu disadari bahwa semua definisi operasional sangat mungkin

(1) meniadakan beberapa dimensi dan elemen penting yang terjadi karena kelalaian mengenali

atau mengonsepkannya, dan (2) menyertakan beberapa segi yang tidak relevan, yang secara

keliru dianggap relevan.


Mendefinisikan konsep secara operasional adalah cara terbaik untuk mengukurnya. Tetapi,

benar-benar mengobservasi dan memperhitungkan seluruh prilaku individu dalam cara tertentu,

bahkan jika hal tersebut cukup praktis, akan selalu sulit dilakukan dan memakan waktu. Jadi,

daripada benar-benar mengobservasi perilaku individu, kita bisa meminta mereka menceritakan

pola perilaku mereka sendiri dengan mengajukan pertanyaan yang tepat yang bisa direspon pada

sekala tertentu yang telah disusun.

Menilustrasikan cara yang mungkin untuk mengukur variabel terkait dengan wilayah subjektif

dari sikap, perasaan dan persepsi orang dengan pertama-tama mendefinisikan konsep secara

operasional. Definisi operasional disusun dengan mereduksi konsep dari level abstraksi, dengan

menguraikannya kedalam dimensi dan elemen. Dengan menentukan perilaku yang berhubungan

dengan sebuah konsep, kita dapat mengukur variabel. Tentu saja, pertanyaan akan mengundang

respon pada beberapa skala yang dilekatkan padanya (seperti “sangat sedikit” atau “sangat

banyak”).

C. Apa yang Bukan Definisi Operasional

Sama pentingnya dengan memahami apa yang dimaksud dengan definisi operasional, adalah

mengingat apa yang bukan. Definisi operasional tidak menjelaskan korelasi konsep. Jelas bahwa

mendefinisikan sebuah konsep secara operasional tidak meliputi penguraian alasan, latar

belakang, konsekuensi, atau korelasi konsep. Sampai tingkat tertentu, hal tersebut menjelaskan

karakteristik yang dapat diamati dalam rangka mengukur konsep. Adalah penting untuk

mengingat hal ini, karena jika kita mengoperasionalkan konsep secara tidak tepat atau

mengacaukannya dengan konsep lain, kita tidak akan memperoleh ukuran yang valid dan

penelitian akan menjadi tidak ilmiah.


D. Tinjauan Definisi Operasional

Kita telah menelaah bagaimana mendefinisikan konsep secara operasional, membingkai, dan

mengajukan pertanyaan yang tepat untuk mengukur konsep. Definisi operasional adalah perlu

untuk mengukur konsep abstrak seperti hal-hal yang biasanya jatuh ke dalam wilayah subjektif

perasaan dan sikap. Suatu artikel akan memberitahu anda kapan ukuran tersebut dibuat, oleh

siapa dan berapa lama ukuran tersebut telah digunakan. Hanya instrument yang disusun dengan

baik, yang telah didefinisikan secara operasional dengan teliti, yang akan diterima dan sering

dipakai oleh para peneliti lain.

E. Skala Pengukuran 

Skala (scale) adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan dalam hal terkait

variabel minat yang kita pelajari (Uma Sekaran, 2006:15). Seadangkan skala pengukuran

merupakan alat  ukur yang digunakan untuk mengkuantifikasi infoemasai yang diberikan oleh

konsumen jika mereka diharuskan menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam suatu

kuesioner (Juliansyah Noor, 2015:125).

Ada empat tipe skala dasar dalam penelitian yakni skala nominal, skala ordinal, skala interval

dan  skala rasio. Tingkat kerumitan akan meningkat secara progresif yang bergerak dari arah

skala nominal ke rasio. Artinya, informasi mengenai variabel dapat diperoleh secara lebih rinci

jika menggunakan skala interval dan rasio jika dibandingkan dengan menggunakan skala

nominal dan skala ordinal.


1. Skala Nominal

Skala nominal (nominal scale) adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan

subyek pada kategori atau kelompok tertentu. Digunakan untuk mengklasifikasikan obyek baik

individu maupun kelompok misalnya berdasarkan kategori gender (laki-laki dan perempuan),

agama, pekerjaan, area geografis dan lain-lain. Dalam mengidentifikasi kategori digunakan

simbol simbol berupa angka sebagai label kategori sederhana tanpa nilai intrinsik. Contoh

kategori pria diberi kode nomor 1 dan wanita dengan kode nomor 2 untuk kategori gender.

Informasi yang didapat dari skala nominal adalah untuk menghitung persentase (atau frekuensi)

laki-laki dan perempuan dalam sampel responden.

Contoh sederhana misalnya apabila kita mempunyai kuesioner sebanyak 100 buah dimana

sebanyak 55 orang mengisi kode nomor 1 untuk laki-laki dan 45 mengisi kode nomor 2 yang

berarti perempuan maka analisis data akhir survei menunjukkan bahwa dari 100 responden

ternyata menunjukkan 55 orang laki-laki atau 55% dan 45 orang adalah perempuan atau

45%.  Skala ini adalah skala dasar, kategorial dan mentah serta memberikan informasi lain

mengenai kedua kelompok. 

2. Skala Ordinal

Skala ordinal (ordinal scale) tidak hanya mengkategorikan variabel-variabel yang menunjukkan

perbedaan di antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya ke dalam beberapa cara.

Skala ini memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh

obyek atau individu tertentu. Apabila jawaban pertanyaan dalam kuesioner berupa peringkat

berupa simbol 1 untuk sangat tidak setuju, simbol 2 untuk tidak setuju, simbol 3 untuk netral,

simbol 4 untuk setuju dan simbol 5 untuk sangat setuju. Simbol angka 1 sampai dengan 5
hanyalah merupakan peringkat tidak mengekspresikan jumlah. Biasanya jawaban kuesioner

menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap.

Contoh aplikasi dalam kuesioner: Menurut pendapat anda, urutkan nama-nama provinsi  yang

paling tepat untuk tujuan investasi pembukaan pabrik kelapa sawit. Kota yang paling anda

anggap sesuai diberi angka 1, berikutnya 2, dan seterusnya.

____Aceh ____Jambi

____Sumatera Utara  ____Sumatera Selatan

____Riau ____Bengkulu

 ____Sumatera Barat ____Lampung

Skala ordinal membantu peneliti untuk menentukan persentase responden yang sangat tidak

menyetujui sampai sangat menyetujui suatu pernyataan. Pengetahuan tersebut akan sangat

berguna dalam membantu mendesain kebijakan yang lebih dapat diterima oleh semua pihak.

Dari contoh sederhana di atas dapat kita lihat bahwasanya skala ordinal menyediakan lebih

banyak informasi jika dibandingkan dengan skala nominal. Kalau skala nominal hanya

membedakan kategori untuk mendapatkan informasi, maka skala ordinal melangkah lebih jauh

dengan cara mengurutkan tingkatannya walaupun skala ini tidak memberi petunjuk apapun

mengenai besaaran perbedaan antar tingkatan.

3. Skala Interval

Skala interval (interval scale), adalah skala yang mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki

skala nominal dan ordinal ditambah dengan interval yang tetap yang memungkinkan kita

melakukan operasi aritmatika tertentu terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Skala
interval menentukan perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan dalam variabel. Oleh

karena itu skala interval lebih kuat dibandingkan dengan dua skala sebelumnya yakni skala

nominal dan skala ordinal dan bisa diukur tendensi sentralnya (central tendency) dengan

perhitungan rata-rata aritmatika. Ukuran dispersinya adalah kisaran (range), standar deviasi

(standart deviation) dan varians (variance). Skala interval digunakan jika respon untuk berbagai

macam item pertanyaan yang mengukur suatu variabel bisa dihasilkan dengan skala yang kita

tetapkan (bisa lima point, tujuh point atau lainnya) yang kemudian dapat diterapkan pada seluruh

item.

Contoh aplikasi dalam kuesioner: Berikut ada beberapa pernyataan tentang seberapa penting

motivasi bekerja ini buat anda. Beri jawaban 1 bila anda sangat tidak setuju; 2 bila anda tidak

setuju; 3 bila anda tidak berpendapat; 4 bila anda setuju, dan; 5 bila anda sangat setuju.

sangat tidak tidak Setuju sangat

tidak setuju setuju berpendapat 4 setuju

1 2 3 5
Berikut ada beberapa pernyataan tentang seberapa penting motivasi bekerja ini buat anda.
a Menghidupi 1 2 3 4 5

keluarga dengan

rejeki yang halal 


b Sudah dicita-citakan 1 2 3 4 5

sejak kecil
c Sarana 1 2 3 4 5

mengengembangkan

kreatifitas 
d Sarana aktualisasi 1 2 3 4 5

diri
4. Skala Rasio

Skala rasio (ratio scale) mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal,

skala ordinal maupun skala interval dengan kelebihan mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut.

Nilai 0 empiris absolut terjadi pada saat suatu karakteristik yang sedang diukur tidak ada.

Perbandingan berat badan adalah merupakan contoh yang sederhana dn mudah dari skala

rasio.  Misalnya seseorang yang mempunyai berat 120 kg adalah dua kali berat seseorang yang

mempunyai berat 60 kg. Perkalian dan pembagian angka tersebut (120 dan 60) dengan angka

apapun akan menghasilkan rasio 2:1. Ukuran tendensi sentral skala rasio bisa mean aritmatik

atau geometrik, dan ukuran dispersi bisa standar deviasi, varians atau koefisien variasi. Beberapa

contoh skala rasio diantaranya adalah berkaitan dengan penghasilan, jumlah organisasi yang

diikuti, umur aktual dan lain-lain.

Kesimpulan: Sifat masing-masing skala (Uma Sekaran, 2006:21)

Sifat Pokok
Skala Perbedaan Urutan Jarak Titik Ukuran Ukuran Beberapa

Awal Tendensi Dispersi Uji

Khas Sentral Signifikansi


Nominal Ya Tidak Tidak Tidak Modus - X2

Ordinal Ya Ya Tidak Tidak Median Kisaran Korelasi

semi urutan

antarkuartil tingkatan
Interval Ya Ya Ya Tidak Mean Standar t,F

Aritmatik deviasi,
varians,

koefisien

variansi
Rasio Ya Ya Ya Ya Mean Standar t,F

Aritmatik deviasi

atau atau

geometrik varians

atau

koefisien

variansi
Catatan: Titik awal skala interval bisa dengan 1 atau angka apa saja (arbitary), skala rasio

mempunyai titik awal 0, yang memiliki arti.

PENGUKURAN: PENSKALAAN, KEANDALAN, VALIDITAS

A. SKALA PERINGKAT

Berikut skala peringkat yang sering dipakai dalam penelitian organisasi:

1. Skala Dikotomi

Skala dikotomi digunakan untuk memperoleh jawaban Ya atau Tidak.


2. Skala Kategori

Skala kategori menggunakan banyak item untuk mendapatkan respons tunggal.

3. Skala Likert

Skala likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan

pernyataan pada skala 5 titik.

4. Skala Diferensial Semantik

Beberapa atribut berkutub dua diidentifikasi pada skala ekstrem dan responden diminta untuk

menunjukan sikap mereka pada hal yang biasa disebut sebagai jarak semantik terhadap individu,

objek, atau kejadian tertentu pada masing-masing atribut. Kata sifat berkutub dua yang

digunakan misalnya akan berupa istilah tertentu, seperti baik-buruk; kuat-lemah; panas-

dingin. Skala diferensial semantik dipakai untuk menilai sikap responden terhadap merek, iklan,

objek atau orang tertentu.

5. Skala Numerikal

Skala numerikal mirip dengan skala difensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada

skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata lain sifat berkutub dua pada ujung keduanya.

6. Skala Peringkat Terperinci

Pada skala peringkat terperinci skala 5 titik atau 7 titik dengan titik panduan atau jangkar, sesuai

keperluan, disediakan untuk tiap item dan responden menyatakan nomor yang tepat di sebelah

masing-masing item, atau melingkari nomor yang relevan untuk tiap item.

7. Skala Jumlah Konstan atau Tetap


Disini responden diminta untuk mendistribusikan sejumlah poin yang diberikan ke berbagai

item. Skala jumlah konstan atau tetap lebih bersifat skala ordinal.

8. Skala Stapel

Skala stapel secara simultan mengukur arah dan intensitas sikap terhadap item yang dipelajari.

Skala ini memberikan ide mengenai seberapa dekat atau jauh respons individu terhadap stimulus.

Karena skala ini tidak memiliki titik nol absolut, skala ini adalah skala interval.

9. Skala Peringkat Grafik

Gambaran grafis membantu responden untuk menunjukkan pada skala peringkat grafik jawaban

mereka untuk pertanyaan tertentu dengan menempatkan tanda pada titik yang tepat pada

garis. Terlihat seperti skala interval. Deskripsi singkat mengenai titik skala berguna sebagai

pedoman dalam menempatkan peringkat daripada mewakili kategori diskrit.

10. Skala Konsensus

Skala juga dibuat berdasarkan konsensus, di mana panel juri memilih item tertentu, mengukur

konsep yang menurut mereka relevan. Item dipilih terutama berdasarkan ketepatan atau

relevansinya dengan konsep. Skala konsensus tersebut dibuat setelah item terpilih diperiksa dan

diuji validitas dan keandalannya. Satu contoh skala konsensus konsensus adalah Thurstone Equal

Apprearing Interval Scale, di mana sebuah konsep diukur dengan suatu proses rumit yang

melibatkan sebuah panel juri. Skala ini jarang dipakai untuk mengkur konsep organisasional

karena banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya.

11. Skala Lainnya


Ada juga beberapa metode penskalaan yang sudah sangat maju atau rumit seperti penskalaan

multidimensional, di mana objek, orang, tau kedua-duanya diskalakan secara visual dan

dilakukan analisis gabungan. Hal tersebut memberikan gambaran visual mengenai hubungan

yang ada diantara dimensi sebuah konsep.

Biasanya skala linkert atau suatu bentuk skala numerikal paling sering digunakan untuk

mengukur sikap dan perilaku dalam penelitian organisasional.

B. SKALA RANKING

Skala ranking digunakan untuk mengungkap preferensi antara dua atau lebih objek atau item.

Tetapi, ranking semacam itu mungkin tidak memberi petunjuk yang pasti mengenai jawaban

yang dicari. Berikut metode alternatif yang dapat dipakai:

1. Perbandingan Berpasangan

Skala perbandingan berpasanagan digunakan ketika di antara sujumlah kecil objek, responden

diminta untuk memilih antara dua objek pada suatu waktu. Perbandingan berpasangan

merupakan metode yang baik jika jumlah stimulus yang diberikan sedikit.

2. Pilihan yang Diharuskan

Pilihan yang diharuskan memungkinkan responden meranking objek secara relatif satu sama

lain, si antara alternatif yang disediakan. Hal ini mempermudah responden, khususnya jika

jumlah pilihan yang harus diranking terbatas jumlahnya.

3. Skala Komparatif

Skala komparatif memberikan standar atau poin referensi untuk menilai sikap terhadap objek,

kejadian, atau situasi saat ini yang diteliti.


Singkatnya, skala nominal berkaitan dengan skala dikotomi atau kategori; data ordinal dengan

semua skala ranking; dan data interval atau mirip interval berkaitan dengan skala peringkat

lainnya. Skala diferensial semantik dan numerikal sebenarnya bukan skala interval, meskipun

keduanya sering diperlakukan sebagai skala interval dalam analisis data.

Skala peringkat dipakai untuk mengukur kebanyakan konsep yang berhubungan dengan perilaku.

Skala ranking digunakan untuk membuat perbandingan atau meranking variabel yang telah

diungkap pada skala nominal.

C. KETEPATAN PENGUKURAN

Untuk menelaah bagaimana dapat memastikan bahwa ukuran yang dibuat adalah baik secara

logis. Hal pertama yang dilakukan adalah menganalisis item terhadap respons atas pertanyaan

yang mengungkap variabel, dan kemudian keandalan dan validitas ukuran dilakukan.

Analisis Item

Analisis item dilakukan untuk melihat apakah item dalam instrumen memang sudah seharusnya

berada dalam instrumen atau tidak.  Tiap item diuji kemampuannya untuk membedakan antara

subjek yang total skornya tinggi, dan yang rendah. Dalam analisis item, mean antara kelompok

skor tinggi dan kelompok skor rendah diuji untuk menemukan perbedaan signifikan melalui

nilai-t.

D. KEANDALAN
Keandalan suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias dan

karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam

instrumen.

1. Stabilitas Pengukuran

Kemampuan suatu pengukuran untuk tetap sama sepanjang waktu meskipun terdapat kondisi

pengujian yang tidak dapat dikontrol atau keadaan responden itu sendiri merupakan indikasi dari

stabilitas dan kerentanannya yang rendah untuk berubah dalam situasi. Dua uji stabilitas adalah

keandalan tes ulang dan keandalan untuk paralel.

2. Keandalan Tes Ulang

Koefisisen keandalan yang diperoleh dengan pengulangan ukuran yang sama pada kesempatan

kedua disebut keandalan tes ulang. Yaitu, jika sebuah kuesioner yang mengandung sejumlah

item yang diandalkan mengukur suatu konsep diberikan kepada sekumpulan responden saat ini,

dan lagi kepada responden yang sama, katakanlah beberapa minggu hingga 6 bulan mendatang,

maka korelasi antara skor yang diperoleh pada dua waktu yang berbeda dari sekumpulan

responden yang sama disebut koefisien tes ulang.  Semakin tinggi koefisien tersebut, semakin

baik keandalan tes ulang dan konsekuensinya, stabilitas ukuran melintasi waktu.

3. Keandalan Bentuk Paralel

Bila respons terhadap dua tes serupa yang mengungkap ide yang sama menunjukkan korelasi

yang tinggi, kita memperoleh keandalan bentuk  paralel. Kedua tes memiliki item yang setara

dan format respons yang sama, yang berubeh hanya susunan dan urutan pertanyaan. Bila kedua
tes yang sebanding menghasilkan skor yang berkorelasi tinggi, kita bisa cukup yakin bahwa

ukuran tersebut secara logis dan dipercaya, dengan varians kesalahan minimal yang disebabkan

oleh susunan kata, urutan, atau faktor lain.

4. Konsistensi Internal Ukuran

Konsistensi internal ukuran merupakan indikasi homogenitas item dalam ukuran yang

mengungkap ide. Konsistensi dapat diuji melalui keandalan antar item dan uji keandalan belah

dua. Keandalan konsistensi antar item merupakan pengujian konsistensi jawaban responden atas

semua item yang diukur. Keandalan belah dua mencerminkan korelasi antara dua bagian

instrumen.

E. VALIDITAS

Ada beberapa jenis uji validitas yang digunakan untuk menguji ketepatan ukuran dan penulis

menggunakan istilah yang berbeda untuk menunjukkannya. Uji validitas dibagi dalam tiga

kelompok, yaitu validitas isi, validitas berdasar kriteria, dan validitas konsep.

1. Validitas Isi

Validitas isi memastikan bahwa pengukuran memasukkan sekumpulan item yamg memadai dan

mewakili yang mengungkap konsep.

2. Validitas Berdasar Kriteria

Validitas berdasar kriteria terpenuhi jika pengukuran membedakan individu menurut suatu

kriteria yang diharapkan diprediksi.

3. Validitas Konsep
Validiatas konsep menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan cocok

dengan teori yang mendasari desain tes. Hal tersebut dinilai melalui validitas konvergen dan

validitas diskriminan. Validitas konvergen terpenuhi jika skor yang diperoleh dengan dua

instrumen berbeda yang mengukur konsep yang sama menunjukkan korelasi tinggi. Validitas

diskriminan terpenuhi jika, berdasarkan teori, dua variabel diprediksi tidak berkorelasi, dan skor

yang diperoleh dengan mengukurX nya benar-benar secara empiris membuktikan hal tersebut.

Daftar Pustaka

Sekaran, U., & Bougie, R. (2019). Metode Penelitian untuk Bisnis Pendekatan Pengembangan
Keahlian. Edisi ke 6. Jakarta : Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai