Anda di halaman 1dari 15

JURUSAN FISIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA


KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.

MODUL PRAKTIK

PENATALAKSANAAN
FISOTERAPI PADA FRAKTUR
VERTEBRA, TALIPES
EQUINOVARUS DAN
TORTICOLLIS

Oleh:
MARTI RUSTANTI, SSt FT, MPH

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas terselesaikannya MODUL PRAKTIK


LABORATORIUM FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL (ORTHOPEDI) MODUL IV (
PENATALAKSAAN FISIOTERAPI PADA FRAKTUR VERTEBRA, TALIPES EQUINOVARUS
DAN ORTICOLLIS ) yang akan digunakan untuk membantu pembelajaran praktikum di
Laboratorium bagi mahasiswa Program Studi D-IV Fisioterapi Jurusan Fisioterapi Poltekkes
Surakarta.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak
membantu penyusunan modul ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami juga
sangat menyadari bahwa Modul ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik,
saran maupun masukan yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

Kami sangat berharap agar Modul ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
khususnya bagi mahasiswa program studi D-IV Fisioterapi maupun pihak lain yang
berkepentingan

Surakarta, Maret 2020

Penulis,
PENGANTAR KETUA JURUSAN

Syukur Alhamdulillah atas selesainya Modul Praktik Laboratorium Penatalaksanaan


Fisioterapi pada Fraktur Verebra, Talipes Equinovarus dan Torticollis ini, semoga dengan
adanya modul ini akan mempermudah mahasiswa untuk memahami mata kuliah praktik
Fisioterapi Muskuloskeletal (Orthopedi). Untuk selanjutnya saya harapkan pembuatan modul ini
akan segera diikuti dengan pembuatan Modul praktik lainnya

Surakarta, Maret 2020

Ketua Jurusan Fisioterapi

DR Bambang Trisowiyanto, M Or
PRAKTIK I

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA FRAKTUR COLUMNA VERTEBRALIS

Hari : …………………
Tanggal : …………………
Jam : …………………

STANDART KOMPETENSI :
Mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan prosedur penatalaksanaan fisioterapi pada
fraktur columna vertebralis (paraplegi)

KOMPETENSI DASAR :
Mahasiswa mempraktikkan dan menerapkan penatalaksanaan fisioterapi pada fraktur columna
vertebralis (paraplegi)

INDIKATOR :
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menentukan penatalaksanaan fisioterapi pada fraktur columna vertebralis (paraplegi)


2. Menerapkan latihan bernapas dalam pada pasien fraktur columna vertebralis (paraplegi)
3. Menerapkan perubahan posisi pasien fraktur columna vertebralis (paraplegi)
4. Menerapkan latihan gerak pasif tungkai bawah pasien fraktur columna vertebralis
(paraplegi)
5. Menerapkan latihan penguatan otot Anggota Gerak Atas pada pasien paraplegi

PENGALAMAN BELAJAR :
1. Mahasiswa mempraktikkan latihan bernapas dalam pada pasien fraktur columna
vertebralis (paraplegi).
2. Mahasiswa mempraktikkan perubahan posisi pasien fraktur columna vertebralis (para
plegia)
3. Mahasiswa mempraktikkan latihan gerak pasif tungkai bawah
4. Mahasiswa mempraktikkan latihan penguatan otot anggota gerak atas.

MATERI AJAR :
1. Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley (Apley, 1995)
2. The Management of Fractures and Dislocation (Connolly, 1981)
3. Orthopaedic Physical Therapy (Donnatelli,1989)
4. Orthopaedic and Sports physical therapy (Gould, 1990)

MATERI
1. Problematika yang dapat muncul selama bed rest lama, bronchopneumonia, decubitus,
keterbatasan(kekakuan sendi) pada tungkai bawah
2. Teknik Latihan bernapas dalam untuk pasien paraplegi
3. Teknik merubah posisi pasien paraplegi
4. Teknik Latihan Gerak Pasif pada AGB
5. Teknik Penguatan otot-otot AGA
ALAT DAN BAHAN
Bed , barbell, kantong pasir

PROSEDUR

Penatalaksanaan FT pada 1. Latihan bernapas dalam


fraktur columna
vertebralis (paraplegi)
a. Tujuan Untuk mencegah bronchopneumonia

b. Posisi Pasien bed rest kepala menoleh ke samping. Fisioterapis di


samping pasien
c. Action Fisioterapis meminta pasien untuk tarik napas dalam lewat hidung
dengan dada dikembangkan, kemudian dikeluarkan lewat mulut
sambil dada dikecilkan diulang 3 kali
2. Latihan perubahan posisi

a. Tujuan Latihan ini ditujukan untuk mengurangi/mencegah decubitus

b. Posisi Pasien berbaring di bed dua tangan di atas perut . Fisioterapis di


samping pasien
c. Action Fisioterapis menaruh guling memanjang pada garis tengah badan
pasien kemudian fisioterapis memegang bahu dan panggul pada
sisi yang jauh dari tubuhnya dengan badan fisioterapis menempel
pada guling. Secara bersamaan antara bahu, punggung dan pantat
digulingkan ke sisi kanan/ kiri sehingga posisi pasien berubah
miring.
3. Latihan Gerak Pasif tungkai bawah

a. Tujuan Latihan ini bertujuan untuk mencegah kekakuan sendi dan


pemendekan otot-otot tungkai bawah
b. Posisi Pasien berbaring terlentang diatas bed, Fisioterapis di samping bed

c. Action Untuk daerah sendi panggul, digerakkan fleksi ekstensi panggul


dengan satu tungkai diposisikan fleksi panggul dan lututnya,
tungkai lainnya digerakkan secara pasif pelan-pelan dan
sebaliknya. Latihan ini meliputi gerakan abduksi adduksi, ekso-
endo rotasi panggul. Untuk sendi lutut dilakukan bersamaan
dengan panggul kemudian sendi pergelangan kaki untuk gerak
dorsi-plantar fleksi dan inverse-eversi.
4. Latihan penguatan anggota gerak atas

a. Tujuan Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan otot-otot


anggota gerak atas agar pasien mudah melakukan aktivitas
transfer- ambulasi
b. Posisi Pasien berbaring di bed. Fisioterapis berdiri di samping pasien

c. Action Fisioterapis melakukan latihan penguatan dengan teknik resisted


aktif exercise dengan beban tangan terapis atau menggunakan
barbell sebagai beban untuk otot-otot anggota gerak atas.
BAHAN SUMBER AJAR

1. Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley (Apley, 1995)


2. The Management of Fractures and Dislocation (Connolly, 1981)
3. Orthopaedic Physical Therapy (Donnatelli,1989)
4. Orthopaedic and Sports physical therapy (Gould, 1990)

PRAKTIKUM

Mahasiswa diminta untuk melakukan praktik penatalaksanaan fisioterapi pada pasien paraplegi
pasca fraktur columna vertebralis berulang-ulang sehingga mahasiswa dapat menguasai teknik
pelaksanaan. Dosen dapat mengevaluasi / menguji langsung pada pertemuan berikutnya atau
sesuai kesepakatan dengan mahasiswa sebagai tolok ukur kemampuan praktik mahasiswa.

TUGAS MAHASISWA

PENILAIAN :

1. Lakukan latihan bernapas dalam pada pasien paraplegi yang masih bed rest
2. Lakukan latihan perubahan posisi pada pasien paraplegi yang masih bed rest
3. Lakukan latihan gerak pasif sendi pergelangan kaki pada pasien paraplegi yang masih bed
rest

Tugas telah selesai dikerjakan : Dikoreksi oleh pengampu :


Tanggal : Tanggal :
Nilai :

Mahasiswa Dosen Pengampu

(..................................) (..................................)
PRAKTIK II

PEMERIKSAAN FISIOTERAPI
PADA TALIPES EQUINOVARUS

Hari : …………………
Tanggal : …………………
Jam : …………………

STANDART KOMPETENSI :

Mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan prosedur pemeriksaan fisioterapi pada


Talipes Equinovarus.

KOMPETENSI DASAR :

Mahasiswa mempraktikkan dan menerapkan prosedur pemeriksaan fisioterapi pada Talipes


Equinovarus.

INDIKATOR :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menentukan teknik pemeriksaan pada Talipes equinovarus


2. Melakukan pemeriksaan inspeksi
3. Melakukan pemeriksaan derajat kecacatan dengan gerak pasif

PENGALAMAN BELAJAR :

1. Mahasiswa mempraktikkan teknik pemeriksaan pada Talipes equinovarus


2. Mahasiswa melakukan pemeriksaan fisik (inspeksi & palpasi)
3. Mahasiswa melakukan derajat kecacatan untuk menentukan jenis intervensi

MATERI AJAR :

1. Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley (Apley, 1995)


2. The Management of Fractures and Dislocation (Connolly, 1981)
3. Orthopaedic Physical Therapy (Donnatelli,1989)
4. Orthopaedic and Sports physical therapy (Gould, 1990)

MATERI

1. Patologi Talipes Equinovarus


2. Teknik pemeriksaan talipes equinovarus
3. Bentuk kecacatan, derajat kecacatan, jenis-jenis intervensi untuk terapi

ALAT DAN BAHAN


Bed

PROSEDUR

Pemeriksaan pada Talipes 1.Pemeriksaan fisik


Equinovarus Inspeksi dan palpasi
a. Tujuan Pemeriksaan ini untuk mengidentifikasi kelainan berupa Talipes
Equinovarus.
b. Posisi Pasien (bayi) berbaring di bed. Fisioterapis di hadapan pasien

c. Action Fisioterapis mengamati kedua kaki bayi apakah ada perubahan


posisi ke arah plantarfleksi inverse, supinasi kaki.
Pemeriksaan dilanjutkan dengan meraba/memegang daerah yang
mengalami kecacatan maish lunak ataukan sudah mengeras?
2. Pemeriksaan Gerak Pasif

a. Tujuan Untuk menentukan derajat dari kecacatan talipes equinovarus,


apakah termasuk derajat ringan, sedang atau berat.
c. Action Fisioterapis melakukan gerak pasif pada bayi dengan gerakan
berlawanan arah dengan kecacatan. Apabila masih dapat
digerakkan pasif dengan mudah berarti termasuk derajat ringan.
Apabila masih bisa dilakukan gerak pasif tetapi sudah ada tahanan
maka termasuk kategori sedang. Derajat berat apabila susah
dilakukan gerakan pasif dan sudah terjadi perubahan struktur
tulangnya.
3. Jenis-jenis intervensi non bedah
Derajat ringan diberikan program Stretching berlawanan arah
dengan kecacatan dikombinasi dengan plastering
Derajat sedang dengan pemasangan gip koreksi secara bertahap
tiap 2 minggu gip diganti.
Derajat berat tindakan bedah

BAHAN SUMBER AJAR

1. Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley (Apley, 1995)


2. The Management of Fractures and Dislocation (Connolly, 1981)
3. Orthopaedic Physical Therapy (Donnatelli,1989)
4. Orthopaedic and Sports physical therapy (Gould, 1990)

PRAKTIKUM

Mahasiswa diminta untuk melakukan praktik pemeriksaan Talipes equinovarus berulang-ulang


sehingga mahasiswa dapat menguasai teknik pemeriksaan. Dosen dapat mengevaluasi /
menguji langsung pada pertemuan berikutnya atau sesuai kesepakatan dengan mahasiswa
sebagai tolok ukur kemampuan praktik mahasiswa.
TUGAS MAHASISWA

PENILAIAN :

1. Lakukan pemeriksaan inspeksi pada talipes equinovarus


2. Lakukan pemeriksaan gerak pasif pada talipes equinovarus

Tugas telah selesai dikerjakan : Dikoreksi oleh pengampu :


Tanggal : Tanggal :
Nilai :

Mahasiswa Dosen Pengampu

(..................................) (..................................)
PRAKTIK III

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA


TALIPES EQUINOVARUS

Hari : …………………
Tanggal : …………………
Jam : …………………

STANDART KOMPETENSI :

Mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan prosedur penatalaksanaan fisioterapi pada


Talipes Equinovarus

KOMPETENSI DASAR :

Mahasiswa mempraktikkan dan menerapkan penatalaksanaan fisioterapi pada Talipes


Equinovarus

INDIKATOR :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :


1. Menentukan penatalasanaan intervensi Fisioterapi sesuai derajat kecacatan.
2. Melakukan latihan stretching dan pemasangan plester pada talipes equinovarus.
3. Melakukan pemasangan gip koreksi pada talipes equinovarus

PENGALAMAN BELAJAR :

1 Mahasiswa mempraktikkan latihan stretching dan plastering.


2 Mahasiswa pengegipan koreksi pada talipes equinovarus.

MATERI AJAR :

1. Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley (Apley, 1995)


2. The Management of Fractures and Dislocation (Connolly, 1981)
3. Orthopaedic Physical Therapy (Donnatelli,1989)
4. Orthopaedic and Sports physical therapy (Gould, 1990)

MATERI

1. Definisi, penyebab, tanda-tanda talipes equinovarus


2. Stretching atau penguluran, Prinsip penguluran
3. Pemasangan gip koreksi
4. Monitoring pasca pengegipan

ALAT DAN BAHAN


Bed , stool, plaster, gipsona, kapas lemak.

PROSEDUR

Penatalaksanaan FT pada 1. Latihan Stretching (Penguluran otot)


Talipes equinovarus
a. Tujuan Melakukan latihan penguluran otot (plantar fleksor), otot everteor
untuk memperbaiki kecacatan pada Talipes equinovarus derajat
ringan
b. Posisi Bayi berbaring terlentang diatas bed, ditemani orang tua,
Fisioterapis berada di hadapan bayi
c. Action Fisioterapis melakukan penguluran (stretching) kelompok otot
plantar fleksor kaki tahan beberapa detik diikuti rileksasi. Stretching
berikutnya pada kelompok otot invertor. Teknik penguluran bisa
satu satu atau digabung. Stretching di ulang beberapa kali
2. Plastering

a. Tujuan Untuk koreksi posisi kecacatan

b. Posisi Bayi berbaring terlentang di atas bed.

c. Action Setelah diberikan latihan pasif stretching, Fisioterapis


memasangkan plaster dimulai dari palmar lateral kaki plaster
ditempel ke dorsal kaki kembali ke palmar lateral dilanjutkan ke
lateral tungkai bawah. Posisi kaki menjadi netral.
3. Pemasangan Gip sirkuler

a. Tujuan Untuk koreksi kecacatan yang dilakukan secara bertahap dengan


menggunakan gip sirkuler
b. Posisi Bayi berbaring terlentang ditemani orang tua, Fisioterapis dibantu
satu asisten untuk memegangi daerah kaki bayi.
c. Action Fisioterapis melakukan pengegipan diawali dengan memasang
kapas berlemak dengan ketebalan cukup, diikuti dengan
pembalutan gips sirkuler dari metatarsal sampai ½ tungkai bawah.
Setelah selesai dalam keadaan gip basah dilakukan koreksi posisi
kaki ke arah dorsi fleksi dan eversi secukupnya. Setelah kering kaki
bayi dibersihkan, selama 2 minggu gip dipertahankan dengan
edukasi pasien untuk memonitor perubahan seperti perubahan
warna kaki yang di gip menjadi lebih hitam dan bila diraba dingin.
Adanya pembengkakan pada jari-jari kaki. Bayi menjadi rewel
karena kesakitan terus-menerus. Bila ditemukan tanda-tanda
tersebut harus segera ke rumah sakit.

BAHAN SUMBER AJAR

1. Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley (Apley, 1995)


2. The Management of Fractures and Dislocation (Connolly, 1981)
3. Orthopaedic Physical Therapy (Donnatelli,1989)
4. Orthopaedic and Sports physical therapy (Gould, 1990)
PRAKTIKUM

Mahasiswa diminta untuk melakukan praktik penatalaksanaan fisioterapi pada talipes


equinovarus secara berulang-ulang sehingga mahasiswa dapat menguasai teknik pelaksanaan.
Dosen dapat mengevaluasi / menguji langsung pada pertemuan berikutnya atau sesuai
kesepakatan dengan mahasiswa sebagai tolok ukur kemampuan praktik mahasiswa.

TUGAS MAHASISWA

PENILAIAN :

1. Lakukan latihan stretching pada otot plantar fleksor


2. Lakukan pengegiban koreksi pada talipes equinovarus

Tugas telah selesai dikerjakan : Dikoreksi oleh pengampu :


Tanggal : Tanggal :
Nilai :

Mahasiswa Dosen Pengampu

(..................................) (..................................)
PRAKTIK IV

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA


TORTICOLIS

Hari : …………………
Tanggal : …………………
Jam : …………………

STANDART KOMPETENSI :

Mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan prosedur penatalaksanaan fisioterapi pada


torticolis

KOMPETENSI DASAR :

Mahasiswa mempraktikkan dan menerapkan prosedur penatalaksanaan fisioterapi pada


torticolis

INDIKATOR :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menentukan teknik intervensi penanganan torticolis.


2. Melakukan massage untuk menurunkan spasme
3. Melakukan stretching /penguluran otot sternocleidomastoideus

PENGALAMAN BELAJAR :

1 Mahasiswa mempraktikkan massage pada torticolis


2 Mahasiswa melakukan stretching/penguluran otot sternocleidomastoideus

MATERI AJAR :

1. Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley (Apley, 1995)


2. The Management of Fractures and Dislocation (Connolly, 1981)
3. Orthopaedic Physical Therapy (Donnatelli,1989)
4. Orthopaedic and Sports physical therapy (Gould, 1990)

MATERI

1. Definisis Torticolis. Penyebab, tanda-tanda


2. Teknik massage pada torticolis
3. Teknik Stretching pada torticolis

ALAT DAN BAHAN


Bed , stool, bedak/lotion.

PROSEDUR

Penatalaksanaan FT pada 1. Massage


Torticolis
a. Tujuan Pemberian massage untuk membantu menurunkan spasme otot
khususnya pada torticolis dapatan bukan conginetal

b. Posisi Pasien berbaring terlentang diatas bed, kedua tangan disamping


badan. Fisioterapis berada di dekat bagian kepala pasien. Daerah
leher yang bermasalah dibebaskan dari baju.

c. Action Massage menggunakan teknik dasar effleurage dan kneading


dengan pelicin bedak/ lotionsesuai keinginan pasien. Diawali
dengan effleurage dari processus mastoideus menuju ke sternum
menggunakan telapak tangan bagian jari-jari dengan tekanan
sesuai kebutuhan pasien. Bisa menggunakan satu tangan atau dua
tangan bergantian. Teknik berikutnya menggunakan thumb/finger
kneading di seluruh permukaan otot. Diakhiri lagi dengan
effleurage. Prosedur ini bisa diulang 3-4 kali

2. Stretching otot sternocleidomastoideus

a. Tujuan Melakukan penguluran atau stretching pada otot yang mengalami


pemendekan. Penguluran bisa diberikan pada torticolis dapatan
maupun yang conginetal

b. Posisi Berbaring terlentang, bila pasien dewasa kepala di luar bed.


Fisioterapis berada di bagian luar bed di atas kepala pasien

c. Action Kepala pasien dalam penyanggaan fisioterapis, sehingga otot-otot


leher pasien benar-banar lemas. Fisioterapis melakukan gerak
pasif ke arah side fleksi berlawanan arah dgn otot yang cedera
dengan diikuti dengan rotasi searah dengan otot yang cedera dan
ekstensi tahan beberapa detik diikuti dengan rileks diulang 3-4 kali

BAHAN SUMBER AJAR

1. Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley (Apley, 1995)


2. The Management of Fractures and Dislocation (Connolly, 1981)
3. Orthopaedic Physical Therapy (Donnatelli,1989)
4. Orthopaedic and Sports physical therapy (Gould, 1990)

PRAKTIKUM

Mahasiswa diminta untuk melakukan penatalaksanaan fisioterapi pada torticolis berulang-ulang


sehingga mahasiswa dapat menguasai teknik pemeriksaan. Dosen dapat mengevaluasi /
menguji langsung pada pertemuan berikutnya atau sesuai kesepakatan dengan mahasiswa
sebagai tolok ukur kemampuan praktik mahasiswa.

TUGAS MAHASISWA

PENILAIAN :

1. Lakukan massage pada torticolis


2. Lakukan teknik stretching pada torticolis

Tugas telah selesai dikerjakan : Dikoreksi oleh pengampu :


Tanggal : Tanggal :
Nilai :

Mahasiswa Dosen Pengampu

(..................................) (..................................)

Anda mungkin juga menyukai