Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat serta karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat
menyelasaikan penyusunan laporan hasil observasi yang berjudul “Industri
Konveksi DefraOi Cloth & Convection” dengan lancar dan tepat waktu tanpa ada
halangan apapun. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
ekonomi industri pada jurusan ekonomi pembangunan Universitas Negeri
Malang.

Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada


pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini yakni kepada :

1. Ibu Dian Rachmawati selaku Pembina mata kuliah Ekonomi Industri.


2. Semua pihak yang telah membantu hingga terwujudnya laporan hasil
observasi ini.

Demikian penyusunan laporan hasil observasi ini. Kami menyadari bahwa


penyusunan laporan ini sangat jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat kami harapkan guna menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan kami
mengucapkan terima kasih.

September 2014

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Cover............................................................................................................

Kata Pengantar............................................................................................. i

Daftar Isi...................................................................................................... ii

BAB I PROFIL INDUSTRI......................................................................... 1

BAB II EKSISTENSI INDUSTRI

2.1 Sejarah Terbentuknya....................................................................... 3


2.2 Kondisi Ekonomi dan Geografis...................................................... 4
2.3 Strategi Pengembangan Industri....................................................... 7

BAB III ANALISIS INDUSTRI

3.1 Struktur Pasar................................................................................. 8


3.2 Perilaku Industri............................................................................. 9
3.3 Kinerja Industri.............................................................................. 11
3.4 Kebijakan pendukung.................................................................... 14
3.5 Kebijakan rekomendasi.................................................................. 15

BAB IV KESIMPULAN............................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................

LAMPIRAN.................................................................................................

ii
BAB I

PROFIL INDUSTRI

Nama Industri : DefraOi Cloth & Convection

Nama Pemilik : Trenda

Alamat Industri : Jl. Budi Utomo Gg. 4 Mulyorejo, Kota Malang

Tahun pendirian : 2011

Badan Hukum : Belum terdaftar

Visi dan Misi Perusahaan

Visi : - Menjadi industri besar yang dapat bersaing dengan

industri lain.

Misi : - Kualitas yang terjamin dan harga yang sangat terjangkau

bagi semua lapisan masyarakat

- Pelayanan yang ramah dan memuaskan untuk konsumen

Struktur Organisasi : Industri konveksi “Defra Oi Cloth & Convection” ini


merupakan golongan industri kecil, oleh karena itu dalam
industri ini tidak memiliki struktur organisasi yang teratur
pada setiap bidangnya. Berikut adalah gambar struktur
organisasi pada industry konveksi “DefraOi Cloth &
Convection”.

1
STRUKTUR ORGANISASI

PEMILIK

BAGIAN PRODUKSI
BAGIAN SABLON BAGIAN JAHIT
Pemilik industry adalah pemimpin pada industry konveksi “DefraOi Cloth
& Convection”. Pemilik industry merangkap berbagai bidang, yaitu pemasaran,
keuangan, pencari bahan baku, melayani customer, serta memimpin bagian
produksi.

Pada bagian jahit, tugas karyawan adalah memotong dan menjahit kain
yang kemudian akan dijadikan pakaian. Pada bagian jahit ini hanya terdapat 1
pegawai ahli

Pada bagian sablon, tugas karyawan adalah mencetak desain pada pakaian
dengan teknik sablon. Desain yang telah dibuat oleh pemilik industry atau oleh
customer selanjutnya akan dicetak oleh bagian sablon. Pada bagian sablon
terdapat 2 pegawai.

2
BAB II

EKSISTENSI INDUSTRI

2.1 Sejarah Terbentuknya

Pada tahun 2011, saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono


dan Walikota Malang Peni Suparto, industri konveksi Defra Oi Cloth &
Convection ini didirikan oleh Trenda, seorang mahasiswa aktif di kampus STIKI.
Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun tersebut mengalami perkembangan
yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010
seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008
hingga 2009. Terbukti, perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman
pengaruh krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa.

Industri konveksi “DefraOi Cloth & Convection” ini bergerak di bidang


konveksi dan sablon. Hasil produksinya berupa t-shirt, polo, jaket, dan semua
jenis konveksi kecuali celana jeans. Awal mula terbentuknya usaha ini dimulai
dari kegiatan PKM di kampus STIKI di mana Trenda melaksanakan kuliahnya.
Dia menang dalam PKM digital printing. Kemudian dia bersama dua orang
temannya mendirikan usaha digital printing. Setelah 6 bulan berjalan, salah satu
dari temannya keluar, dan tinggal Trenda bersama satu temannya. Akhirnya
Trenda keluar juga dan mendirikan sendiri usahanya.

Awal mulanya Trenda hanya main lempar untuk usaha ini. Bisa di bilang
dia hanya sebagai distributor untuk mecari order dan akhirnya dikerjakan oleh
konveksi lain. Dia mengumpulkan laba dari hasil orderan yang diterimanya untuk
membeli bahan-bahan untuk menyablon, mesin jahit, dan bisa membangun tempat
untuk usahanya. Dia memulai usahanya ini dengan modal sebesar
Rp30.000.000,00. Setelah dia dapat membeli peralatan sendiri, akhirnya Trenda
bertekad menarik karyawan untuk dipekerjakan dalam industrinya. Hingga saat ini
Trenda mempunyai tiga orang karyawan, 2 orang pada bagian sablon dan 1 orang
pada bagian jahit.

3
2.2 Kondisi Ekonomi dan Geografis

A. Kondisi Ekonomi
Pada tahun 2011 bila dilihat dari PDRB Kota Malang,
pertumbuhan ekonomi Kota Malang mengalami peningkatan. Itu semua
adalah hasil kerja keras wali kota Malang sebelumnya yang berhasil
menaikkan pendapatan kota Malang hingga masuk 7,9 persen, dan di
imbangi dengan angka kemisikinan yang hanya 5,5 persen.
Khususnya untuk daerah Mulyorejo, jika dilihat dari kodisi
fisiknya pada tahun 2011 daerah tersebut telah mengalami perkembangan
pesat. Pada saat itu di daerah Mulyorejo telah banyak didirikan usaha
seperti pertokoan, salon, bengkel, dan lain-lain di sepanjang jalan raya.
Dengan adanya industri-industri kecil seperti industri konveksi
“Defra Oi Cloth & Convection” akan membantu peningkatan pertumbuhan
pendapatan daerah. Serta dapat membantu mengurangi jumlah
pengangguran di wilayah Mulyorejo dimana industry konveksi ini
didirikan. Dengan menurunnya tingkat kemiskinan, maka usaha ini akan
mudah untuk memasuki pasar/menarik konsumen lebih banyak, hal ini
disebabkan karena pada saat itu pendapatan penduduk mengalami
peningkatan, sehingga permintaan akan pakaian juga pasti meningkat.
Dalam data berikut terlihat bahwa pada tahun 2011, PDRB Kota
Malang pada sector industry pengolahan mengalami peningkatan. Terlihat
bahwa pada tahun 2011 sektor industry pengolahan semakin banyak di
Kota Malang.

4
Sumber Data: malangkota.bps.go.id (Badan Pusat Statistik Kota Malang)
Dalam kondisi perekonomian nasional juga menunjukkan adanya
perkembangan yang baik dari tahun 2011 sampai 2013 seperti data Produk
Domestik Bruto Per Kapita, Produk Nasional Bruto Per Kapita dan
Pendapatan Nasional Per Kapita, 2011-2013 berikut ini.

Sumber Data: BPS Republik Indonesia


Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa pendapatan masyarakat terus
meningkat setiap tahunnya. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa ketika
pendapatan meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat. Begitu juga seperti
industry konveksi “DefraOi Cloth & Convection” yang setiap tahunnya
mengalami peningkatan pendapatan yang disebabkan karena meningkatnya
jumlah pesanan dari konsumen.

5
B. Kondisi Geografis

Mulyorejo adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Sukun,


Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Mulyorejo merupakan daerah yang
mudah dijangkau, karena Mulyorejo juga dilalui transportasi umum, yaitu
MM (Madyopuro-Mulyorejo), GML (Gadang-Mulyorejo-Landungsari),
serta GM (Gadang-Mulyorejo). Sehingga akses untuk menuju ke
Mulyorejo mudah dilalui.

Pemilik industry konveksi “Defra Oi Cloth & Convection” ini


memutuskan untuk mendirikan usaha di Mulyorejo disebabkan karena
Mulyorejo memiliki prospek yang bagus untuk mendirikan usaha. Hal itu
disebabkan karena Mulyorejo merupakan daerah perbatasan antara Kota
Malang dan Kabupaten Malang.

Daerah perbatasan bukan berarti daerah tersebut terisolir, bahkan


sebaliknya, Mulyorejo saat ini telah menjadi daerah yang berkembang
pesat pertumbuhan ekonominya. Sebagai daerah perbatasan, mendirikan
usaha di Mulyorejo memiliki keuntungan yaitu sebuah industry dapat
menarik konsumen yang berasal dari Kota Malang dan konsumen yang
berasal dari Kabupaten Malang. Sehingga pemilik usaha tidak berfokus
pada konsumen untuk wilayah kota saja, akan tetapi juga untuk wilayah
kabupaten. Dengan begitu industry tersebut akan memilikilebih banyak
pelanggan.

Karena adanya keunggulan tersebut, maka banyak usaha-usaha


maupun pertokoan yang tersebar di Mulyorejo, baik yang menyediakan
barang jadi, setengah, jadi, maupun barang jadi. Sehingga industri
konveksi “Defra Oi Cloth & Convection” tidak kesulitan dalam perolehan
bahan baku. Bahan baku industri konveksi Defra Oi Cloth & Convection
dibeli dari toko yang berada di wilayah Kota Malang saja. Bahan baku
tidak di beli dari satu toko saja melainkan dari beberapa toko. Industri
konveksi Defra Oi Cloth & Convection tidak mempunyai pemasok bahan
baku yang tetap.

6
2.3 Strategi Pengembangan Industri

Strategi yang dilakukan untuk perkembangkan industry oleh pemilik


industri konveksi Defra Oi Cloth & Convection adalah mengutamakan hasil
produksinya dengan memberikan pelayanan yang baik dengan harga yang
terjangka. Namun tidak mengabaikan mutu dan kualitas. Selain itu, pemilik juga
memberikan fee kepada customer lama apabila dia membawa customer baru.

Pemilik melakukan strategi pemasaran produknya melaui media sosial,


seperti facebook, twitter, blackberry messenger, dan lain-lain. Dengan
berkembangnya teknologi seperti ini produknya bisa cepat dikenal oleh
masyarakat. Apabila industri konveksi Defra Oi Cloth & Convection telah dikenal
oleh masyarakat luas, pemilik akan memperbesar usahanya dengan membuka
tempat usaha baru (cabang) di kawasan lain, sehingga akan lebih banyak
menyerap tenaga kerja, serta dapat menambah pendapatan industry tersebut.
Pemilik akan memilih lokasi yang lebih strategis untuk mendirikan tempat usaha
barunya dengan memilih lokasi yang dekat dengan tenaga kerja seperti saat
pemilik mendirikan industry di daerah Mulyorejo, agar biaya yang dikeluarkan
untuk upah tenaga kerja sedikit, di samping itu juga memilih dekat dengan bahan
baku agar tidak menambah biaya angkut.

7
BAB III

ANALISIS INDUSTRI

3.1 Struktur Pasar

Struktur pasar adalah bahasan yang penting untuk mengetahui perilaku


dan kinerja industry. Struktur pasar menunjukkan atribut pasar yang
mempengaruhi sifat persaingan. Struktur pasar biasa dinyatakan dalam ukuran
distribusi perusahan pesaing. Elemen struktur pasar adalah pangsa pasar (market
share), konsentrasi (concentration), dan hambatan (barrier).

Struktur industri merupakan bentuk atau tipe keseluruhan pasar industry.


Berikut adalah jenis-jenis utama struktur pasar, yang dibedakan menurut jumlah
produsen, diferensiasi produk, derajat pengendalian harga, dan metode pemasaran.

Derajat
Jumlah Produsen
Pengendalian
dan Derajat
No. Struktur Perusahaan Metode Pemasaran
Diferensiasi
Terhadap
Produk
harga
1. Monopoli Produsen tunggal, Sangat besar Melalui iklan dan
produk tanpa barang produk jasa
subtitusi yang dekat
2. Persaingan Tidak sempurna
a.Oligopoli Jumlah produsen Beberapa Iklan dan persaingan
sedikit, hanya sedikit kualitas,penetapan
perbedaan dalam harga
produk, atau tidak
ada sama sekali
b.Persaingan Jumlah produsen Ada, sedikit Iklan dan persaingan
Monopolistik banyak, banyak kualitas,penetapan
(banyak produk yang harga
penjual produk diferensiasi (semu
berbeda) atau riil)
3. Persaingan Jumlah produsen Tidak ada Pertukaran pasar
sempurna banyak, produk atau lelang.
identik (homogen)

8
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik industri konveksi “Defra Oi
Cloth & Convection”, terlihat bahwa industri ini termasuk dalam struktur pasar
persaingan monopolistik, yaitu di mana industri konveksi di Kota Malang terdiri
atas mayoritas perusahaan-perusahaan yang relative kecil; jenis produk sama,
tetapi dengan bentuk berbeda; dan tidak adanya halangan untuk keluar dan masuk
industry, sehingga menimbulkan persaingan yang sangat ketat di dalamnya.

Faktanya di Kota Malang telah banyak terdapat industri konveksi yang


bersaing dalam memproduksi barang yang identik, seperti T-shirt, jaket, polo, dan
lain-lain. Sehingga untuk memasuki pasar akan sangat susah karena adanya
persaingan yang sangat ketat antar industry. Dalam hal ini, untuk
memperkenalkan usaha dan produknya, maka pemilik industry harus pandai
memasarkan produknya. Jika pemilik tidak memiliki strategi untuk memasarkan
produk, maka industry yang ia jalankan akan susah untuk berkembang karena
banyak industry lain yang memproduksi barang yang sejenis.

Untuk menyikapi persaingan ketat tersebut, industri konveksi“Defra Oi


Cloth & Convection” ini berusaha untuk tetap menjaga kualitas produk agar
konsumen tidak kecewa dan tidak beralih ke perusahaan lain, serta industry ini
tetap mempertahankan harga standar, dimana harga yang ditetapkan tidak lebih
mahal dari industry konveksi lainnya.

3.2 Perilaku Industri

Perilaku pasar menggambarkan tingkah laku dan penerapan strategi yang


dilakukan perusahaan untuk menguasai pangsa pasar sebesar mungkin. Dalam
analisis perilaku pasar akan dibahas mengenai penerapan strategi harga, strategi
produk dan promosi yang dilakukan.

Harga merupakan unsur yang dapat menghasilkan pendapatan bagi suatu


industri karena harga juga merupakan unsur yang paling fleksibel, dimana harga
dapat berubah dengan cepat sehingga penting bagi suatu industri dalam
menetapkan harga dengan melihat kondisi pasar yang ada. Pada industri konveksi

9
ini, jenis pasar yang terlihat adalah pasar persaingan monopolistik, dimana adanya
persaingan yang sangat ketat dengan industri konveksi lain di Kota Malang.
Hal pertama yang diperkirakan dalam penentuan harga dengan melihat
biaya produksi yang dikeluarkan. Hal ini bisa meliputi biaya input seperti bahan
baku, biaya teknologi, biaya pemasaran, dan biaya input lainnya. Namun perlu
diperhatikan ketika terjadi kenaikan biaya input tidak menutupi kemungkinan
akan terjadi kenaikan biaya output pula, selama biaya produksi masih dapat
diatasi.
Pada industri konveksi “Defra Oi Cloth & Convection” ini dalam
menentukan harga produknya didasarkan atas harga barang sejenis yang
dihasilkan oleh industri konveksi lain di sekitar Kota Malang. Industri ini tidak
mematok harga lebih murah atau lebih mahal dari harga pasar umumnya. Namun,
untuk menarik para pembeli, pemilik industri ini memiliki strategi dalam
memasarkan produknya, dimana konsumen yang memesan produk dalam jumlah
banyak akan mendapatkan potongan harga , dengan kata lain mendapatkan harga
yang lebih murah dibandingkan dengan konsumen yang memesan dalam jumlah
sedikit.
Meskipun industri ini memberikan harga yang standar, namun indutri ini
tetap menjaga kualitas barangnya. Karena kualitas barang yang baik dengan harga
yang standar dapat menarik calon pembeli lain berdasarkan informasi dari
konsumen yang telah mengetahui kualitas barangnya atau pernah memesan suatu
produk dari industri ini. Dengan kata lain, industri ini akan dikenal oleh
masyarakat melalui informasi dari mulut ke mulut.
Untuk mengenalkan industri dan produknya, pemilik pada industri
konveksi “Defra Oi Cloth & Convection” ini mempromosikan melalui media
sosial, seperti BBM, Facebook, Twitter, dan lain-lain. Hal demikian dilakukan
mengingat saat ini perkembangan teknologi di Indonesia sudah modern. Berbagai
kalangan telah mengenal teknologi-teknologi canggih, sehingga dapat dengan
mudah memperoleh informasi. Selain itu, pemilik usaha ini juga lebih mudah
mempromosikan usaha dan hasil produksinya ini tanpa biaya yang besar untuk
promosi, karena dengan media sosial ini pemilik tidak perlu lagi memasarkan

10
produknya melalui media cetak, seperti brosur, spanduk, dan lain-lain, mengingat
harga untuk mencetaknya juga tidak murah.
Industry ini juga mempertahankan dalam hal pelayanan terhadap
konsumen. Apabila ada complain dari konsumen, maka pemilik usaha ini dengan
bijak memperbaiki/mengganti produk yang tidak sesuai dengan pesanan
konsumen jika semua itu terjadi karena kesalahan pihak pemilik dan bagian
produksi. Akan tetapi, jika kesalahan itu datang dari konsumen sendiri, maka
pemilik memberikan solusi perbaikan jika memang masih dapat diperbaiki.
Dengan begitu, hubungan antara produsen dan konsumen akan tetap terjaga.

3.3 Kinerja Industri

Sejak industri konveksi “Defra Oi Cloth & Convection” ini didirikan telah
mengalami banyak perkembangan. Awalnya pemilik industry ini hanya menjadi
seorang distributor, kemudian orderan tersebut dialihkan kepada industry lain
untuk dikerjakan. Keuntungan dari kegiatan distribusi yang dijalankan tersebut
dikumpulkan dan dijadikan modal untuk membeli peralatan agar dapat
mengerjakan orderan itu sendiri tanpa mengalihkan ke industry konveksi lain.

Dengan banyaknya modal yang telah terkumpul, pemilik industry ini dapat
membeli 3 mesin jahit serta peralatan sablon dengan biaya ± Rp 30.000.000.
Dengan adanya peralatan tersebut, pemilik dapat mengerjakan sendiri order dari
customer. Berawal dari sinilah usaha pemilik industry ini mulai berkembang
hingga dapat merekrut sejumlah 3 karyawan.

Berikut adalah grafik rata-rata laba tiap bulan yang didapatkan oleh
industry konveksi “DefraOi Cloth & Convection”.

11
Grafik Rata-rata Pendapatan Tiap Bulan
"DefraOi Cloth & Convection"

5000000

2500000
1750000
1500000

2011 2012 2013 2014

1 2 3 4

Pada tahun 2011, rata-rata laba tiap bulan yang diperoleh “DefraOi Cloth
& Convection” dari hasil disribusi orderan adalah sebesar Rp1.500.000/bulan.
Kemudian pada tahun 2012, rata-rata laba tiap bulan yang diperoleh “DefraOi
Cloth & Convection” adalah sebesar Rp1.750.000. Setalah pendapatan selama 2
tahun terkumpul, kemudian pemilik usaha ini menggunakan pendapatannya
tersebut untuk membeli peralatan produksi agar ia dapat memproduksi sendiri
sehingga tidak lagi melempar orderan pada konveksi lain.

Pada awal tahun 2013, “DefraOi Cloth & Convection” telah dapat
memproduksi sendiri orderan para costumer, hingga pada tahun 2013 “DefraOi
Cloth & Convection” menarik sejumlah 3 karyawan. Rata-rata laba tiap bulan
yang diperoleh “DefraOi Cloth & Convection” dari hasil produksinya adalah
sebesar Rp2.500.000/bulan, sehingga pada tahun 2013 (dalam waktu 1 tahun)
industri ini dapat mencapai BEP (modal kembali).

Pada tahun 2014, laba dari usaha yang dijalankan ini, pemilik biasanya
mendapatkan laba bersih sejumlah ± Rp 5.000.000 tiap bulan. Dengan jumlah
pendapatan sebesar itu, maka pemilik usaha akan mengumpulkan penghasilannya
untuk memperbesar usahanya.

Dengan didirikannya industri ini di daerah Mulyorejo dapat membantu


mengurangi pengangguran di daerah sekitar. Karena pemilik pada industry ini
mempekerjakan warga sekitar. Dari karyawan yang dipekerjakan tersebut,

12
sebagian dari mereka adalah orang-orang yang putus sekolah. Akan tetapi, pada
saat merekrut karyawan harus diadakan pelatihan terlebih dahulu, hal ini
disebabkan karena dalam proses produksi ini khususnya pada bagian sablon,
karyawan harus menguasai teknik sablon, karena jika terjadi kesalahan maka akan
fatal akibatnya dan hal tersebut dapat merugikan pemilik. Akan tetapi, pemilik
usaha ini merekrut seseorang yang sudah ahli untuk bagian penjahitan.

Karyawan di industry konveksi “Defra Oi Cloth & Convection” biasanya


dapat menyelesaikan pesanan dalam jumlah besar dalam waktu ± 1 minggu.
Tetapi ketika perjanjian dengan konsumen, pemilik usaha ini memberikan jangka
waktu untuk penyelesaian dalam waktu 3 minggu. Hal tersebut dilakukan karena
tergantung banyaknya pesanan yang harus dikerjakan. Maka pesanan-pesanan
yang diorder lebih awal harus diselesaikan terlebih dahulu.

Dalam hal penggajian, pemilik usaha ini menerapkan penggajian dengan


sistem borongan, dimana pemilik usaha ini memberikan upah sebesar
Rp2.000/potong pakaian, jadi besarnya upah yang diperoleh oleh karyawan
tergantung pada seberapa banyak ia dapat memproduksi pakaian.

Berikut adalah tabel gaji untuk karyawan pada industry konveksi “DefraOi
Cloth & Convection”.

Bagian Sistem Penggajian Jumlah Gaji


Bagian jahit Borongan Rp2.000/potong pakaian
Bagian sablon Harian Rp25.000/hari

Menurut penjelasan pemilik industry konveksi “Defra Oi Cloth &


Convection” ini, hambatan yang terjadi dalam proses bisnis yang dijalankannya
adalah masalah karyawan dan modal. Masalah karyawan sering terjadi hambatan
disebabkan karena karyawan yang dipekerjakan belum professional, sehingga
sering terjadi kesalahan dalam proses produksi, oleh karena itu karyawan masih
harus dibimbing agar tidak terjadi kesalahan yang fatal. Selain itu tidak adanya
kontrak kerja membuat karyawan sering tidak masuk bekerja, hal itu
mengakibatkan proses produksi menjadi terhambat. Selain masalah karyawan,

13
masalah modal juga menjadi hambatan bagi pemilik dalam proses pengembangan
usaha ini.

3.4 Kebijakan Pendukung

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 8 Tahun 2010 tentang


Penyelenggaraan Peindustrian dan Perdagangan, menyebutkan bahwa usaha
perindustrian dan perdagangan sangat penting dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah guna peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat.
Dalam hal perizinan usaha perindustrian, pada pasal 12 menyebutkan
bahwa:
(1) Setiap pendirian Perusahaan Industri wajib memiliki IUI, kecuali bagi
Industri kecil.
(2) Industri kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib memiliki TDI
yang diperlakukan sama dengan IUI.
(3) IUI/TDI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diberikan
sepanjang jenis industri dinyatakan terbuka atau terbuka dengan
persyaratan untuk penanaman modal sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha
yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di
Bidang Penanaman Modal.
Kemudian pada pasal 17 menyebutkan bahwa:
(1) Industri Kecil yang wajib memiliki TDI sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (2), dengan nilai investasi Perusahaan seluruhnya sampai
dengan Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha.
(2) Industri Kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan nilai investasi
perusahaan seluruhnya sebagai berikut :
a. sampai dengan Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, tidak wajib memiliki TDI, kecuali
perusahaan yang bersangkutan menghendaki TDI;

14
b. di atas Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, wajib memiliki TDI.
c. Jenis industri dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya di atas Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, wajib memiliki IUI.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Peindustrian dan Perdagangan tersebut dapat disimpulkan
bahwa industry konveksi “DefraOi Cloth & Convection” adalah industry kecil
yang wajib memiliki TDI (Tanda Daftar Industri) sesuai pasal 17 ayat (2) karena
industry ini memiliki nilai investasi perusahaan lebih dari Rp. 5.000.000.

3.5 Kebijakan Rekomendasi

Berdasarkan hasil wawancara pada industry konveksi “DefraOi Cloth &


Convection”, industry kecil seperti industry tersebut mengalami hambatan dalam
proses usahanya, hambatan tersebut salah satunya adalah modal untuk
pengembangan usaha. Oleh karena itu, perlu perhatian dari pemerintah daerah
untuk memberikan perhatian khusus pada industry kecil seperti industry konveksi
“DefraOi Cloth & Convection” ini untuk memberikan pinjaman modal dan
mempermudah proses peminjamannya. Hal tersebut perlu dilakukan agar industry
kecil ini dapat berkembang dan dapat bersaing secara nasional maupun
internasional serta dapat meningkatkan PDRB daerah tersebut.

15
BAB IV

PENUTUP

“DefraOi Cloth & Convection” merupakan industry konveksi kecil di


daerah Mulyorejo, Kota Malang. Pemilik industry konveksi “Defra Oi Cloth &
Convection” ini memutuskan untuk mendirikan usaha di Mulyorejo disebabkan
karena Mulyorejo memiliki prospek yang bagus untuk mendirikan usaha. Hal itu
disebabkan karena Mulyorejo merupakan daerah perbatasan antara Kota Malang
dan Kabupaten Malang.

Industri konveksi “Defra Oi Cloth & Convection” ini termasuk dalam


struktur pasar persaingan monopolistik, yaitu di mana industri konveksi di Kota
Malang terdiri atas mayoritas perusahaan-perusahaan yang relative kecil; jenis
produk sama, tetapi dengan bentuk berbeda; dan tidak adanya halangan untuk
keluar dan masuk industry, sehingga menimbulkan persaingan yang sangat ketat
di dalamnya.

Dalam menyikapi persaingan antar industry konveksi di Kota Malang,


industry ini memiliki strategi dalam memperoleh konsumen, yaitu dari segi
kualitas, harga yang terjangkau, serta memberikan promo pada para customer.

Menurut penjelasan pemilik industry konveksi “Defra Oi Cloth &


Convection” ini, hambatan terbesar yang terjadi dalam proses bisnis yang
dijalankannya adalah masalah modal. Dengan terbatasnya modal, industry ini
sangat susah untuk mengembangkan usahanya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Malang. 2014. Pendapatan Domestik Regional Bruto
Daerah ( Harga Konstant ). (online), (malangkota.bps.go.id), diakses 1
Oktober 2014.

Badan Pusat Statistik. 2014. Produk Domestik Bruto Per Kapita, Produk Nasional
Bruto Per Kapita dan Pendapatan Nasional Per Kapita 2011-2013.
(online), (http://www.bps.go.id), diakses 1 Oktober 2014.

Djojodipuro, Marsudi. 1992. Teori Lokasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas


Indonesia.

Kuncoro, Mudrajat.2007. Ekonomika Industri Indonesia. Yogyakata: ANDI


Yogyakarta

Tarigan, Robinson. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi


Aksara.

17
LAMPIRAN

Daftar pertanyaan wawancara pada industry konveksi “DefraOi Cloth &


Convection”

1. Industry anda bergerak di bidang apa?


2. Apa saja hasil produksi yang anda hasilkan dalam industry ini?
3. Sejak kapan industry ini didirikan?
4. Bagaimana struktur kepemilikan dari industry ini?
5. Bagaimana awal mula terbentuknya industry ini (company profile)?
6. Mengapa anda memilih daerah Mulyorejo sebagai tempat industry anda?
7. Bagaimana kondisi industry anda yang ditempatkan di daerah mulyorejo
ini? Memiliki prospek yang sangat bagus atau bagaimana?
8. Bagaimana strategi anda untuk mengembangkan industry ini?
9. Apakah untuk kedepannya anda akan memperbesar usaha ini dengan
membuka cabang ataukah outlet untuk memasarkan produk anda?
10. Menurut anda, bagaimana keadaan persaingan antar perusahaan di wilayah
industry anda sekarang ini?
11. Bagaimana dengan ancaman dari perusahaan baru yang masuk ke industry
konveksi?
12. Bagaimana anda menyikapi hal tersebut?
13. Bagaimana cara anda menetapkan harga atas produk yang anda hasilkan?
14. Bagaimana strategi anda untuk memasarkan hasil produksi ini?
15. Sudah seberapa jauh kah industry anda ini dikenal oleh masyarakat?
16. Bagaimana proses yang dilakukan perusahaan anda dalam mendapatkan
bahan baku untuk produksi?
17. Bagaimana dengan daya tawar menawar perusahaan dengan supplier
perusahaan?
18. Jika dengan pihak konsumen bagaimana?
19. Menurut anda, hambatan apa saja yang terjadi dalam proses bisnis
perusahaan anda?

18
20. Apa saja yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi hambatan tersebut?
21. Berapa lama pengerjaan untuk membuat 1 produk?
22. Dalam waktu sehari biasanya industry ini dapat memproduksi berapa
barang?
23. Apakah konsumen pernah mengeluh mengenai pelayanan yang diberikan
oleh perusahaan anda?
24. Apa yang anda lalukan jika ada seorang konsumen yang mengeluh atas
hasil produksi anda?
25. Berapa lama pengerjaan untuk membuat 1 produk?
26. Berapa modal awal yang anda keluarkan untuk membangun industry ini?
27. Berapa besar harga peralatan/teknologi yang anda gunakan dalam industry
ini?
28. Menurut anda, pengeluaran/bulan untuk operasional itu seberapa besar?
29. Dari sejumlah itu, yang paling besar digunakan untu bagian apa?
30. Berapa pendapatan rata-rata yang diperoleh selama 1 bulan?
31. Berapa jumlah karyawan yang anda pekerjakan di industry ini?
32. Dalam masing-masing bagiannya, karyawan disini menempati pada bagian
apa saja?
33. Bagaimana cara anda merekrut karyawan untuk bekerja di industry ini?
34. Berapa jumlah rata-rata per bulan yang anda keluarkan untuk gaji
karyawan?

19
Hasil wawancara pada industry konveksi “Defra Oi Cloth & Convection”

 Kendala yg dihadapi dalam menjalankan usaha ini ??

Kendala terbesar datang dari karyawan yg belum profesional. Karena disamping


tidak adanya kontrak kerja, karyawan ini juga perlu perhatian khusus pada saat
kegiatan proses produksi agar tidak sampai terjadi kesalahan yg fatal pada saat
pengerjaan suatu produk. Kendala juga datang dari kurangnya modal untuk
mengembangkan usaha.

 Bagaimana anda menyikapi jika ada complain dari pelanggan anda ???

Kami akan melihat dulu letak kesalahannya dimana, jika kesalahan terjadi atau
disebabkan oleh pihak produsen maka ada dua opsi yg ditawarkan. Yakni jika
kesalahan tidak fatal akan dicoba untuk memperbaiki. Namun jika kesalahan
sudah fatal maka pihak produsen akan mengganti dengan yg baru. Akan tetapi jika
kesalahan datang dari konsumen (baik desain gambar atau model) maka kami
akan memberi solusi untuk dilakukan perbaikan.

 Berapa lama proses produksi yg diperlukan untu mengerjakan suatu order?

Dalam kondisi normal sebenarnnya suatu orderan itu bisa selesai dalam waktu
satu minggu. Namun kami biasanya memberikan janji tiga minggu kepada
konsumen dengan perhitungan takut adanya hal-hal yg ditak bisa dihindarkan
terjadi ditengah proses produksi.

 Modal awal darimana???

Pada awalnya bisa dibilang saya hanya sebagai makelar saja. Saya mencari
orderan dan kemudian saya lempar ke konveksi lain. Dari keuntungan yg saya
dapat itu ditabung dan sampai kemudian saya bisa menyediakan tempat sendiri
sekaligus peralatan produksi seperti saat ini.

 Modal awal yg diperlukan jika ingin membuka usaha konveksi??

Modal awal sekitar 30 juta (peralatanproduksi dan tempat produksi)

 Laba bersih per bulan???

20
Kurang lebih 4-5 juta per bulan

 Sampai saat ini berapa karyawan??

2 orang pada bagian sablon dan 1 orang pada bagian jahit. Untuk administrasinya
sampai saat ini masih saya pegang sendiri. Baik dari segi pembukuan, marketing,
dll. Karyawan saya rekrut dari warga sekitar. Kebanyakan dari mereka yg putus
sekolah. Yaa niat saya juga untuk membantu mereka daripada cuman nganggur.
Akan tetapi pada saat perekrutan harus ada pelatihan terlebih dulu. Karena bisa
dibilang untuk proses sablon sendiri cukup rumit. Dan untuk penjahitnya sendiri
saya merekrut karyawan yg memang sudah benar-benar ahli.

21
Dokumentasi kegiatan produksi pada industry konveksi “DefraOi Cloth &
Convection)

Proses Penjahitan Pakaian

Proses Sablon Pakaian

22
Peralatan produksi yang dimiliki oleh industry konveksi “DefraOi Cloth &
Convection”

23
BIODATA PENULIS

Nama : Ines Widya Anggraini

TTL : Malang, 24 Desember 1993

Alamat : Jl. Panglima Sudirman No. 42

RT: 17 RW: 03 Pringu,

Bululawang, Malang

No. HP : 082234020400

Nama : Irvan Setiawan

TTL : Malang, 27 Agustus 1992

Alamat : Jl. KH. Abdul Qodir Jaelani No. 16

RT: 04 RW: 07 kelurahan

Kedungkandang, Malang

No. HP : 081322553392

Nama : Oky Anmabi Khamarullah

TTL : Mojokerto, 27 Oktober 1993

Alamat :Jatiwetan RT: 03 RW: 02 Lengkong,

Mojoanyar, Mojokerto

No. HP : 085648233183

24
Nama : Oky Cahyaning Rahayu Sutoko

TTL : Malang, 22 Agustus 1994

Alamat : Jl. Simpang Putrayudha 2 No. 35

RT.06 RW.13 Kelurahan Tanjung

Rejo, Kecamatan Sukun - Kota

Malang

No. HP : 082238425809

25

Anda mungkin juga menyukai