Anda di halaman 1dari 5

DESAIN SALURAN TERBUKA

Open Channel Design


Devita Eka1, Khairurrijal2, Rahmat Fauzan Rizky3 Kelompok 3-P2
1,2,3)
Institut Pertanian Bogor, Jalan Raya Dramaga Babakan Bogor Jawa Barat, 16680
Email : fauzanazhima6@apps.ipb.ac.id

Abstrak: Kebutuhan air bagi kehidupan dibumi sangatlah penting, bukan untuk aktivitas manusia melainkan
proses pertumbuhan hewan dan tanaman, sehingga sangat tergantung terhadap keberadan air. Air
merupakan salah satu faktor penentu dalam proses produksi pertanian. Oleh karena itu investasi irigasi
menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka penyediaan air untuk pertanian. Dalam memenuhi
kebutuhan air untuk berbagai keperluan usaha tani, maka air (irigasi) harus diberikan dalam jumlah, waktu,
dan mutu yang tepat, jika tidak maka tanaman akan terganggu pertumbuhannya yang pada gilirannya akan
mempengaruhi produksi pertanian. Efisiensi irigasi merupakan istilah yang timbul karena terjadi kehilangan
air selama proses penyaluran dan pemakaian air pada suatu daerah irigasi. Kebutuhan informasi tentang
efisiensi penyaluran air dirasa perlu dalam pengoperasian sarana dan prasarana irigasi serta pengelolaan
jaringan irigasi yang berperan secara dominan adalah para petani dengan berdasar pada pengalamannya
dalam mengelola jaringan irigasi. Saluran terbuka pada umumnya mempunyai permukaan bebas yang
terhubung langsung dengan atmosfer, sehingga memiliki karakteristik aliran yang lebih kompleks karena
banyaknya variabel yang terlibat. Terdapat dua jenis saluran terbuka, saluran berbentuk trapesium dan segi
empat. Penempatan saluran irigasi merupakan aspek penting pada awal perencanaan, penempatan saluran
irigasi harus mengacu pada kondisi dari lahan yang akan diari. Terdapat beberapa bentuk penampang
saluran terbuka, namun umumnya saluran terbuka yang sering dipakai adalah berbentu segi empat dan
trapezium. Pemilihan bentuk penampang saluran harus diperhatikan sesuai kondisi dan keadaan lapang.
Aaspek penting dalam perencanaan saluran terbuka ialah faktor efektifitas dan keamanan. Sebuah saluran
harus memiliki Batasan kecepatan minimum dan tahan terhadap adanya erosi.

Kata Kunci: air, irigasi, pertanian, saluran terbuka

Abstract: Water needs for life on earth are very important, not for human activities but the growth process
of animals and plants, so it is very dependent on the existence of water. Water is one of the determining
factors in the process of agricultural production. Therefore irrigation investment becomes very important
and strategic in the context of water supply for agriculture. In meeting the needs of water for various
agricultural business needs, then water (irrigation) must be given in the right amount, time, and quality,
otherwise the plants will be disturbed in their growth which in turn will affect agricultural production.
Irrigation efficiency is a term that arises because there is a loss of water during the process of distribution
and use of water in an irrigation area. Information needs about the efficiency of water distribution are
deemed necessary in the operation of irrigation facilities and infrastructure as well as the management of
irrigation networks that play a dominant role are farmers based on their experience in managing irrigation
networks. Open channels generally have free surfaces that are directly connected to the atmosphere, so
they have more complex flow characteristics because of the many variables involved. There are two types
of open channels, trapezoidal and rectangular channels. Placement of irrigation channels is an important
aspect at the beginning of planning, irrigation channel placement must refer to the conditions of the land to
be diary. There are several forms of cross-section of open channels, but generally open channels that are
often used are rectangular and trapezium. The choice of channel cross section shape must be considered
according to the conditions and field conditions. An important aspect of open channel planning is the
effectiveness and safety factor. A channel must have a minimum speed limit and be resistant to erosion.

Keywords: agriculture, irrigation, open channels, water


PENDAHULUAN
Kebutuhan air bagi kehidupan dibumi sangatlah penting, bukan untuk aktivitas manusia
melainkan proses pertumbuhan hewan dan tanaman, sehingga sangat tergantung terhadap
keberadan air. Namun keberadaan air dari satu tempat dengan tempat yang lain mempunyai
perbedaan, karena proses siklus Hidrologi yang terjadi pada air terbagi ke berbagai daerah
secara tidak merata menurut Geografi maupun musim. Tingkat pertumbuhan penduduk
yang cukup tinggi di Indonesia sudah pasti kebutuhan air juga akan semakin meningkat
pula, pemanfaatan yang sangat bervariasi terhadap keperluan air, juga akan memerlukan
kebutuhan air yang cukup tinggi. Untuk keperluan rumah tangga, Industri dan pertanian
Kebutuhan air untuk pertanian akan menjadi penting, melihat kondisi kebutuhan penduduk
yang semakin meningkat karena secara tidak langsung kebutuhan makanan pokok
penduduk juga mengalami peningkatan. Dalam hal ini mayoritas, makanan pokok
penduduk Indonesia ialah beras, secara tidak langsung peningkatan produksi tanaman padi
harus Optimal. Pengembangan dan pengelolaan
Air merupakan salah satu faktor penentu dalam proses produksi pertanian. Oleh karena
itu investasi irigasi menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka penyediaan air untuk
pertanian. Dalam memenuhi kebutuhan air untuk berbagai keperluan usaha tani, maka air
(irigasi) harus diberikan dalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat, jika tidak maka
tanaman akan terganggu pertumbuhannya yang pada gilirannya akan mempengaruhi
produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).
Efisiensi irigasi merupakan istilah yang timbul karena terjadi kehilangan air selama
proses penyaluran dan pemakaian air pada suatu daerah irigasi. Kehilangan air dapat terjadi
karena adanya perembesan (seepage) pada penampang saluran, evaporasi (umumnya relatif
kecil tergantung iklim pada suatu daerah) dan kehilangan operasional yang sangat
dipengaruhi sistem pengelolaan irigasi. Pemanfaatan air oleh petani sangat tergantung oleh
ketersediaan air. Untuk lahan pertanian jumlah air yang diberikan disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman. Pemberian air dapat dinyatakan efisien bila debit dan jumlah air yang
diberikan dapat memunuhi kebutuhan tanaman sehingga pertumbuhannya lebih optimum.
Menurut Hardjoamidjojo dan Sukartatmaja (1994) tingkat efisiensi total dalam
pemanfaatan air irigasi diIndonesia sampai saat ini baru sekitar 50% karena kehilangan air
dalam jaringan irigasi cukup banyak. Rendahnya efisiensi irigasi antara lain disebabkan
oleh tidak teraturnya petak-petak sawah, ukuran petak tersier tidak baku. Tingkat efisiensi
pemberian air dapat diketahui dengan melakukan pengukuran pada jumlah air yang
disalurkan dari bangunan sadap atau saluran primer dan jumlah air yang digunakan oleh
petani sesuai kebutuhan tanaman pada petak sawah keduanya dapat dinyatakan dalam
m3/detik atau liter/detik.
Kebutuhan informasi tentang efisiensi penyaluran air dirasa perlu dalam pengoperasian
sarana dan prasarana irigasi serta pengelolaan jaringan irigasi yang berperan secara
dominan adalah para petani dengan berdasar pada pengalamannya dalam mengelola
jaringan irigasi.Sebagai upaya untuk peningkatan efisiensi pemakaian air dalam bidang
pertanian. Saat penyaluran air dari bendungan melalui saluran irigasi dapat terjadi
kehilangan air, kehilangan air erat hubungannya dengan efisiensi.

METODOLOGI
Perencanaan desain saluran terbuka pada suatu daerah irigasi memiliki beberapa
pertimbangan. Dalam perencanaannya digunakan beberapa perhitungan seperti
perhitungan debit dan juga dimensi. Dalam menentukan dimensi dari saluran yang akan
dibuat maka dibutuhkan data-data sekunder seperti debit air yang dibutuhkan untuk
mencukupi area irigasi, kemudian ketersiaan SDM dan SDA serta data-data lingkungan
seperti iklim, curah hujan, dll. Namun pada bahasan kali ini akan dikhususkan untuk
melihat faktor teknis yaitu perencanaan dimensi dari suatu saluran terbuka. Untuk itu
dibutuhkan rumus-rumus diantaranya yaitu:
𝑄
𝐴 = ……………………………………………………………………... (1)
𝑉
𝐴 = (𝑏 + 𝑚 𝑥 ℎ)ℎ ………………………………………………………… (2)
𝑃 = (𝑏 + 2ℎ√1 + 𝑚2 ……………………………………………………. (3)
𝐴
𝑅 = ……………………………………………………………………... (4)
𝑃
1
𝑉= 𝑅2/3 √𝑆 𝑡 ……………………………………………………………. (5)
𝑛
𝑣𝑥𝑛 2
𝑆′ = ( 2 ) ………………………………………………………………. (6)
𝑅3
4
𝐿= ℎ …………………………………………………………………… (7)
√3

Keterangan:
Q = debit saluran (m3/dt)
v = kecepatan aliran (m/dtk)
A = luas potongan melintang (m2) R =
jari – jari hidrolis (m)
P = keliling basah (m) b =
lebar dasar (m)
h = tinggi muka air (m) s’ =
kemiringan saluran L = lebar
atas saluran (m)
m = kemiringan talut (1 vertikal : m horizontal) n =
koefesien kekasaran Manning

HASIL DAN PEMBAHASAN


Saluran terbuka pada umumnya mempunyai permukaan bebas yang terhubung
langsung dengan atmosfer, sehingga memiliki karakteristik aliran yang lebih kompleks
karena banyaknya variabel yang terlibat. Pengukuran debit aliran sangat penting dalam
merancang sebuah saluran. Dalam sebuah saluran tertutup dengan distribusi kecepatan
seragam, namun pada saluran terbuka akibat distribusi kecepatan yang tidak seragam,
kerumitan akan bertambah jika saluran terbuka tersebut terbentuk secara alami misalnya
sungai dengan struktur yang berkelok, kemiringan yang berubah dan faktor penghambat
yang beraneka ragam. Run-off (air limpasan)merupakan air hujan yang jatuh dan mengalir
dalam bentuk lapisan tipis diatas permukaan tanah yang akan masuk ke saluran terbuka
untuk kemudian bergabung menjadi anak sungai dan akhirnya menjadi aliran sungai. Air
limpasan adalah semua air yang mengalir akibat hujan yang bergerak dari tempat yang
lebih tinggi menuju tempat yang lebih rendah tanpa memperhatikan asal atau aliran yang
di lalui sebelum mencapai saluran (Fajrin et al. 2018).
Terdapat dua jenis saluran terbuka, saluran berbentuk trapesium dan segi empat. Bentuk
penampang trapesium dipakai untuk debit yang besar dan umumnya untuk mengalirkan
air hujan, limbah domestik dan irigasi. Bentuk penampang persegi
panjang dipakai untuk debit-debit yang kecil, untuk membuat saluran seperti ini biasanya
dibuat pada daerah yang memiliki luasan kecil, hanya didukung oleh konstruksi yang
kokoh dan digunakan untuk saluran air hujan, air rumah tangga,dll. Oleh karena itu bentuk
saluran terbuka yang cocok untuk saluran irigasi adalah saluran berbentuk trapesium.
(Krisnayanti et al. 2017).

Gambar 1 Saluran bentuk persegi

Gambar 2 Saluran bentuk trapesium

Penempatan saluran irigasi merupakan aspek penting pada awal perencanaan,


penempatan saluran irigasi harus mengacu pada kondisi dari lahan yang akan diari. Hal
tersebut diperlukan agar distribusi irigasi merata dan sesuai dengan kebutuhan air di petak
sawah tersebut. Setiap jalur irigasi yang akan dirancang disesuaikan luas lahan yang akan
diairi setiap petak tersier. Sehingga didapatkan nilai A yang akan digunakan untuk
melakukan perhitungan kebutuhan air irigasi selanjutnya. Kemiringan dinding saluran
pada penampang trapesium dapat disesuaikan dengan kemiringan lereng tanah sehingga
biaya konstruksi yang diperlukan tidak terlalu banyak.Berdasarkan nilai kemiringan dan
kecepatan maksimal hasil dari analisis
Tabel 1 Karakteristik Saluran yang Dipakai

Tabel 2 Kekasaran Menurut Manning


debit curah huajn dan dimensi saluran terbuka di atas maka pemilihan bahan cukup hanya
dengan menggunakan tanah (lempung) yang dipadatkan. Berdasarkan intensitas hujan
pada daerah ini, diketahui jumlah debit air hujan yang masuk ke lokasi sebesar 0.26
m3/s. berdasarkan debit yang ada, kecepatan aliran dapat diasumsikan menggunakan
Tabel 1.
Dalam perencanaan saluran terbuka harus memperhatikan tingkan efektifitas dan
keamanannya. Saluran terbuka harus tahan terhadap erosi ataupun tergerus air. Tentu saja
faktor luar seperti gangguan hewan juga harus dipertimbangkan.

Kesimpulan
Terdapat beberapa bentuk penampang saluran terbuka, namun umumnya saluran
terbuka yang sering dipakai adalah berbentu segi empat dan trapezium. Pemilihan bentuk
penampang saluran harus diperhatikan sesuai kondisi dan keadaan lapang. Aaspek
penting dalam perencanaan saluran terbuka ialah faktor efektifitas dan keamanan. Sebuah
saluran harus memiliki Batasan kecepatan minimum dan tahan terhadap adanya erosi.

Daftar Pustaka
Direktorat Pengelolaan Air, 2010. Pedoman Teknis Rehabilitasi Jaringan Tingkat
Usahatani (JITUT)/Jaringan Irigasi Desa (JIDES). Direktorat Jenderal Pengelolaan
Lahan dan Air, Departemen Pertanian. Jakarta.
Hardjoamidjojo, Soedodo dan Sukartatmaja. 1994. Teknik Pengawetan Tanah dan Air.
Graha Ilmu :Yogyakarta.
Fajrin M, Komar S, Handayani R H E. 2018. Desain saluran terbuka untuk lokasi
penelitian underground coal gastification (UCG) di musi banyuasin sumatera
selatan. Jurnal Pendidikan. 2(1): 62-70.
Krisnayanti D S, Hunggurami E, Dhima-Wea K N. 2017. Perencanaan drainase kota
seba. Jurnal Teknik Sipil. 6(1): 89-102.

Anda mungkin juga menyukai