Anda di halaman 1dari 9

Studi Kasus:

Sistem Pengendalian Management Wal-Mart


(Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan
Management Wal-Mart)

Adji Ruth Arthe N. (27P13003)


Adisty Dwi Utami (27P13002)
Abul Aswad (27P13001)
Agung Wicaksono (27P13004)

MMUGM Angkatan 27A


Jakarta, Oktober 2014

1
I. Latar Belakang
Walmart, perusahaan Amerika Serikat yang mengoperasikan jaringan department store.
Menurut Fortune Global 500 2008, Wal-Mart adalah perusahaan publik terbesar di dunia
berdasarkan pendapatan. Didirikan oleh Sam Walton pada tahun 1962, Wal-Mart mulai
mencatatkan sahamnya di Bursa Saham New York pada tahun 1972.

Sejak Wal-Mart pertama kali dibuka pada tahun 1962 di Roger, Arkansas, Wal-Mart
berfokus dengan membuat perbedaan dalam melayani pelanggannya dibanding dengan
para pesaingnya, hal ini sesuai dengan visi dari pendirinya, yang bertujuan untuk
membantu pelanggan dan komunitas dalam menghemat uang yang didapat untuk
kehidupan yang lebih baik.

Dari awal yang sederhana sebagai pengecer diskon kecil di Rogers, Ark., Wal-Mart telah
membuka ribuan toko di Amerika Serikat dan diperluas secara internasional. Melalui
kemajuan teknologi Wal-Mart menciptakan pengalaman belanja secara online, melalui
perangkat mobile. Wal-Mart telah menciptakan peluang untuk mengembangkan pasar
kepada pelanggan dan masyarakat di seluruh dunia.

Wal-Mart beroperasi lebih dari 11.000 unit ritel di 27 negara dan situs e-commerce di
sepuluh negara. Walmart juga mempekerjakan 2,2 juta pekerja di seluruh dunia dimana
jumlah terbesar 1,3 juta pekerja berada di Amerika Serikat.

II. Rumusan Masalah


Dalam kasus ini, beberapa point yang akan dibahas, yaitu tentang:
1. Keunggulan Kompetitif dan Strategi yang dilakukan oleh Wal-Mart
2. Peran sistem pengendalian Wal-Mart dalam menerapkan strategi perusahaan

2
III. Analisa

A. Competitive Advantage
Beberapa value yang tetap menjadikan Wal-Mart salah satu pilihan customers
dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya:
 Cost Leadership
Sesuai dengan strategi pemasaran Wal-Mart yang menjamin “Everyday Low Prices”,
Wal-Mart memasarkan produk berkualitas dengan harga murah dan terjangkau.
 Differentiation pada Strategi Memilih Lokasi
Kebanyakan pesaing memilih kota besar sebagai lokasi strategis untuk membuka toko
dan menjadikan masyarakat kota besar sebagai pasar, akan tetapi Wal-Mart memilih
membuka toko-tokonya pada daerah yang sejauh mungkin, sehingga dapat dijangkau
oleh masyarakat di daerah-daerah terpencil. Dengan strategi ini, dan strategi cost
leadership Wal-Mart membangun hubungan yang lebih dekat dengan customers-nya.
 Hubungan dengan pemasok
Kerjasama dengan para pemasok adalah kunci strategi yang digunakan oleh Wal-
Mart. Dimana Wal-Mart bekerjasama dengan para pemasok besar seperti Procter &
Gamble, Clorox dan Johnson & Johnson. Walaupun Wal-Mart telah bekerjasama
dengan pemasok besar, tetapi Wal-Mart telah berkomitmen untuk tidak bergantung
pada salah satu pemasok besar, tidak ada pemasok tunggal yang mempunyai pasokan
lebih besar dari 4% dari volume penjualan secara keseluruhan. Hal ini berguna untuk
mencegah tingkat ketergantungan dan meningkatkan daya saing antar merek dari tiap-
pemasok.
 Proses distribusi yang baik
Barang yang dijual oleh Wal-Mart, sekitar 85% didistribusikan langsung oleh Wal-
Mart ke masing – masing tokonya, dimana rata – rata pesaing hanya melakukan
sebesar 50%. Hal ini dapat dilakukan karena Wal-Mart menggunakan strategi saturasi
dalam melayani toko –tokonya, dimana pusat distribusi dibuat strategis untuk dapat
melayani toko dalam satu kali perjalanan, strategi ini sangat efektif sehingga dapat
melayani 150 – 200 toko dalam satu hari. Untuk mendistribusikan barang tersebut
Wal-Mart memiliki armada lebih dari 3.000 truk dan 12.000 trailer, dimana para
pesaing melakukan sistem outsourcing dalam mendistribusikan barang. Pola distribusi

3
yang langsung di kontrol oleh Wal-Mart menjaga kualitas ketepatan distribusi untuk
tiap tokonya.
 Wal-Mart’s People Greeter
Harga yang murah tidak menjadikan Wal-Mart mengurangi kualitas keramah-tamahan
Associates-nya (sebutan Wal-Mart untuk karyawannya). Setiap associates diwajibkan
menyapa para customers bahkan dalam jarak 10 kaki. Keramah-tamahan merupakan
salah satu cara Wal-Mart mempertahankan customers-nya dari para pesaing.
 Tidak Menjual Groceries
Beberapa waktu yang lalu Wal-Mart telah menjamin tidak akan menjual groceries,
untuk menjaga toko-toko lokal yang berada di wilayah toko-toko Wal-Mart tetap
beroperasi dan tidak mematikan perekonomian lokal. (sumber: “Food Fight: Wal-
Mart Vows to Guarantee Groceries, Buy Local”; www.cnbc.com)
 Stok yang Selalu Tersedia
Wal-Mart menjamin stok barang di toko selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan
customers.

B. Strategi Perusahaan
Bagaimana Wal-Mart dapat tetap mempertahankan harga yang murah dengan kualitas
yang baik, dan tetap terus mempertahankan stock pada inventory sehingga kebutuhan
customers tetap terpenuhi, sedangkan toko-toko Wal-Mart berada di daerah-daerah yang
jauh dari pusat kota? Berikut ini adalah beberapa strategi Wal-Mart dalam menjaga
competitive advantage-nya:
1. Investasi dalam Information Technology yang Men-support Supply Chain dan
Logistik dengan Powerful
 Wal-Mart meyakini bahwa komputer sangat penting untuk mengelola pertumbuhan
dan menekan struktur biaya. Wal-Mart membangun jaringan satelit canggih yang
menghubungkan point of sales di semua tokonya. Jaringan tersebut didesain untuk
memberikan informasi kepada para manajer dan bagian penjualan terkait status
penjualan serta persediaan yang paling baru agar dapat meningkatkan pembelian
produk. Dengan sistem yang terkomputerisasi dan melalui satelit, Wal-Mart dapat
mengontrol pergudangan dan persediaan mereka. Sehingga Wal-Mart akan dengan
cepat tanggap untuk memesan persediaan melalui internet kepada pemasok. Maka
dari itu, Wal-Mart tidak akan pernah kehabisan stok namun juga tidak ada stok

4
yang menumpuk. Hal ini merupakan keunggulan bagi Wal-Mart dibandingkan
dengan para pesaingnya.
 Pada tahun 2005 Wal-Mart mengembangkan sistem RFID (radio frequency
identify) untuk menggantikan barcode. Tag RFID berisi chip yang disertai
informasi. Barcode hanya memberikan informasi produk untuk retailer saja,
sedangkan RFID memberikan informasi tentang persediaan suatu produk baik
kepada retailer maupun kepada supplier, selain itu RFID juga menginformasikan
keberadaan suatu produk dalam rangkaian supply chain. Dengan informasi
tersebut, supplier tahu kapan mereka harus mengisi ulang kembali produk mereka
di toko. Penggunaan RFID dapat meningkatkan efisiensi suppy chain, mengurangi
kosongnya persediaan suatu produk tertentu, mencegah pencurian dan pemalsuan
barang.
2. Saturation Strategy
Prinsip strategi ini adalah memasok dari pusat distribusi ke toko-toko yang berada
sangat jauh, dalam waktu satu hari. Letak pusat distribusi sangat strategis, di desain
untuk mampu menjangkau 150 – 200 toko dalam satu hari, dan satu jangkauan
distribusi. Dengan menggunakan belt conveyer dan teknik cross-docking Wal-Mart
memasok 85% barang ke toko-tokonya melalui jaringan distribusi mereka sendiri.
Saturation strategy di desain untuk mencegah kompetitor masuk dan mengisi
‘kekosongan’ stok Wal-Mart; sambil menerima barang, pada saat yang bersamaan,
mengisi order dari toko Wal-Mart yang lain. Strategi ini sangat efisien dalam
menghemat biaya distribusi, karena juga beroperasi selama 24 jam penuh.
3. Investasi dalam Transportasi untuk Kepentingan Distribusi
Tentu saja dalam melaksanakan saturation strategy-nya, Wal-Mart membutuhkan
investasi dalam bentuk transportasi. Wal-Mart memiliki 6.100 truk trailer dan 6.700
pengemudi. Selain itu, sistem network satelit komunikasi Wal-Mart, memudahkan
hubungan (pemesanan dan pembelian stock) dengan supplier sehingga pada saat truk
datang untuk mengambil barang, barang telah tersedia full truckload tanpa harus
menyimpan di inventory supplier. Hal ini membuat Wal-Mart menghemat inventory
cost-nya.

5
Berikut merupakan alur informasi supply chain Wal-Mart dari supplier hingga ke toko:

4. Tidak Bergantung kepada Satu Vendor


Wal-Mart mengurangi resiko kehabisan pasokan barang dengan tidak bergantung
pada satu vendor saja, dan tidak ada vendor yang dapat mensuplai barang lebih dari
4% dari total volume penjualan Wal-Mart.
5. Manajemen SDM
Wal-Mart menawarkan bagi hasil kepada para karyawannya sebagai imbalan atas
loyalitas dan pengadian mereka. Dengan menggunakan rumus dari pertumbuhan laba,
Wal-Mart memberikan kontribusi persentase dari upah setiap karyawan yang berhak
atas bagi hasil, yang dapat diambil karyawan, saat mereka meninggalkan perusahaan,
baik berupa uang ataupun saham Wal-Mart. Dengan begitu, karyawan akan merasa
memiliki Wal-Mart dan hal ini akan mencegah pencurian di toko.

C. Sistem Pengendalian Wal-Mart


Keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh Wal-Mart perlu di kontrol dengan adanya
sistem pengendalian yang efektif sehingga setiap strategi yang di implementasikan dapat
berjalan sesuai dengan rencana. Sistem pengendalian meliputi pengendalian manajemen
dan pengendalian tugas:

6
1. Pengendalian Manajemen
Proses pengendalian manajemen berfokus pada aktifitas para manajer dalam
menjalankan unit organisasi perusahaan.
2. Penggunaan otomatisasi data
Walmart menginvestasikan teknologi yang dapat mengoptimalkan data transaksi
penjualan, beban, rugi laba, pemesanan, pengiriman, komunikasi dan logistik dari tiap
toko. Sehingga para manajer dapat dengan mudah untuk menganalisa data transaksi.
Dengan sistem ini manajer juga bisa melihat pola pembelian pelanggan sehingga
manajer dapat meramalkan dan mengatur persediaan dari masing-masing toko.
3. Insentif toko dalam mengatasi pencurian
Biaya yang cukup besar yang dikeluarkan dari bisnis di bidang retail adalah adanya
pencurian dalam skala kecil. Wal-Mart memberikan porsi sebesar 50% untuk insentif
toko yang dihitung dari penghematan atas penurunan tingkat pencurian di toko
tersebut. Dengan ini masing-masing toko akan bersemangat untuk mengatasi masalah
pencurian karena mereka akan mendapat insentif yang langsung diberikan oleh
manajemen atas hasil yang telah dicapai.
4. Sistem reward bagi pekerja
Wal-Mart menerapkan penghargaan bagi para pekerjanya yang telah bekerja dengan
loyal, walmart mempunyai rumus bagi hasil berupa saham yang diberikan untuk
pekerjanya yang telah bekerja selama lebih dari satu tahun atau setidaknya seribu jam
setahun.

Wal-Mart juga memberikan insentif berupa bonus, promosi dan kenaikan gaji atas
dasar kinerja para pekerja dan bukan dinilai dari senioritas pekerjanya.
5. Pengendalian Tugas
Proses pengendalian tugas berfokus pada aktifitas yang berhubungan dengan tugas
tertentu yang sedikit atau tidak ada pengambilan pertimbangan untuk
melaksanakannya.
a. Best Yesterday Champaign
Wal-Mart mengimplentasikan program Best Yesterday yang memberikan acuan dan
kontrol bagi pekerja dalam menigkatkan kinerja penjualan harian terhadap penjualan
yang diterima pada satu tahun sebelumnya. Dengan ini pekerja dapat melihat hasil
yang telah didapat dan memberikan sistem target bagi pekerja.

7
b. People Greater dan 10-Foot Attitude
Wal-Mart memastikan tingkat interaksi antar pekerja – pelanggan dengan menerapkan
dan menstandarkan tingkat pelayanan kepada pembelinya. Keramahan dari pekerja
Wal-Mart diterapkan dengan menyapa pelanggan bila pelanggan memasuki toko dan
bila ada pelanggan berada di dekat pekerja yang berjarak sekitar 10 kaki darinya.
Pekerja tersebut akan menawarkan bantuan kepada pelanggan dan memastikan semua
kebutuhan pelanggan itu telah terpenuhi.

IV. Rekomendasi
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka rekomendasi yang dapat
diberikan ialah:
1. Supply Chain Management (SCM) yang efektif dan efisien yang telah diterapkan oleh
Wal-Mart merupakan salah satu kunci sukses yang harus terus di maintain dan di-
reinforce sebagai salah satu competitive advantage.
2. Cross-docking dan system persediaan terkomputerisasi serta pemikiran inovatif dalam
transportasi yang kompleks yang mengharuskan membawa semua pasokan produsen
yang berbeda dari daerah yang berbeda untuk satu lokasi yang rumit sehingga
menyebabkan penurunan biaya yang lebih tinggi.
3. Keberadaan Wal-Mart di daerah-daerah small rural towns, menimbulkan concern dari
pedagang lokal; Wal-Mart yang sempat memutuskan untuk melakukan ekspansi ke
bisnis groceries juga, akan mengganggu perekonomian pedagang lokal tersebut. Maka
ketika terjadi aksi Anti-Wal-Mart pada tahun 2013, Wal-Mart menjamin untuk tidak
menjual groceries lagi. Penulis merekomendasikan Wal-Mart terus melakukan hal
tersebut untuk membantu Wal-Mart mempertahankan value competitive advantage-
nya tidak hanya kepada karyawan dan customers, tapi juga kepada masyarakat di
lokasi toko-toko Wal-Mart.
4. Apabila Wal-Mart tetap bertujuan ekspansi bisnis groceries, ada baiknya jika Wal-
Mart dapat bekerjasama dengan pedagang lokal dengan mengadakan program
bersama yang kreatif. Hal ini juga bertujuan untuk program CSR Wal-Mart kepada
masyarakat sekitar.

8
5. Daftar Pustaka

Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2007. Management Control System,


International Edition, 12th Edition. Singapore: McGraw-Hill.

“Food Fight: Wal-Mart Vows to Guarantee Groceries, Buy Local”; www.cnbc.com

Anda mungkin juga menyukai