Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Kekuasaan Allah Terhadap Alam

(Disusun untuk Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam)

Dosen Pengampu:Nikmah Dalimunthe S.ag , M.Hum

Disusun

Oleh

Intan Purnama Sari Siregar

4181121016

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini.
Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada umatnya hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
pendidikan agama islam yang berjudul “KEKUASAAN ALLAH TERHADAP ALAM”.
Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan,
serta bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan hormat
penulis mengucapkan terima kasih kepada ibuNikmah Dalimunthe S.ag , M.Humyang telah
membantu dan membimbing kami dalam penyusunan dapenulisanmakalah.

Di dalam makalah ini juga penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan untuk membuat makalah yang sempurna, oleh karena itu penulis meminta saran
dan kritik yang membangun agar makalah ini menjadi makalah yang lebih baik. Penulis
harap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Medan , 06 April 2020

Ummiatul Habibah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH........................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
BAB III................................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................................15
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................15
3.2 SARAN.....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Alam semesta merupakan realitas yang dihadapi oleh manusia, yang sampai kini baru
sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan diungkap oleh manusia. Bagi seorang
ilmuwan akan menyadari bahwa manusia diciptakan bukanlah untuk menaklukkan
seluruh alam semesta, akan tetapi menjadikannya sebagai fasilitas dan sarana ilmu
pengetahuan yang dapat dikembangkan dari potensi manusia yang sudah ada saat ajali.
Proses pendidikan yang berlangsung di dalam interaksi yang pruralistis (antara subjek
dengan lingkungan alamiah, sosial dan cultural) amat ditentukan oleh aspek manusianya.
Sebab kedudukan manusia sebagai subyek didalam masyarakat, bahkan didalam alam
semesta, memberikan konsekuensi tanggung jawab yang besar bagi diri manusia.
Manusia mengemban amanat untuk membimbing masyarakat, memelihara alam
lingkungan hidup bersama. bahkan manusia terutama bertanggung jawab atas martabat
kemanusiaannya (human dignity).
Di dalam perspektif Islam, alam semesta merupakan sesuatu selain Allah Swt. Oleh
sebab itu, alam semesta bukan hanya langit dan bumi, namun meliputi seluruh yang ada
dan berada di antara keduanya. Bukan hanya itu, di dalam perspektif Islam alam semesta
tidak saja mencakup hal-hal yang konkrit yang dapat diamati melalui panca indera
manusia, tetapi alam semesta juga merupakan segala sesuatu yang keberadaaannya tidak
dapat diamati oleh panca indera manusia.
Alam semesta merupakan ciptaaan Allah Swt yang diperuntukkan kepada manusia
yang kemudian diamanahkan sebagai khalifah untuk menjaga dan memeliharaan alam
semesta ini, selain itu alam semesta juga merupakan mediasi bagi manusia untuk
memperoleh ilmu pengetahuan yang terproses melalui pendidikan. Dari itulah pemakalah
khusus membahas tentang Esensi Alam Semesta menurut Persfektif Filsafat Pendidikan
Islam yang terdiri dari pengertian, proses penciptaan Alam Semesta, tujuan dan fungsi
penciptaan Alam Semesta dan implikasi Alam Semesta terhadap pendidikan islam

4
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah agar penguraian makalah lebih terarah dan terfokus
maka rumusan masalahnya adalah:

1.Bagaimana kekuasaan Allah terhadap alam semesta?


2.Bagaimana bentuk kekuasaan Allah swt. dalam Al-Qur’an?
3.Bagaimana fenomena ilmiah yang terkandung dalam Al-Qur’an?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


1.Untuk mengetahui kekuasaan Allah terhadap alam semesta
2. Untuk mengetahui bentuk kekuasaan Allah swt. dalam Al-Qur’an
3. Untuk mengetahui fenomena ilmiah yang terkandung dalam Al-Qur’an

5
BAB II

PEMBAHASAN
Kekuasaan berasal dari kata kuasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kuasa
berarti kemampuan atau kesanggupan (untuk berbuat sesuatu), kekuatan.Sedangkan
kekuasaan berarti kuasa untuk mengurus dan memerintah. Dalam Bahasa Inggris kekuasaan
disebut power Sedangkan menurut al-Raghib al-Asfahani yaitu yang memiliki wewenang
untuk memerintah dan melarang dan begitu pula pada masalah politik.
Adapun kekuasaan yang dimaksud dalam kajian ini yaitu kemampuan Allah swt. untuk
bertindak atau melakukan sesuatu. Seperti kemampuan Allah swt.menciptakan alam semesta
yang sempurna dan seimbang, serta kemampuan Allah swt. menciptakan planet-planet
termasuk di dalamnya bintang-bintang yang dijadikan sebagai alat untuk melempar setan.

b.Alam Semesta:
Alam dalam bahasa arab merupakan bentuk mufrad yang jamaknya ‫نيملع‬, Alam ialah
satu nama yang umum yang mempunyai waktu dan ruang. Begitu pun juga dengan langit dan
bumi beserta isinya juga disebut alam semesta.Kata ini terulang di dalam al-Qur’a>n
sebanyak 73 kali tersebar di dalam 30 surat. Kata ‘a>lamin di dalam al-Qur’a>n diartikan
oleh ulama sebagai kumpulanmakhluk Allah swt. yang berakal atau yang memiliki sifat-sifat
yang mendekatimakhluk yang berakal (tumbuh, bergerak, dan merasa). Arti ini didasarkan
pada kata ‘alamin yang merupakan bentuk jam’ al-muz\akkar yang biasanya dikhususkan
untukmakhluk berakal. Karena itu, dikenal alam malaikat, alam manusia, alam jin,
alamtumbuh-tumbuhan, dan lain-lain. Akan tetapi, tidak dikenal istilah alam batu danalam
tanah karena batu dan tanah tidak memenuhi kriteria di atas. MenurutMuhammad Abduh,
seorang mufassir Mesir, itulah esepakatan orang Arab dalampenggunaan kata ‘a>lamin.
Mereka tidak menggunakannya untuk segala yang ada.
Kata ‘alamin yang terdapat di dalam al-Qur’an seperti disebutkan di atas tidak sama
dengan istilah alam yang dimaksud teolog, filosof muslim, dan kosmologmodern. Kaum
teolog mendefinisikan alam sebagai segala sesuatu selain Allah swt,sementara kaum filosof
cenderung mendefinisikannya sebagai kumpulan jauhar yangtersusun dari materi (maddah)
dan bentuk (surah) yang ada di bumi dan di langit. Kosmolog modern menggambarkan alam
sebagai susunan beribu-ribu galaksi (galaksi: gugusan bermiliar-miliar bintang).

6
Dalam pembahasan skripsi ini penulis akan membahas alam semesta yang terkandung
dalam surah al-Mulk ayat 3-5. Beberapa diantaranya adalah langit yang Allah swt. ciptakan
dengan tujuh lapis, bintang yang dijadikan sebagai pelita di malam hari dan satu dari
kegunaan penciptaan bintang tersebut.
c.Tafsir Ilmi:
Sedangkan kata Tafsir itu sendiri adalah makna tafsir secara etimologi adalah
mengikuti wazan ‚taf’il‛ yaitu, menyingkap dan menerangkan makna-maknarasional. Kata
kerjanya mengikuti wazan ‚daraba-yadribu‛, ‚nasara-yansuru‛,‚fasara-yafsuru‛ yang
berartikan menjelaskan. Kata al-tafsir dan al-fasr mempunyaiarti menjelaskan dan
menyingkap yang tertutup.Oleh karena penulis membahas skripsi ini dalam metode tahlili
dan kecenderungannya kepada Tafsir ‘Ilmi maka penulis memberikan sedikit
gambaranpengertian mengenai tafsir al-‘ilmi itu sendiri. Tafsir ilmi berkaitan dengan
ayatayatkauniyah yang terdapat dalam al-Qur’an dan memberikan sebuah pengertian tentang
penafsiran terhadap suatu ayat yang masih terlihat samar untuk menyingkap makna dan
maksud ayat yang sebenarnya dari segi keilmiahannya.
Surah ini merupakan surah ke-76 dari segi pengurutan turunnya surah-surah al-
Qur’an. Jumlah ayat-ayatnya 30, dan ada juga yang menghitungnya sebanyak 31 ayat. Surah
ini disepakati oleh ulama sebagai surah Makkiyah, yakni turun sebelum Nabi berhijrah ke
Madinah. Namanya cukup banyak. Pakar hadis al-Tirmizi meriwayatkan melalui Abu
Hurairah bahwa Nabi saw. menamainyaSurah Tabarakallazi biyadihi al-Mulk, demikian
dalam bentuk satu kalimat yang diangkat dari ayatnya yang pertama. Dalam riwayat al-
Tirmizi yang lain melalui Ibn ‘Abbas ditemukan juga nama Tabaraka al-Mulk. Ada juga
riwayat yang menyatakan bahwa ia dinamai Nabi saw.menyifatinya dengan al-
Munjiyah/Penyelamat, dan al-Mani’ah/Penghalang. Tetapinamanya yang paling populer
adalah Tabarak dan al-Mulk.
Surah ini menurut Sayyid Qut}ub sebagaimana yang dikutip oleh M. Quraish Shihab,
bertujuan menciptakan pandangan baru – bagi masyarakat muslim – tentang wujud dan
ubungan-Nya dengan Tuhan Pencipta wujud. Gambaran menyeluruh melampaui alam bumi
yang sempit dan ruang dunia yang terbatas menuju alam langit, bahkan menuju kepada
kehidupan akhirat. enuju kepada makhluk lain selain manusia baik yang hidup di dunia –
seperti jin dan burung – maupun di alam akhirat seperti neraka Jahannam dan penjaga-
penjaganya hingga mencapai alam-alam gaib yang berbeda dengan alam nyata, yakni yang
berkaitan dengan hati manusia dan perasaannya.

7
Al-Biqa’i berpendapat sebagaimana yang dikutip oleh M. Quraish Shihab berpendapat
bahwa tujuan utama surah ini adalah ketundukan mutlak kepada Allah Yang Mahasempurna
kekuasaan-Nya. namanyasurah al-Mulk membuktikan hal tersebut karena kekuasaan
mengantar kepada ketundukan, demikian juga namanya Taba>raka karena yang demikian itu
halnya tentulah mantap dan bersinambung keadaannya lagi melimpah anugerahnya yang
kesemuanya mengantar kepada ketundukan.

َ َ‫ار ِج ِع ۡالب‬
‫ص َر ۙ ہَ ۡل ت َٰری ِم ۡن فُطُ ۡور‬ ٍ ‫ق الر َّۡحمٰ ِن ِم ۡن ت َٰف ُو‬
ۡ َ‫ت ؕ ف‬ ۡ
ِ ‫ت ِطبَاقًا ؕ َما ت َٰری فِ ۡی َخل‬ َ َ‫الَّ ِذ ۡی خَ ل‬
ٍ ‫ق َس ۡب َع َسمٰ ٰو‬

َ َ‫ك ْالب‬
‫ص ُر خَ ا ِسئًا َوهُ َو َح ِسي ٌر‬ َ َ‫ثُ َّم ارْ ِج ِع ْالب‬
َ ‫ص َر َك َّرتَي ِْن يَ ْنقَلِبْ إِلَ ْي‬

‫يِر‬ َ ‫صابِي َح َو َج َع ْلنَاهَا ُرجُو ًما لِل َّشيَا ِطي ِن ۖ َوأَ ْعتَ ْدنَا لَهُ ْم َع َذ‬
ٍِ„ٍ ‫اب الس َِّع‬ َ ‫َولَقَ ْد زَ يَّنَّا ال َّس َما َء ال ُّد ْنيَا بِ َم‬

Terjemahnya:
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu
yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi,
adakah kamu lihat sesuatu yang cacat? Kemudian ulangipandanganmu sekali lagi (dan) sekali
lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia
(pandanganmu) dalamkeadaan letih. Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat,
dengan bintang-bintang dan Kami jadikannya (bintang-bintang itu) sebagai alat-alat pelempar
setan, dan Kami sediakan bagi mereka azab neraka yang menyalanyala”. (Q.S. Al-Mulk/67:
3-5)
Istilah alam dalam alqur’an datang dalam bentuk jamak (‘alamiina), disebut sebanyak
73 kali yang termaktub dalam 30 surat. 15 Pemahaman kata ‘alamin, merupakan bentuk
jamak dari keterangan al-quran yang mengandung berbagai interpretasi pemikiran bagi
manusia.
Menurut Al-Rasyidin, dalam bukunya Falsafah pendidikan Islam bahwa kata `alamin
merupakan bentuk prulal yang mengindikasikan bahwa alam semesta ini banyak dan
beraneka ragam. Pemaknaan tersebut konsisten dengan konsepsi Islam bahwa hanya Allah
Swt yang Ahad, Maha Tunggal dan tidak bisa dibagi-bagi. Kemudian beliau menuturkan
kembali bahwa konsep islam megenai alam semesta merupakan penegasan bahwa alam
semesta adalah sesuatu selain Allah Swt.
Di dalam Al Qur'an pengertian alam semesta dalam arti jagat raya dapat dipahami
dengan istilah "assamaawaat wa al-ardh wa maa baynahumaa"[8]. Istilah ini ditemui didalam
beberapa surat Al Qur'an yaitu: Dalam surat maryam ayat 64 dan 65  

8
ِ َ‫َوما نَتَنَ َّز ُل إِالَّ بِأ َ ْم ِر َربِّكَ لَهُ ما بَيْنَ أَ ْيدينا َوما َخ ْلفَنا َوما بَيْنَ ذلِ َك َوما كانَ َر ُّب َك ن‬
‫سيًّا‬
‫س ِميًّا‬ ِ ‫ت َو اأْل َ ْر‬
ْ ‫ض َوما بَ ْينَ ُهما فَا ْعبُ ْدهُ َو‬
َ ُ‫اصطَبِ ْر لِ ِعبا َدتِ ِه َه ْل تَ ْعلَ ُم لَه‬ ِ ‫سماوا‬َّ ‫َ ر ُّب ال‬َ
“Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. kepunyaan-Nya-
lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang
ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa (64). Tuhan (yang menguasai) langit dan
bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, Maka sembahlah dia dan berteguh hatilah
dalam beribadat kepada-Nya. apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan dia
(yang patut disembah)?”
Dalam surah ar-rum ayat 22
َ‫ت لِّ ْل َعالِ ِمين‬ َ ِ‫اختِاَل فُ أَ ْل ِسنَتِ ُك ْم َوأَ ْل َوانِ ُك ْم إِ َّن فِي َذل‬
ٍ ‫ك آَل يَا‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
ْ ‫ض َو‬ ْ ‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه‬
ُ ‫خَل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬
Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang Mengetahui”
Dalam surat al-anbiya ayat 16
َ ْ‫َو َما َخلَ ْقنَا ال َّس َما َء َواأْل َر‬
َ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما اَل ِعبِين‬
Artinya : “Dan tidaklah kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara
keduanya dengan bermain-main”.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa alam semesta bermakna sesuatu selain Allah Swt,
maka apa-apa yang terdapat di dalamnya baik dalam bentuk konkrit (nyata) maupun dalam
bentuk abstrak (ghaib) merupakan bahagian dari alam semesta yang berkaitan satu dengan
lainnya.

Proses penciptaan alam semesta


Al Qur’an telah menjelaskan bahwa sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini,
sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di
dalamnya. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan merujuk
pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh
manusia.
Dengan kata lain, kejadian dunia ini adalah sebagai “cermin manifestasi” dan
“kenyataan lahir” dari rencana Allah yang sebenarnya sudah diberitahukan kepada manusia
lewat Al Qur’an, sebelum kejadian tersebut terjadi, dengan tidak ada tekanan apakah manusia
mau atau tidak memahaminya guna mendapatkan takwil isyarat-Nya.[9]
Mengenai proses penciptaan alam semesta, Al-Qur'an telah menyebutkan secara
gamblang mengenai hal tersebut, dan dapat dipahami bahwa proses penciptaan alam semesta

9
menurut al-Qur`an adalah secara bertahap. Hal ini dapat diketahui melalui firman Allah Swt
dalam Surat Al Anbiya ayat 30:
. َ‫ض َكانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْقنَاهُ َما ۖ َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َما ِء ُك َّل َش ْي ٍء َح ٍّي ۖ أَفَاَل ي ُْؤ ِمنُون‬
َ ْ‫ت َواأْل َر‬
ِ ‫أَ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذينَ َكفَرُوا أَ َّن ال َّس َما َوا‬
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan
daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
yang beriman?"
Apabila dikaitkan dengan sejumlah teori seputar terjadinya kosmos menurut sains
modern, maka konsep penciptaan semesta yang tertera dalam Al-Qur'an tidak dapat disangkal
lagi kebenarannya.
Dapat ditarik kesimpulan melalui ayat-ayat diatas, yaitu: Disebutkan bahwa antara
langit dan bumi (kosmos) semula merupakan satu kesatuan lalu mengalami proses
pemisahan. Disebutkan adanya kabut gas (dukhan) sebagai materi penciptaan kosmos.
Disebutkan pula bahwa penciptaan kosmos (alam semesta) tidak terjadi sekaligus, tetapi
secara bertahap.
Al-Rasyidin mengungkapkan bahwa Allah Swt menciptakan alam semesta ini tidak
sekaligus atau sekali jadi, akan tetapi melalui beberapa tahapan, masa atau proses. Dalam
sejumlah surah, al-Qur`an selalu menggunakan istilah fi sittah ayyam, yang dapat
diterjemahkan dalam arti enam hari, enam masa atau enam periode.[11] Adapun ayat yang
menceritakan tentang penciptaan alam dalam enam masa terdapat pada surat yunus ayat 3 dan
surat Al-Araf ayat 54 adalah:
ْ َ‫ش يُ ْغ ِشي اللَّ ْي َل النَّهَا َر ي‬
َ ‫طلُبُهُ َحثِيثًا َوال َّش ْم‬
‫س‬ ِ ْ‫ض فِي ِستَّ ِة أَي ٍَّام ثُ َّم ا ْستَ َو ٰى َعلَى ْال َعر‬ َ ْ‫ت َواأْل َر‬ ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬ َ َ‫إِ َّن َربَّ ُك ُم هَّللا ُ الَّ ِذي َخل‬
َ‫ك هَّللا ُ َربُّ ْال َعالَ ِمين‬
َ ‫ق َواأْل َ ْم ُر ۗ تَبَا َر‬
ُ ‫ت بِأ َ ْم ِر ِه ۗ أَاَل لَهُ ْال َخ ْل‬
ٍ ‫َو ْالقَ َم َر َوالنُّجُو َم ُم َس َّخ َرا‬
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada
seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian
Itulah Allah , Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil
pelajaran?
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy. dia menutupkan malam kepada siang
yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-
bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah . Maha Suci Allah , Tuhan semesta alam.

10
Dalam surat An-Naaziat ayat 27-33 menerangkan proses penciptaan bumi dan alam
semesta.
َ ‫) َواأْل َ ْر‬29( ‫ض َحاهَا‬
‫ض‬ ُ ‫ش لَ ْيلَ َها َوأَ ْخ َر َج‬
َ َ‫) َوأَ ْغط‬28( ‫س َّواهَا‬ َ َ‫س ْم َك َها ف‬
َ ‫) َرفَ َع‬27( ‫س َما ُء بَنَاهَا‬ َّ ‫ش ُّد َخ ْلقًا أَ ِم ال‬
َ َ‫أَأَ ْنتُ ْم أ‬
)33( ‫) َمتَاعًا لَ ُك ْم وَأِل َ ْن َعا ِم ُك ْم‬32( ‫ساهَا‬ َ ‫) َوا ْل ِجبَا َل أَ ْر‬31( ‫) أَ ْخ َر َج ِم ْن َها َما َءهَا َو َم ْرعَاهَا‬30( ‫بَ ْع َد َذلِ َك د ََحاهَا‬
Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah Telah membinanya(27),
Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya (28), Dan dia menjadikan
malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang (29), Dan bumi sesudah
itu dihamparkan-Nya (30), Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya (31), Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh (32),
(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu (33).
Proses penciptaan alam semesta diungkapkan dengan menggunakan istilah yang
beragam seperti Khalaqa, sawwa, Fatara, Sakhara, Ja`ala, dan Bada`a. semua sebutan untuk
penciptaan ini mengandung makna mengadakan, membuat, mencipta, atau menjadikan,
dengan tidak meniscayakan waktu dan tempat penciptaan. Dengan kata lain, bahwa
penciptaan alam semesta tidak mesti harus di dahului oleh ruang dan waktu.[12]
Terlepas dari perdebatan panjang mengenai penciptaan alam semesta ini, maka Al-
Qur`an telah menerangkan bahwa alam diciptakan oleh Allah Swt melalui tahapan dan
proses, dan tidak terjadi sekaligus. Dalam hal ini pemakalah mengambil kesimpulan bahwa:
a. Alam semesta diciptakan oleh Allah secara bertahap dan berproses
b. Asal mula penciptaan alam semesta berasal dari asap
c. Penciptaan alam semesta terbentuk melalui enam masa atau enam hari atau enam periode
Dari keterangan di atas pemakalah mengindikasikan bahwa keterkaitan tentang proses
penciptaan alam semesta bagi manusia dalam pendidikan, adalah manusia yang sudah
mempunyai potensi dari Allah Swt dalam mengembangkan potensi tersebut tidak dapat
dilakukan secara spontan, namun harus dilakukan dengan proses dan tahapan panjang melalui
alam ini, sebagai sarana dan fasilitas yang menghantarkan manusia untuk memperoleh ilmu
pengetahuan yang seluas-luasnya.
Tujuan dan Fungsi Penciptaan Alam Semesta
Dalam perspektif Islam, tujuan penciptaan alam semesta pada dasarnya adalah sarana
untuk menghantarkan manusia pada pengetahuan dan pembuktian tentang keberadaan dan
kemahakuasaan Allah Swt.[15] Keberadaaan alam semesta merupakan petunjuk yang jelas
tentang keberadaaan Allah Swt. Oleh karena itu dalam mempelajari alam semesta, manusia
akan sampai pada pengetahuan bahwa Allah Swt adalah Zat yang menciptakan alam semesta.

11
Omar menjelaskan bahwa alam semesta tercipta diperutukkan untuk manusia sebagai
penerima amanah dengan menjadi khalifah di muka bumi ini. Alam dapat menjadi sumber
ilham melalui potensi akal yang diberikan Allah swt kepada manusia untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan dan hakikat-hakikat yang terdapat di dalam alam semesta ini.[16] Lebih
lanjut beliau menjelaskan bahwa manusia akan memperoleh manfaat dan keuntungan yang
amat besar apabila manusia tersebut mampu dan mengerti dalam memanfaatkan apa saja
yang terdapat di alam semesta ini.
Manusia mengemban amanat dari Allah Swt sebagai khalifah untuk mengelola bumi
secara bertanggungjawab. Peran penting yang diamanahkan kepada manusia adalah
memakmurkan bumi (al ‘imarah) dan memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan (ar-
ri’ayah). Manusia mempunyai kewajiban kolektif untuk mengeksplorasi kekayaan bumi bagi
kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat
dinikmati secara adil dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah sehingga
generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu. Melihara bumi termasuk memelihara
aqidah dan akhlak manusianya, memelihara dari kebiasaan jahiliyah (merusak dan
menghancurkan alam demi kepentingan sesaat) karena sumber daya manusia yang rusak akan
sangat potensial merusak alam. [18]
Untuk lebih jelas bagaimana hakikat dari tujuan serta fungsi penciptaan alam semesta
adalah sebagai berikut:
            Penciptaan alam semesta bertujuan untuk memperlihatkan kepada manusia bahwa
Allah swt adalah Maha Pencipta seluruh alam dengan segala kemuliaanNya dan segala
kekuasaanNya[19]. Sebagaimana firman Allah swt dalam surat al-Dukhan ayat 38-39
َ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما اَل ِعبِين‬ َ ْ‫ت َواأْل َر‬ ِ ‫َو َما َخلَ ْقنَا ال َّس َما َوا‬
َ‫ق َو ٰلَ ِك َّن أَ ْكثَ َرهُ ْم اَل يَ ْعلَ ُمون‬
ِّ ‫َما خَ لَ ْقنَاهُ َما إِاَّل بِ ْال َح‬
“Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi
kebanyakan mereka tidak Mengetahui”.
    Al-qur`an secara tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan alam semesta ini adalah untuk
memperlihatkan kepada manusia akan tanda-tanda (ayah) atas keberadaan dan kekuasaan
Allah Swt[20]. Sebagaimana firmanNya dalam surat Fushshilat ayat 53
‫ك أَنَّهُ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْي ٍء َش ِهي ٌد‬ ِ ‫ق ۗ أَ َولَ ْم يَ ْك‬
َ ِّ‫ف بِ َرب‬ ُّ ‫اق َوفِي أَ ْنفُ ِس ِه ْم َحتَّ ٰى يَتَبَيَّنَ لَهُ ْم أَنَّهُ ْال َح‬
ِ َ‫َسنُ ِري ِه ْم آيَاتِنَا فِي اآْل ف‬
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala
wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu

12
adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala
sesuatu?
  Alam semesta diciptakan sebagai bahan dan sumber pelajaran serta pengamatan bagi
manusia untuk menggali khazanah rahasia Allah Swt dengan akal dan pengamatan untuk
dapat menyumbangkan suatu kebajikan dan faedah manusia seluruhnya yang pada akhirnya
manusia akan memahami apa hakikat diciptakannya alam semesta ini[21]. Hal ini tertera
dalam surat Yunus : 4
َ‫ت بِ ْالقِ ْس ِط ۚ َوالَّ ِذين‬
ِ ‫ي الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬ َ ‫إِلَ ْي ِه َمرْ ِج ُع ُك ْم َج ِميعًا ۖ َو ْع َد هَّللا ِ َحقًّا ۚ إِنَّهُ يَ ْبدَأُ ْال َخ ْل‬
َ ‫ق ثُ َّم يُ ِعي ُدهُ„ لِيَجْ ِز‬
َ‫َكفَرُوا لَهُ ْم َش َرابٌ ِم ْن َح ِم ٍيم َو َع َذابٌ أَلِي ٌم بِ َما َكانُوا يَ ْكفُرُون‬
Hanya kepadaNyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar
daripada Allah , Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya Kemudian
mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar dia memberi
pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil.
dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih
disebabkan kekafiran mereka.
Alam semesta diciptakan Allah Swt untuk kepentingan manusia, untuk memenuhi
kebutuhan manusia selama hidup di permukaan bumi ini. Oleh karenanya alam telah
ditundukkan oleh Allah Swt untuk mereka, sebagai tempat tinggal bagi manusia, ini
dimaksudkan agar manusia mudah dalam memahami alam semesta dan tahu bagaimana cara
memanfaatkannya untuk kepentingan mereka[22]. Salah satu ayat yang menerangkan akan
hal ini terdapat dalam surat Ibrahim ayat 33
‫س َو ْالقَ َم َر دَائِبَ ْي ِ„ن ۖ َو َس َّخ َر لَ ُك ُم اللَّ ْي َل َوالنَّهَا َر‬
َ ‫َو َس َّخ َر لَ ُك ُم ال َّش ْم‬
“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus
beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang”.
Implikasi penciptaan alam semesta terhadap pendidikan islam
Islam menegaskan bahwa esensi alam semesta adalah selain dari Allah Swt. Dia
adalah al-Rabb, yaitu Tuhan Maha Pencipta yang menciptakan seluruh Makhluk yang makro
dan mikro kosmos. Al-syaibany sebagaimana yang tertera dalam bukunya Al-Rasyidin,
Falsafah Pendidikan Islam menjelaskan bahwa proses pendidikan adalah menyampaikan
sesuatu kepada titik kesempurnaannya secara berangsur-angsur. Karenanya, implikasi filosofi
terhadap pendidikan islam adalah bahwa pendidikan islam merupakan suatu proses atau
tahapan dimana peserta didik diberi bantuan kemudahan untuk mengembangkan potensi
jismiyah dan ruhaniyahnya sehingga fungsional untuk melaksanakan fungsi dan tugas-
tugasnya dalam kehidupan di alam semesta.[24] oleh karena pendidikan merupakan proses

13
dan tahapan, maka pendidikan Islami akan berlangsung secara kontiniu sepanjang kehidupan
manusia di muka bumi ini.
Alam semesta adalah media pendidikan sekaligus sebagai sarana yang digunakan oleh
manusia untuk melangsungkan proses pendidikan. Didalam alam semesta ini manusia tidak
dapat hidup dan “mandiri” dengan sesungguhnya. Karena antara manusia dan alam semesta
saling membutuhkan dan saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Dimana alam
semesta ini butuh manusia untuk merawat dan memeliharanya sedangkan manusia butuh
alam semesta sebagai sarana berinteraksi dengan manusia lainnya.[25]
Meskipun alam diciptakan dan ditundukan Allah Swt untuk manusia, bukan berarti
manusia dapat mengetahui dan memahami apa-apa yang terdapat dari padanya, karena
sampai sekarang pun fenomena alam dengan segala kerahasiaan Allah Swt dalam
menciptakannya masih menjadi misteri yang belum terpecahkan secara tuntas. Oleh dasar
inilah Al-Quran mengajurkan kepada manusia untuk terus menggali khazanah yang terdapat
dari penciptaan alam semesta ini. Anjuran dan kemungkinan untuk mempelajari alam semesta
tertuang di berbagai ayat-ayat al-quran yang di antaranya:
Surat Yunus ayat 101 
َ‫ات َوالنُّ ُذ ُر عَن قَوْ ٍم اَّل ي ُْؤ ِمنُون‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
ُ َ‫ض َو َما تُ ْغنِي اآْل ي‬ ِ ‫قُ ِل انظُرُوا َما َذا فِي ال َّس َما َوا‬
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman".
Dalam surat al-Ankabut ayat 20
‫ق ۚ ثُ َّم هَّللا ُ يُ ْن ِش ُئ النَّ ْشأَةَ اآْل ِخ َرةَ ۚ إِ َّن هَّللا َ َعلَ ٰى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬
َ ‫ض فَا ْنظُرُوا َك ْيفَ بَدَأَ ْالخَ ْل‬
ِ ْ‫قُلْ ِسيرُوا فِي اأْل َر‬
Artinya : Katakanlah"Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah
menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian Allah menjadikannya sekali lagi,
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Proses pendidikan menghantarkan manusia untuk dapat memahami dengan benar
tentang keberadaaan alam semesta bersamaan dengan apa yang terkandung di dalamnya,
bagaimana manusia mampu menggunakan alam sebagai institusi dan objek dalam
mengembangkan potensi yang sudah ada. Di sisni pemakalah memaparkan bagaimana
manusia dapat memahami alam dengan proses pendidikan. banyak cara yang dapat dilakukan
manusia untuk menggali khazanah alam semesta ini, namun, hanya beberapa hal yang dapat
pemakalah paparkan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Allah menciptakan alam semesta ini bukan untukNya, tetapi untuk seluruh makhluk
yang diberi hidup dan kehidupan. Sebagai pencipta dan sekaligus pemilik, Allah mempunyai
kewenangan dan kekuasaan absolut untuk melestarikan dan menghancurkannya tanpa
diminta pertanggungjawaban oleh siapapun. Namun begitu, Allah telah mengamanatkan alam
seisinya dengan makhlukNya yang patut diberi amanat itu, yaitu MANUSIA.
Dan oleh karenanya manusia adalah makhluk Allah yang dibekali dua potensi yang
sangat mendasar, yaitu kekuatan fisi dan kekuatan rasio, disamping emosi dan intuisi. Ini
berarti, bahwa alam seisinya ini adalah amanat Allah yang kelak akan minta
pertanggungjawaban dari seluruh manusia yang selama hidupnya di dunia ini pasti terlibat
dalam amanat .
Dalam surah al-mulk adalah langit yang Allah swt. ciptakan dengan tujuh lapis,
bintang yang dijadikan sebagai pelita di malam hari dan satu dari kegunaan penciptaan
bintang tersebut.Kaum teolog mendefinisikan alam sebagai segala sesuatu selain Allah
swt,sementara kaum filosof cenderung mendefinisikannya sebagai kumpulan jauhar
yangtersusun dari materi (maddah) dan bentuk (surah) yang ada di bumi dan di langit.
Kosmolog modern menggambarkan alam sebagai susunan beribu-ribu galaksi (galaksi:
gugusan bermiliar-miliar bintang).

3.2 SARAN
Kita sebagai manusia di muka bumi harus menjaga alam semesta dengan baik,karna
sesungguhnya kita lah penghuni pertama yang ada di alam semseta ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Al-Araji,Ahmad.(2005)Mukjijat surah-surah al-quran cetakan pertama.Jakarta:Pustaka zahra

https://www.anekamakalah.com/2012/06/makalah-alam-semesta-menurut-pandangan.html

Sugono,Dendi.2008.Kamus besar bahasa indonesia.Jakarta:Pusat bahasa.

Azhar,Jamilah. 2013. Kekuasaan allah di alam semesta. Makasar.UIN ALAUDIN

http://seramoe-printstation.blogspot.com/2013/01/makalah-bumi-dan-alam-semesta-
dalam.html

16

Anda mungkin juga menyukai