(Disusun untuk Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam)
Disusun
Oleh
Nama:
JURUSAN FISIKA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini.
Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada umatnya hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
pendidikan agama islam yang berjudul “KEKUASAAN ALLAH TERHADAP ALAM”.
Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan,
serta bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan hormat
penulis mengucapkan terima kasih kepada ibuNikmah Dalimunthe S.ag , M.Humyang telah
membantu dan membimbing kami dalam penyusunan dapenulisanmakalah.
Di dalam makalah ini juga penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan untuk membuat makalah yang sempurna, oleh karena itu penulis meminta saran
dan kritik yang membangun agar makalah ini menjadi makalah yang lebih baik. Penulis
harap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
A. LATAR BELAKANG
Dari berbagai sudut pandang tentang definisi kebudayaan, menunjukkan bahwa
kebudayaan itu merupakan sesuatu persoalan yang sangat luas. Namun, esensinya adalah
bahwa kebudayaan melekat dengan diri manusia. Artinya, manusialah sebagai pencipta
kebudayaan. Kebudayaan lahir bersamaan dengan kelahiran manusia itu sendiri. Al-Qur’an
memandang kebudayaan merupakan suatu proses, dan meletakkannya sebagai eksistensi
hidup manusia. Kebudayaan merupakan suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi
kegiatan akal, hati, dan tubuh yang menyatu dalam suatu perbuatan. Karena itu, secara umum
kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil olahan akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya
manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
Kebudayaan lahir bersamaan dengan kelahiran manusia itu sendiri. Yang mana bahwa
kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan sebagai “proses” dan kebudayaan
sebagai “suatu produk”. Alquran memandang kebudayaan merupakan suatu proses, dan
meletakkannya sebagai eksistansi hidup manusia. Kebudayaan itu sendiri merupakan suatu
totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal, hati, dan tubuh yang menyatu dalam
suatu perbuatan. Dan secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil olah akal, budi,
cipta rasa, karsa, dan karya manusia dan tidak lepas dari nilai-nilai kemanusiaan.
Kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta rasa, karsa, dan karya manusia
yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia untuk
keberkiprahan dan berkembangnya, lalu hasil olah akal, budi, cipta rasa, dan karsa yang telah
terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah
peradaban. Dalam perkembangannya, budaya perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan
yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi, nafsu hewani, yang akan merugikan diri
sendiri. Disinilah agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal
budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau peradaban Islam.
Kebudayaan itu akan terus berkembang, tidak akan pernah berhenti selama masih ada
kehidupan manusia. Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas dan kreativitas manusia,
baik dalam konteks hubungan dengan sesamanya, maupun dengan alam lingkungannya, akan
selalu terkait dengan kebudayaan orang lain. Dan disini manusia sebagai makhluk budaya
dan makhluk sosial yang tidak akan pernah berhenti dari aktivitasnya dan tidak akan pernah
bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Kebudaan baru akan berhenti apabila manusia sudah
tidak sanggup lagi menggunakan akal budinya.
Allah swt mengutus para rasul karena akan menjadi sasaran dakwahnya adalah umat
manusia, oleh sebab itu misi utama Nabi Muhammad saw, adalah untuk memberikan
bimbingan pada umat manusia agar dalam mengembangkan kebudayaannya tidak
melepaskan diri dari nilai-nilai ketuhanan, sebagaimana sabdanya, “Sesungguhnya aku diutus
Allah untuk menyempurnakan akhlak”. Dengan mengawali tugasnya Nabi Muhammad saw
meletakkan dasar-dasar kebudayaan Islam yang berkembang menjadi peradaban Islam. Dan
selanjutnya kebudayaan itu berkembang menjadi suatu peradaban yang diakui kebenarannya
secara universal.
Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Manusia merespon terhadap ajaran (wahyu) itu dengan iman. Setelah itu ia
mewujudkan keimanannya dengan melakukan salat dan di luar pelaksanaan salat mencegah
diri untuk berbuat keji dan munkar. Termasuk koherensi antara ajaran, iman, dan pelaksanaan
ajaran adalah jika terlanjur berbuat salah segera mengakui kesalahan dan memohon ampunan
kepada siapa ia bersalah (Allah atau sesama manusia). Jika berbuat salah kepada Allah segera
ingat kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.
َ ُ ُّذن£ ُر ال£ِظلَ ُموا أَ ْنفُ َسهُ ْم َذ َكرُوا هَّللا َ فَا ْستَ ْغفَرُوا لِ ُذنُوبِ ِه ْم َو َم ْن يَ ْغف
ِ وب إِاَّل هَّللا ُ َولَ ْم ي
وا££ُا فَ َعل££رُّ وا َعلَ ٰى َم£ُص َ َْوالَّ ِذينَ إِ َذا فَ َعلُوا فَا ِح َشةً أَو
ََوهُ ْم يَ ْعلَ ُمون
Artinya : “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”.
Jika berbuat salah kepada manusia segera meminta maaf kepadanya tidak usah
menunggu lebaran tiba. Pengakuan kesalahan baik terhadap Allah maupun kepada selain-Nya
ini merupakan sikap jujur dan terbuka. Menurut Islam sikap jujur dan terbuka termasuk baik.
Nabi bersabda:
ذ ب££ وا ن ا لك.ا££د يق££د هللا ص££ن ا لصد ق يهدى ا لى ا لبر وا ن ا لبر يهدى ا لى ا لجنة وا ن ا لرجل يصد ق حتى يكتب عن
وا. وا ن الرجل ليكذ ب حتى يكتب عند هلل كذا با( متفق عليه) لفجور.يهد ا لى ا ن ا لفجور يهدى ا لنا ر
Artinya: (Sesungguhnya jujur itu menggiring ke arah kebajikan dan kebajikan itu
mengarah ke surga. Sesungguhnya lelaki yang senantiasa jujur, ia ditetapkan sebagai orang
yang jujur. Sesungguhnya bohong itu menggiring ke arah dusta. Dusta itu menggiring ke
neraka. sesungguhnya lelaki yang senantiasa berbuat bohong itu akan ditetapkan sebagai
pembohong. Muttafaq ‘alaih (an-Nawawi, [t.th.]:42)).
Kata adil sinonim dengan al-qish. Kata ini dan berbagai derivasinya, umpama:
iqshitu, al-muqshitun, dan al-qashitun terulaqng sebanyak 25 kali dalam Alquran. Kadang-
kadang kata adil dan kata al-qisht disebut secara besama-sama dan satu sama lain berarti
sama. Contohnya adalah yang artinya : “dan kalau ada dua golongan dari mereka yang
beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu
melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar Perjanjian itu kamu
perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau Dia telah surut, damaikanlah antara
keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu Berlaku adil; Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang Berlaku adil “. ( QS. Al Hujurat : 9 ).
Karena baik secara rasional maupun syariah bahwa sikap adil itu adalah baik dan
positif, tetapi di sisi lain kita merupakan pemeluk agama Islam terbesar dunia dan di saat
yang sama dikenal sebagai bangsa dengan aneka predikat yang tidak baik seperti KKN
(korupsi, kolusi, dan nepotisme), maka untuk merubah citra buruk itu salah satu cara strategis
adalah membudayakan sikap adil dalam semua lapangan kehidupan.
Untuk mewujudkan sikap adil harus dilatih terus menerus secara berkesinambungan,
yang bererti pembiasaan berlaku adil. “Mulai sekarang, mulai yang sederhana, dan mulai dari
diri sendiri”,Inilah komitmen untuk mulai pembiasaan berlaku adil. Jika langkah awal ini
dapat dilalui dengan baik, tentu mudah menjalar kepada orang lain, apalagi kalau yang
memulai komitmen itu adalah orang yang memiliki pengaruh di masyarakat di mana ia
berada karena salah satu naluri manusia adalah meniru idola. Jika idola tidak bersikap adil,
tentu para fansnya akan meniru tidak adil pula.
Dalam Islam orang yang paling pantas untuk di dudukkan sebagai idola untuk ditiru
dan diteladani adalah Rasulullah SAW. Allah berfirman :
۟ ُول ٱهَّلل ِ أُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّمن َكانَ يَرْ ج
ُوا ٱهَّلل َ َو ْٱليَوْ َم ٱلْ َءا ِخ َر َو َذ َك َر ٱهَّلل َ َكثِيرًا ِ لَّقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِى َرس
َ
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
Dia banyak menyebut Allah “. ( QS. Al Ahzab : 21 ).
Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan zaman, maka umat Islam harus berperan
aktif dalam mewujudkan Masyarakat Madani. “Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar,
dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka,
di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
(Q.S.Ali Imron:110).
Oleh karena itu maka Umat Islam harus menunjukan perannya dalam mewujudkan
MasyarakatMadani yaitu antara lain;
4. Mewujudkan tata sosial politik yang demokratis dan sistem ekonomi yang adil.
6. Sebagai advokasi bagi masyarakt yang “teraniaya”, tidak berdaya membela hak-hak dan
kepentingan mereka (masyarakat yang terkena pengangguran, kelompok buruh, TKI, TKW
yang digaji atau di PHK secara sepihak, di siksa bahkan di bunuh oleh majikannya dan lain-
lain).
Bangsa Indonesia berusaha untuk mewujudkan Masyarakat Madani yang pada dasarnya
adalah masyarakat sipil yang demokratis dan agamis/religius.Dalam kaitannya pembentukan
Masyarakat Madani di Indonesia, maka warga negara Indonesia perlu dikembangkan untuk
menjadi warga negara yang cerdas, demokratis, dan religius dengan bercirikan imtaq, kritis
argumentatif, dan kreatif, berfikir dan berperasaan secara jernih sesuai dengan aturan,
menerima semangat Bhineka Tunggal Ika, berorganisasi secara sadar dan bertanggung jawab,
memilih calon pemimpin secara jujur-adil, menyikapi mass media secara kritis dan objektif,
berani tampil dan kemasyarakatan secara profesionalis, berani dan mampu menjadi saksi,
memiliki wawasan yang luas, memiliki semangat toleransi mengerti cita-cita nasional bangsa
Indonesia yang demokratis, aman, adil dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam ajaran islam ada dua dimensi utama hubungan yang harus dipelihara, yaitu
hubungan manusia dengan allah dan hubungan manusia dengan manusia lain dalam
masyrakat. Kedua hubungan itu harus sejalan. Dengan melaksanakan kedua hubungan itu
hidup manusia akan sejahtera baik dunia maupun akhirat. Untuk mencapai kesejahteraan
tersebut , selain dari kewajiban zakat, masih masih syari’atkan untuk bersedekah, infaq,
hibah, dan wajaf kepada pihak-pihak yang memelukan.
Dalam Al-Qur’an menyetujui, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan menyucikan mereka”(QS.At-Taubah[9]:103).
Manajemen Zakat
Kata zakat merupakan kata dasar atau mashdar yang berasal dari zaka, yazki,
tazkiyah, yang artinya bertambah(al- ziyadah), tumbuh dan berkembang, bersih dan suci.
Menurut istilah, sejumlah harta terterntu yang diwajibkan allah untuk diberikan kepada orang
yang berhak menerimanya. Zakat adalah rukun islam yang keempat, meurut jumhur ulama,
zakat ditetapkan pada tahun kedua hijriah. Namun, menurut sebagian ulama, seperti ath-
Thabary, ibadah ini telah ditetapkan ketika nabi saw masih berada di Mekkah.
Zakat merupakan dasar prinsipil untuk menegakkan struktur sosial umat islam. Zakat
bukanlah derma atau sedekah biasa, ia adalah sedekah wajib. Terlaksanya lembaga zakat
dengan baik dan benar diharapkan kesulitan dan penderitaan fakir miskin dapat berkurang.
Artinya : Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan apa-apa yang kamu kerjakan dari
kebaikan untuk dirimu. Pasti kamu akan mendapat pahalanya disisi Allah. Sesungguhnya
Allah maka melihat apa-apa yang kamu kerjakan.
Surat Al-Hajj : 78
Artinya : Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia
telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak menajdikan untuk kamu dalam agama suatu
kesempitan. (Ikutlah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian
orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) da,am (Al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu
menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka
dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali allah. Dia adalah
Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
Orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah, ada baiknya zakat dikeluarkan pada waktu yang
tepat. Dijelaskan dalam hadist (HR.Tarmidzi.613)
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami (Muslim Bin Amru Bin Muslim Abu Amru Al
Khaddza’Al Madani) telah menceriitakan kepada ku (Abdullah Bin Nafi’As sha ‘Igh) dari
(ibnu Abu Zannad) dari (Musa Bin Uqbah) dari (Nafi’) dari (Ibnu Umar) Bahwasannya
Rasulullah Shallallahhu’Alaihi Wasallam memerintahkan untuk membayar zakat fitrah
sebelum berangkat (ke tempat shalat) pada Hari Raya Idul Fitri. Abu ‘Isa berkata, ini
merupakan hadist Hasan Shahih Gharib, atas dasar ini para ulama lebih menganjurkan untuk
membayar zakat fitrah sebelum berangkat shalat.”(HR.Tirmidzi.613)
Islam
Mencapai nisab
Seseorang yang menunaikan zakat dapat mendekatkan diri kepada allah swt dan bisa
meningkatkan keimanan dan ketaatan kepada allah swt
Allah akan menghapus segala dosa yang dimiliki oleh seseorang yang membayarkan zakat
Seseorang yang menunaikan zakat senantiasa diberi petunjuk dan hidayah dalam segala
urusan
Yang berhak mendapatkan zakat menurut kaidah Islam dibagi menjadi 8 golongan.
Golongan-golongan tersebut adalah:
Fakir
Golongan orang yang hampir tidak memiliki apapun sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan pokok hidupnya.
Miskin
Golongan orang yang memiliki sedikit harta, tetapi tidak bisa mencukupi kebutuhan dasar
untuk hidupnya.
Amil
Mu'alaf
Orang yang baru masuk atau baru memeluk agama Islam dan memerlukan bantuan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan baru.
Hamba Sahaya
Gharimin
Orang yang berutang untuk memenuhi kebutuhannya, dengan catatan bahwa kebutuhan
tersebut adalah halal. Akan tetapi tidak sanggup untuk membayar utangnya.
Fisabilillah
Ibnus Sabil
Orang yang kehabisan biaya dalam perjalanannya dalam ketaatan kepada Allah.
Orang kaya
Zakat ada dua macam yaitu zakat mal (harta) dan zakat fitrah.
Zakat mal adalah sebagian harta kekayaan seseorang atau badan hukum yang wajib
diberikan kepada orang-orang tertentu telah mencapai jumlah minimal dan setelah pula.
Zakat maal (harta) adalah zakat penghasilan seperti hasil pertanian, hasil pertambangan,
hasil laut, hasil perniagaan, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing
jenis penghasilan memiliki perhitungannya sendiri.
Zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan pada akhir puasa ramadhan. Hukumnya wajib
atas setiap orang muslim, kecil atau dewasa, laki-laiki maupun perempuan, budak atau
merdeka. Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan umat Muslim menjelang hari
raya Idul Fitri atau pada bulan Ramadan. Zakat fitrah dapat dibayar dengan setara 3,5
liter (2,5 kilogram) makanan pokok dari daerah yang bersangkutan. Makanan pokok di
Indonesia adalah nasi, maka yang dapat dijadikan sebagai zakat adalah berupa beras.
Zakat Maal
Zakat Maal = 2,5% x jumlah harta yang tersimpan selama 1 tahun. Menghitung nisab zakat
maal = 85 x harga emas pasaran per gram.
Contoh: Umi punya tabungan Rp 100 juta, deposito Rp 200 juta, rumah kedua yang
dikontrakkan senilai Rp 500 juta, dan emas perak senilai Rp 200 juta. Total harta yang
dimiliki Rp 1 miliar. Semua harta sudah dimiliki sejak 1 tahun lalu.
Misal harga 1 gram emas sebesar Rp 600 ribu, maka batas nisab zakat maal 85 x Rp 600 ribu
= Rp 51 juta. Karena harta Umi lebih dari limit nisab, maka ia harus membayar zakat maal
sebesar Rp 1 miliar x 2,5% = Rp 25 juta per tahun.
Zakat fitrah
Zakat Fitrah per orang = 3,5 liter x harga beras per liter. Contoh: harga beras yang biasa
kamu makan sehari-hari Rp 10.000 per liter, maka zakat fitrah yang harus dibayar per orang
sebesar Rp 35.000. Jika dihitung dari segi berat, maka zakat fitrah per orang = 2,5 kg x harga
beras per kg.
Artinya:
“Dari Ibnu Umar Radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam
bersabda: Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada
tuhan selain allah dan bahwa muhammad utusan allah, menegakkan shalat, menunaikan
zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka akan dilindungi kecuali
dengan hak islam dan perhitungan mereka ada pada allah subhanahu wata’ala.”(HR.Bukhari
No.25;Muslim N0.22)
Zakat adalah salah satu bentuk distrubusi kekayaan di kalangan umat islam sendiri,
dari golongan kaya kepada golongan miskin. Hikmahnya adalah agar tidak terjadi jurang
pemisahan antara golongan kaya dan golongan miskin serta untuk menghindari penumpukan
kekayaan pada golongan kaya dan golongan tertentu saja. Untuk melaksanakan lembaga
zakat dengan baik dan sesuai fungsi dan tujuannya tentu harus ada aturan-aturan yang
dilakukan dalam pengelolaannya.
Pengeloaan zakat berdasarkan pada prinsip-prinsip yang baik dan jelas akan lebih
meningkatkan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat. Dalam Undang-Undang (UU)
tentang Pengelolaan Zakat Nomor 38 Tahun 1998, pengertian zakat maal adalah bagian dari
harta yang disisihkan oleh seorang Muslim atau badan yang dimiliki orang Muslim sesuai
ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
UU tersebut juga menjelaskan tentang zakat fitrah, yaitu sejumlah bahan pokok yang
dikeluarkan pada bulan Ramadan oleh setiap Muslim bagi dirinya dan bagi orang yang
ditanggungnya, yang memiliki kewajiban makan pokok untuk sehari pada hari raya Idul Fitri.
Berhasilnya pengeloaan zakat tidak hanya bergantung pada banyaknya zakat yang
terkumpul, tetapi sangat tergantung pada dampak dari pengelolaan zakat tersebut dalam
masyarakat. Zakat baru dikatakan berhasil dalam pengelolaannya apabila zakat tersebut
benar-benar dapat mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial dalam masyarakat.
Keadaan yang demikian sangat tergantung pada manajemen yang diterapkan oleh amil zakat
dan political will dari pemerintah.
2. Manajemen Wakaf
Kata “wakaf” berasal dari bahasa arab waff, yang berarti “menghentikan”. Artinya,
seseorang menghentikan hak miliknya atas suatu harta dan menahan diri dari penggunaannya
dengan cara menyerahkan harta itu kepada pengelola untuk digunakan bagi kepentingan
umum. Barang yang diwakafkan adalah barang yang bermanfaat dan tidak cepat habis karena
dipakai, baik harta yang tidak bergerak, seperti tanah, maupun harta bergerak seperti buku-
buku.
Sebagai salah satu lembaga social Islam wakaf erat kaitannya dengan social ekonomo
masyarakat. Walaupun wakaf merupakanlembaga Islam yang hukumnya Sunnah namun
lembaga ini dapat berkembang dengan baik dibeberapa Negara, seperti Mesir, Yordania,
Saudi Arabia, Bangladesh dan lain-lain. Hl ini karena lembaga wakaf dikelola dengan
manajemn yang baik sehingga manfaatnya sangat dirasakan bagi pihak-pihak yang
memerlukannya.
Di Indonesia sedikit sekali tanah wakaf yang dikelola secara produktif dalam bentuk
suatu usaha yang hasilnya sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan termasuk
fakir miskin. Pemanfaatan tersebut dilihat dari segi social khususnya untuk kepentingan
keagamaan memang efektif, tetapi dampaknya kurang berpengaruh positif dalam kehidupan
ekonomi masyarakat. Apabila peruntukan wakaf hanya terbatas pada hal-hal diatas tanpa
diimbangi dengan wakaf yang dapat dikelola secara produktif, maka wakaf sebagai salah satu
sarana untuk mewujudkan kesejahteraan social ekonomi masyarakat, tidak akan terealisasi
secara optimal.
Dibeberapa Negara seperti, Mesir, Yordania, Saudi, Arabia Saudi, Turki, Bangladesh,
wakaf selain berupa sarana, prasarana ibadah dan pendidikan jua berupa tanah pertanian,
perkebunan, flat, uang, saham, real estate, dan lain-lain juga dikelola secara produktif.
Dengan demikian hasilnya benar-benardapat dipergunakan untuk mewujudkan kesejahteraan
umat.
Wakaf prouktif penting sekali untuk dikembangkan di Indonesia pada saat kondisi
perekonomian yang tidak stabil. Contoh sukses pelaksanaan sertifikat wakaf tunai di
Bangladesh dapat dijadikan teladan bagi umat islam di Indonesia. Kalu umat islam mapu
melaksanakan dalamskala besar, maka akan terlihat implikasi positif dari kegiatan wakaf
tunai tersebut. Wakaf tunai mempunyai peluang yang unik bagi terciptanya investasi di
bidang keagamaan pendidikan dan pelayanan social.
BAB III
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kebudayaan islam adalah hasil olah akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia
yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia untuk
keberkiprahan dan berkembangnya. Hasil olah akal, budi, rasa dan karsa yang telah terseleksi
oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.
Dalam masyarakat madani, nilai-nilai peradaban menjadi ciri utama. Karena itu dalam
sejarah filsafat, sejak filsafat Yunani sampai masa filsafat Islam juga terkenal istilah madinah
atau polis, yang berarti kota. Yaitu masyarakat yang maju dan berperadaban. Masyarakat
madani menjadi simbol idealisme yang diharapkan oleh setiap masyarakat.
4.2 SARAN
Demikian makalah ini kami susun dengan harapan bisa bermanfaat bagi semua.Dalam
penulisan makalah ini, penulis merasa masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA
http://fisikaituunique.blogspot.com/2014/10/contoh-makalah-budaya-akademik-etos.html
http://alifviarahma.blogspot.com/2015/06/budaya-akademik-etos-kerja-sikap.html