DI SUSUN OLEH :
NIM : 2017.C.09a.0875
PRODI : S 1 KEPERAWATAN
YAYASAN EKAHARAPPALANGKARAYA
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan tugas laporan yang berjudul “AKTIVITAS” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat
membangun guna kesempurnaan laporan kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN
AKTIVITAS
1
2
1.1.4 Etiologi
Penyebab utama Aktivitas adalah adanya rasa nyeri, lemah, kekakuan otot,
ketidakseimbangan, dan masalah psikologis. Osteoartritis merupakan penyebab utama
kekakuan pada usia lanjut. Gangguan fungsi kognitif berat seperti pada demensia dan
6
gangguan fungsi mental seperti pada depresi juga menyebabkan
imobilisasi.Kekhawatiran keluarga yang berlebihan dapat menyebabkan orangusia
lanjut terus menerus berbaring di tempat tidur baik di rumah maupun dirumah sakit
(Setiati dan Roosheroe, 2007).
Penyebab secara umum:
1. Kelainan postur
2. Gangguan perkembangan otot
3. Kerusakan system saraf pusat
4. Trauma lanngsung pada system mukuloskeletal dan neuromuscular
5. Kekakuan otot
1.1.5 Patofisiologi
Aktivitas atau kemampuan seseorang untuk bergerak bebas merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi.Tujuan mobilisasi adalah
memenuhi kebutuhan dasar (termasuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan
aktifitas rekreasi), mempertahankan diri (melindungi diri dari trauma),
mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan gerakan tangan non
verbal.Immobilisasi adalah suatu keadaan di mana individu mengalami atau berisiko
mengalami keterbatasan gerak fisik.Mobilisasi dan immobilisasi berada pada suatu
rentang.Immobilisasi dapat berbentuk tirah baring yang bertujuan mengurangi
aktivitas fisik dan kebutuhan oksigen tubuh, mengurangi nyeri, dan untuk
mengembalikan kekuatan. Individu normal yang mengalami tirah baring akan
kehilangan kekuatan otot rata-rata 3% sehari (atropi disuse).
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot,
skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf.
Otot Skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya kemampuan otot
berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit. Ada dua tipe
kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Pada kontraksi isotonik, peningkatan tekanan
otot menyebabkan otot memendek.Kontraksiisometrik menyebabkan peningkatan
tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif dari otot,
7
misalnya, menganjurkan klien untuk latihan kuadrisep.Gerakan volunter adalah
kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik.Meskipun kontraksi isometrik tidak
menyebabkan otot memendek, namun pemakaian energy meningkat.Perawat harus
mengenal adanya peningkatan energi (peningkatan kecepatan pernafasan, fluktuasi
irama jantung, tekanan darah) karena latihan isometrik.Hal ini menjadi kontra
indikasi pada klien yang sakit (infark miokard atau penyakit obstruksi paru kronik).
Postur dan Gerakan Otot merefleksikan kepribadian dan suasana hati seseorang
dan tergantung pada ukuran skeletal dan perkembangan otot skeletal.Koordinasi dan
pengaturan dari kelompok otot tergantung dari tonus otot dan aktifitas dari otot yang
berlawanan, sinergis, dan otot yang melawan gravitasi.Tonus otot adalah suatu
keadaan tegangan otot yang seimbang.Ketegangan dapat dipertahankan dengan
adanya kontraksi dan relaksasi yang bergantian melalui kerja otot.Tonus otot
mempertahankan posisi fungsional tubuh dan mendukung kembalinya aliran darah ke
jantung.Immobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi berkurang.
Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang:
panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem skeletal berfungsi
dalam pergerakan, melindungi organ vital, membantu mengatur keseimbangan
kalsium, berperan dalam pembentukan sel darah merah.
Sendi adalah hubungan di antara tulang. Ligamen adalah ikatan jaringan fibrosa
yang berwarna putih, mengkilat, fleksibel mengikat sendi menjadi satu sama lain dan
menghubungkan tulang dan kartilago. Tendon adalah jaringan ikat fibrosa berwarna
putih, mengkilat, yang menghubungkan otot dengan tulang.Kartilago adalah jaringan
penghubung pendukung yang tidak mempunyai vaskuler, terutama berada di sendi
dan toraks, trakhea, laring, hidung, dan telinga.
Propriosepsi adalah sensasi yang dicapai melalui stimulasi dari bagian tubuh
tertentu dan aktifitas otot.Proprioseptor memonitor aktifitas otot dan posisi tubuh
secara berkesinambungan.Misalnyaproprioseptor pada telapak kaki berkontribusi
untuk memberi postur yang benar ketika berdiri atau berjalan.Saat berdiri, ada
penekanan pada telapak kaki secara terus menerus.Proprioseptor memonitor tekanan,
melanjutkan informasi ini sampai memutuskan untuk mengubah posisi.
Patway 8
Mobilisasi
Kelemahan otot
Dekubitus kemunduran
infekdefekasi
Stress terjadi
Konstipasi
Peningkatan asam lambung
1.1.7 Komplikasi
1. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin
tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat
meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan
10
tentang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan
cara yang sehat
2. Proses penyakit dan injuri
Adanya penyakit tertentu yang diderita seseorang akan mempengaruhi
mobilitasnya misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulitan untuk
mobilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang baru menjalani
operasi.Karena adanya nyeri mereka cenderung untuk bergerak lebih
lamban.Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidur karena menderita
penyakit tertentu.
3. Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas
4. Tingkat energy
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi
sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat
5. Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasnya dibandingkan
dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit salam masa pertumbuhannya
akan berbeda pula tingkat kelincahannya dibandingkan dengan anak yang
sering sakit.
1. Pemeriksaan Fisik
kesejajaran anatomis.Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan
TINGKAT KATEGORI
AKTIVITAS/ MOBILITA
S
12
2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
0 0 Paralisis sempurna
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar –X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan
hubungan tulang.
b. CT scan (Computed Tomography) menunjukkan rincian bidang tertentu
tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau
cidera ligament atau tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan
panjangnya patah tulang didaerah yang sulit dievaluasi.
c. MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus,
noninvasive, yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan
computer untuk memperlihatkan abnormalitas.
d. Pemeriksaan Laboratorium:
Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat ↑, kreatinin dan
SGOT ↑ pada kerusakan otot.
1. Body Mekanik
Penggunaan organ secara efektif dan efisien sesuai fungsinya.
2. Tindakan yang berhubungan dengan mobilisasi, missal :
a. Membantu merubah posisi
b. Melatih ROM
c. Membantu klien duduk di tempat tidur
3. Mencapai kemandirian penuh dalam aktifitas perawatan diri.
(Wilkenson, Judith M2007)
1.2 KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
A. Pengertian
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda
kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti
berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas
dari keadekuatan system persarafan dan muskuloskeletel.
Kebutuhan aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan yang saling
berhubungan dengan kebutuhan dasar dan tidur, dan saling mempengaruhi
manusia yang lain seperti istirahat.
1. Tulang
a. Mekanis :
1. Membentuk rangka
2. Tempat melekatnya berbagai otot.
b. Tempat penyimpanan mineral (Kalsium dan Fosfor).
c. Tempat sumsum tulang sebagai pembentuk sel darah.
d. Pelindung organ-organ dalam.
Jenis tulang :
14
15
b. Tendon adalah suatu jaringan ikat yang melekat pada tulang, origo
adalah tempat asal tendon dan insersio adalah arah tendon.
c. Terputusnya tendon akan membuat kontraksi otot tidak akan dapat
menggerakkan tulang
3. Ligamen
4. Sistem Syaraf
a. Terdiri dari sistem syaraf pusat (otak dan medulaspinalis) dan syaraf
tepi (perifer).
b. Setiap syaraf memiliki bagian somatis dan otonom.
c. Bagian Somatis memiliki fungsi sensorik dan motorik
5. Sendi
Merupakan tempat bertemunya dua ujung tulang atau lebih.Sendi membuat
segmentasi darikerangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segmen
dan bebagai pertumbuhan tulang.
C. Kemampuan Mobilitas
Mobilitas merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,
mudah, teratur dengan tujuan memenuhi kebutuhan aktifitas guna
mempertahankan kesehatannya.
Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai
kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa
bantuan.
Jenis mobilitas :
1. Mobilitas penuh
Kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga
dapat melakukan ineraksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari.
2. Mobilitas sebagian
16
Pronasifleksi bahu
a. Angkat lengan pasien pada posisi semula
Rotasi bahu
a. Gerakkan lengan bawah kebawah sampai menyentuh tempat
tidur, telapak tangan menghadap kebawah
b. Kembalikan keposisi semula
c. Gerakkan lengan bawah kebelakang sampai menyentuh tempat
tidur, telapak tangan menghadap keatas
d. Kembalikan keposisi semula
21
22
1) Anemia
2) Gagal jantung
3) Gangguan jantung
4) Kardiak aritmia
5) COPD
6) Gangguan metabolisme
7) Gangguan muskuloskeletal
1) Kelemahan berkurang
2) Berpatisipasi dalam perawatan diri
3) Mempertahankan kemapuan aktivitas septimal mungkin.
No Intervensi Rasional
Monitor keterbatasan aktivitas, Merencankan intervensi tepat
1
kelemahan saat aktivitas
Bantu pasien dalam melakukan Pasien dapat memilih dan
2
aktivitas sendiri merencanakan sendiri
Catat tada vital sebelum dan Mengkaji sejauh mana perbedaan
3
sesudah aktivitas peningkatan selama aktifitas
Kolaborasi dengan dokter dan Meningkatkan kerjasama tim dan
4 fisioterapi dalam latihan perawatan holistic
aktivitas
5 Istirahat yang adekuat setelah Membantu mengembalikan energy
23
latihan sendiri
Berikan diet yang adekuat Metabolisme membutuhkan energy
6
dengan kolaborasi ahli diet
Berikan pendidikan tentang: Meningktkan pengetahuan dalam
1) Perubahan gaya perawatan diri
hidup untuk menyimpan
7
energy
2) Penggunaan alat
bantu gerak
b. Keletihan
Definisi : kondisi dimana seseorang mengalami perasaan letih yang berlebihan
secara terusmenerus dan penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang
tidak dapat hilang dengan istirahat.
24
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
1) Anemia
2) Kanker
3) Depresi
4) Diabetes militus
26
No Intervensi Rasional
Pertahankan body aligmnet dan Mencegah iritasi dan komplikasi
1
posisi yang nyaman
Cegah pasien jatuh, berikan Mempertahankan keamanan pasien
2 pagar pengaman pada tempat
tidur
Lakukan latihan aktif maupun Meningkatkan sirkulasi dan mencegah
3
pasif kntraktur
Lakukan fisiotrapi dada dan Meningkatkan fungsi paru
4
postular drainase
Monitor kulit yang tertekan, Memonitor gangguan integritas kulit
5
amati kemungkinan dekubitus
Tindakan aktivitas sesuai batas Mempertahankan otot
6
toleransi
Berikan terapi nyeri jika ada Mengurangi rasa nyeri
7 indikasi nyeri sebelum atau
setelah latihan
Pertahankan nutrisi yang Nutrisi diperlukan untuk energy
8 adekuat dengan kolaborasi ahli
diet
Kolaborasi dengan fisioterafi Kerjasama dengan perawatan holistic
9
dalam program latihan
Lakukan pengetahuan tentang : Memberikan pengetahuan dan
a) Pencegahan konstipasi perawatan diri
10
b) Body mekanik dan posisi
c) Latihan dan istirahat
Lakukan kerjasama dengan Meneruskan perawatan setelah pulang
11 keluarga dalam perawatan 27
pasien
Bantu pasien dalam memutuskan Menentukan pilihan yang tepat dalam
12
pengguanan alat bantu berjalan pengguanan alat
Lakukan ambulasi sebanyak Imobilisasi yang lama dapat
13
mungkin jika memungkinkan menimbulkan dekubitus
29
30
Kriteria Evaluasi
1. Efektifitas: yang mengidentifikasi apakah pencapaian tujuan yang diinginkan
telah optimal.
2. Efisiensi: menyangkut apakah manfaat yang diinginkan benar-benar berguna
atau bernilai dari program publik sebagai fasilitas yang dapat memadai secara
efektif.
3. Responsivitas: yang menyangkut mengkaji apakah hasil kebijakan memuaskan
kebutuhan/keinginan, preferensi, atau nilai kelompok tertentu terhadap
pemanfaatan suatu sumber daya.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta :
SalembaMedika.
Perry & Potter. 2006. Buku Ajar Fundal Mental Keperawatan Konsep, Proses Dan
Praktik. Edisi 4.Jakarta : EGC.