Anda di halaman 1dari 38

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Status kesehatan ibu dan anak di Indonesia merupakan suatu derajat
kesehatan yang perlu ditingkatkan. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan
guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta mengupayakan untuk
penyelamatan dari separuh ibu bersalin dengan infeksi serta perdarahan yang
disertai penyulit pada proses persalinan (Saleha, 2009). Menurut Menteri
Kesehatan (Menkes) pada tahun (2011), Angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB) di Indonesia sangatlah tinggi dibandingkan dengan negara
tetangga. Hal ini dikarenakan persalinan masih banyak yang dilakukan dirumah.
Sementara itu, salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) pada
tahun 2030 yaitu terjadi penurunan angka kematian ibu dari 70 per 100.000
kelahiran hidup yang menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan di
Indonesia.

Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika
alat – alat reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal. (Barbara F. weller
2012).Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, pada tatanan
komunitas yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, berlandaskan
pada etika dan etiket keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung
jawab keperawatan (Kelompok Kerja Keperawatan CHS, 1994; Mc Closkey &
Grace, 2001).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang pengertian dari nifas dan asuhan keperawatan keluarga?
2. Apa saja masalah yang dialami oleh pasien nifas?

1
3. Apa saja kebutuhan dasar pada pasien nifas?
4. Bagaiamana asuhan keperawatan keluarga pada pasien nifas?
5. Bagaimana contoh kasus asuhan keperawatan keluarga pada pasein nifas?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian nifas dan asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah nifas.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan kebutuhan dan masalah pada pasien nifas.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan proses keperawatan keluarga pada pasien
nifas.
4. Untuk mengetahui dan menjelaskan contoh kasus yang asuhan keperawatan
keluarga pada pasien nifas.

2
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Masa Nifas

2.1.1 Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah mas a pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa
nifas ini yaitu 6 – 8 minggu. (Rustam Mochtar, 2010).

Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika
alat – alat reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal. (Barbara F. weller
2012).

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan


melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, pada tatanan komunitas
yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, berlandaskan pada etika
dan etiket keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan (Kelompok Kerja Keperawatan CHS, 1994; Mc Closkey & Grace,
2001).

Jadi dapat disimpulkan bahwa asuhan keperawatan keluarga pada pasien nifas
adalah rangkaian kegiatan yang di berikan melalui praktik keperawatan dengan
sasaran keluarga yang bertujuan untuk membantu menyelesaikan masalah pada
pasien nifas.

2.1.2 Kebutuhan Dasar Masa Nifas

a. Nutrisi dan Cairan


Kualitas dan jumlah makanan yang akan dikonsumsi akan sangat
mempengaruhi produksi ASI. Selama menyusui, ibu dengan status
gizi  baik rata-rata memproduksi ASI sekitar 800cc yang mengandung 600

3
kkal, sedangkan ibu yang status ggizinya kurang biasnya akn sedikit
menghasilkan ASI. Pemberian ASI sangatlah penting , karena bayi akan
tumbuh sempurna  sebagai menusia yang sehat dan pintar, sebab ASI
mengandung DHA.
 Energy
Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama pasca post partum
mencapai 500 kkal. Rata-rata produksi ASI sehari 800 cc yang
mengandung 600 kkal. Sementara itu, kalori yang dihabiskan untuk
menghasilkan ASI sebanyak itu adalah 750  kkal. Jika laktasi
berlangsung selama lebih dari 3 bulan, selama itu pula berat badan ibu
akan menurun, yang berarti jumlah kalori tambahan
harus  ditingkatkan.
Sesungguhnya, tambahan kalori tersebut hanya  sebesar 700 kkal,
sementara sisanya (sekitar 200 kkal) diambil dari cadanagn indogen,
yaitu timbunan lemak selama hamil. Mengingatkan efisiensi kofersi
energy hanya 80-90 % maka energy dari makanan yang dianjurkan
(500 kkal) hanya akan menjadi energy ASI sebesar 400-500 kkal.
Untuk menghasilkan 850cc ASI dibutuhkan energy 680-807 kkal
energy. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan ASI,
berat badan ibu  akan kembali normal dengan cepat.
 Protein
Selama menyusui ibu membutuhkan tambahan protein  di atas normal
sebesar 20 gram/hari. Maka dari itu ibu dianjurkan makan makanan
mengandung asam lemak omega 3 yang banyak terdapat di ikan
kakap, tongkol, dan lemuru. Asam ini akan diubah menjadi DHA yang
akan keluar sebagai ASI. Selain itu ibu dianjurkan makan makanan
yang mengandung kalsium , zat besi,  vitamin C, B1, B2, B12, dan D.
Selain nutrisi, ibu juga membutuhkan banyak cairan seperti air minum.
Dimana kebutuhan minum ibu 3 liter sehari ( 1 liter setiap 8 jam)

4
Beberapa anjuran yng berhubungan dngan pemenuhan gizi ibu
menyusui antara lain :
a) Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kkal
b) Makan dengan diet berimbang, cukup protein, mineral dan vitamin
c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari terutama setelah menyusui
d) Mengonsumsi tablet zat besi
e) Minum kapsul vitamin A agar dapaat meberikan vitamin A kepada
bayinya.
b. Ambulasi Dini
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk  selekas mungkin membimbing
pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan.
Ambulasi dini ini tidak dibenarkan pada pasien dengan penyakit anemia,
jantung, paru-paru, demam dan keadaan lain yang membutuhkan istirahat.
Keuntungannya yaitu :
a. Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat
b. Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik.
c. Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu
mengenai cara merawat bayinya.
d. Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia.
Ambulasi dini dilakukan secara perlahan  namun meningkat secara
berangsur-angsur, mulai dari jalan-jalan ringan dari jam ke jam sampai
hitungan hari hingga pasien dapat melakukannya sendiri tanpa
pendamping sehingga tujuan memandirikan pasien dapat terpenuhi.
c. Eliminasi : Buang Air Kecil dan Besar
Biasanya dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah dapat buang air
kecil. Semakin lama urine ditahan, maka dapat mengakibatkan  infeksi.
Maka dari itu bidan harus dapat meyakinkan ibu supaya segera buang air
kecil, karena biasany ibu malas buang air kecing karena takut akan merasa
sakit. Segera buang air kecil setelah melahirkan dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya komplikasi post partum. Dalam 24 jam pertama ,

5
pasien juga sudah harus dapat buang air besar. Buang air besar tidak akan
memperparah luka jalan lahir, maka dari itu buang air besar tidak boleh
ditahan-tahan. Untuk memperlancar buang air besar, anjurkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan minum air putih.
d. Kebersihan Diri
Bidan/perawat harusbijaksana dalam memberikan motivasi ibu untuk
melakukan personal hygiene secara mandiri dan bantuan dari keluarga.
Ada beberapa langkah dalam perawatan diri ibu post partum, antara lain :
a) Jaga kebersihan seluruh tubuh ibu  untuk mencegah infeksi dan alergi
kulit pada bayi.
b) Membersihakan daerah kelamin dengan sabun  dan air, yaitu dari
daerah depan ke belakang, baru setelah itu anus.
c) Mengganti pembalut minimal 2 kali dalam sehari.
d) Mencuci tangan denag sabun dan air setiap kali selesai membersihkan
daerah kemaluan
e) Jika mempunyai luka episiotomy, hindari untuk  menyentuh daerah
luka agar terhindar dari infeksi sekunder.
e. Istirahat
Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang cukup untuk
memulihkan kembali kekeadaan fisik. Kurang istirahat pada ibu post
partum  akan mengakibatkan beberapa kerugian, misalnya :
a) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
c) Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan untuk merawat bayi dan
diri sendiri.
Bidan/perawat harus menyampaikan kepada pasien dan keluarga agar
ibu kembali melakukan kegiatan-kegiatan rumah tangga  secara
perlahan dan bertahap. Namun harus tetap melakukan istirahat
minimal 8 jam sehari siang dan malam.
f. Seksual

6
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke dalam vagina
tanpa rasa nyeri. Tetapi banyak budaya dan agama yang melarang sampai
masa waktu tertentu misalnya 40 hari atau 6 mingggu setelah melahirkan.
Namun kepiutusan itu etrgantung pada pasangan yang bersangkutan.
g. Latihan / Senam Nifas
Agar pemulihan organ-organ ibu cepat dan maksimal, hendaknya ibu
melakukan senam nifas sejak awal (ibu yang menjalani persalinan
normal). Berikut ini ada beberapa contoh gerakan  yang dapat dilakukan
saat senam nifas :
a) Tidur telentang, tangan disamping badan. Tekuk salah satu kaki,
kemudian gerakkan ke atas mendekati perut. Lakukan gerakan ini
sebanyak 15 kali secara bergantian untuk kaki kanan dan kkiri. Setelah
itu, rileks selama 10 hitungan.
b) Berbaring telentang, tangan di atas perut, kedua kaki ditekuk.
Kerutkan otot bokong dan perut bersamaan dengan mengangkat
kepala, mata memandang ke perut selama 5 kali hitungan. Lakukan
gerakan ini senbanyak 15 kali. Roleks selama 10 hitungan.
c) Tidur telentang, tangan di samping badan, angkat bokong sambil
mengerutkan  otot anus selama 5 hitungan. Lakukan gerakan ini
sebanyak 15 kali. Rileks selama 10 hitungan.
d) Tidur telentang, tangan di samping badan. Angkat kaki kiir lurus
keatas sambil menahan otot perut. Lakukan  gerakan sebanyak  15 kali
hitungan, bergantian  dengan kaki kanan. Rileks selama 10 hitungan.
e) Tidur telentang, letakan kedua tangan dibawah kepala, kemudian
bangun tanpa mengubah posisi kedua kaki (kaki tetap lurus).
Lakukan  gerakan sebanyak 15 kali hitungan, kemudian rileks selama
10 hitungan sambil menarik nafas panjang lwat hidung, keluarkan
lewat mulut.

7
i. Posisi badan nungging, perut dan paha membentuk sudu 90 derejat.
Gerakan perut keatas sambil otot perut dan anus dikerutkan sekuat
mungkin, tahan selama 5 hitungan. Lakukan gerakan in sebanyak 15
kali, kemudian rileks selama 10 hitugan.
2.1.3 Masalah Pada Masa Nifas
a. After pain/ kram perut
Rasa nyeri/mules pada perut akibat kontraksi uterus yang terjadi setelah
plasenta
b. Nyeri perineum
Rasa nyeri pada perineum akibat trauma pada persalinan pervaginm atau
karena
adanya jahitan robekan perineum
c. Gangguan BAB
Gangguan bAB dapat terjadi selama kehamilan mengalami hemoroid
karena mengalami konstipasi dan pengeluran cairan saat persalinan terlalu
banyak sehingga cairan dalam tubuh berkurang yang dapat menyebabkan
kekurangan cairan/serat dalam proses pencernaan sehingga mengganggu
proses BAB
d. Nyeri pada payudara
Nyeri pada payudara disebabkan karena adanya pembesaran payudara
akibat adanya
produksi Asi dan disebabkan karena malas menyusui sehingga payudara
terasa penuh
dan tegang
e. Gangguan BAK
Gangguan BAK dapat teratasi karena kepala bayi terlalu lama menekan PBP
(pintu
Bawah Panggul) kandung kemih dan adanya trauma jalan lahir
2.1.4 Perawatan Masa Nifas

8
1. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8
jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan kiri
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2
diperboleh duduk, hari ke-3 jalan-jalan dan hari 4-5 sudah diperbolehkan
pulang.
2. Diet
Makanan harus bermutu, beergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan
buah-buahan.
3. Miksi
Hendaknya kencing dilakukan sendiri akan secepatnya. Bila kandung
kemih penuh dan sulit tenang, sebaiknya dilakukan kateterisasi.
4. Defekasi
Buang air besar, harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila sulit
buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berat leras dapat diberikan
laksan peroral atau per rektal
5. Perawatan payudara
- Dimulai sejak wanita hamil supaya paling susu lemas, tidak keras dan
kering sebagai persiapan untuk menyusui bayi
- Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik
untuk kesehatan bayinya.
6. Laktasi
Disamping ASI merupakan makanan utama bayi yang tidak ada
badingannya, menyusun bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih
sayang antara ibu dan anak.

2.2 Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah Nifas

2.2.1 Pengkajian

1. Data Umum

9
A. Biodata
Biodata berisi Nama KK, umur, agama, alamat, pekerjaan, pendidikan,
penghasilan kepala keluarga sehari hari, tipe keluarga, komposisi,
genogram, dan aktivitas rekreasi keluarga.
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
Meliputi Tahap perkembangan keluarga saat ini, Tahap perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi, Riwayat keluarga inti, Riwayat keluarga
sebelumya.
C. Lingkungan
Menggambarkan tentang lingkungan keluarga seperti: karakteristik
rumah, karakteristik lingkungan, mobilitas geografis keluarga,
perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, sistem
pendukung keluarga.
D. Struktur keluarga
Pola komunikasi keluarga dengan pasien, struktur kekuatan keluarga,
stuktur peran, nilai dan norma keluarga.
E. Fungsi keluarga
Terdiri dari: fungsi afektif, fungsi sosial, fungsi reproduksi, fungsi
ekonomi fungsi perawatan kesehatan.
F. Stres dan Koping Keluarga
Stressor jangka pendek dan jangka panjang dalam menerima masalah
kesehatan, kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor,
strategi koping yang digunakan strategi adaptasi disfungsional, harapan
keluarga.
G. Riwayat Kesehatan Sekarang
Berisi tentang pemeriksaan fisik seluruh anggota keluarga dari mulai
rambut hingga kaki (head to toe).
H. Harapan Keluarga
Berisi harapan pasien dan keluarga pasien.

10
2. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1. S: Pasien mengatakan luka Kurang Ketidakmampuan
jahitan pada kemaluan terasa pengetahuan keluarga mengenal
sakit bila duduk dan tentang masalah kesehatan:
bergerak. Pasien juga mengatasi ketidaktahuan tentang
mengatakan belum nyeri dan perawatan luka dan
mengetahui cara mengatasi perawatan luka mengatasi nyeri pada
nyeri dan merawat daerah jahitan. pasien nifas
perineum atau luka pada berhubungan tidak
jahitan, pasien mengatakan mengenal informasi
sudah diberi penjelasan oleh yang tepat tentang
bidan desa saat lahiran perawatan luka ibu
namun tidak melakukan nifas.
perawatan nya.

O: Pasien meringis saat


berpindah posisi. Luka
jahitan terlihat kotor.
3. S: Pasien banyak bertanya Kurangnya Ketidakmampuan
tentang perawatan bayinya, pengetahuan keluarga mengenal
pasien mengatakan belum tentang cara masalah kesehatan:
pernah sebelumnya merawat merawat bayi. Resiko gangguan proses
bayi, pasien mengatakan parenting berhubungan
persalinan ini adalah dengan tidak mengenal
persalinan yang pertama kali. informasi yang tepat
O:Pasien terlihat canggung tentang merawat bayi
dalam merawat bayi baru lahir.
(menggendong,
memandikan, menyusui
bayi), Ibu primipara, ASI
keluar belum lancar, bayi
sering menangis karena
kecukupan ASI kurang
terpenuhi.

3. Skoring

No Kriteria Skor Bobot


Sifat Masalah:

11
1  Tidak/Kurang sehat 3
 Ancaman Kesehatan 2 1
 Krisis atau keadaan sejahtera 1
Kemungkinan Masalah dapat di
2 Ubah: 2
 Dengan mudah 1 2
 HAnya Sebagian 0
 Tidak Dapat
Potensi Masalah Dapat di Cegah:
3  Tinggi 3
 Cukup 2 1
 Rendah 1
Menonjolnya Masalah:
4  Masalah berat harus segera 2
ditangani
 Ada masalah, tetapi tidak perlu 1 1
segera ditangani
 Masalah tidak dirasakan 0

2.2.2 Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas

Keputusan klinik tentang semua respon individu, keluarga dan masyarakat


tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai
dengan kewenangan perawat. Diagnose diprioritaskan berdasarkan nilai
tertinggi dari jumlah skoring dari masing masing diagnose.

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan: ketidaktahuan


tentang perawatan luka dan mengatasi nyeri pada pasien nifas berhubungan
tidak mengenal informasi yang tepat tentang perawatan luka ibu nifas.
2. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan: Resiko gangguan
proses parenting berhubungan dengan tidak mengenal informasi yang tepat
tentang merawat bayi baru lahir

2.2.3 Perencanaan

12
D Tujuan Kriteria Hasil Intrervensi
X Umum Khusus Kriteria standar

13
1 Setelah Setelah melakukan Verbal Keluarga  kaji pengetahuan
dilakukan kunjungan 5x60’ dapat keluarga.
tindakan keluarga dapat menyebutkan  Berikan penkes
keperawata mencapai…. dan tentang penyebab
n keluarga menjelaskan nyeri, mengatasi
TUK 1:
mampu penyebab nyeri dan
merawat Keluarga mampu nyeri pada perawatan luka.
anggota mengenal masalah perineum,  jelaskan dan
keluarga nyeri perineum pentingnya anjurkan keluarga
yang dengan : perawatan untuk melakukan
mengalami a. Menyebutk luka pada teknik nafas
masalah an penyebab perineum, dalam untuk
nyeri pada nyeri pada manfaat mengatasi nyeri.
luka perineum, perawatan  Anjurkan
perineum pentingnya luka keluarga untuk
perawatan luka perineum, membantu klien
pada perineum, cara mobilisasi.
manfaat mengatasi  Jelaskan keluarga
perawatan luka nyeri dan dan pasien
perineum, cara perawatan tentang cara
mengatasi nyeri luka. perawatan luka.
dan perawatan
luka.

b. Menjelaska
n kembali cara
mengatasi nyeri
dan perawatan
luka.

14
Tuk 2: Verbal Keluarga  Jelaskan kepada
Keluarga mampu mampu keluarga akibat
Mengambil mendiskusika jika tidak
Keputusan dengan: n keputusan dilakukan
Berdiskusi tentang yang tepat perawatan luka
pentingnya dalam dan mengatasi
perawatan luka dan menangani nyeri.
mengatasi nyeri pasien post
pada pasien post partum dalam
partum keluarganya.
Tuk 3: psikomo Keluarga  Anjurkan dan
Keluarga Merawat tor dapat ajarkan klien
Anggota yang membantu tariknafas dalam
mengalami dalam untuk
masalah dengan: perawatan mengurangi nyeri
Mempraktekan dan luka dan  Anjurkan dan
menjelaskan mengatasi ajarkan klien dan
kembali cara nyeri pada keluarga untuk
merawat luka dan klien mobilisasi
mengatasi nyeri.  Anjurkan dan
ajarkan klien dan
keluarga cara
merawat luka
pada perineum.

15
Tuk 4: Verbal Keluarga  Anjurkan
Keluarga mampu
mampu keluarga untuk
Memodifikasi
Linkungan dengan: menjaga menjaga
Dapat menjaga
kebersihan kebersihan
kebersihan
disekitar rumah dan rumah dan rumahnya
lingkungan
lingkungan  Anjurkan
sekitarnya.
untuk keluarga dan
mencegah pasien saat untuk
terjadinya memperhatikan
infeksi kebersihan air
terhadap luka saat melakukan
perineum perawatan luka.
pada pasien.
Tuk 5: verbal Keluarga  Berikan penkes
keluarga dapat mampu tentang manffat
Memanfaatkan memanfaat dan kegunaan
FASYANKES kan dan fayankes
dengan: menggunaka  Anjurkan
a. keluarga dapat n fayankes keluarga untuk
mengetahui terdekat. pergi ke fayankes
manfaat terdekat saat ada
fayankes anggota keluarga
b. keluarga dapat yang mengalami
menggunakan masalah
fayankes kesehatan.
terdekat saat
terjadi masalah
kesehatan.

16
2.2.4 Implementasi

Implementasi
Diagnosis Waktu/Tanda
No Keperawatan Keluarga
Keperawatan Tangan
(5 Tugas Keluarga)
1 Ketidakmampu Tuk 1: (Mengenal MAsalah Kesehatan) 09 oktober
2019
an keluarga  Mengkaji pengetahuan keluarga.
mengenal  Memberikan penkes tentang penyebab
masalah nyeri, mengatasi nyeri dan perawatan luka.
kesehatan:  Menjelaskan dan anjurkan keluarga untuk
ketidaktahuan melakukan teknik nafas dalam untuk
tentang mengatasi nyeri.
perawatan luka  Menganjurkan keluarga untuk membantu
dan mengatasi klien mobilisasi.
nyeri pada  Menjelaskan keluarga dan pasien tentang
pasien nifas cara perawatan luka.
berhubungan
tidak mengenal
10 Okt 2019
informasi yang Tuk 2: (Mengambil Keputusan)
tepat tentang  Menjelaskan kepada keluarga akibat jika
perawatan luka tidak dilakukan perawatan luka dan
ibu nifas. mengatasi nyeri.

Tuk 3: (Merawat Anggota Keluarga)


11 Okt 2019
 Menganjurkan dan ajarkan klien tariknafas
dalam untuk mengurangi nyeri
 Menganjurkan dan ajarkan klien dan
keluarga untuk mobilisasi
 Menganjurkan dan ajarkan klien dan
keluarga cara merawat luka pada

17
perineum. 12 Okt 2019

Tuk 4: (Memodifikasi Linkungan)


 Menganjurkan keluarga untuk menjaga
kebersihan rumahnya
 Menganjurkan keluarga dan pasien saat
untuk memperhatikan kebersihan air saat
melakukan perawatan luka.
13 Okt 2019

Tuk 5: (Memanfaatkan FASYANKES)


 Memberikan penkes tentang manffat dan
kegunaan fayankes
 Menganjurkan keluarga untuk pergi ke
fayankes terdekat saat ada anggota
keluarga yang mengalami masalah
kesehatan.

2.2.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang


perawat memperbarui rencana asuhan keperawatan.

Evaluasi merupakan respon pasien dan keluarga pasien setelah dilakukan


tindakan keperawatan baik itu subjektif maupun objektif.

18
BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

Nama mahasiswa : Lina Safitri


Tempat praktik : RW 04 Desa Limpakuwus
Hari, tanggal : Kamis, 18 Juli 2016
Waktu : Jam 09.00 WIB

A. Data umum
1. Nama kepala keluarga : Tn.D
2. Alamat : RT 01/ 02 Desa Banjarsari Wetan
3. Komposisi keluarga :

Jenis
Hubungan dengan TT/
No Nama kelami Pendidikan
KK umur
n
1. Tn.D L Kepala Keluarga 28 th SD
2. Ny.R P Istri 27 th SLTA
Genogram :

Keterangan :
= laki-laki = meninggal = menikah

19
= perempuan = pasien = serumah

4. Suku : Jawa
5. Agama : Islam

6. Status social ekonomi keluarga :


Pencari nafkah dalam keluarga adalah Tn.D dengan bekerja sebagai pedagang
dan berpenghasilan ±500.000,00-1.000.000,00/ bulan. Keuangan keluarga
diatur oleh Ny.R sebagai istri dan ibu rumah tangga.Untuk biaya kesehatan
keluargaTn.D memiliki BPJS Kesehatan.
7. Aktivitas rekreasi keluarga :
Keluarga lebih banyak meluangkan waktu berkumpul di rumah, biasanya
untuk menghilangkan penat keluarga menonton TV bersama atau berjalan-
jalan disekitar rumah.
B. Riwayat tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Saat ini keluarga Tn.D berada dalam tahap perkembangan keluarga dengan
child bearing (kelahiran anak pertama).Saat ini anaknya berusia 5 hari.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah keluarga belum
mengetahui tentang KB. Keluarga mengatakan ini merupakan kelahiran bayi
pertama dan belum pernah diberitahu mengenai KB setelah melahirkan.
3. Riwayat keluarga inti :
Ny.R mengatakan keluarganya saat ini tidak memiliki masalah kesehatan.
Ny.R mengatakan tidak memiliki keluhan apapun saat ini.
4. Riwayat keluarga sebelumnya :
Ny.R mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, dan tidak
memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, asma, ataupun yang
lainnya, kecuali kemarin ketika melahirkan di rumah sakit karena

20
pembukannya lama saat di puskesmas. Suami Ny.R juga belum pernah
dirawat di rumah sakit sebelumnya, dan tidka memiliki keturunan sakit
diabetes, hipertensi, asma, ataupun yang lainnya.
C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Rumah Tn.D terdiri dari 5 ruang, yaitu 2 kamar, ruang tamu dan ruang
keluarga menjadi satu ruang, dapur, dan kamar mandi serta jamban. Lantai
rumah Tn.D menggunakan ubin, dan merupakan bangunan permanen.
Pencahayaan dan ventilasi udara rumah Tn.D cukup, pada siang hari daun
pintu juga sering dibuka sehingga udara dapat masuk ke rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW:
Keluarga Tn.D tinggal di lingkungan pedesaan dengan tetangga yang ramah.
3. Mobilitas geografis keluarga:
Ny.R merupakan penduduk asli Banjarsari Wetan. Setelah menikah, Ny.R
pindah ke rumah suaminya yaitu Tn.D. Namun saat hamil tua, Ny.R
memutuskan untuk pindah sementara di rumah ibunya di Banjarsari Wetan
sampai bayi sudah cukup besar.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga sering berkumpul di rumah, baik pagi, siang, sore, maupun malam
hari.Hal tersebut dikarenakan keluarga tidak begitu sibuk dengan pekerjaan
mereka dan lebih banyak berada di rumah.
5. System pendukung keluarga
Keluarga Tn.D telah memiliki jaminan kesehatan (BPJS), selain itu sanak
saudara juga selalu membantu keluarga Tn. D jika sakit dan membutuhkan
pertolongan. Selain itu, jarak Puskesmas dengan rumah Tn. D yang dekat
memudahkan keluarga Tn. D untuk segera berobat jika sakit dan Ny. R rajin
memeriksakan kehamilannya setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan dan
1 minggu sekali pada usia 9 bulan. Hal tersebut juga memudahkan Ny. R
untuk kontrol pasca persalinan dan memberikan imunisasi pada bayinya.
D. Struktur keluaga

21
1. Pola komunikasi keluarga:
Keluarga Tn. D berkomunikasi mengunakan bahasa jawa. Komunikasi
berjalan lancar, walaupun terkadang muncul konflik dalam keluarga, namun
selalu dikomunikasikan dan diselesaikan secara musyawarah.
2. Struktur kekuatan keluarga:
Ny. R mengatakan jika keputusan tertinggi ada di kepala keluarga walaupun
segala sesuatu selalu dimusyawarahkan bersama-sama. Selain itu Ny. R dan
Tn. D juga melibatkan orang tua yang tinggal bersama untuk mencari solusi
dari permasalahan yang dihadapi.
3. Struktur peran:
Struktur peran secara formal Tn. D sebagai suami dengan Ny. R sebagai istri
Sedangkan struktur peran secara informal, yaitu Tn. D sebagai suami dari
seorang istri, di masyarakat Tn. D berperan sebagai warga masyarakat biasa
dan berperan dalam mencari nafkah untuk keluarganya. Ny. R sebagai seorang
istri dan ibu rumah tangga, dalam masyarakat Ny. R berperan sebagai warga
masyarakat yang cukup aktif dalam kegiatan masyarakat.
4. Nilai dan norma budaya:
Tn. D dan Ny. N bersuku jawa, sehingga mereka tidak memiliki perbedaan
terutama dalam masalah nilai dan budaya. Dalam kehidupan sehari-hari nilai
dan kebudayaan jawa masih dianut oleh keluarga Tn. D namun tidak banyak
hanya keluarga tidak mengizinkan Ny. K untuk tidur siang selama 40 hari
pasca melahirkan dan Ny. R tidak merasa terganggu dengah hal tersebut.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn. D merupakan keluarga yang harmonis dan saling menghormati
sesama anggota keluarga. Tn. D berperan sebagai pencari nafkah, dan Ny. R
berperan sebagai ibu rumah tangga.
2. Fungsi sosialisasi

22
Ny. R mengatakan bahwa hubungannya dengan keluarga baik. Keluarga juga
mempunyai hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar rumah. Ny. R
terkadang main kerumah tetangga untuk berinteraksi satu sama lain.
3. Fungsi perawatan keluarga
a. Mengenal masalah
Keluarga belum mengetahui mengenai kekurangan dan kelebihan KB. Ny.
R sudah mengetahui tentang perawatan bayi baru lahir termasuk ASI
Ekslusif, pijat bayi, memandikan bayi, dan perawatan tali pusar. Ny.R
mengatakan belum pernah diberi tahu mengenai KB. menyusui Ny. R
mengatakan bingung akan memakai KB apa.
b. Mengambil keputusan
Keluarga Tn. D selalu melakukan perawatan sendiri di rumah kepada
keluarganya yang sakit dengan membeli obat di warung, namun jika
keluhan tidak juga berkurang keluarga akan memeriksakan keluarganya
yang sakit ke PKD, Puskesmas, atau ke dokter.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mampu melakukan perawatan sederhana di rumah untuk
keluarganya yang sakit, seperti mengompres jika demam, dan perawatan
bayi baru lahir.
d. Memelihara lingkungan rumah yang mendukung kesehatan
Rumah Tn. D sudah terawat dengan baik, seperti untuk kebersihan
lantainya, ventilasi dan pencahayaan cukup.Keluarga juga telah memiliki
jamban sendiri dengan sumber air dari PDAM.
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga mengetahui letak dan manfaat menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada.Keluarga juga memiliki jaminan kesehatan sehingga
mempermudah keluarga untuk menjangkau fasilitas kesehatan sesuai
kemampuan ekonomi.Keluarga terutama Ny. R juga rajin memeriksakan
kehamilannya di Bidan. Keluarga juga telah memberikan imunisasi HB0
kepada bayinya.

23
F. Stress dan koping keluarga
1. Stressor jangka pendek
Ny. R mengatakan masih bingung ingin memilih KB jenis apa, karena tidak
mengetahui kekurangan dan kelibihan dari masing-masing jenis KB.
2. Stressor jangka panjang
Ny. R mengatakan tidak memiliki masalah yang dirasakan >6 bulan karena
setiap masalah yang dirasakan selalu dimusyawarahkan dengan keluarga
sehingga segera mendapatkan solusi.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga selalu menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi segera secara
musyawarah sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran yang berarti.Keluarga
selalu berusaha memenuhi setiap kebutuhan keluarga sesuai kemampuan
ekonominya.
4. Strategi koping yang digunakan
Ny. R mengatakan selalu menyelesaikan masalah secara musyawarah untuk
mencari solusi, sehingga setiap masalah yang timbul tidak mengakibatkan Ny.
Rdan keluarga stress berkepanjangan.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Ny. R mengatakan tidak pernah melakukan hal negatif untuk menyelesaikan
masalah yang timbul.
G. Harapan keluarga
Keluarga berharap selalu diberi kesehatan dan keselamatan oleh Allah SWT sera
diberi rezeki yang cukup untuk keluarganya.
H. Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran : composmentis
2. Tanda vita : TD=100/80 mmHg, N=80x/menit, RR=20x/menit
3. Kepala :
a. Rambut : Berwarna hitam, rapih dan teraba kering,
b. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar thiroid,
c. Mata : Konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, pandangan jelas,

24
d. Hidung : Bersih tidak terdapat polip/ sumbatan di kedua lubang,
e. Mutul : Bersih, mukosa bibir lembab, gigi berih, tidak cyanosis,
f. Teringa : Tida terdapat gangguan pendengaran.

4. Dada :
a. Jantung :
1) Inspeksi : Simetris,
2) Auskultasi : Terdengar bunyi jantung s1 dan s2 tidak terdengar
bunyi jantung tambahan,
3) Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat,
4) Perkusi : Terdengar bunyi pekak di dada kiri.
b. Paru :
1) Inspeksi : Ekspansi dinding dada simetris
2) Auskultasi : Terdengar suara paru vesikuler
3) Palpasi : Tidak terdapat nyeri dada
4) Perkusi : Terdengar bunyi sonor dikedua lapang paru
c. Payudara : terlihat putting menonjol, bersih, simetris, teraba lunak, ASI
keluar.
5. Abdomen :
a. TFU : 3 jari dibawah pusat
b. Kontraaksi uterus : Keras
c. Kandung kemih : tidak teraba tistensi kandung kemih
d. Peristaltik usus : normal 10x/menit
6. Perineum dan genitalia :
a. Kebersian : bersih, terlihat bercak darah nifas (lochea)
b. Vagina : tidak terdapat edema, dan tidak terdapat varises
c. Perineum : terdapat jahitan episiotomy, tidak terlihat tanda-tanda infeksi
d. Hemoroid : tidak terdapat hemoroid
e. Lochea : lochea sanguilenta
f. Tanda REEDA
R (kemerahan) : -

25
E (edema) :-
E (echimosis) : -
D (discharge) : -
A (approximate) : +
7. Ekstremitas :
a. Ekstremitas atas : tidak terdapat edema, capillary reffil <2 detik
b. Ekstremitas bawah : tidak terdapat edema, tidak terdapat varises, dan tanda
human (-)
I. Analisa data

Tipologi
No Data Masalah
masalah
1. DS: Risiko Kesiapan
- Ny. R mengatakan ingin KB setelah melahirkan meningkatkan
namun bingung memilih jenis KB apa yang tepat manajemen
- Ny. R mengatakan tidak tahu kelebihan dan kesehatan diri
kekurangan dari setiap jenis KB (00162)
- Ny. R mengatakan ingin mengetahui kelebihan
dan kekurangan setiap jenis KB sehingga dapat
memilih jenis KB setelah melahirkan
- Ny. R mengatakan belum pernah diberi tahu
mengenai kekurangan dan kelebihan setiap jenis
KB
- Tn. D mengatakan tidak tahu mengenai KB dan
jenis KB apa yang baik untuk istrinya
DO:
- Pasien terlihat bingung saat ditanya akan
menggunakan jenis KB apa setelah melahirkan
- Pasien G0P1A0 usia 27 tahun

3.2 Prioritas Diagnosa Keperawatan

Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri

26
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan Keluaga

DATA DIAGNOSA TUJUAN NOC NIC


DS: Kesiapan Pengetahuan (1805) pengetahuan: (5510) pendidikan
- Ny. R mengatakan meningkatkan keluarga meningkat. Indicator aw Tuju kesehatan
ingin KB setelah manajemen al an Intervensi :
melahirkan namun kesehatan diri Setelah dilakukan - Paham tentang 2 4 - Identivikasi masalah
bingung memilih tindakan manfaat KB spesifik ibu
jenis KB apa yang keperawatan - Paham tentang 3 5 postpartum
tepat keluarga mampu : jenis-jenis KB - Penkes tentang
- Ny. R mengatakan 1. Meningkatkan - Paham tentang 2 4 definisi, manfaat,
tidak tahu kelebihan perilaku yang keuntungan dan jenis, dan kekurangan
dan kekurangan dari sehat kerugian dari serta kelebihan alat
setiap jenis KB 2. Mengambil masing-masing KB.
- Ny. R mengatakan keputusan dalam jenis KB
ingin mengetahui meningkatkan (7560) fasilitasi
kelebihan dan perilaku yang (1602) perilaku meningkatkan Intervensi:
kekurangan setiap sehat kesehatan - motivasi pasien dan
jenis KB sehingga 3. Memanfaatkan Indicator aw tujua keluarga untuk
dapat memilih jenis fasilitas kesehatan al n menggunakan alat
KB setelah untuk - Menggunakanalat 1 3 kontrasesi
melahirkan meningkatkan kontrasepsi yang
- Ny. R mengatakan perilaku yang sesuai dan aman (7140)dukungan
belum pernah diberi sehat untuk ibu Keluarga
tahu mengenai postpartum Intervensi:
kekurangan dan - Libatkan dukungan
kelebihan setiap sosial
jenis KB dalamperencanaan
- Tn. D mengatakan dan pelaksanaan

27
tidak tahu mengenai modifikasi perilaku
KB dan jenis KB (2605) Partisipasi keluarga kesehatan seperti
apa yang baik untuk dalam merawat komunitas anjurkan keluarga
istrinya ibu postpartum untuk mendukung
DO: Indicator aw tujua dan membantu
- Pasien terlihat al n pemilihan alat
bingung saat ditanya - Keluarga 3 4 kontasepsi yang tepat
akan menggunakan berpartisipasi untuk pasien (ibu
jenis KB apa setelah dalam postpartum)
melahirkan perencanaan dan
- Pasien G0P1A0 usia pemilihan alat
27 tahun kontrasepsi yang
akan digunakan

Keterangan :
1 : Tidak pernah melakukan
2 : Jarang melakukan
3 : Kadang melakukan
4 : Sering Melakukan
5 : Selalu Melakukan

28
3.4 Catatan keperawatan keluarga

TANGGAL
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
& WAKTU
Nyeri akut Sabtu, - Melakukan pengkajian nyeri secara S :setelah melakukan nafas dalam nyeri
(00132) 14-5-2016 komprehensif termasuk PQRST tidak terasa, nyeri berkurang dari skala 2
- Menggunakan teknik komunikasi terapeutik ke skala 1 (dari skala 1-10). Klien
untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien mengatakan akan melaukan kompres jika
S : P= nyeri terasa jika bergerak nyeri terasa lagi. Klien mengatakan akan
Q= nyeri terasa perih melakukan vulva hygiene setiap hari.
R= nyeri terasa di daerah bekas O : saat diberikan penjelasan klien
jahitan mendengarkan dengan antusias, sebelum
S= skala nyeri 2 dari 1-10 diajarkan nafas dalam dan kompres dingin
T= nyeri hilang timbuk, hanya klien terlihat tidak nyaman saat duduk,
kadang-kadang jika banyak bergerak klien sering bergerak. Setelah klien
O : klien tampak rileks, namun mempraktikkan nafas dalam dengan benar
terlihat kurang nyaman saat duduk, klien klien tampak lebih tenang.
banyak bergerak saat duduk A : masalah nyeri akut teratasi
- Mengajarkan teknik mengontrol nyeri secara (1605) kontrol nyeri
nonfarmakologi (kompres perineum dan Saat
Indicator Awal Tujuan
nafas dalam) ini
S: klien mengatakan akan mencoba - Mampu
melakukan kompres atau nafas dalam jika melapork 2 3 3
nyeri terasa lagi. Setelah melakukan nafas an nyeri
dalam rasanya lebih rileks nyeri tidak terasa. - Mampu 2 3 3
O:klien mendengarkan dengan antuias, mengenal
setelah melakukan nafas dalam pasien nyeri dari
terlihat lebih rileks, duduk lebih tenang dan penyebab,
tidak banyak bergerak lagi. Saat dianjurkan rasa,

29
untuk mempraktikkan nafas dalam, klien skala,
dapat melakukan dengan baik region,
- Mengajarkan teknik perawatan perineum dan
(vulva hygiene) waktu
S :klien mengatakan sebelumnya belum - Mampu
pernah melakukan vulva hygiene. Klien mengontr
mengatakan akan melakukan vulva hygiene ol nyeri
2 3 3
setiap hari. secara
O : klien terlihat antusia, klien paham dengan nonfarma
penjelasan terbukti klien dapat mengulang kologi
penjelasan dengan baik (2109) level ketidaknyamanan
Saat
Indicator Awal Tujuan
ini
- Melapork 3 4 4
an nyeri
terkontrol
P: lanjutkan intervesni
- berikan penyuluhan tentang bahaya
masa nifas dan perawatan masa nifas.
Kesiapan Selasa, - Mengidentivikasi masalah spesifik ibu S: klien mengatakan sekarang sudah
meningkatka 10-5-2016 postpartum menggunakan KB IUD dan sekarang
n manajemen S : klien mengatakan tidak tahu tentang KB, sudah paham kekurangan dan kelebihan
kesehatan diri klien tidak paham tentang kekurangan dan IUD yang digunakan.
(00162) kelebihan setiap alat kontrasepsi, pasien O: pasien dapat menjawab dengan benar
sekarang sudah menggunakan KB IUD yang pertanyaan yang diajukan mengenai
dipasang setelah melahirkan, klien kekurangan dan kelebihan alat kontrasepsi
mengatakan tidak dijelaskan kekurangan dan
kelebihan IUD.
O: klien terlihat bingung saat ditanya

30
kekurangan dan kelebihan dari alat
kontrasepsi. Klien tidak dapat menjawab A: masalah teratasi
kelebihan dan kekurangan IUD yang saat ini (1805) pengetahuan: perilaku sehat
digunakannya. Tuj Saat
Indicator awal
- Melakukan penkestentang definisi, manfaat, uan ini
jenis, dan kekurangan serta kelebihan alat - Paham tentang 2 4 4
KB. manfaat KB
S:Seteah dijelaskan klien mengatakan lebih - Paham tentang 3 5 5
paham dengan kekurangan dan kelebihan jenis-jenis KB
setiap alat KB dan terutama IUD. - Paham tentang 2 4 4
O: klien mendengarkan dengan antusias. keuntungan dan
Klien dapat menjawab pertanyaan dengan kerugian dari
baik dan benar. masing-masing
- Memotivasi pasien dan keluarga untuk jenis KB
menggunakan alat kontrasesi (1602) perilaku meningkatkan
S: klien mengatakan sudah menggunakan kesehatan
IUD. Klien mengatakan IUD dipasang di tuju Saat
rumah sakit segera setelah melahirkan Indicator awal
an ini
- Melibatkandukungan sosial dalam - Menggunakan 1 3 3
perencanaan dan pelaksanaan modifikasi alat kontrasepsi
perilaku kesehatan seperti anjurkan keluarga yang sesuai dan
untuk mendukung dan membantu pemilihan aman untuk ibu
alat kontasepsi yang tepat untuk pasien (ibu postpartum
postpartum) (2605) Partisipasi keluarga dalam
S: klien mengatakan sebelum dipasang IUD merawat komunitas ibu
perawat meminta persetujuan klien dan postpartum
keluarga. Dan keluarga membantu klien tuju Saat
mengambil keputusan Indicator awal
an ini
- Keluarga 3 4 4

31
berpartisipasi
dalam
perencanaan dan
pemilihan alat
kontrasepsi
yang akan
digunakan
P : lanjutkan intervensi
- berikan penyuluhan tentang perawatan
perineum dan manajemen nyeri.
Ketidakefekti Rabu, - Mengidentivikasi masalah spesifik ibu S:Klien mengatakan akan melakukan
fan 18-5-2016 postpartum perawatan masa nifas sesuai anjuran. Klien
pemeliharaan S: klien mengatakan kadang-kadang darah mengatakan ASI nye lancar keluar, dan
kesehatan nifas tidak keluar padahal belum 40 hari, bayinya kuat menyusu.
(00099) namun sekarang sudah keluar lagi. Klien O: klien memperhatikan penjelasan
mengatakan masih menyusui bayinya, dan dengan antusias, klien dapat menjawab
ASI nya lancar. klien mengatakan belum pertanyaan dengan benar. Klien aktif
pernah melakukan pijat payudara dan belum bertanya
pernah diajarkan sebelumnya. A: masalah teratasi sebagian
- Melakukan penkes tentang tanda bahanya (1803) pengetahuan : proses penyakit
masa nifas, perawatan masa nifas Saat
Indicator awal tujuan
S: klien mengatakan sebelumnya pernah ini
diajarkan tentang bahaya masa nifas namun - Paham 3 5 4
sudah lupa. Klien mengatakan tidak pernah tentang
tidur siang karena dilarang. Klien perawatan
mengatakan walaupun tidak tidur siang tetapi ibu nifas
saat malam tbisa tidur lelap dan disiang hari - Paham 3 5 4
tidak merasa kelelahan. Klien mengatakan tentang
akan melakukan perawatan masa nifas sesuai tanda

32
anjuran. bahaya
O: klien memperhatikan penjelasan dengan nifas
antusias, klien dapat menjawab pertanyaan (1602) perilaku meningkatkan
dengan benar. Klien aktif bertanya. kesehatan
- Memotivasi pasien untuk terus memberikan Saat
ASI secara Eksklusif Indicator awal tujuan
ini
S: klien mengatakan setiap 2 jam sekali - Mempertah 3 5 4
menyusui bayinya. Klien mengatakan senang ankan
dapat menyusui bayinya. Klien mengatakan perilaku
ASI nye lancar keluar, dan bayinya kuat kesehatan
menyusu. dengan
O: klien terlihat senang saat menceritakan melakukan
pengalaman menyusuinya. Klien bercerita perawatan
dengan penuh semangat. ibu nifas
- Melibatkandukungan sosial dalam - Mempertah 5 5 5
perencanaan dan pelaksanaan modifikasi ankan
perilaku kesehatan seperti anjurkan keluarga pemberian
membantu dan terlibat dalam perawatan ibu ASI
postpartum, dan mendukung pemberian ASI Eksklusif
Eksklusif. (2605) Partisipasi keluarga dalam
S: klien mengatakan keluarga selalu merawat komunitas ibu
membantu merata bayinya, dan selalu postpartum
membantu dirinya saat membutuhkan Saat
bantuan terutama tentang perawatan dirinya Indicator awal Tujuan
ini
karena ini pengalaman pertamanya. - Keluarga 3 5 4
O: tampak keluarga ikut merawat bayinya. berpartisipa
Kaluarga klien mengatakan selalu si dalam
mengingatkan klien jika klien tidur siang perawatan
karena tidur siang untuk ibu nifas pamali. ibu nifas

33
dan
menyusui
P: lanjutkan intervensi
- penkes tentang nutrisi pada ibu nifas
dan menyusui,
- Ajarkan pijat payudara.
- Motivasi keluarga untuk mengurangi
kebiasaan-kebiasaan yang
membahayakan ibu nifas seperti ibu
nifas dilarang tidur siang
Ketidakefekti Kamis, - Melakukan penkestentang nutrisi ibu S:Klien mengatakan setela dijelaskan
fan 19-5-2016 menyusui, manfaat pemenuhan nutrisi ibu tentang nutrisi ibu menyusui sekarang
pemeliharaan menyusui menjadi lebih paham, dan tidak takut lagi
kesehatan S: klien mengatakan biasanya makan dengan untuk makan apa saja. Klien mengatakan
(00099) nasi, sayur bening, tahu/ tempe. Biasanya setelah dilakukan pija payudara menjadi
sehari 4 kali. Lebih banyak minum air putih, lebih lentur, dan lebih nyaman tidak sakit
air the hanya sesekali, dan tidak pernah seperti sebelumnya. Klien merasa lebih
minum kopi. Keluarga klien mengatakan baik setelah dilakukan pijat, dan akan
dilarang makan dimalam hari, dan makan melakukan pijat setiap akan mandi.
daging lembu/ sapi karena pamali namun O:Klien menjawab pertanyaan dan mau
tidak paham alasan tepatnya. Klien bertanya. Setelah dipijat, payudara menjadi
mengatakan setela dijelaskan tentang nutrisi semakin lentur dan tidak lagi ada
ibu menyusui sekarang menjadi lebih paham, bendungan. Putting ibu menonjol. terlihat
dan tidak takut lagi untuk makan apa saja. ibu klien memperhatikan secara anusias
O: saat dikaji konjungtiva pasien terlihat saat klien dilakukan pijat payudara. Ibu
anemis. Saat dijelaskan klien dan keluarga klien aktif bertanya.
memperhatikan dengan antusias. Klien
menjawab pertanyaan dan mau bertanya.
- Memotivasi pasien untuk meningkatkan intae

34
nutrisi khusunya nutrisi untuk ibu menyusui
dan ibu nifas
S: klien dan keluarga mengatakan akan
meningkatkan makan makanan yang begizi. A: masalah teratasi sebagian
- Mengajarkan teknik pijat payudara untuk (1803) pengetahuan : proses penyakit
meningkatkan produksi ASI Saat
Indicator awal tujuan
S: klien mengatakan belum pernah ini
dialakukan pijat pada payudaranya, biasanya - Paham 3 5 4
hanya dibersihkan dengan air hangat saja saat tentang
akan mandi. Klien mengatakan setelah nutrisi ibu
dilakukan pija payudara menjadi lebih lentur, menyusi
dan lebih nyaman tidak sakit seperti - Paham 3 5 4
sebelumnya. Klien merasa lebih baik setelah tentang
dilakukan pijat, dan akan melakukan pijat manfaat
setiap akan mandi. memenuhi
O: sebelum dilakukan pijat payudara, kebutuhan
payudara klien teraba keras. Saat dilakukan nutrisi ibu
pijat klien dan ibu klien memperhatikan menyusui
dengan antusias, klien dan ibu klien banyak (1602) perilaku meningkatkan
bertanya, ASI banyak keluar, namun ada kesehatan
bagian payudara yang teraba keras akibat Indicator awal tujuan Saat
bendungan ASI. Setelah dipijat, payudara ini
menjadi semakin lentur dan tidak lagi ada - Mempertah 3 5 4
bendungan. Putting ibu menonjol. ankan
- Melibatkan dukungan sosial dalam intake yang
perencanaan dan pelaksanaan modifikasi adekuat
perilaku kesehatan seperti anjurkan keluarga sesuai
untuk mendukung dan membantu pemenuhan kebutuhan
gizi ibu nifas dan ibu menyusui, nutrisi ibu

35
O: terlihat ibu klien memperhatikan secara menyusui
anusias saat klien dilakukan pijat payudara. - Melakukan 2 4 3
Ibu klien aktif bertanya. pijat
payudara
untuk
meningkatk
an produksi
ASI
(2605) Partisipasi keluarga dalam
merawat komunitas ibu
postpartum
Saat
Indicator awal Tujuan
ini
- Keluarga 3 5 4
berpartisipa
si dalam
pemenuhan
gizi ibu
nifas dan
menyusui
P:evaluasi pelaksanaan pemenuhan gizi
dan perawatan ibu nifas dan menyusui.

36
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Asuhan keperawatan keluarga pada pasien nifas adalah rangkaian kegiatan yang
di berikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga yang bertujuan
untuk membantu menyelesaikan masalah pada pasien nifas. Masalah yang biasa
terjadi pada anggota keluarga dengan pasien nifas yaitu ketidaktahuan keluarga
dan pasien dalam merawat luka, mengatasi nyeri, dan perawatan pada bayi baru
lahir yang baik serta rencana kb yang akan dipakai setelah melahirkan.

4.2 Saran

1. Bagi mahasiswa
Dari makalah ini, diharapkan siswa dapat memperoleh ilmu tentang asuhan
keperawatan keluarga dengan masalah nifas sehingga dapat menambah
pengetahuan nya.
2. Bagi tenaga kesehatan
Dari makalah ini, diharapkan seluruh pegawai kesehatan dapat menambah
wawasan tentang asuhan keperawatan keluarga dengan masalah nifas
sehingga dapat menambah pengetahuannya.

37
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar


dan Teori.Jakarta: Salemba Medika.

Reeder, Sharon j. 2011. Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi &


Keluarga. Jakarta: EGC https://www.scribd.com/document/255048852/LP-
NIFAS (di unduh pada 12 oktober 2019)
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
https://www.scribd.com/document/255048852/LP-NIFAS (di unduh pada 12 oktober
2019)
https://www.scribd.com/document/364753909/Laporan-Asuhan-Keperawatan-
Keluarga-Ibu-Nifas (di unduh pada 12 oktober 2019)

http://repository.ump.ac.id/2650/3/SUGESTI%20LARASATI%20BAB%20II.pdf (di
unduh pada 12 oktober 2019)

38

Anda mungkin juga menyukai