Anda di halaman 1dari 3

4.

Ordinasi adalah suatu penyusunan tegakan (stand) ke dalam suatu susunan unidimensional
atau multidemensional (Mueller-Dombois, 1974). Dengan demikian, ordinasi merupakan suatu
usaha untuk mengungkapkan data contoh (sampling) menjadi lebih sederhana, menghemat ruang
dan mudah dibaca. Setiap titik mewakili derajat similaritas dan disimilaritas (Barbour et al.
1987).  Untuk mengetahui pola vegetasi yang dihubungkan dengan pola lingkungan lebih cocok
dengan menggunakan metode ordinasi, yaitu mencuplik seluruh tegakan yang mewakili.
Melalui metode ordinasi memungkinkan dapat menunjukkan tegakan vegetasi dalam
bentuk geometrik sedemikian rupa sehingga tegakan komunitas yang paling serupa berdasarkan
komposisi jenis beserta kemelimpahannya akan mempunyai posisi yang saling berdekatan,
sedangkan tegakan-tegakan lainnya yang berbeda akan muncul saling berjauhan. Ordinasi dapat
pula digunakan untuk menghubungkan pola sebaran jenis-jenis dengan perubahan faktor
lingkungan(Mueller-Dombois,1974).
Metode ordinasi yang paling sederhana adalah ordinasi polar, yaitu dengan menentukan
dua tegakan yang paling berbeda yang ditunjukkan oleh nilai indeks disimilaritas antara dua
tegakan yang paling besar sebagai titik ujung pada absis horizontal. Teknik ordinasi lainnya yaitu
ordinasi Bray-Curtis  yang  diikuti  oleh  ordinasi  dengan  analisis  komponen  utama  dan 
analisis korespondensi.  Dua  teknik  ordinasi  ini  layak  digunakan  untuk model respon
kelimpahan spesies yang linear yang umumnya terjadi apabila kisaran variasi lingkungan  relatif
kecil,  sedangkan  teknik  yang  terakhir  dipandang  sebagai  teknik yang  kekar  (robust)  untuk 
menggambarkan  respon  yangbersifat  tak-linear,  yang biasanya terjadi dalam lingkungan
dengan rentang variasi besar (Gauch et al., 1977).
Analisis ordinasi komunitas dari data hasil analisis vegetasi secara garis besar dapat
dikelompokkan dari beberapa tahapan yaitu tabulasi data, pembuatan matrik nilai kemiripan dan
ketidak miripan, penentuan sumbu X, penentuan sumbu Y, pembuatan grafik dan uji statistik.
1. Tabulasi Data
Tabular data secara sederhana menunjukkan kehadiran dan ketidak hadiran dari jenis-jenis yang
terdapat di dalam komunitas yang sedang diamati. Walaupun secara lebih terperinci dari struktur
komunitas tumbuhan dapat mengadakan studi perbandinganyang dapat langsung menunjukkan
nilai penting jenis di dalam komunitasnya. Data dari tabel ini selanjutnya digunakan kedalam
perhitungan-perhitungan seperti pada tahap 2 dan seterusnya.
2. Pembuatan Matrik Nilai Kemiripan dan Ketidak Miripan, Dari data indeks nilai penting
dapat dihitung besarnya nilai kemiripan dan ketidak miripan dua komunitas yang sedang
diperbandingkan.
3. Penentuan sumbu X
4. Penentuan Sumbu Y
5.  Grafik dan Dileniasi Pengelompokkan
Langkah selanjutnya adalah membuat delineasi pengelompokkan dan menterjemahkan kedalam
sumbu gradient perubahan lingkungan yang diamati selama survei pengumpulan data. Untuk itu
akan terlihat adanya pola perubahan komunitas yang berkesinambungan atau yang terputus
mendadak, dimana hal tersebut di atas sangat erat berkaitan dengan faktor lingkungan yang
sedang diamati, yang digambarkan sebagai sumbu X dan sumbu Y.
 6. Uji Statistik (korelasi)
Uji korelasi berguna untuk mengetahui apakah ordonansi mempunyai hubungan yang
baik atau tidak antara jarak

5. Kekayaan spesies adalah jumlah spesies yang berbeda diwakili dalam komunitas ekologi,


bentang alam atau wilayah. Kekayaan spesies hanya hitungan spesies, dan tidak
memperhitungkan kelimpahan dari spesies atau distribusi kelimpahan relatif mereka. Keragaman
spesies memperhitungkan baik kekayaan spesies Indeks kekayaan species (S), yaitu jumlah total
species dalam satu komunitas. S tergantung dari ukuran sampel (dan waktu yang diperlukan
untuk mencapainya), ini dibatasi sebagai indeks komperatif. Karena itu, sejumlah indeks
diusulkan untuk menghitung kekayaan species yang tergantung pada ukuran sampel. Ini
disebabkan karena hubungan antara S dan jumlah total individu yang diobservasi , yang
meningkat dengan meningkatnya ukuran sampel dan kemerataan spesies.

6. Keanekaragaman spesies merupakan ciri tingkatan komunitas berdasarkan organisasi


biologinya. Keanekaragaman spesies dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitas
(Soegianto, 1994).Keanekaragaman spesies yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas
memiliki kompleksitas tinggi, karena interaksi spesies yang terjadi dalam komunitas tersebut
sangat tinggi (Indriyanto, 2006). Suatu komunitas tersebut dinyatakan memiliki keanekaragaman
spesies yang tinggi jika komunitas tersebut disusun oleh banyak spesies.Sebaliknya suatu
komunitas dinyatakan rendah apabila komunitas tersebut disusun oleh spesies yang sedikit dan
hanya ada sedikit spesies yang dominan (Indriyanto, 2006).
Untuk memprakirakan keanekaragaman spesies ada indeks keanekaragaman yang dapat
digunakan dalam analisis komunitas tumbuhan adalah Indeks Shanon atau Shanon Index of
General Diversity ( H’) (Odum, 1993 dalam Indriyanto, 2006). Rumus untuk Indeks
keanekaragaman Shanon-Wienner atau Shanon Index of General Diversity ( H’).

 7. Sistem klasifikasi life form tumbuhan pada metode ini berdasarkan pada posisi kuncup
parennating terhadap permukaan tanah. Klasifikasi life form metode Raunkiaer ini adalah
sebagai berikut:

1. Phanaerophyte (P) adalah kuncup perennating pada ketinggian ± 25 cm di atas permukaan


tanah. Kelompok ini terdiri dari tumbuhan berkayu (pohon, semak yang tinggi, liana, tumbuhan
merambat, epifit dan batang succulent tinggi.

2. Chamaephyte (Ch) kuncup perennating berkedudukan dekat terhadap permukaan tanah (di
bawah 25 cm). Pada kelompok ini termasuk tumbuhan herba, suffutescent (suffruticose, perdu
rendah, kecil, bagian pangkal berkayu dengan tunas berbatang basah), atau tumbuhan berkayu
rendah, tumbuhan succulent rendah dan tumbuhan cushion (bantalan).

3. Hemicryptophyte (H) adalah herba perennial dimana bagian aerial mati pada akhir
pertumbuhan, meninggalkan kuncup kuncup tepat di bawah permukaan tanah. Contohnya adalah
herba berdaun lebar musiman, rumput-rumputan dan tumbuhan roset.

4. Cryptophyte (Cr) adalah tumbuhan dengan kuncup perennating terletak di bawah permukaan
tanah atau terbenam dalam air, tumbuhan darat dengan rimpang dalam, umbi atau tuberi seperti
tumbuhan perairan emergent, mengapung dan tenggelam serta berakar pada dasar.

5. Therophyte (Th) adalah tumbuhan annual melampau kala buruk dengan sarana biji.

Anda mungkin juga menyukai