PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Apakah yang dimaksudkan dengan sistem imun? Kata imun berasal dari
bahasa Latin ‘immunitas’ yang berarti pembebasan (kekebalan) yang diberikan
kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban
sebagai warga negara biasa dan terhadap dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini
kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan
terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap penyakit menular.
Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta
produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan
terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau
racunnya, yang masuk ke dalam tubuh. Kuman disebut antigen. Pada saat pertama
kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat
zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk
membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai
“pengalaman.” Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah
mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan
antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih
banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya,
dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai
tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau
seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan imunisasi ?
2. Apa saja jenis jenis imunisasi ?
3. Apa saja manfaat imunisasi ?
4. Bagaimana hukum imunisasi menurut islam ?
1
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan imunisasi.
2. Untuk mengetahui dan memahami jenis jenis imunisasi.
3. Untuk mengetahui dan memahami manfaat imunisasi.
4. Untuk mengetahui dan memahami hukum imunisasi menurut islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak anak, karena anak anak
memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah daripada orang dewasa,
sehingga rentan terhadap serangan penyakit yang berbahaya. Imunisasi lengkap
hanya dilakukan satu kali, namun harus dilakukan secara bertahap dan lengkap
terhadap berbagai penyakit yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan hidup
seorang anak.
Sedangkan kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri
akibat terpaan pada antigen seperti pada imunisasi atau terpaan secara alamiah.
Kekebalan aktif berlangsung lebih lama dari pada kekebalan pasif karena adanya
memori imunologik.
3
2. Pengertian Imunisasi Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian imunisasi menurut para ahli
4
3. Tujuan Imunisasi
4. Manfaat Imunisasi
Tujuan dalam memberikan suatu imunitas dari imunisasi bagi anak yakni
mengurangi angka dari penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
bagi kesehatan dan bahkan dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya.
Manfaat imunisasi dapat menghindarkan kita dari penyakit seperti campak,
difteri, batuk rejan, cacar air, polio, hepatitis B, TBC, dll.
Tidak hanya itu, imunisasi tidak hanya bermanfaat hanya untuk individu
anak yang diimunisasi saja, akan tetapi juga mempunyai manfaat yang lebih
luas. Beberapa manfaat imunisasi tersebut adalah
5
tahu cara mengatasinya. Dengan demikianlah, anak dapat terhindar dari
penyakit.
6
Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan
7
Adapun macam-macam imunisasi/jenis-jenis imunisasi atau contoh
imunisasi dasar yang diwajibkan oleh pemerintah dalam program
imunisasi PPI adalah sebagai berikut.
8
7. Cara Pemberian Imunisasi
Setelah itu bibit dari penyakit tersebut masuk ke dalam tubuh kita maka
tubuh akan terangsang dalam melawan penyakit tersebut dengan membentuk
antibodi. Antibodi tersebut pada umumnya akan terus ada di dalam tubuh
orang yang telah diimunisasi dalam melawan penyakit yang akan mencoba
menyerang.
تركت فيكم امرين لن تضلوا ابدا ما ان تمسكتم بهما كتاب هللا وسنة رسوله.
Artinya : Aku tinggalkan kepadamu dua perkara. Kamu tidak akan tersesat
selamanya selagi berpegang teguh keduanya, yaitu kitabullah (Alquran)
dan Sunnah Rasulnya – al-Hadis; Iwan Gayo, 2008: 36). Oleh karena
masalah vaksinasi-imunisasi belum terjadi pada masa Rasulullah, maka
belum ada petunjuk sedikitpun tentang imunisasi. Terhadap masalah yang
9
bersifat kontemporer menjadi lapangan dan lahan bagi para ulama untuk
melakukan ijtihad menemukan solusi hukum perkara tersebut haram atau
halal, baik atau buruk, bermanfaat atau berbahaya bagi kesehatan.
10
‘aqiqah pada hari ke tujuh dari kelahiran anak. Tahnik dipandang
sebagai vaksinasi-imunisasi. Perlu ditambahkan bahwa pada zaman
Nabi tidak ada anak yang divaksinasi dan kenyataannya juga sehat-
sehat dan banyak yang berumur panjang. Artinya umur harapan hidup
rata-rata sejak zaman Rasulullah dan zaman sekarang kurang lebih
sama.
Kandungan dan Manfaat Kurma
Kurma mengandung banyak hal bagi kebutuhan tubuh manusia,
antara lain
a. Karbohidrat
b. Protein
c. Lemak
d. Mineral
e. Vitamin
f. Serat
g. Zat Gizi
11
hati dan perasaan, menimbulkan sifat kasih-sayang, dan itu
muncul secara natural, bukan dibuat-buat.
12
Membantu pertumbuhan tulang
Cocok untuk diet
Mengatasi wasir
Kurma memang jenis makanan yang sangat istimewa dibanding
dengan makanan lainnya. Maka wajar kalau Alquran maupun Alhadis
banyak menyinggung tentang kurma ini. Allah SWT telah melebihkan
kurma dari buah-buahan yang lain. Allah menyebutkannya dalam Alquran
dalam 20 tempat yang berbeda dengan memakai lafal pohon kurma: an-
Nakhl, an-Nakhiil, dan an-Nakhlah. Kurma mendapat tempat istimewa di
dalam Alquran dan kita tahu bahwa sebenar-benar perkataan
adalah kalaamullah, al-Qur’an al-Karim.
2. Halal
13
Artinya : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.
Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS al-
Baqarah/2 : 172).
“ al-maa u thahuurun laa yunajjisuhu syaiun” (Air itu suci, tidak ada
yang menajiskannya – HR. tiga orang [at-Turmuzi, Abu Dawud, dan
Ahmad bin Hanbal] dan dishahihkan oleh Ahmad – Ibnu Hajar al-
Asqalani, 2000 : 27).
Atau
14
اخرجه االربعة. وفى لفظ لم ينجس.إذا كان الماء قلتين لم يجعل الخبث
‘Apabila air telah mencapai dua qullah maka tidak kotor. Dalam suatu
riwayat ‘tidak najis. HR. Empat orang [at-Turmuzi, Abu Dawud, an-
Nasa’i, dan Ibnu Majah. Ibnu Khuzaimah menshahihkannya – Ibnu
Hajar a-Asqalanbi, 2000: 28).
Artinya : Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang
yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang).
Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah
akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-
Nya dengan azab yang pedih.(QS. Al-Fath/48 : 17).
15
Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam beragama tidak perlu
bersulit-sulit. Selain itu, dalam berbagai peristiwa, secara tekstual
hingga 10 kali Allah memberikan kebebasan sebagai peringanan
karena tidak bisa melaksanakan perintah-Nya. Intinya, umat Islam
dalam menjalankan keberagamaannya jangan sampai menyulitkan diri,
tetapi juga jangan melecehkannya, menganggap ringan, atau
seenaknya sendiri. Melaksanakan perintah sejauh kemampuannya.
Allah mengingatkan kepada umat Islam melalui firmannya sebagai
berikut:
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara literal, imunisasi berasal dari kata ‘imun’ yang berarti kebal
terhadap suatu penyakit. Dengan demikian ‘imunisasi’ berarti pengebalan
terhadap suatu penyakit. Prosedur pengebalan tubuh terhadap penyakit
melalui teknik vaksinasi. Kata ‘vaksin’ itu sendiri berarti senyawa antigen
yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh
terhadap virus. Itulah sebabnya imunisasi identik dengan vaksinasi. Vaksin
terbuat dari virus yang dilemahkan dengan menggunakan bahan tambahan
seperti formaldehid dan thyrmorosal.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://danusiri.dosen.unimus.ac.id/materi-kuliah/kebidanan/pandangan-islam-tentang-
imunisasi/
https://www.slideshare.net/septianraha/pandangan-islam-tentang-
imunisasinamahaslianim-2013ib0014
Hidayat, AA. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak : untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika, 2008.
Wahab, A. Samik. Sistem Imun, Imunisasi dan Penyakit Imun. Jakarta: Widya Medika,
2002.
18