Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Apakah yang dimaksudkan dengan sistem imun? Kata imun berasal dari
bahasa Latin ‘immunitas’ yang berarti pembebasan (kekebalan) yang diberikan
kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban
sebagai warga negara biasa dan terhadap dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini
kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan
terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap penyakit menular.

Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta
produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan
terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau
racunnya, yang masuk ke dalam tubuh. Kuman disebut antigen. Pada saat pertama
kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat
zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk
membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai
“pengalaman.” Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah
mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan
antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih
banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya,
dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai
tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau
seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan imunisasi ?
2. Apa saja jenis jenis imunisasi ?
3. Apa saja manfaat imunisasi ?
4. Bagaimana hukum imunisasi menurut islam ?

1
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan imunisasi.
2. Untuk mengetahui dan memahami jenis jenis imunisasi.
3. Untuk mengetahui dan memahami manfaat imunisasi.
4. Untuk mengetahui dan memahami hukum imunisasi menurut islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan


memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi juga berasal dari kata
imun yang berarti kebal atau resisten.

Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya dapat memberikan kekebalan atau


resistensi pada penyakit tertentu saja, sehingga untuk penyakit lain diperlukan
imunisasi lainnya. Imunisasi juga sering disebut dengan vaksinasi.

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak anak, karena anak anak
memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah daripada orang dewasa,
sehingga rentan terhadap serangan penyakit yang berbahaya. Imunisasi lengkap
hanya dilakukan satu kali, namun harus dilakukan secara bertahap dan lengkap
terhadap berbagai penyakit yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan hidup
seorang anak.

Kekebalan terhadap penyakit menular dapat digolongkan menjadi 2 yaitu


kekebalan pasif dan kekebalan aktif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang
diperoleh dari luar tubuh, tidak dibuat oleh individu itu sendiri, contohnya adalah
kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu atau kekebalan yang diperoleh
setelah diberikan suntikan imunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung
lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh.

Sedangkan kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri
akibat terpaan pada antigen seperti pada imunisasi atau terpaan secara alamiah.
Kekebalan aktif berlangsung lebih lama dari pada kekebalan pasif karena adanya
memori imunologik.

3
2. Pengertian Imunisasi Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian imunisasi menurut para ahli

1. Menurut Hidayat bahwa Pengertian Imunisasi merupakan usaha


memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan
vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah
bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG,
DPT, Campak, den melalui mulut seperti vaksin polio (Hidayat, A,
2005).

2. Menurut Ranuh, dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia, imunisasi


adalah pemindahan atau transfer antibodi secara pasif, sedangkan
vaksinasi dimaksudkan sebagai pemberian vaksin (antigen) yang
dapat merangsang pembentukan imunitas (antibody) dari sistem
imun di dalam tubuh. Imunitas secara pasif dapat diperoleh dari
pemberian dua macam bentuk, yaitu immunoglobulin yang non-
spesifik atau Gamaglobulin dan Immunoglobulin yang spesifik
yang berasal dari plasma donor yang sudah sembuh dari penyakit
tertentu atau baru saja mendapatkan vaksinasi

3. Menurut Wahab bahwa Pengertian Imunisasi adalah pemberian


vaksin kepada seseorang untuk melindunginya dari beberapa
penyakit tertentu.

4. Menurut Wong bahwa definisi Imunisasi adalah prosedur untuk


meningkatkan derajat imunitas, memberikan imunitas protektif
dengan menginduksi respon memori terhadap pathogen
tertentu/toksin dengan menggunakan preparat antigen non
virulen/non toksik.

4
3. Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada


seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti
pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir ini mungkin terjadi pada
jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui manusia, seperti misalnya difteri.

4. Manfaat Imunisasi

Tujuan dalam memberikan suatu imunitas dari imunisasi bagi anak yakni
mengurangi angka dari penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
bagi kesehatan dan bahkan dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya.
Manfaat imunisasi dapat menghindarkan kita dari penyakit seperti campak,
difteri, batuk rejan, cacar air, polio, hepatitis B, TBC, dll.
Tidak hanya itu, imunisasi tidak hanya bermanfaat hanya untuk individu
anak yang diimunisasi saja, akan tetapi juga mempunyai manfaat yang lebih
luas. Beberapa manfaat imunisasi tersebut adalah

1. Manfaat untuk Anak. Tujuan pemberian suatu imunisasi pada anak


diharapkan mampu memberikan fungsi serta manfaatnya dalam hal
melindungi bayi yang kadar imunitas tubuhnya masih sangat rentan dari
berbagia penyakit yang mampu untuk menyebabkan kecacatan,
kesakitan, dan kematian bayi. Di dalam vaksin sendiri sebenarnya
terdapat bakteri bibit penyakit. Namun, bakteri tersebut tentu tidaklah
berbahaya, tapi bakteri lemah atau yang telah mati. Dengan mempunyai
bakteri dalam tubuh, secara alami tubuh dapat membentuk suatu
pertahanan diri yang dapat disebut dengan antibodi. Antibodi tersebut
yang akan melumpuhkan bakteri penimbul suatu penyakit. Antibodi
mampu mengingat cara memerangi bakteri seperti yang telah
dilumpuhkannya. Bakteri akan tinggal lama di dalam tubuh, sehingga
ketika bakteri jahat di suatu hari masuk ke dalam tubuh, antibodi akan

5
tahu cara mengatasinya. Dengan demikianlah, anak dapat terhindar dari
penyakit.

2. Manfaat Untuk Keluarga. Imunisasi mempunyai manfaat bagi keluarga.


Dengan pemberian suatu imunisasi yang tepat, mampu menghilangkan
kecemasan kepada orangtua dari risiko sakit yang diderita oleh anaknya.
Selain dari pada itu, mampu menghemat biaya suatu pengobatan jika
anak sakit.

3. Manfaat Untuk Komunitas. Manfaat imunisasi tersebut, tidaklah


terbatas bagi individu, namun juga bermanfaat bagi komunitas
masyarakat secara umum. Cakupan dari manfaat imunisasi cukuplah
luas, yang mampu meningkatkan kekebalan komunitas yang dapat
mencegah masyarakat terjangkit penyakit infeksi tertentu. Sehingga
dapat bermanfaat bagi negara dalam membangun tingkat kesejahteraan,
menciptakan bangsa yang kuat dan berakal sehat dalam melanjutkan
pembangunan negara.

5. Macam Macam Imunisasi

Pada dasarnya imunisasi dibagi menjadi dua yaitu


a. Imunisasi Aktif (active immunization)
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi
suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi
spesifik yang akan menghasilkan respons seluler dan humoral serta
dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi
maka tubuh secara cepat dapat merespons.

Dalam imunisasi aktif terdapat 4 macam kandungan dalam setiap


vaksinasinya antara lain :

Antigen, merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat


atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa
poli sakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.

6
Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan

Preservatif, stabiliser dan antibiotika yang berguna untuk


menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi
antigen.

Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk


meningkatan imunogenitas antigen.

b. Imunisasi Pasif (pasive immunization)


Merupakan pemberian zat (imunoglubulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan
melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau
binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah
masuk dalam tubuhyang terinfeksi (Hidayat, A, 2005).

6. Jenis Jenis Imunisasi

Di Indonesia sendiri terdapat jenis-jenis imunisasi atau contoh-contoh


imunisasi yang diwajibkan pemerintah yang disebut dengan imunisasi dasar.
Imunisasi dasar atau wajib tersebut di Indonesia juga telah diwajibkan oleh
WHO. Sedangkan imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah dapat
digunakan dalam mencegah suatu kejadian luar biasa atau penyakit endemik.
Keberhasilan dalam pemberian imunisasi khususnya pemberian imunisasi
untuk anak dipengaruhi oleh beragam faktor, diantaranya terdapat tinggi kadar
antibodi pada saat dilakunnya imunisasi, potensi antigen yang disuntikkan,
waktu antara pemberian imunisasi, dan juga status nutrisi khususnya
kecukupan protein karena protein yang dibutuhkan hanya untuk menyintesis
antibodi.

Mengingat efektif dan tidaknya imunisasi itu hanya bergantung pada


faktor yang memengaruhinya, sehingga mampu dalam membuat kekebalan
tubuh kepada diri anak.

7
Adapun macam-macam imunisasi/jenis-jenis imunisasi atau contoh
imunisasi dasar yang diwajibkan oleh pemerintah dalam program
imunisasi PPI adalah sebagai berikut.

1. Imunisasi BCG atau basillus calmette guerin. Imunisasi BCG


merupakan imunisasi untuk mencegah penyakit TBC yang berat.

2. Imunisasi Hepatitis B. Imunisasi ini merupakan imunisasi yang


mencegah terjadinya penyakit hepatitis.

3. Imunisasi Polio. Imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit


poliomyelitis yang dapat menyebabkan anak lumpuh. Vaksin ini
mampu melemahkan virus.

4. Imunisasi DPT. DPT merupakan diphteria, pertussis, tetaus sebagai


imunisasi yang mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.

5. Imunisasi Campak. Imunisasi yang digunakan dalam mencegah


penyakit campak pada anak karena penyakit ini termasuk penyakit
menular. Imunisasi ini juga memiliki efek samping yakni terjadinya
ruam tempat suntikan dan panas.

6. Imunisasi MMR. MMR atau measles, mumps, rubella merupakan


imunisasi yang digunakan untuk memberikan kekebalan terhadap
penyakit campak.

7. Imunisasi Typhus Abdominalis. Imunisasi untuk mencegah penyakit


typhusabdominalis yang terdiri atas tiga jenis vaksin diantaranya,
kuman yang mematikan, kuman dilemahkan, dan antigen.

8. Imunisasi varicella. Imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit


cacat.

9. Imunisasi Hepatitis A. Imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit


hepatitis A yang pemberiannya pada anak usia di atas 2 tahun.

10. Imunisasi HIB. Imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya


penyakit influenza tipe B.Vaksin yang berbentuk polisakarida murni.

8
7. Cara Pemberian Imunisasi

Dalam cara pemberian imunisasi atau menggunakan imunisasi dapat


dilakukan dengan beberapa cara.

Beberapa diantaranya dalam cara memberikan imunisasi dengan


menyuntikkan ke otot, kulit atau lapisan bawah kulit, maupun ada yang
diberikan hanya melalui tetesan cairan ke mulut.

Teknik atau cara dalam pemberian imunisasi pada umumnya dilakukan


dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit kemudian diberikan
kepada seseorang dengan cara disuntik atau diminum kemudian ditelan.

Setelah itu bibit dari penyakit tersebut masuk ke dalam tubuh kita maka
tubuh akan terangsang dalam melawan penyakit tersebut dengan membentuk
antibodi. Antibodi tersebut pada umumnya akan terus ada di dalam tubuh
orang yang telah diimunisasi dalam melawan penyakit yang akan mencoba
menyerang.

8. Pandangan Islam Tentang Imunisasi


a. Wasiat Rasulullah

Sebelum Rasulullah wafat, tepatnya ketika beliau khutbah pada haji


wada’, haji terakhir beliau atau dikenal sebagai haji perpisahan beliau
dengan umat Islam, sempat berwasiat: “Taraktu fiikum amraini.
Lan tadillu abada ma intamassaktum bihima kitaballahi wa
sunnata Rasulihi

‫تركت فيكم امرين لن تضلوا ابدا ما ان تمسكتم بهما كتاب هللا وسنة رسوله‬.
Artinya : Aku tinggalkan kepadamu dua perkara. Kamu tidak akan tersesat
selamanya selagi berpegang teguh keduanya, yaitu kitabullah (Alquran)
dan Sunnah Rasulnya – al-Hadis; Iwan Gayo, 2008: 36). Oleh karena
masalah vaksinasi-imunisasi belum terjadi pada masa Rasulullah, maka
belum ada petunjuk sedikitpun tentang imunisasi. Terhadap masalah yang

9
bersifat kontemporer menjadi lapangan dan lahan bagi para ulama untuk
melakukan ijtihad menemukan solusi hukum perkara tersebut haram atau
halal, baik atau buruk, bermanfaat atau berbahaya bagi kesehatan.

Para ulama dalam berijtihad untuk menetapkan hukum terhadap


masalah-masalah kontemporer pasti tidak pernah menghasilkan keputusan
(kesepakatan umum), melainkan perbedaan pendapat diantara mereka.
Bentuk perbedaan pendapat yang paling ekstrim adalah halal atau haram.

Tidak terkecuali mengenai vaksinasi-imunisasi. Dalam Ilmu Fikih


memang terdapat adagium “Man laa ya’lamu khilaafiyyatan laa ya’lamu
raaihatal fiqhi” (Barang siapa tidak mengenal perbedaan pendapat,
sesungguhnya ia tidak mengenal baunya Fikih”). Baunya saja tidak
mengetahui, apalagi ilmu fikihnya itu sendiri.

b. Pro Kontra Imunisasi


1. Haram

Para ulama, pemikir, mujtahid ada yang menghukumi haram


terhadap tindakan vaksinasi-imunisasi. Argumen yang diajukan antara
lain memasukkan barang najis dan racun ke dalam tubuh manusia.
Manusia itu merupakan makhluk yang paling mulia dan memiliki
kemampuan alami melawan semua mikroba, virus, serta bakteri asing
dan berbahaya. Berbeda dengan orang kafir yang berpendirian manusia
sebagai makhluk lemah sehingga perlu vaksinasi untuk
meningkatkatkan imunitas pada manusia.
Solusi yang diajukan untuk meningkatkan kekebalan balita adalah
menghindari tindakan vaksinasi-imunisasi pada balita maupun manusia
pada umumnya, selanjutnya menerapkan syariat tahnik kepada
balita, yaitu memasukkan kurma yang telah dikunyah lembut atau
madu ke dalam rongga mulut si bayi ketika melaksanakan upacara

10
‘aqiqah pada hari ke tujuh dari kelahiran anak. Tahnik dipandang
sebagai vaksinasi-imunisasi. Perlu ditambahkan bahwa pada zaman
Nabi tidak ada anak yang divaksinasi dan kenyataannya juga sehat-
sehat dan banyak yang berumur panjang. Artinya umur harapan hidup
rata-rata sejak zaman Rasulullah dan zaman sekarang kurang lebih
sama.
Kandungan dan Manfaat Kurma
 Kurma mengandung banyak hal bagi kebutuhan tubuh manusia,
antara lain
a. Karbohidrat
b. Protein
c. Lemak
d. Mineral
e. Vitamin
f. Serat
g. Zat Gizi

 Peranan kurma pada wanita melahirkan, nifas dan menyusui


Dalam kurma terdapat hormon yang mirip dengan hormon
oksitosin (hormon yang dihasilkan neurohipofisa, bekerja
untuk merangsang kontraksi otot polos dinding rahim selama
coitus dan melahirkan) yang membantu proses kelahiran.
Caranya, hormon oksitosin tersebut menyatu dengan
reseptornya memulai kontraksi otot yang teratur secara
bertahap, sehingga menyebabkan perluasan leher rahim dan
dari situ terjadilah proses kelahiran.

 Peranan kurma dalam membangkitkan sifat kelembutan dari


kaum pria
Sungguh besar manfaat hormon oksitosin yang diperoleh
dari kurma. Hormon yang sangat bermanfaat ini melunakkan

11
hati dan perasaan, menimbulkan sifat kasih-sayang, dan itu
muncul secara natural, bukan dibuat-buat.

 Peranan kurma dalam mengatur hormon estrogen


Telah diketahui adanya unsur lain di dalam kurma yang
komposisi dan fungsinya sangat mirip dengan hormon
estrogen. Diantara fungsi hormon ini antara lain: fungsi-fungsi
tulang, payudara, kulit, rahim, hormon FSH yang merangsang
kantong buah pelir (scrotum), memproduksi badan kuning
(corpus loteum) LH di dalam ovarium yang menggantung pada
ligament besar, keseimbangan ion-ion dan mineral-mineral di
dalam tubuh, siklus menstruasi, distribusi lemak di dalam
tubuh, produksi insulin, dan produksi sperma pada pria.

 Peranan lain dari kurma


Selain manfaat manfaat di atas, kurma juga memiliki banyak
manfaat lain, yaitu :
 Mencegah stroke
 Mengobati anemia, lesu dan letih
 Menambah berat badan anak
 Meningkatkan vitalitas
 Memperlancar saluran kencing
 Meningkatkan trombosit dalam darah dann mengatasi
DBD
 Mengatasi rheumatik
 Mencegah tubuh dari bakteri dan kanker
 Memelihara dari kerabunan
 Menstabilkan kejiwaan bagi anak dan lansia
 Memperlambat penuaan tubuh
 Menyehatkan kulit

12
 Membantu pertumbuhan tulang
 Cocok untuk diet
 Mengatasi wasir
Kurma memang jenis makanan yang sangat istimewa dibanding
dengan makanan lainnya. Maka wajar kalau Alquran maupun Alhadis
banyak menyinggung tentang kurma ini. Allah SWT telah melebihkan
kurma dari buah-buahan yang lain. Allah menyebutkannya dalam Alquran
dalam 20 tempat yang berbeda dengan memakai lafal pohon kurma: an-
Nakhl, an-Nakhiil, dan an-Nakhlah. Kurma mendapat tempat istimewa di
dalam Alquran dan kita tahu bahwa sebenar-benar perkataan
adalah kalaamullah, al-Qur’an al-Karim.

2. Halal

Kelompok kedua mengatakan bahwa vaksinasi-imunisasi adalah halal.


Pada prinsipnya vaksinasi-imunisasi adalah boleh alias halal karena;

1. Vaksinasi-imunisasi sangat dibutuhkan sebagaimana penelitian-


penelitian di bidang ilmu kedokteran
2. Belum ditemukan bahan lainnya yang mubah
3. Termasuk dalam keadaan darurat
4. Sesuai dengan prinsip kemudahan syariat di saat ada kesempitan atau
kesulitan.

Ayat tersebut menjelaskan prinsip kemudahan dalam pelaksanaan syariat Islam:

13
Artinya : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.
Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS al-
Baqarah/2 : 172).

c. Pertimbangan pertimbangan umum kehalalan vaksinasi – imunisasi


1. Istihalah
Istihalah adalah berubahnya benda najis atau haram menjadi benda
lain yang berbeda nama maupun sifatnya. Contoh khamer menjadi
cuka. Khamer haram hukumnya dan sifatnya memabukkan, setelah
menjadi cuka halal hukumnya dan tidak memabukkan sifatnya.
Khamer memang berasal dari benda-benbda suci seperti anggur,
kurma, singkong, beras ketan, dan aneka buah-buahan seperti nanas
dan durian.
2. Istihla’

Istihla’ adalah bercampunya benda haram atau najis dengan benda


lainnya yang suci dan halal yang lebih banyak sehingga
menghilangkan sifat najis dan keharamannya karena benda najis dan
haram tersebut telah hilang rasa, bau, maupun warna. Relefan dengan
kasus ini adalah sabda Nabi Saw.:
(‫إن الماء طهور ال ينجسه شيئ )اخرجه الثالثة وصححه أحمد‬.

“ al-maa u thahuurun laa yunajjisuhu syaiun” (Air itu suci, tidak ada
yang menajiskannya – HR. tiga orang [at-Turmuzi, Abu Dawud, dan
Ahmad bin Hanbal] dan dishahihkan oleh Ahmad – Ibnu Hajar al-
Asqalani, 2000 : 27).
Atau

14
‫ اخرجه االربعة‬.‫ وفى لفظ لم ينجس‬.‫إذا كان الماء قلتين لم يجعل الخبث‬

‫وصححه إبن خزيمة‬.

‘Apabila air telah mencapai dua qullah maka tidak kotor. Dalam suatu
riwayat ‘tidak najis. HR. Empat orang [at-Turmuzi, Abu Dawud, an-
Nasa’i, dan Ibnu Majah. Ibnu Khuzaimah menshahihkannya – Ibnu
Hajar a-Asqalanbi, 2000: 28).

3. Kemudahan dalam kesempitan

Imam asy-Syatibi, ulama dari Andalusia, Spanyol, sekurun dan


sekelas Imam Syafi’i, mengatakan bahwa dalil-dalil tentang
kemudahan bagi umat Islam telah mencapai derajat yang pasti. Di
antara dalil itu berbunyi; (1) ad-Dinu yusrun. Ahabbu ad-dini ila-llahi
as-samhatu al-hanifatu” (Agama itu mudah. Agama yang disenangi
Allah adalah agama mudah dan ringan – al-Hadis). (2) Imam Syafi’i
sendiri mengatakan bahwa kaidah syariat itu dibangun di atas fondasi
‘segala sesuatu apabila sempit maka menjadi luas’. (3) Allah berfirman
sebagai berikut:

Artinya : Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang
yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang).
Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah
akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-
Nya dengan azab yang pedih.(QS. Al-Fath/48 : 17).

15
Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam beragama tidak perlu
bersulit-sulit. Selain itu, dalam berbagai peristiwa, secara tekstual
hingga 10 kali Allah memberikan kebebasan sebagai peringanan
karena tidak bisa melaksanakan perintah-Nya. Intinya, umat Islam
dalam menjalankan keberagamaannya jangan sampai menyulitkan diri,
tetapi juga jangan melecehkannya, menganggap ringan, atau
seenaknya sendiri. Melaksanakan perintah sejauh kemampuannya.
Allah mengingatkan kepada umat Islam melalui firmannya sebagai
berikut:

Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai


dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak
sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami
terhadap kaum yang kafir.”(QS. Al-Baqarah/2 : 286).

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Secara literal, imunisasi berasal dari kata ‘imun’ yang berarti kebal
terhadap suatu penyakit. Dengan demikian ‘imunisasi’ berarti pengebalan
terhadap suatu penyakit. Prosedur pengebalan tubuh terhadap penyakit
melalui teknik vaksinasi. Kata ‘vaksin’ itu sendiri berarti senyawa antigen
yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh
terhadap virus. Itulah sebabnya imunisasi identik dengan vaksinasi. Vaksin
terbuat dari virus yang dilemahkan dengan menggunakan bahan tambahan
seperti formaldehid dan thyrmorosal.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://danusiri.dosen.unimus.ac.id/materi-kuliah/kebidanan/pandangan-islam-tentang-
imunisasi/

https://www.slideshare.net/septianraha/pandangan-islam-tentang-
imunisasinamahaslianim-2013ib0014

Hidayat, AA. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak : untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika, 2008.

Mianoki, A. Kesehatan Muslim : Antara Tawakal dan Pengobatan. Yogyakarta: Muslim


Pustaka, 2013.

Ranuh, I.G.N. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: IDAI, 2008.

Wahab, A. Samik. Sistem Imun, Imunisasi dan Penyakit Imun. Jakarta: Widya Medika,
2002.

Wong, DL. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC, 2008.

18

Anda mungkin juga menyukai