Anda di halaman 1dari 64

MANAJEMEN RISIKO BPR/S

Terkait Pandemi C-19

Lucas S. Muliawan, Drs.MBA.CRBD.CPHR.CHRM


Lucas S. Muliawan, Drs.MBA.CRBD.CPHR.CHRM
Jl.Batununggal Indah Bandung
Telp/HP 0811228451 (WA, LINE)
lucassmulia@ymail.com,
-S1Universitas Padjajaran Bandung (Drs)
-S2 University of Leicester England (MBA)
-Sertifikasi Manajemen Risiko Bank Umum
-Certif Direktur BPR 2007
-Certified Profess Hmn Resources (CPHR)
-Certified Human Resources Manager (CHRM)

23 Tahun di Perbankan, Capital Markets and Restructuring Board


-17 Tahun di Bank Umum (5 Bank Umum; Vice President)
-10 Tahun di BPR (Direktur Utama, Penasihat, Konsultan)
-5 Tahun Konsultan BPR (Izin Baru, Akuisisi, SOP, Manajemen,dll)
Konsultan Bank Indonesia dan GTZ/GIZ
-5 Tahun Fasilitator, Penulis Materi dan Bahan Uji CERTIF BPR
-5 Tahun Fasilitator BPR di seluruh Indonesia
-Trainer Auto 2000, Suzuki Indomobil, Hino Indomobil, Honda
TUJUAN WORKSHOP :
1.Memahami,
Melaksanakan POJK
11/2020 Tentang
Penerapan Manajemen
Risiko BPR RK C-19

2.Melakukan Mitigasi
Risiko2 secara tepat
sehingga berdampak min
bagi BPR

3.Penyusunan Laporan
Profil Risiko C-19 kepada
Direksi & Dekom
Bag 1 • MANAJEMEN RISIKO BPR
PANDEMI C-19

Bag 2 • RINCIAN MNJN SETIAP


JENIS RISIKO

Bag 3 • TATA CARA PENILAIAN


MASING2 RISIKO

Bag 4 • LAPORAN PROFIL RISIKO


KPD DIREKSI, DEKOM & OJK
Kewenangan dan Pelaksanaan Kebijakan Oleh Perpu
No. 1 Tahun 2020
KEWENANGAN OJK BERSAMA
KEWENANGAN OJK
LEMBAGA LAINNYA

Dalam hal pemberian pinjaman jangka Memerintahkan Lembaga Jasa Keuangan


pendek oleh BI: untuk melakukan/ menerima
-OJK melakukan penilaian terkait penggabungan, peleburan,
pemenuhan persyaratan/kecukupan pengambilalihan, integrasi dan/ atau
solvabilitas dan tingkat kesehatan Bank konversi dan memberikan sanksi atas
sistemik atau Bank selain Bank sistemik; pelanggarannya
-BI Bersama OJK melakukan penilaian
mengenai kecukupan agunan dan perkiraan Mengecualikan prinsip keterbukaan di
kemampuan pengembaliannya. bidang Pasar Modal dalam rangka
pencegahan dan penanganan dalam krisis
OJK bersama LPS meningkatkan intensitas sistem keuangan untuk menghindari
persiapan bersama untuk penanganan dampak negatif dari pelaksanaan prinsip
permasalahan solvabilitas bank termasuk disclosure
melakukan pertukaran data dan informasi
terkini dan/atau pemeriksaan bersama. Memberikan izin untuk LJK dapat
membuka ruang pelaksanaan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS)
dengan sistem elektronik;

Memberikan perlindungan hukum bagi


pengawas sektor jasa keuangan dalam
rangka melaksanakan tugas dan
wewenangnya dan mengambil langkah
pengawasan

Sumber : ojk.go.id 9
Tindak Lanjut Perpu No. 1 Tahun 2020

110
Sumber : ojk.go.id 0
POJK 18/POJK.03/2020
PERINTAH TERTULIS UTK PENANGANAN
PERMASALAHAN BANK
Pasal 3
Pasal 2
1) Otoritas Jasa Keuangan memberikan
Otoritas Jasa Keuangan berwenang Perintah Tertulis sebagaimana dimaksud
memberikan Perintah Tertulis dalam Pasal 2 huruf a kepada Bank yang
kepada Bank untuk: memenuhi kriteria:
a.melakukan Penggabungan, a. Bank yang berdasarkan penilaian Otoritas
Peleburan, Pengambilalihan, Jasa Keuangan mengalami permasalahan
dan/atau Integrasi; dan/atau keuangan yang dapat mengganggu
kelangsungan usaha (KPMM, Cash Ratio)
(Bank diambil alih Bank Lain)
atau dinilai tidak mampu menghadapi
b.menerima Penggabungan, tekanan yang sedang atau akan dihadapi;
Peleburan, Pengambilalihan, (Akibat Pandemi C-19)
dan/atau Integrasi b. Bank dengan pemegang saham pengendali
(Bank mengambil alih bank Lain) yang tidak memiliki kemampuan untuk
melakukan upaya penguatan Bank
BPR/S DI PUSARAN RISIKO2

Kompetisi
SDM

1. TATA KELOLA MASY/NSBH


Regulasi
2. MNJN RISIKO BPR

3. KEPATUHAN BPR & BPR


4. PENGENDALIAN
INTERN
C-19
TI MODAL

Ekonomi
Teknologi
Makro

Pandemi C-19 =
Mengganggu Membahayakan Merugikan
KRISIS
Kinerja Industri BPR Terjaga dengan Baik
Tren Pertumbuhan (%) Pertumbuhan YoY (%)
5,00 10,55%
149.872
4,00 135.570
3,00 10,52%
1,76 109.070
2,00 1,37
98.689
1,00 13,15%
0,48 0,26
- 0,17 71.645
(0,41) 63.318

Nov-19
Mar-19

Agu-19

Jan-20
Des-19
Mei-19
Jan-19
Feb-19

Apr-19

Jul-19

Sep-19
Jun-19

Okt-19
(1,00) 7,96%
(2,00) 29.23631.564
0,01
(3,00) (1,77)
(4,00)
(5,00) Aset Kredit Tabungan Deposito
Aset KYD Tabungan Deposito
Jan-19 (Rp Milyar) Jan-20 (Rp Milyar)

Tren NPL dan ROA Tren ROE dan LDR


8 7,26 90
7 6,37 80 76,54 76,21
6 70
5 60
4 3,26 50
3 2,48 40 29,45
2 30 22,24
1 20
0 NPL (%) ROA (%) 10 ROE (%) LDR (%)
Nov-19
Mar-19

Agu-19
Des-18

Des-19
Jan-19

Jan-20
Mei-19

Okt-19
Jul-19
Feb-19

Apr-19

Sep-19
Jun-19

7
Sumber : ojk.go.id
Kinerja Industri BPRS Terjaga dengan Baik
Tren Pertumbuhan (%) Pertumbuhan YoY (%)
10,00 14,43%
6,31 14.155
5,00 3,87 12.370 14,29%
0,16 2,89 10.328
0,00(0,52) (0,11) 9.037
0,54 14,25%

Nov-19
Mar-19

Agu-19

Jan-20
Des-19
Mei-19
Jan-19
Feb-19

Apr-19

Jul-19

Sep-19
Jun-19

Okt-19
5.878
(5,00) 11,87% 5.145
2.694 3.014
(10,00)

(15,00) Aset Kredit Tabungan Deposito


Aset KYD Tabungan Deposito
Jan-19 (Rp Milyar) Jan-20 (Rp Milyar)

Tren NPF dan ROA Tren ROE dan FDR


10,00 9,30
140,00
7,50 120,00 111,67 113,27
8,00
100,00
6,00
80,00
4,00 60,00
1,87 2,23
2,00 40,00
21,66
NPF (%) ROA (%)
20,00 12,86
0,00
ROE (%) FDR (%)
Nov-19
Mar-19

Agu-19
Des-18

Des-19
Jan-19

Mei-19

Okt-19

Jan-20
Jul-19
Feb-19

Apr-19

Sep-19
Jun-19

0,00

8
Sumber : ojk.go.id
MENGELOLA 6 RISIKO BPR/S terkait PANDEMI C-19

Kredit

Operasional

PANDEMI C-19 BPR/S Kepatuhan

Likuiditas

Reputasi
Ekonomi, Sosial,
MANAJEMEN Stratejik
Kesehatan &
RISIKO
Aspek2 lainnya
RISIKO2 TERKAIT DAMPAK PANDEMI C-19

KREDIT OPERASIONAL KEPATUHAN LIKUIDITAS

• Tunggak • Proses Intern • POJK & • Mismatch


• Pokok • SDM / Kary SEOJK Tenor
• Bunga • TI/CBS • Pemerintah • Suku Bunga
• NPL • Faktor Ext Pusat & • Alokasi Aset
(C-19) Daerah & Dana
• Restruk Krdt
• Kerugian & • Kementerian • Kerugian &
• Kerugian &
Reputasi Reputasi • Sanksi, Reputasi
Denda
RISIKO2 TERKAIT DAMPAK PANDEMI C-19

REPUTASI STRATEJIK

• DPK, NPL Tinggi • BPR/S Tdk


• SDM Fraud Kompetitif
• Likuiditas Seret • Tdk Berkembang
• Modal Inti <8% • Tdk Punya Nilai
• Kepercayaan Strategis
Masyarakat • Ditinggalkan
Menurun Masyarakat
RISIKO INHEREN PANDEMI C-19 THD BPR/S (1)

RISIKO RISIKO RISIKO


RISIKO KREDIT
OPERASIONAL (1) OPERASIONAL (2) LIKUIDITAS

Meningkat Physical Penarikan


PSBB dgn WFH
Tunggakan & NPL Distancing, PSBB Funding dampak
Ganggu Proses
Karena Usaha, (Kary sakit, Cash Flow
Intern
Kerja terdampak Tertular) Terganggu

Mismatch
Menurunnya Nett Lemahnya Faktor Ekstern
Melebar (Funding
Int Margin (NIM) Pengawasan (PSBB &
& Lending karena
Karena RKC-19 Karyawan (WFH) Pelayanan)
Rescheduling)

Debitur TDK Bayar Komunikasi & Dampak


Remunerasi Kary
manfaatkan Interaksi dgn Penempatan ABA
WFH (Gaji,
Situasi (Moral Teknologi (TI) blm (BPR2) yg
Tunjangan & THR)
Hazard) efektif Insolvent
RISIKO INHEREN PANDEMI C-19 THD BPR/S (2)

RISIKO RISIKO RISIKO


KEPATUHAN REPUTASI STRATEJIK
POJK 11/2020 Tingkat Pengaduan Kondisi Bisnis &
Kemampuan BPR Debitur terkait C-19 eksternal yg berubah
Restruk Krdt Debitur akibat pelayanan drastis mengakibatkan
Dampak C-19 terbatas RBB 2020 Tdk tercapai

Masih sulit prediksi


Beragamnya % Jmlh Debitur yg
dampak C-19 terkait
pemahaman debitur & melaporkan
banyaknya variable yg
BPR terkait Penundaan kekecewaan di Media
tdk terkendali di masa
(Restrukturisasi) & OJK
depan
MANAJEMEN RISIKO :
Serangkaian Metodologi dan Kredit
prosedur yang digunakan
untuk : Operasional
• Identifikasi,
• Mengukur, Kepatuhan
• Memantau dan
• Mengendalikan Likuiditas
Risiko2 yang timbul dari
seluruh kegiatan BPR/S, Reputasi
supaya mendapatkan
keuntungan, keamanan & Stratejik
bisnis berkelanjutan
Penerapan Manajemen Risiko BPR/S
4 Pilar Pengelolaan Risiko

Pengawasan Direksi dan


Pilar 1 Pilar 3 Kecukupan Proses
Dewan Komisaris
dan Sistem MR

Pilar 2 Kecukupan Kebijakan, Pilar 4 Sistem Pengendalian


Intern yang menyeluruh
Prosedur dan Limit
Penerapan Manajemen Risiko BPR/S
Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4

Pengawasan Dewan Kecukupan Sitem Pengendalian


Kecukupan Proses
Direksi dan Dewan Kebijakan, Prosedur Intern yang
dan Limit
dan Sistem MR
Komisari Menyeluruh

Tanggung jawab 1. Kebijakan MR 1. Proses identifikasi, Memastikan


dan kewenangan 2. Prosedur MR pengukuran, efektivitas
Mnjn Risiko monitor 3. Risiko Inheren, pemantauan, dan pengendalian
melalui Laporan2 Appetite pengendalian internal sedang
dari PE Mnjn Risiko 4. Penetapan Limit risiko. berjalan.
Risiko Tolerance 2. Sistem Informasi
Manajemen Risiko

• SPO Mnjn Risiko


• Lapo Mnjn Risiko • Self Assessment • Berkala PE MR
lakukan Proses & • 3 Levels Defence
• Lapo Profil Risiko Risiko • Audit Intern
• Lapo BCM, BCP • Aplikasi Profil Sistem MR
• Dukungan SIMR • CBS & TI
Risiko
BAG 2 :
RINCIAN MNJN
SETIAP JENIS
RISIKO
MANAJEMEN RISIKO :
Serangkaian Metodologi dan Kredit
prosedur yang digunakan
untuk : Operasional
A. Identifikasi,
B. Mengukur, Kepatuhan
C. Memantau dan
D. Mengendalikan Likuiditas
Risiko2 yang timbul dari
seluruh kegiatan BPR/S, Reputasi
supaya mendapatkan
keuntungan, keamanan & Stratejik
bisnis berkelanjutan
A.Identifikasi Risiko
Bertujuan untuk mengetahui seluruh jenis Risiko yang melekat pada
setiap aktivitas operasional, bisnis yang berpotensi merugikan BPR/S
terutama terkait dampak Pandemi C-19.

Identifikasi Risiko dilakukan berdasarkan data yang ada terkait


dengan transaksi yang menyebabkan :
• Ineffisiensi (lambat, biaya tinggi),
• Ineffectivitas (Salah, Fraud, Complaint nasabah)
• Kerugian (Tunggakan, DPK, NPL)
• Mengurangi keuntungan (Depo bunga tinggi, Restruk bunga rendah)
• Mengurangi Permodalan (Rugi, PPAP, AYDA)
• Permasalahan pelayanan BPR/S (karyawan tidak kompeten)

Dengan melakukan analisis terhadap seluruh sumber Risiko yang


paling sedikit dilakukan terhadap Risiko dari PRODUK dan AKTIVITAS
Pelayanan BPR/S
A.1.Identifikasi Risiko KREDIT & ABA
KREDIT YG
KREDIT YG AKAN ANTAR BANK
DIBERIKAN
DIBERIKAN AKTIVA
EXISTING

A.Eksposur A.Sektor Usaha Sesuai


Usaha, Pekerjaan dgn Arus Kas Penjaminan Max
Debitur, Positif, Legalitas, 2M & Bunga
Terdampak C-19 Kompetensi Penempatan

B.Sektor Usaha &


B.Pilihan
Pekerjaan Kesehatan BANK/
Restrukturisasi
Terdampak positif BPR/S Masih baik
Krdt C-19 yg tepat
C-19

C.Stlh RK C-19 C.Sektor Usaha &


Laporan Keu
Lancar & Jmlh Pekerjaan Tdk
Bank2 Tsb
tunda byr pokok Terdampak (PNS,
updated & solid
& bunga Pensiunan)
Risiko KREDIT & ABA
A.1.Identifikasi
Kredit yg Diberikan (Existing)
A.Eksposur Usaha, Pekerjaan Debitur, Terdampak C-19 (POJK 11/2020, Ps 2 ay 5),
(Kriteria Debitur dan sector usaha yg terdampak C-19)

1.Identifikasi sector ekonomi yg terdampak C-19 (termasuk 3 sector


terbesar)
2.Kalkulasi 3 sector ekonomi terbesar kontribusi <85% dari total kredit
3.Identifikasi 25 debitur terbesar
4.Usaha/Pekerjaan 25 debitur yg terdampak lsng C-19 (Ps 2 ayat 5)
5.Persentase ke-25 debitur tsb terdampak C-19
6.Identifikasi tingkat risiko dampak keuangan ke-25 debitur tsb
(Penurunan penghasilan hingga 30%, >30%<50%, >50%<75%, atau
>75%)
7.Kaitkan penurunan penghasilan masing2 debitur dgn pilihan jenis
restrukturisasi kredit C-19 yg diberikan
Risiko KREDIT & ABA
A.1.Identifikasi
Kredit yg Diberikan (Existing)
B.Pilihan Restrukturisasi Kredit C-19 yang Tepat (POJK 33/2018, Ps 21 ay 1),
(Kriteria Debitur yg layak di restrukturisasi)

1.Mengalami kesulitan membayar pokok dan atau bunga kredit


2.Prospek usaha baik dan dinilai mampu memenuhi kewajiban stlh
restrukturisasi
3.Karakter baik dan hubungan dengan BPR/S selama ini baik
4.Debitur yang sebelum atau setelah terkena dampak C-19
5.Lakukan self assessment, Analisa kredit & agunan utk identifikasi
kriteria & dampak keuangan masing-masing debitur untuk diberikan
6.Pilihan jenis RKC-19 diberikan ; Keringanan bunga, penundaan
angsuran pokok dan atau bunga, pengurangan tunggakan, penambahan
kredit baru
7.Dituangkan dalam kesepakatan PK baru C-19 atau PK Addendum C-19
Risiko KREDIT & ABA
A.1.Identifikasi
Kredit yg Diberikan (Existing)
C.Setelah RKC-19 Lancar, Tepat bayar pokok dan atau bunga,

1.Sesuai kesepakatan dalam Perjanjian Kredit Restrukturisasi


2.Jumlah Outstanding Pokok yg disetujui penundaan bayar pokok dan
bunga (tidak lebih 20% dari total outstanding kredit)
3.Jangka waktu Penundaan bayar pokok dan bunga yg disetujui (tidak
lebih dari 25 kali jangka waktu pendanaan)
4.Kompetensi karyawan BPR/S mengawasi kelancaran Kredit
Restrukturisasi supaya tepat sesuai perjanjian kredit
5.Kredit yg telah di restrukturisasi, apabila terlambat memenuhi
kewajiban pokok dan atau bunga maka diberlakukan POJK 33/2018 dgn
5 Kualitas Aset Produktif
Risiko KREDIT & ABA
A.1.Identifikasi
Kredit yg AKAN Diberikan

A.Sektor usaha Positif, Legalitas, Kompetensi


B.Sektor usaha atau pekerjaan terdampak positif C-19
C.Sektor usaha atau pekerjaan tidak terdampak C-19

1.Identifikasi sektor usaha yg layak diberikan kredit baru (Industri


makanan, Kesehatan, dll)
2.Wajib mempunyai arus kas positif (Penjualan – HPP – Kewajiban/Biaya2)
3.Legalitas diri debitur dan usaha jelas (verifikasi marketing,analis,legal)
4.Kompetensi usaha calon debitur terbukti (Pengalaman usaha)
5.Kapasitas karyawan BPR/S yg mengelola kredit baru dgn sector usaha
tsb dipastikan kompeten
6.Mitigasi risiko kredit baru mampu di kendalikan dgn baik
Risiko KREDIT & ABA
A.1.Identifikasi & Mengukur
Antar Bank Antiva (ABA)
A.Sesuai Penjaminan Max 2M & Bunga Penempatan sesuai BU & BPR
B.Kesehatan BANK/ BPR/S Masih baik
C.Laporan Keu Bank2 Tsb updated & solid

1.Identifikasi rasio asset produktif terhadap total asset (<95%)


2.Rasio ABA ≥25% dari total asset produktif
3.>90% dari total ABA pada produk dgn return min 5,5% p.a
4.≤10% dari total ABA di Primary reserve (Giro & Tab BU)
5.>90% ABA di deposito BPR2 (Secondary Reserve) yang terpantau
kesehatannya dgn suku bunga max penjaminan LPS
6.100% ABA di deposito BPR2 sesuai max 2M masing2 dan tidak
melanggar BMPK Penempatan max 20% dari modal inti
7.100% ABA dgn jangka waktu penempatan rata2 mismatch max 3 bln dgn
depo
1 2 3 4
Komposisi Portofolio Kualitas Aset Strategi & Sumber Faktor Eksternal
Aset dan Tingkat Penyediaan Dana
Konsentrasi Kredit
a
a Penilaian terhadap Faktor eksternal
Rasio total aset Rasio aset produktif
pencapaian antara lain kondisi
produktif / total aset bermasalah / total
pertumbuhan kredit ekonomi regional,
aset produktif
BPR serta sektor perubahan dan
ekonomi debitur yang perkembangan
b Rasio kredit berkontribusi terhadap
b teknologi, regulasi,
Rasio kredit yang bermasalah nett / total pertumbuhan kredit
diberikan / total aset siklus usaha debitur
kredit yang diberikan dimaksud,
produkti yang dapat
dibandingkan dengan mempengaruhi
pencapaian kemampuan debitur
c pertumbuhan kredit untuk membayar
c Rasio kredit kualitas
Rasio 25 Debitur industri. kembali pinjaman.
rendah / total kredit
kredit terbesar /
yang diberikan Semakin tinggi
total kredit yang dampak faktor
diberikan eksternal terhadap
d kemampuan debitur
Rasio kredit 3 sektor untuk membayar
ekonomi terhadap total kembali pinjaman,
kredit yang diberikan semakin tinggi risiko
bagi BPR.
B.Pengukuran Risiko Kredit
A.1.1.Kr edit yg Diberikan (existing) Pilar 1 Komposisi Aset

< 20% total 25 debitur besar terhadap total outstanding kredit


1
yang diberikan
Parameter C : > 20% ≤ 40% total 25 debitur besar dan menunda bayar pokok
Rasio 25 2
dan bunga
Debitur kredit >40%≤60% total 25 debitur terbesar dan menunda bayar pokok
3
terbesar / total dan bunga
kredit yang >60%≤80 total 25 debitur terbesar dan menunda pembayaran
4
pokok dan bunga
diberikan
>80% total 25 debitur terbesar dan menunda pembayaran pokok
5
dan bunga
B.Pengukuran Risiko Kredit
A.1.1.Kr edit yg Diberikan (existing) Pilar 1 Komposisi Aset
SPI JANUARI 2020 (3 Sektor Eko Terbesar) OUTSTANDING KRDT PERSENTASE (%)
Bukan Lap Usaha lainnya (Krdt Pegawai) 42,805 T 39,2%
Perdagangan besar & eceran 23,397 T 21.4%

Parameter D : Bukan Lapangan Usaha Rumah Tangga 9,101 T 8,3%


TOTAL KREDIT 109,070 T
Rasio Kredit 3
Sektor thd total 1 < 85% dari 3 sektor ekonomi terbesar dan tidak terdampak Pandemi C-19
kredit yg > 85% kredit yang berasal dari 3 (tiga) sektor ekonomi terbesar dan <30%
2
diberikan terdampak Pandemi C-19
>85% kredit yang berasal dari 3 (tiga) sektor ekonomi terbesar dan
3
≥30%<50% terdampak Pandemi C-19
>85% kredit yang berasal dari 3 (tiga) sektor ekonomi terbesar dan
4
≥50%<70% terdampak Pandemi C-19
>85% kredit yang berasal dari 3 (tiga) sektor ekonomi terbesar dan ≥70%
5
terdampak Pandemi C-19
Pengukur an Risiko Kr edit ; Pilar 2 Kualitas Aset
<7% (Aset produktif bermasalah/total aset produktif), < 5% (Kredit bermasalah neto / total kredit yang
1 diberikan), < 7% (Kredit kualitas rendah / total kredit yang diberikan)
Rasio aset Rasio di atas ambang batas peringkat 1, dengan kondisi pemberian kredit memiliki kualitas yang baik :
produktif 1. Kredit restrukturisasi tidak signifikan (<10%)
bermasalah / total 2
2. Penurunan kualitas kredit dari Performing Loan ke Non Performing Loan tidak signifikan
3. Sektor ekonomi berisiko tinggi terdampak C-19 tidak signifikan (<10%)
aset produktif 4. Jumlah kredit lancar yang menunggak >7 hari tidak signifikan
5. Komponen aset produktif bermasalah sebagian besar merupakan penempatan pada bank lain
Rasio di atas ambang batas peringkat 1, dengan kondisi pemberian kredit memiliki kualitas yang cukup baik,
namun terdapat potensi penurunan, antara lain ditunjukkan dengan:
1. Kredit restrukturisasi cukup signifikan (>10%<30%)
Rasio kredit 3 2. Penurunan kualitas kredit dari Performing Loan ke Non Performing Loan cukup signifikan
bermasalah nett / 3. Sektor ekonomi berisiko tinggi terdampak C-19 cukup signifikan (>10%<30%)
4. Jumlah kredit lancar yang menunggak >7 hari cukup signifikan
total kredit yang 5. Komponen aset produktif bermasalah sebagian besar merupakan penempatan pada bank lain
diberikan Rasio diatas threshold peringkat 1, dgn kondisi pemberian kredit memiliki kualitas yg kurang baik :
1. Kredit restrukturisasi signifikan (>30<50%)
2. Penurunan kualitas kredit dari Performing Loan ke Non Performing Loan signifikan
4 3. Sektor ekonomi berisiko tinggi terdampak C-19 signifikan (>30%<50%)
4. Jumlah kredit Lancar yang menunggak >30 hari signifikan (>30%)
5. Komponen aset produktif bermasalah sebagian besar merupakan kredit yg diberikan
Rasio kredit Rasio di atas threshold peringkat 1, dgn kondisi pemberian kredit memiliki kualitas yg buruk, di ditunjukkan :
kualitas rendah / 1. Kredit restrukturisasi sangat signifikan (>50%)
total kredit yang 5
2. Penurunan kualitas kredit dari Performing Loan ke Non Performing Loan sangat signifikan
diberikan 3. Sektor ekonomi berisiko tinggi terdampak C-19 sangat signifikan (>50%)
4. Jumlah kredit Lancar yang menunggak >30 hari sangat signifikan (>50%)
5. Komponen aset produktif bermasalah sebagian besar merupakan kredit yg diberikan
Pengukur an Risiko Kr edit : Pilar 4 Faktor Ekstern
Faktor Eksternal
antara lain kondisi Terdapat perubahan faktor eksternal Pandemi C-19, namun Tidak
1
ekonomi regional, berdampak pada kemampuan debitur membayar kembali pinjaman
perubahan dan
Terdapat perubahan faktor eksternal Pandemi C-19, yang
perkembangan Faktor eksternal
teknologi, regulasi, berdampak pada kemampuan debitur untuk membayar
antara lain kondisi kembali
2
siklus usaha debitur pinjaman sehingga terjadinya tunggakanekonomi
pinjaman,
perubahan
berdampak
regional,
dan
yang dapat penurunan kualitas kredit debitur (<30%)
perkembangan
mempengaruhi teknologi, regulasi,
kemampuan debitur
Terdapat perubahan faktor eksternal Pandemi C-19,
siklus usaha debituryang
yang dapat
untuk membayar berdampak pada kinerja bisnis debitur sehingga menyebabkan
3 mempengaruhi
kembali pinjaman. terjadinya tunggakan pinjaman menurunkan kualitas
kemampuan debitur kredit kredit
untuk membayar
Semakin tinggi debitur menjadi NPL (>30%<50%). kembali pinjaman.
Dampak faktor Terdapat perubahan faktor eksternal Pandemi C-19, yang
Semakin tinggi
eksternal terhadap dampak faktor
4 menyebabkan penurunan kualitas krediteksternal
debiturterhadap
sehingga menjadi
kemampuan debitur kemampuan debitur
untuk membayar NPL (>50% s.d 75%) untuk membayar
kembali pinjaman, Terdapat perubahan faktor eksternal Pandemi
kembali C-19,
pinjaman,yang
semakin tinggi risiko 5 semakin tinggi risiko
menyebabkan kebangkrutan debitur (>75%)bagi BPR.
bagi BPR.
1 2 3 4 5
Pilar kompleksitas Pilar sumber Pilar Pilar fraud Faktor Eksternal
bisnis dan daya manusia Penyelenggaraan
kelembagaan Teknologi
a
a Penilaian Penilaian
Parameter skala Penilaian
Parameter terhadap terhadap
usaha dan terhadap
kecukupan kesesuaian frekuensi dan
struktur organisasi frekuensi dan
kuantitas dan penyelenggaraan materialitas
dampak
kualitas sumber teknologi kejadian
b terjadinya
Parameter daya manusia informasi dengan eksternal yang
fraud pada
jaringan kantor & standar BPR, baik berdampak pada
rentang kendali b penyelenggaraan fraud yang kegiatan
Parameter teknologi bersumber dari operasional BPR.
permasalahan informasi dan pihak eksternal Kejadian
c operasional pelaksanaan maupun pihak eksternal
Parameter
karena faktor perubahan internal. dimaksud dapat
keberagaman
manusia mendasar pada berupa antara
produk dan / atau
penyelenggaraan lain bencana
jasa
TI BPR. alam, huru hara,
kebijakan
d
Parameter pemerintah, dan
tindakan korporasi kriminalitas.
Risiko Operasional
Identifikasi dan Pengukuran
Pilar 1 : Kompleksitas Bisnis & Kelembagaan
Skala usaha BPR tergolong kecil atau menengah; dan
1 Struktur organisasi BPR terpenuhi lengkap dan sudah 100% menyesuaikan
dgn PSBB, WFH, Karyawan terkena Pandemi C-19 tidak pengaruh operasional
Parameter a; Skala usaha BPR tergolong besar; dan
Skala Usaha, 2 Struktur organisasi BPR terpenuhi lengkap dan hampir sudah sesuai untuk
Struktur
PSBB, WFH, Karyawan terkena Pandemi C-19 pengaruh tapi tdk significan
Skala usaha BPR tergolong kecil atau menengah; dan
Organisasi 3 Terdapat ketidaklengkapan struktur organisasi BPR dan baru 50% sesuai utk
BPR dinamis, PSBB, WFH, Karyawan terkena Pandemi C-19 pengaruh dan significan
Skala usaha BPR tergolong besar; dan
mampu Terdapat ketidaklengkapan struktur organisasi BPR dan kurang dari 50%
4
hadapi sesuai PSBB, WFH, Karyawan terkena Pandemi C-19 sangat pengaruh dan
Pandemi C-19
significan sangat mungkin menghentikan operasional BPR
Skala usaha BPR tergolong kecil, menengah, atau besar; dan
Terdapat ketidaklengkapan struktur organisasi BPR dan sama sekali blm
5 disesuaikan utk PSBB, WFH & karyawan terkena Pandemi C-19 pengaruh
hebat dan BPR mesti shut down total
Risiko Operasional
Identifikasi dan Pengukuran
Pilar 2 : Sumber Daya Manusia
Kuantitas dan kualitas SDM BPR sangat memadai dgn Pengaturan
1 PSBB, WFH, Pemahaman Physical Distancing yg baik dan mampu
Parameter a; bekerja dgn pengawasan minimum
Kecukupan Kuantitas dan kualitas SDM BPR memadai dgn Pengaturan PSBB,
kuantitas & 2 WFH & Pemahaman Physical Distancing yg baik dan bekerja dgn
kualitas SDM pengawasan Laporan min 1 kali per hari
termasuk Kuantitas dan kualitas SDM BPR cukup dgn Pengaturan PSBB, WFH
pengawasan 3 & Pemahaman Physical Distancing sedang dan bekerja dgn
pengawasan ketat Laporan min 2 kali per hari (Pagi dan sore)
kerja selama Kuantitas dan kualitas SDM BPR kurang dgn Pengaturan PSBB,
Pandemi C-19 4 WFH & Pemahaman Physical Distancing yg belum memadai dan
tidak efektif bekerja selama WFH & WIO
Kuantitas dan kualitas SDM BPR tidak memadai dgn Pengaturan
5 PSBB, WFH & Pemahaman Physical Distancing yg tidak memadai
dan kary sulit bertanggungjawab kerja selama WFH & WIO
Risiko Operasional
Identifikasi dan Pengukuran
Pilar 2 : Sumber Daya Manusia
Tidak terjadi human error pada BPR, Nasabah tidak ada komplain, pelayanan
1
dan komunikasi lancar.
Terjadi human error pada BPR terutama pelayanan dan komunikasi dgn
2 nasabah,
Parameter b; berdampak finansial bagi BPR penurunan pendapatan 10% banding bln lalu.
Permasalahan Kadang Terjadi human error pada Kary BPR terutama pelayanan dan
Operasional 3
komunikasi terhadap nasabah,
mengurangi keuntungan (penurunan 30%) namun tidak menyebabkan BPR
Pandemi C-19 membukukan laba negatif.
karena faktor Sering Terjadi human error pada BPR; terutama pelayanan dan komunikasi
Human Error 4
dgn nasabah,
(SDM) BPR membukukan laba negatif yang menyebabkan rasio permodalan
menurun namun masih sesuai ketentuan KPMM (>12%)
Terus menerus terjadi human error pada BPR terkait komunikasi dan
pelayanan nasabah
5
BPR membukukan laba negatif yang menyebabkan rasio permodalan
menurun di bawah ketentuan KPMM (<12%).
Risiko Operasional
Identifikasi dan Pengukuran
Pilar 3 : Penyelenggaraan Teknologi Informasi (TI)

1 TI BPR sesuai dengan ketentuan mengenai SPTI; dan mampu akomodasi proses WFH & Restrukturisasi
Kredit C-19
BPR tidak sedang dalam proses melakukan perubahan mendasar penyelenggaraan TI
2 TI BPR sebagian besar sesuai dengan ketentuan mengenai SPTI; dan sebagian mampu akomodasi proses
WFH & Restrukturisasi Krdt C-19
BPR tidak sedang dalam proses melakukan perubahan mendasar penyelenggaraan TI.
3 TI BPR sebagian besar sesuai dengan ketentuan mengenai SPTI; dan sebagian mampu akomodasi proses
WFH & Restrukturisasi Krdt C-19
BPR sedang dalam proses melakukan perubahan mendasar penyelenggaraan TI.
4 TI BPR sebagian besar tidak sesuai dgn ketentuan mengenai SPTI; dan tidak sepenuhnya mampu
akomodasi proses WFH & Restruk Krdt C-19
BPR tidak sedang dalam proses melakukan perubahan mendasar penyelenggaraan TI.
5 TI BPR sebagian besar tidak sesuai dgn ketentuan mengenai SPTI; dan tidak mampu sama sekali akomodasi
proses WFH & Restruk Krd C-19
BPR sedang dalam proses melakukan perubahan mendasar penyelenggaraan TI.
Risiko Operasional
Identifikasi dan Pengukuran
Pilar 4 : Penyimpangan Fraud & Kary Tdk Kooperatif
Tidak terdapat indikasi penyimpangan (fraud) pada BPR & karyawan kooperatif saling
1
mendukung hadapi kondisi pandemi C-19
Terdapat indikasi penyimpangan (fraud) pada BPR dengan frekuensi rendah dan belum
2
berdampak finansial & hanya 10% yg bermasalah
Terdapat indikasi penyimpangan(fraud) pada BPR dengan frekuensi tinggi, dan 30% tidak
kooperatif
3
mengurangi keuntungan namun tidak menyebabkan BPR membukukan laba negatif dan
tidak menyebabkan rasio permodalan menurun
Terdapat indikasi penyimpangan (fraud) pada BPR yang signifikan; dan 50% sulit diatur, tidak
kooperatif
4
Mengurangi keuntungan atau BPR membukukan laba negatif yang menyebabkan rasio
permodalan menurun namun masih sesuai ketentuan KPMM
Terdapat indikasi penyimpangan (fraud) pada BPR yang sangat signifikan; dan suasana kerja
antar karyawan tidak kondusif
5
BPR membukukan laba negatif yang menyebabkan rasio permodalan menurun di bawah
ketentuan KPMM
Risiko Operasional
Identifikasi dan Pengukuran
Pilar 5 : Faktor Eksternal Dampak Pandemi C-19
Terdapat kejadian eksternal dgn PSBB yg berdampak thd pelayanan dan bisnis
1
BPR namun tdk signifikan
Terdapat kejadian eksternal dgn PSBB yg berdampak thd pelayanan dan bisnis
2 BPR
berdampak finansial penurunan keuntungan 30% bagi BPR
Terdapat kejadian eksternal pada BPR dgn PSBB dan berdampak cukup serius thd
3 pelayanan, bisnis BPR
mengurangi keuntungan 50%
Terdapat kejadian eksternal pada BPR dgn PSBB; dan berdampak serius thd
4 pelayanan, bisnis BPR
BPR membukukan laba negatif yang menyebabkan kerugian
Terdapat kejadian eksternal pada BPR dgn PSBB dan berdampak sangat serius thd
pelayanan, bisnis BPR
5
BPR membukukan laba negatif menyebabkan rasio permodalan menurun di
bawah ketentuan KPMM.
Identifikasi dan Pengukuran Risiko Kepatuhan
Pilar 1 : Pelanggaran thd ketentuan perundang2an & Ketentuan lainnya

Parameter a; 1
Patuh, melaksanakan POJK 11/2020 ; RKC-19, operasional & pelayanan sesuai
ketentuan Pemerintah (PSBB), Menaker (WFH)
Jenis, Terdapat pelanggaran ringan POJK 11/2020; RKC-19 analisa kurang memadai,
signifikansi 2
namun ops, pelayanan sesuai ketentuan Pemerintah (PSBB), Menaker (WFH)
Frekuensi pelanggaran rendah seperti analisa kredit restrukturisasi kurang
dan frekuensi memadai
pelanggaran Terdapat pelanggaran sedang thd POJK 11/2020, Pengaturan Pelayanan,
yg dilakukan 3 operasional tidak rapih, WFH tdk jelas job desc karyawan
Frekuensi pelanggaran sedang thd berbagai ketentuan
thd POJK Terdapat pelanggaran cukup banyak thd POJK 11/2020 dan Ketentuan PSBB
11/2020 & 4
serta WFH karyawan yang tidak jelas
Terdapat dugaan pelanggaran POJK 11/2020 melakukan RKC-19 tanpa asesmen
Regulasi dan analisa kredit.
lainnya Terdapat pelanggaran dengan berat yakni tidak melaksanakan POJK 11/2020,
terkait 5 PSBB & WFH Tidak diatur dengan jelas
Terdapat dugaan tindakan moral hazard dalam restrukturisasi kredit C-19.
Pandemi C-19
Identifikasi dan Pengukuran Risiko Likuiditas
Pilar 1 : Komposisi dan Konsentrasi Aset & Kewajiban Pandemi C-19

Parameter a; 1 > 15% (Aset Likuid/total aset), >20% (Aset likuid/Kewajiban Lancar)
Rasio aset Komposisi aset likuid lebih rendah dari 15% terhadap total aset dan
likuid thd 2 komposisi aset likuid lebih rendah dari 20% terhadap kewajiban lancar,
total asset & namun masih memadai untuk menutup kewajiban jatuh tempo
Komposisi aset likuid lebih rendah dari 15% terhadap total aset dan
3 komposisi aset likuid lebih rendah dari 20% terhadap kewajiban lancar,
Parameter b : namun cukup memadai untuk menutup kewajiban jatuh tempo
Cash Rasio Komposisi aset likuid lebih rendah dari 15% terhadap total aset dan
4 komposisi aset likuid lebih rendah dari 20% terhadap kewajiban lancar,
(CR), asset namun kurang memadai untuk menutup kewajiban jatuh tempo
likuid thd Komposisi aset likuid lebih rendah dari 15% terhadap total aset dan
kewajiban 5 komposisi aset likuid lebih rendah dari 20% terhadap kewajiban lancar,
lancar namun tidak memadai untuk menutup kewajiban jatuh tempo; dan atau
Rasio aset likuid/kewajiban lancar memenuhi kriteria BDPI
Identifikasi dan Pengukuran Risiko Likuiditas
Pilar 1 : Komposisi dan Konsentrasi Aset & Kewajiban Pandemi C-19

1 < 90% (DPK <5%, NPL <5%)


Parameter c; 2
LDR lebih tinggi dari 90% dan kredit berkualitas tidak baik tidak
Rasio kredit signifikan (DPK >5%<10%, NPL >5%<10%)
thd total dana 3
LDR lebih tinggi dari 90% namun kredit berkualitas tidak baik
kurang signfikan (DPK ≥10%<15%, NPL ≥10%<15%)
pihak ke-3 LDR lebih tinggi dari 90% namun kredit berkualitas tidak baik
bukan bank 4
cukup signifikan (DPK ≥15%<25%, NPL ≥15%<25%)
(LDR) LDR lebih tinggi dari 90% dan kredit berkualitas tidak baik sangat
5
signifikan (DPK >25%, NPL >25%)
Identifikasi dan Pengukuran Risiko Likuiditas
Pilar 2 : Kerentanan Kebutuhan Pendanaan, Akses Pendanaan & Mismatch
BPR sangat mampu memenuhi kewajiban dan kebutuhan arus kas pada kondisi krisis C-
1
19 utk 6 bulan kedepan dgn bunga 1% dibwh LPS
Parameter a : Arus kas BPR yang berasal dari Kredit Restrukturisasi C-19 dan Pendanaan dgn Gap
Penilaian kebutuhan rata2 10 kali
pendanaan BPR pada BPR mampu memenuhi kewajiban dan kebutuhan arus kas pada kondisi krisis C-19 utk
situasi krisis Pandemi 4 bulan kedepan dgn bunga 0,5% dibwh LPS
C-19 dan kemampuan 2
Arus kas BPR yang berasal dari Kredit Restrukturisasi C-19 dan Pendanaan dgn Gap
BPR untuk memenuhi rata2 15 kali
kebutuhan pendanaan BPR masih mampu memenuhi kewajiban dan kebutuhan arus kas pada kondisi krisis C-
dgn tenor deposito
19 utk 3 bulan kedepan dgn bunga max sesuai LPS
rata2 dan kewajaran 3
Arus kas BPR yang berasal dari Kredit Restrukturisasi C-19 dan Pendanaan dgn Gap
suku bunga sumber
dana yang diperoleh
rata2 20 kali
dan Kesenjangan BPR mulai kesulitan memenuhi kewajiban dan kebutuhan arus kas pada kondisi krisis
(Gap) jangka waktu C-19 utk 3 bulan kedepan dgn bunga diatas LPS
4
(Tenor) Kredit Arus kas BPR yang berasal dari Kredit Restrukturisasi C-19 dan Pendanaan dgn Gap
Restrukturisasi C-19 rata2 25 kali
dgn pendanaan BPR tidak mampu memenuhi kewajiban dan kebutuhan arus kas pada kondisi krisis C-
(bulanan) 19 utk 1 bulan kedepan dgn bunga diatas LPS
5
Arus kas BPR yang berasal dari Kredit Restrukturisasi C-19 dan Pendanaan dgn Gap
rata2 diatas 30 kali
C.Pemantauan Risiko
Dilakukan oleh SK/PE Audit Int dan atau
Pejabat2 terkait terhadap eksposure masing-
masing risiko BPR/S apakah :

a) Risiko Inheren, Appetite dan Tolerance


untuk masing2 risiko yang disajikan oleh
SK/PE Mnjn Risiko pada bulan lalu tepat
atau sesuai dengan fakta kondisi BPR/S
saat ini.
b) Terjadi perubahan yang bersifat material
pada masing2 jenis risiko sehingga
mitigasi risiko yang direncanakan tidak
berjalan semestinya.

Hasil pemantauan disajikan dalam laporan


berkala yang disampaikan kepada Direksi
dalam rangka mitigasi Risiko dan pengambilan
keputusan atas tindakan yang diperlukan.
D.Pengendalian Risiko

Pelaksanaan proses pengendalian Risiko digunakan BPR untuk


mengelola Risiko yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BPR
diantaranya penambahan modal untuk menyerap potensi kerugian.

BPR melakukan proses pengendalian Risiko berdasarkan hasil analisis


terhadap identifikasi, pengukuran, dan pemantauan Risiko.

Pengendalian Risiko merupakan tindakan yang dilakukan oleh BPR


dalam rangka mitigasi Risiko yang dilakukan oleh unit kerja yang
berkaitan dengan masing-masing Risiko.

Pengendalian Risiko dilakukan secara komprehensif dgn melibatkan


Dewan Komisaris, Direksi, Komite Pemantau Risiko, Komite
Manajemen Risiko, SK/PEAI, Setiap Kepala Unit Kerja, Kepala HRD, dll
Strategi Pengendalian Risiko

OPSI STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO

Berat

TANGANI TERMINATE
HINDARI
RISIKO A RISK
RISIKO
Dampak Thd BPR/S

ABAIKAN TRANSFER
RISIKO RISIKO

Ringan Kemungkinan Terjadi

Kecil Besar
LANGKAH2 PENGENDALIAN RISIKO

[5]
Sangat Berat
(SB)
[4] Asal

Dampak Thd BPR/S


4x5
Berat (B)

[3] Residual 1
3x3
Sedang (S)
Residual 2
[2] 2x4
Ringan (R)
[1]
Ringan
Sekali (RS)
[1] [2] [3] [4] [5]
Sangat Kecil KeciL Sedang Besar Sangat
Setelah Dikendalikan
(SK) (K) (S) (B) Besar (SB)
risiko2 diharapkan turun
dari sisi dampak Kemungkinan
dan/atau frekuensinya
48
Pelaksanaan PENGENDALIAN RISIKO

TIDAK
Hindari MELAKUKAN

Restrukturisasi
Tangani Krdt C-19

Kurangi
RISIKO PENGENDALIAN Shifting
Exposure

Ass Jiwa,
Transfer Kerugian

Mitigasi MNJN RISIKO

49
D.PENGENDALIAN Risiko KREDIT & ABA
NO IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENGUKURAN PEMANTAUAN PENGENDALIAN
1 Identifikasi sector ekonomi >85% Krdt 3 sector terbesar 1.Inheren 85% 1.Shift ke sector lain
yg terdampak C-19 >50% Dampak C-19 2.Appetite 50% 2.Tangani dgn RKC-19
(termasuk 3 sector terbesar) 3.Tolerance 50%
2 25 Debitur terbesar >50% terdampak C-19 1.Inheren >50% 1.Tangani RKC-19
2.Tolerance <25% 2.Transfer risiko Jiwa ke Ass
3 Pilihan RKC-19 Penundaan >6 bulan hingga 70% dari 1.Inheren 70% 1.Tangani dgn RKC-19 lain
bayar Pokok 25 debitur total 25 debitur 2.Tolerance 25% 2.Shifting dgn penawaran
terbesar lain
4 Kredit sama sekali Baru Sektor usaha aman dampak Usaha Kesehatan, 1.Proyeksi cash flow
C-19, Cash Flow Positif Makanan pokok, 2.Kepastian Demand
masker, disinfektan 3.Pengalaman usaha
5 Penempatan di Bank lain 1.>90% di Secondary reserve 1.Inheren 80% 1.Pejabat Mngt ABA
2.>90% Depo di BPR2 LPS 2.Appetite 90% 2.Tangani dgn data BPR2
3.Depo max 2M, bunga LPS 3.Tolerance 90% 3.Hindari bunga > LPS

50
D.PENGENDALIAN Risiko OPERASIONAL
NO IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENGUKURAN PEMANTAUAN PENGENDALIAN
1 Skala Usaha & -Skala usaha besar/kecil INHEREN : Laporan2, jmlh 1.Tangani dgn SPI Efektif
Struktur Organisasi -Cab, KanKas banyak/sedikit Kasus2 per bln 2.Transfer; Teknologi Info
BPR -SO lengkap, Dinamis, adaptif TOLERANCE : Kasus2 dgn 3.Mitigasi; Kompetensi Pjbt
thd Pandemi C-19 kerugian 100jt
2 Kuantitas & Kualitas -Jmlh & Kompetensi karyawan INHEREN : Jmlh Kesalahan, 1.Tangani dgn pelatihan
SDM, bekerja dgn memadai Komplain nasabah 2.Shifting ke Pihak-3
pengawasan min -Bekerja dgn pengawasan min TOLERANCE : Evaluasi bila 3.Mitigasi ; Job Desc jelas
jmlh kesalahan ….
3 Standar Tekno Info Kelancaran dukungan TI INHEREN ; Jmlh Gangguan, 1.Tangani dgn CBS yg tepat
terhdp pelaksanaan WFH & kesalahan, complaint 2.Shifting ke vendor yg tpt
RKC-19 TOLERANCE; Evaluasi bila 3.Mitigasi dgn kompetensi
jmlh mencapai……. TI Pejabat & Karyawan
4 Penyimpangan Fraud Jmlh Fraud dalam 3 bln dan INHEREN ; Jmlh Fraud 3 1.Tangani dgn implementasi
& Kary tdk produktif tingkat kooperatif karyawan TOLERANCE : Tdk ada Fraud Strategi Anti Fraud
2.Shifting ke Insentif/Bonus
3.Mitigasi dgn KPI
5 Pandemi C-19 PSBB Proses Intern ; Pelayanan, INHEREN : Ops terganggu 1.Tangani dgn BCP & BCM
transaksi tetap berlangsung TOLERANCE : Ops tdk berjln 2.Mitigasi dgn kontijensi
51
D.PENGENDALIAN Risiko KEPATUHAN
NO IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENGUKURAN PEMANTAUAN PENGENDALIAN
1 Signifikansi dan Jumlah Pelanggaran : 1.INHEREN : Tidak signifikan 1.Tangani : Sesuai Ketentuan
frekuensi 1.RKC-19 sesuai POJK 11/2020 2.TOLERANCE : Tidak ada 2.Mitigasi : Kompetensi
Pelanggaran POJK & 2.Menkes tentang protocol pelanggaran pejabat & Karyawan yg
Peraturan lainnya kesehatan menangani proses kerja
2.PP/Gub tentang PSBB terkait
3.Permenaker tentang hak2
pegawai dgn PSBB &WFH

52
D.PENGENDALIAN Risiko LIKUIDITAS
NO IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENGUKURAN PEMANTAUAN PENGENDALIAN
1 Rasio Aset Likuid thd >15% Aset Likuid INHEREN : 20% Tangani : Monitoring harian
total aset TOLERANCE : 15% Transfer : Laporan dgn TI
Mitigasi : Tunjuk Pjbt khusus
2 Rasio Aset Likuid thd >20% Cash Ratio INHEREN : 20% Tangani : Monitoring harian
Aset lancar TOLERANCE : 15% Transfer : Laporan dgn TI
Mitigasi : Tunjuk Pjbt khusus
3 Rasio Kredit thd Total <90% LDR INHEREN : 80% Tangani : Monitoring harian
Dana Pihak Ke-3 TOLERANCE : 90% Transfer : Laporan dgn TI
bukan bank (LDR) Mitigasi : Tunjuk Pjbt khusus
4 Kebutuhan Hingga >6 bulan ke depan INHEREN : 4 bln, bunga LPS Tangani : Monitoring harian
Pendanaan, Akses & terpenuhi, Akses dana max plus, mismatch 20 kali Transfer : Laporan dgn TI
Mismatch bunga LPS, mismatch 10 kali TOLERANCE : 6 bln, Bunga Mitigasi : Tunjuk Pjbt khusus
Max LPS, mismatch 10 kali

53
BERBAGAI LEVEL RISIKO YG DIPUTUSKAN MANAJEMEN BPR/S

Penilaian Risiko inheren atas Risiko yang melekat pada kegiatan


Risiko bisnis Bank, dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang
berpotensi mempengaruhi posisi keuangan Bank. Karakteristik
Inherent Risiko inheren Bank ditentukan oleh faktor internal maupun
eksternal, antara lain strategi bisnis, karakteristik bisnis,
kompleksitas produk dan aktivitas Bank, serta kondisi makro
ekonomi.

Tingkat Risiko yang akan diambil merupakan tingkat dan jenis


Risk Risiko yang bersedia diambil oleh BPR dalam rangka mencapai
sasaran BPR. Tingkat Risiko yang akan diambil tercermin dalam
Appetite strategi dan sasaran bisnis BPR.

Toleransi Risiko merupakan tingkat dan jenis Risiko yang


secara maksimum ditetapkan oleh BPR. Toleransi Risiko
merupakan penjabaran dari tingkat Risiko yang akan diambil.
Risk Dalam menetapkan toleransi Risiko, BPR perlu
mempertimbangkan strategi dan tujuan bisnis BPR serta
Tolerance kemampuan BPR dalam mengambil Risiko (risk bearing
capacity).
RISK INHEREN, APPETITE & RISK TOLERANCE

PENJELASAN INDIKATOR
RISIKO INHEREN RISIKO yang melekat pada kegiatan bisnis • Risiko Kredit ; NPL, KYD/Total Aset
(Risiko Yg Ada) (kompleksitas dan dinamika) BPR, baik yang • Risiko Ops ; Skala usaha, SDM, TI
dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang • Risiko Kepatuhan; SO,SPO,Hukum
berpotensi mempengaruhi posisi keuangan BPR
RISK APPETITE TINGKAT & JENIS RISIKO yang akan diambil oleh • Penyaluran Kredit Usaha Mikro dgn suku
BPR dalam rangka mencapai sasaran BPR. Tingkat bunga 2% / bln dan NPL yang
risiko yang akan diambil tercermin dalam strategi diperkirakan akan terjadi 5%
dan sasaran bisnis. Perbedaan suku bunga dan • Cash Collection dilakukan BPR dgn
NPL Kredit UMKM (24%:5%=19%) berbeda dgn monitoring fraud tidak terjadi
kredit pegawai (10%:0,5%=9,5%), margin yg lebih • LDR >80%<90%, Tab:Depo; 40:50
besar UMKM terkait dgn biaya overhead yg besar
RISK TINGKAT & JENIS RISIKO MAKSIMUM ditetapkan • NPL max 6%, stop & evaluasi
TOLERANCE oleh Manajemen BPR. Toleransi risiko merupakan • Terjadi selisih catatan bank dgn nasabah
maksimalisasi sejumlah dampak negatif yang 2 kasus, stop & evaluasi
dapat diterima untuk mencapai tujuan BPR. • LDR > 90% Stop, Evaluasi
• Portfolio Depo >50% Evaluasi
• 40% portfolio di Kredit Pegawai
RISK INHEREN ; PORTFOLIO RISIKO
SEGMEN PASAR LEVEL RISIKO SEGMEN PASAR LEVEL RISIKO
USAHA MIKRO INHEREN APPETITE TOLERANCE AGUNAN SHM INHEREN APPETITE TOLERANCE
USAHA MIKRO 4% 4% 5% NPL 3% 2% 5%
SUKU BUNGA 30% - - SUKU BUNGA 15%
OVERHEAD COST 10% OVERHEAD COST 5%
% PORTFOLIO 40% % PORTFOLIO 40%
AGUNAN KREDIT Tdk Ada AGUNAN KREDIT SHM/SHGB
KEPASTIAN ANGSR Harian KEPASTIAN ANGSR Setor Sendiri
MITIGASI RISIKO Bina Usaha MITIGASI RISIKO APHT, ASS

SEGMEN PASAR LEVEL RISIKO SEGMEN PASAR LEVEL RISIKO


KREDIT PEGAWAI INHEREN APPETITE TOLERANCE AGUNAN BPKB INHEREN APPETITE TOLERANCE
NPL 0,5% 0% 1% NPL 4% 3% 5%
SUKU BUNGA 12% SUKU BUNGA 18%
OVERHEAD COST 5% OVERHEAD COST 6%
% PORTFOLIO 10% % PORTFOLIO 10%
AGUNAN KREDIT Tdk ada AGUNAN KREDIT BPKB
KEPASTIAN ANGSR Ptng Gaj KEPASTIAN ANGSR Setor
MITIGASI RISIKO Ass MITIGASI RISIKO Ass
RISK INHEREN, APPETITE & RISK TOLERANCE
JENIS RISIKO PENJELASAN
RISIKO RISIKO KREDIT : Segmen Pasar; Mikro, Pegawai, APHT, Fidusia, •Kalkulasi Risiko Kredit sesuai pasar dituju
RISIKO OPS : Kecepatan Proses, Kompetensi SDM, IT Unggul, •Kalkukasi biaya Risiko Ops dgn efisiensi & eff
INHEREN RISIKO KPTHN : Jmlh Pelanggaran,Fraud,Kesalahan, Gangguan •Biaya Kepatuhan; denda OJK, Fraud,
RISIKO LIKUID : Tenor Dana:Kredit, COF, Spreading, Portfolio •Biaya Risiko Likuid dgn Portfolio mnjn

RISK RISIKO KREDIT : Mikro 70%, NPL 5%, RISIKO KREDIT : Portfolio max 70% dr tot krdt
RISIKO OPS : Kecepatan Proses Krdt 3 Hr, Transfer In 1 Jam, NPL Max 5%
APPETITE KPI 80%, IT max 3x, RISIKO OPS : Kecepatan Proses Kredit 3 Hr,
RISIKO KPTHN : Tidak ada Transfer In 4 Hr, KPI 70%, IT max 5x
RISIKO LIKUID : Tenor Dana Min 3 Bln, Tenor Kredit 60 bln, RISIKO KPTHN : Tidak ada pelanggaran
COF 9%, Spreading Kelompok 15%, Portfolio RISIKO LIKUID : Tenor Dana Min 3 Bln, untuk
Tab:Depo=40:60 efisiensi dan efektifitas, Tenor Kredit max 70
Bln, Spreading Kelompok max 20%, Portfolio
Tab:Depo=35:65
RISK RISIKO KREDIT : Mikro 80%, NPL 7% RISIKO KREDIT; Por Max 80% & NPL 7% Stop
RISIKO OPS : Kecepatan Proses 4 Hr, Transfer In 4 Hr, KPI 70%, RISIKO OPS : Lebih dari 4 Hari Stop, review,
TOLERANCE IT max 5x KPI <70% evaluasi, IT max 5x (evaluasi BCS)
RISIKO KPTHN : Tidak ada RISIKO LIKUID ; Tenor 2 bln (evaluasi), Kredit
RISIKO LIKUID : Tenor Dana 2 Bln,Kredit 70 Bln, Spreading >70 bln (Review), Spreading kelompok >20%
Kelompok 20%, Portfolio Tab:Depo=35:65 evaluasi, Portfolio Tab:Depo (Evaluasi)
RISK INHEREN ; FAKTOR2 RISIKO OPERASIONAL
FAKTOR RISIKO OPS RISIKO INHEREN RISK APPETITE RISK TOLERANCE
A.PROSES INTERNAL RENDAH SEDANG TINGGI
1.Proses Kredit sd 200 Jt > 7 Hari 06 Hari 8 Hari
2.Proses Akhir Hari (Jam) >17<19 mlm 18 19 mlm
3.Kepuasan Pelayanan 7 8 7
B.SDM
1.KPI >80% <60% 80% 70%
2.Turn Over Karyawan per 3 bln >10% 8% 10%
3.Kompetensi <60% 80% 60%
C.TEKNOLOGI INFORMASI
1.Gangguan CBS Per 3 Bln 4x 2x 4x
2.Kontribusi CBS thd Unit Kerja <60% 70% 60%
D.FAKTOR EKSTERNAL
1.Bencana Alam, Kebakaran per thn 1x 1x 3x
2.Regulator, Masyarakat setempat 1x 1x 3x
RISK INHEREN ; FAKTOR2 RISIKO KEPATUHAN
FAKTOR RISIKO KEPATUHAN RISIKO INHEREN
A.KELENGKAPAN SPO & JOB DESC RENDAH SEDANG TINGGI
1.Setiap Unit Kerja 100% <100%>70% <70%
2.Penyelarasan SPO dgn Job Desc 100% <100%>70% <70%
3.Updating Reguler SPO & Job Desc 100% <100%>70% <70%
B.SOSIALISASI SPO, JOB DESC & REGULASI
1.Rutin & Berkala 100% <100%>70% <70%
2.Seluruh Jenjang Org, Unit Kerja & Karyawan 100% <100%>70% <70%
3.Diskusi antar unit kerja dgn pembahasan 100% <100%>70% <70%
C.IMPLEMENTASI SPO, JOB DESC & REGULASI
1.Konsistensi dan faktual 100% <100%>70% <70%
2.Kontribusi thd peningkatan bisnis & ops 100% <100%>70% <70%
D.EVALUASI SPO, JOB DESC & REGULASI
1.Kepatuhan,MR,Audit & Setiap Ka Unit Kerja 100% <100%>70% <70%
2.Rutin dilakukan Min setiap 2 bln 100% <100%>70% <70%
RISK INHEREN ; FAKTOR2 RISIKO LIKUIDITAS
FAKTOR RISIKO LIKUIDITAS RISIKO INHEREN RISK APPETITE RISK TOLERANCE
A.COST OF FUND & OC TERKAIT RENDAH SEDANG TINGGI
1.Portfolio Depo : Tab < 30 : 70 >50 : 50 >70 : 30 50 : 50 70 : 30
2.Rata2 COF 3 bln -3% LPS -2% LPS LPS -2% LPS LPS
3.Over Head Cost Terkait Dana 0,1% 0,3% 1% 0,3% 0,5%
B.TENOR
1.Rata2 Usia Dana > 6 Bln >3<6 Bln < 3 Bln 3 Bln 2 Bln
2.Komparasi Tenor Kredit dgn Dana < 20x >20<30x >30x 20x 25x
3.Rata2 usia 25 deposan besar > 6 Bln >3<6 Bln < 3 Bln 3 Bln 2 Bln
C.SPREADING
1.Portfolio 25 deposan besar <20% >20<30% >30% 20% 25%
2.% +NOA dgn +Jmlh Dana 3 bln <10% >10<20% >20% 15% 20%
D.ASSET ALLOCATION
1.Alokasi dana sesuai dgn Kredit >90% <90<70% <70% 90% 80%
2.Alokasi dgn kalkulasi pricing,tenor 100% <100>90% <90% 90% 80%
Risk Appetite Risk Tolerance Strategi Bisnis

PENETAPAN
LIMIT Kemampuan
Kompetensi SDM Kepatuhan
RISIKO Permodalan

Kemampuan
Pengalaman Rugi
Menyerap
Masa Lalu
Eksposur Kerugian
Kewajiban
Pelaporan

Dalam rangka menerapkan Manajemen Risiko pada


BPR/S wajib menyampaikan kepada OJK :
• Laporan Rencana Tindak (Action Plan)
• Laporan Realisasi Rencana Tindak (Action Plan)
• Laporan Aktivitas dan Produk Baru
• Laporan Profil Risiko (risk profile) (Direksi & Dekom)
• Laporan lainnya
LAPORAN KE OJK
1. MODAL INTI >50 M
2.MODAL INTI <50 M,
ASET > 300 M, 10KC, ATM, 3 RISIKO
6 RISIKO
KARTU D/K, KKU/VA Kredit, 0ps,
3.MODAL INTI < 50 M, K, O, K, L, R, S
Kep
ASET =/> 300 M, ATM =/>10, SMT 2 /2020
ATM/KD
SMT 2 /2018

1. MODAL INTI 15 M sd. < RP 50 M 2 RISIKO 4 RISIKO


2. MODAL INTI =/> 50 M, Krd, Opr K, 0, K. L
ASET < 300 M, KC<10, No ATM,
SMT 2 /2019 SMT 2 /2021
No KD

1 RISIKO 3 RISIKO
BPR MODAL INTI < 15 M Kredit K, O, K
SMT 2 /2019 SMT 2 /2021

18

Anda mungkin juga menyukai