Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENGANTAR GEOGRAFI

KONSEP PEMIKIRAN GEOGRAFI PERSPEKTIF KERUANGAN


(SPASIAL PERSPECTIVE)

Tugas 4
Disusun Oleh:
Nama : Bekty Nur Fatimah
NIM : 21110119120008
Kelas :A

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024) 76480785, 76480788
e-mail: geodesi@undip.ac.id
2020
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karunia dan ridho-Nya, sehingga Makalah Pengantar Geografi “Konsep Pemikiran
Geografi Perspektif Keruangann (Spasial Perspective) ini dapat terselesaikan dengan
baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Geografi
Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih kepada Bapak Nurhadi Bashit, ST., M.Eng., selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengantar Geografi.
Penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini lebih sempurna
serta sebagai masukan bagi penyusun untuk penulisan makalah di masa yang akan
datang.

Semarang, Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

I.1 Latar Belakang................................................................................................1

I.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1

I.3 Maksud dan Tujuan.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2

II.1 Pengertian Pendekatan Geografi.....................................................................2

II.2 Konsep Ruang.................................................................................................2

II.2.1 Ruang menurut Ekologi...........................................................................3

II.2.2 Ruang menurut Ilmu Wilayah.................................................................4

II.3 Pendekatan Spasial (Keruangan)....................................................................5

II.3.1 Aspek Pendekatan Keruangan...............................................................10

II.3.2 Eksistensi Ruang dalam Perspektif Geografi........................................12

BAB III PENUTUP.....................................................................................................15

III.1 Kesimpulan................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................v

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Penyebaran Penyakit ELTOR.....................................................................11
Gambar 2 Difusi Ekspansi dan Relokasi.....................................................................12
Gambar 3 Gabungan antara Difusi Ekspansi dan Penampungan................................13
Gambar 4 Banjir Jakarta..............................................................................................15
Gambar 5 Pemanfataan Dataran Rendah untuk Lahan Pertanian...............................15
Gambar 6 Daerah Hujan Tropis Didominasi oleh Tumbuhan Besar dan Berdaun
Lebar............................................................................................................................16

iv
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Geografi berasal dari bahasa Yunani Kuno, geo berarti “bumi” dan graphein
berarti “menulis” atau “menjelaskan.” Apabila dua kata tersebut digabungkan, maka
geografi adalah ilmu yang bertujuan untuk mendeskripsikan bumi [ CITATION Wik6
\l 1033 ].
Geografi secara historis mulai dikembangkan oleh para tokoh sejak masa
Yunani dan Romawi Kuno (sekitar abad ke-3 dan ke-2 SM). Pada abad ke-1, istilah
geografi dikemukakan pertama kali oleh Erastothenes. Menurut Erastothenes geografi
berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai
bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat
bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.
Claudius Ptolomeus muncul pada awal abad ke-2 mengatakan bahwa geografi
adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi.
Kemudian, pada abad pertengahan tokoh dari bangsa Arab seperti Al-Idrisi, Ibnu
Battuta, dan Ibnu Khaldun berkontribusi memberikan pikirannya dalam
mengembangkan ilmu geografi.
Pendekatan geografi adalah langkah dan metode khusus untuk melakukan
analisa dan memahami bermacam-macam gejala serta fenomena geosfer, terutama
pada interaksi antara makhluk hidup terhadap lingkungannya.
I.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian geografi perspektif keruangan!
2. Bagaimana konsep geografi perspektif keruangan?
3. Apa hubungan geografi dengan spatial perspective?
I.3 Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui penjelasan mengenai geografi geografi perspektif keruangan.
2. Mengetahui konsep geografi perspektif keruangan.
3. Mengetahui hubungan geografi dengan spatial perspective.

1
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Pendekatan Geografi
Pendekatan geografi yaitu sebuah langkah dan metodologi khusus untuk
melakukan sebuah analisa dan memahami bermacam-macam gejala serta fenomena
geosfer, terutama pada interaksi antara makhluk hidup terhadap lingkungannya
[ CITATION Ang20 \l 1033 ]. Dalam ilmu geografi ada beberapa langkah dan
metode pembelajaran khusus yang dikenal dengan pendekatan geografis. Macam-
macam pendekatan yang dipakai dalam ilmu geografi yag didasarkan pada prinsip
geografi meliputi prinsip distribusi, prinsip interelasi, prinsip deskripsi dan prinsip
korologi.
Pendekatan geografi dibagi menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut ini.
1. Pendekatan keruangan (spasial).
2. Pendekatan lingkungan (ekologi).
3. Pendekatan kompleks wilayah (regional).
II.2 Konsep Ruang
Ruang adalah tempat yang memberikan kita hidup karena di dalamnya
terdapat unsur-unsur yang diperlukan untuk kehidupan. Karena itu, menurut istilah
geografi umum yang dimaksud dengan ruang (space) adalah seluruh permukaan bumi
yang merupakan lapisan biosfera tempat hidup tumbuhan, binatang, dan manusia.
Sedangkan menurut istilah geografi regional bahwa ruang adalah suatu wilayah yang
mempunyai batasan geografi, yaitu batas menurut keadaan fisik, sosial, atau
pemerintahan yang terjadi dari sebagian permukaan bumi dan lapisan tanah
dibawahnya, serta lapisan udara di atasnya. Menurut Sumaatmadja, mengatakan
bahwa wujud ruang dipermukaan bumi berbentuk tiga dimensi, bentangannya berupa
daratan dan perairan, sedangkan kearah vertikal berupa lapisan udara, dalam ruang ini
berlokasi benda hidup dan benda mati serta gejala-gejala yang satu sama lainnya
beriteraksi.
Ilmu geografi sangat menekankan eksistensi ruang sebagai pendekatan
kerangka analisisnya. Analisis keruangan (spatial) mempelajari perbedaan lokasi

2
mengenai sifat-sifat penting atau serangkaian sifat-sifat penting. Ahli geografi akan
bertanya faktor-faktor apa yang menguasai pola penyebaran dan bagaimanakah pola
tersebut dapat diubah agar penyebarannya menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan
kata lain, dalam analisis keruangan harus diperhatikan adalah penyebaran
penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang akan digunakan atau
dimanfaatkan untuk pelbagai kegunaan yang dirancang.
Eksistensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur
(spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processess) (Yunus,
1997). Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur,
pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen
penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk
utama, yaitu kenampakan titik (point features), kenampakan garis (line features), dan
kenampakan bidang (areal features).
Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada
permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
1. What? Struktur ruang apa itu?
2. Where? Dimana struktur ruang tesebut berada?
3. When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk sperti itu?
4. Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu?
5. How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?
6. Who suffers what dan who benefits whats? Bagaimana struktur keruangan
tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia?
Dalam melakukan pendekatan terhadap gejala dan masalah, geografi akan
menggunakan pendekatan topik utama, biasanya mencari apa yang menjadi pusat
perhatian manusia. Misalnya di daerah tertentu topik yang menjadi perhatian utama
adalah kelaparan. Maka kelaparan inilah yang menjadi sorotan utamanya. Artinya
dapat dijuga dikatakan ruang di mana kelaparan berlangsung.

3
II.2.1 Ruang menurut Ekologi
Ekologi khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara
manusia dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau
ekosistem. Prinsip dan konsep yang berlaku pada bidang ilmu ini sebenarnya tidak
jauh berbeda dengan geografi dalam memandang aspek ruang. Menurut ekologi,
ruang dipelajari, ditelaah dan dianalisis sebagai sesuatu gejala atau sesuatu masalah
dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi.
Ruang menurut ekologi sebagai suatu bentuk ekosistem hasil hubungan dan
penyesuaian antara penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungannya pada
area atau daerah tertentu. Jadi dalam hal ini, interelasi manusia dengan alam
lingkungan di sekitarnya dikaji berdasarkan konsep dan prinsip ekologi, atau dengan
perkataan lain dengan menggunakan pendekatan ekologi.
Sebagai sebuah ekosistem, suatu ruang dipandang atau diarahkan kepada
hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alamnya. Pada
pendekatan ekologi suatu daerah pemukiman ditinjau sebagai suatu bentuk ekosistem
hasil interaksi penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya.
Demikian pula jika kita mengkaji daerah pertanian, daerah perindustrian, daerah
perkotaan dan lain-lain sebagainya.
Pendekatan ekologi pada studi geografi, bukan merupakan metode pendekatan
satu-satunya. Pendekatan ekologi ini merupakan metode pendekatan pelengkap untuk
melakukan pendekatan masalah yang tidak dapat didekati atau ditelaah oleh metode-
metode lainnya.
II.2.2 Ruang menurut Ilmu Wilayah
Berdasarkan konsep pewilayahan, ruang permukaan bumi dibatasi oleh
keadaan fisik, sosial, dan batas administrasi pemerintahan. Jika satu kesatuan alam
permukaan bumi menunjukkan ciri-ciri yang relatif sama maka dinamakan sebagai
ruang geografi (space). Ciri-ciri yang relatif sama tersebut misalnya seragam dalam
hal keadaan fisik permukaannya, kebudayaan masyarakatnya mempunyai ciri yang
khas, dan ruang tersebut menunjukkan suatu sistem kehidupan dalam keterikatan

4
yang kentara. Ruang geografi yang memiliki ciri khas tertentu disebut wilayah
(region).
Dalam geografi, kesatuan wilayah dapat ditentukan berdasarkan pada
sejumlah region. Contoh region (wilayah) yang dicirikan unsur fisik antara lain
wilayah geologi (geological region), wilayah tubuh atau jenis tanah (soil region),
wilayah vegetasi (vegetation region), dan lain-lain; sedangkan wilayah yang namanya
didasarkan pada sosial-budaya manusia misalnya wilayah ekonomi, wilayah sejarah,
wilayah perkotaan, wilayah perdesaan, dan lain-lain.
Suatu wilayah dapat ditentukan dalam ukuran yang luas tetapi dapat pula
dalam ukuran yang lebih sempit tergantung dari kerincian dalam mengindentifikasi
kesamaan atau keseragamannya. Contoh wilayah yang luas misalnya wilayah Asia
Tenggara, Wilayah Eropa barat, Wilayah Amerika Latin, Wilayah Afrika Tengah,
dan lain-lain. Wilayah yang disebutkan di atas masing-masing memiliki karakteristik
yang khas. Relatif memiliki keseragaman budaya, keseragaman tingkat peradaban,
dan lain-lain sehingga jika diperbandingkan antara wilayah yang satu dengan wilayah
lainnya dapat dibedakan dengan jelas.
II.3 Pendekatan Spasial (Keruangan)
Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena
merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah masing-
masing aspek-aspek keruangannya [ CITATION Wik6 \l 1033 ]. Menurut Yunus,
1997, pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis
yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan.
Tempat dan ruang dalam ilmu geografi merupakan objek studi yang utama.
Pada gilirannya karena sistem keruangan merupakan yang terintegrasi dan mampu
menyelesaikan masalah yang terjadi dalam ruang maka keruangan dianggap sebagai
suatu pendekatan dalam ilmu geografi.
Menurut R. Bintarto, analisa keruangan mempelajari perbedaan lokasi
mengenai sifat-sifat penting. Ahli geografi akan bertanya faktor-faktor apakah yang
menguasai pola penyebaran dan bagaimanakah pola tersebut dapat diubah agar
penyebarannya menjadi lebih efisien dan lebih wajar. Dengan kata lain dapat

5
diutarakan bahwa dalam analisa keruangan yang harus memperhatikan penyebaran
penggunaan ruang yang telah ada dan kedua, penyediaan ruang yang akan digunakan
untuk berbagai kegunaan yang dirancangkan.
Dalam analisa keruangan ini dapat dikumpulkan data lokasi yang terdiri dari
data titik (point data) dan data bidang (areal data). Yang digolongkan ke dalam data
titik adalah data ketinggian tempat, data sampel batuan, data sampel tanah dan
sebagainya. Yang digolongkan ke dalam data bidang misalnya luas hutan, luas daerah
perkebunan, data luas pertanian padi, dan lain-lain. Meskipun demikian dari data titik
dapat pula diperoleh data bidang. Data dan beberapa sampel tanah dapat dipetakan
dan ditentukan batas-batasnya hingga diperoleh data bidang yaitu data tentang
penyebaran jenis tanah tertentu.
Beberapa data titik dapat dijadikan data bidang seperti data sampel tanah dan
bcberapa titik sampel dapat dijadikan data bidang, data curah hujan dari sejumlah
stasiun hujan dapat pula dijadikan data bidang. Dalam hal pcrancangan pemukiman
transmigrasi misalnya perlu diperhatikan antara lain adalah persyaratan minimum
tingkat kesuburan tanah dan kemiringan daerah maksimum 8%. Kedua sifat penting
ini diperoleh dan data bidang yang semula diperoleh dari data titik.
Dengan mengetahui penyebaran daerah persyaratan minimum tingkat
kesuburan tanah dan daerah dengan kemiringan maksimuin 8% dapat dirancangkan
untuk kepentingan pemukiman transmigrasi. Rancangan wilayah ini berarti akan
mengubah pola wilayah itu secara keseluruhan untuk tujuan merancang pemukiman
transmigrasi dengan maksud agar pola itu menjadi lebih efisien, yaitu dengan
merancangkan daerah pemukiman, daerah tanah pertanian, daerah pusat
pemerintahan, daerah kuburan, janing-jaring jalan, daerah yang harus tetap tertutup
hutan, daerah cadangan dan lain sebagainya.
Dalam mempelajari ruang dan persebaran fenomena geografi, pemahaman
kita yang paling penting adalah teori difusi. lstilah difusi telah banyak dibicarakan
dalam fisika, biologi, sosiologi, ekologi dan sebagainya. Dalam istilah sehari-hari
difusi berarti pemencaran, penyebaran, atau penjalaran, seperti penyebaran berita dan

6
mulut ke mulut, penjalaran penyakit dan suatu daerah ke daerah lain, penyebaran
kebudayaan dan suatu suku ke suku yang lain.
Sebagai contoh, pernah ada proses penyebaran penyakit El Tor tahun 1905,
ternyata ditemukan pertama-tama dalam tubuh enam orang muslim di sebuah tempat
karantina di luar kota Mekah (nama El br berasal dari nama tempat karantina). Dalam
tahun 1930 penyakit kolera El Tor diketahui terdapat di Sulawesi sebagai endemi.
Selama 30 tahun berikutnya tidak ada lagi berita tentang El Tor inimi, tetapi
kemudian dalam tahun 1961 terjadi penyebaran El Tor di daerah-daerah di luar
Sulawesi dengan cepat. Pada tahun 1964 penyakit mi telah sampai di India dan pada
permulaan tahun 1970-an mengarah ke selatan, yaitu Afrika Tengah, ke barat yaitu ke
Rusia dan Eropa [CITATION Bin79 \l 1033 ].

Gambar 1 Penyebaran Penyakit ELTOR


1. Difusi Ekspansi (Expansion Diffusion)
Difusi ekspansi merupakan suatu proses di mana material atau informasi
menjalar melalui suatu populasi lain dari suatu populasi lain dan dari suatu
daerah ke daerah yang lain. Dalam proses ekspansi ini informasi atau material
yang didifusikan tetap dan kadang-kadang menjadi lebih intensif di tempat
asalnya tetap ada dan kadang-kadang lebih intensif.
2. Difusi Penampungan (Relocation Diffusion)
Difusi penampungan merupakan proses yang sama dengan penyebaran
keruangan di mana informasi atau material yang didifusikan meninggalkan
daerah yang lama dan berpindah atau ditampung di daerah yang baru. Ini

7
berarti bahwa anggota dari populasi pada waktu itu berpindah letaknya dari
waktu w1 hingga waktu w2. Perpindahan penduduk dari suatu tempat ke
tempat lain dengan meninggalkan tempat yang lama dan ditampung oleh
tempat yang baru oleh karena bencana gunung berapi dapat digolongkan ke
dalam difusi penampungan [ CITATION Bin79 \l 1033 ].

Gambar 2 Difusi Ekspansi dan Relokasi


Gambar di atas menunjukkan dua proses difusi yaitu proses ekspansi dan
proses penampungan dan bagaimana kedua proses tersebut saling bergabung.
Penjangkitan El Tor seperti telah dijelaskan di muka merupakan salah satu
contoh dan gabungan antara proses ekspansi dan proses penampungan.
Difusi ekspansi masih dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai
berikut ini.
a. Difusi Menjalar (Contagious Diffusion)
Difusi menjalar di mana proses menjalarnya terjadi dengan kontak
yang langsung antar manusia atau antar daerah, misalnya menjalarnya
penyakit melalui kontak antar manusia. Proses mi sangat tergantung
kepada jarak oleh karena semakin dekat jarak antar manusia atau antar
daerali berarti semakin mudah kontak terjadi. Oleh karena itu difusi

8
menjalar mempunyai kecenderungan untuk menjalar secara sentrifugal
dan daerah sumbernya.

Gambar 3 Gabungan antara Difusi Ekspansi dan Penampungan


b. Difusi Kaskade
Difusi kaskade yaitu proses penjalaran atau penyebaran fenomena
melalui beberapa tingkat atau hirarki. Proses ini adalah proses yang
terjadi pada difusi pembaharuan (diffusion of innovations) misalnya
proses pembaharuan yang dimulai dan kota besar hingga ke pelosok.
Difusi kaskade selalu dimulai dari tingkat atas dan kemudian menjalar ke
tingkat bawah, misalnya penjalaran atau penyebaran penggunaan
komputer yang dimulai dari kota besar kemudian menjalar ke tepi kota
dan akhirnya sampai ke desa. Apabila proses penjalaran tersebut dimulai
dari tingkat bawah maka difusi tersebut dinamakan difusi hirarki
(hierarchic diffusion).
Banyak ahli geografi tertarik pada studi difusi yang bersumber kepada karya
ahli geografi Sweden Torsten Hagerstrand dan kawan-kawannya dari Universitas
Lund. Karya Hägerstrand berjudul Spatial Diffusion as an Innovation Process,
diterbitkan di tahun 1953 di Sweden. Karya ini membincangkan tentang penjalaran
atau penyebaran beberapa movasi pertanian seperti cara pengawasan tuberculose
yang terdapat pada sejenis sapi di suatu daerah di Sweden Tengah. Pada analisa
Hagerstrand tentang difusi keruangan terdapat enam unsur sebagai berikut.
1. Daerah (area) atau lingkungan di mana proses difusi terjadi.

9
2. Waktu (time), di mana difusi dapat terjadi terus-menerus atau dalam waktu
yang terpisah-pisah. Hagerstrand menggolong-golongkan waktu dalam
periode-peniode tertentu seperti hari atau tahun, di mana nol menunjukkan
titik awal dan suatu difusi sedangkan wi, w2, w3 dan sebagainya
menunjukkan periode yang berurutan.
3. Item yang didifusikan. Item tersebut dapat berbentuk material seperti
penduduk, pesawat televisi, pesawat radio, pupuk dan dapat pula berbentuk
non-material seperti tingkahlaku, penyakit, pesan dan lain sebagainya. Item-
item tersebut berbeda-beda dalam derajad untuk dapat dipindahkan, untuk
dapat diteruskan atau untuk dapat diterima. Misalnya penyakit cacar air
mudah dipindahkan atau mudah menular kepada orang lain. Sebaliknya teknik
keluarga berencana sukar untuk diteruskan dan sukar juga untuk dapat
diterima. Untuk melaksanakan proses difusi tentang item teknik keluarga
berencana banyak memakan biaya antara lain biaya untuk penyuluhan. Selain
dan itu sikap penduduk tentang gagasan mi merupakan salah satu hambatan.
4. Tempat asal.
5. Tempat tujuan.
6. Jalur perpindahan yang dilalui oleh item yang didifusikan
II.3.1 Aspek Pendekatan Keruangan
Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan
kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang
ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interelasi
serta interaksinya.
Pendekatan keruangan ini dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu pendekatan
topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional [ CITATION Zig19 \l
1033 ].
1. Pendekatan Topik
Analisis dengan pendektan topik adalah mengkaji suatu kejadian dengan
tema-tema apa yang menjadi perhatian utama dalam permasalahan tersebut.
Misalnya tentang wabah penyakit di suatu wilayah, dilakukan dengan cara

10
mengkaji penyebabnya, medianya, prosesnya, intensitasnya, interelasinya.
Contoh lainnya ketika menganalisis tentang banjir bandang, kita harus
mengaitkan gejala tersebut dengan keadaan alam dan aktivitas manusia yang
menyebabkan terjadinya banjir. Pada musim hujan Jakarta banjir, karena tiada
sejengkal tanah pun yang dapat dijadikan untuk peresapan air, karena lahan
dijadikan bangunan-bangunan dan jalan, selain itu juga karena penduduknya
membuang sampah sembarangan seperti di saluran air.

Gambar 4 Banjir Jakarta


2. Pendekatan Aktivitas Manusia
Pendekatan ini mengkaji fenomena geografi yang terjadi dari berbagai
aktivitas yang terjadi. Pendekatan ini bertujuan untuk mendeskripsikan
kegiatan penduduk. ditinjau dari penyebaran, interelasi dan gejala lain yang
mempengaruhinya. Misalnya hubungan mata pencaharian penduduk dengan
persebaran dan interelasinya dengan gejala-gejala geosfer. Mata pencaharian
penduduk di pegunungan akan berbeda dengan penduduk di daerah pantai.

Gambar 5 Pemanfataan Dataran Rendah untuk Lahan Pertanian


3. Pendekatan Regional

11
Pendekatan ini mengkaji suatu gejala geografi dan menekankan pada region
sebagai ruang tempat gejala itu terjadi. Region adalah suatu wilayah di
permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang khas, maksudnya
setiap wilayan yang ada di permukaan bumi tidak ada yang sama sehingga
setiap daerah mempunyai karakteristik tersendiri.

Gambar 6 Daerah Hujan Tropis Didominasi oleh Tumbuhan Besar dan Berdaun Lebar
II.3.2 Eksistensi Ruang dalam Perspektif Geografi
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis
yang menekankan eksistensi ruang yang berkaitan dengan fenomena fisik permukaan
bumi. Eksistensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur
keruangan (spatial structure), pola keruangan (spatial pattern), dan proses keruangan
(spatial processes).
Tema analisis keruangan merupakan ciri utama dari geografi, selain itu,
analisis keruangan juga paling kuat kemampuannya untuk melakukan perumusan
(generalisasi) dalam rangka menyusun teori. Terdapat 8 tema yang terkait dengan
analisis pendekatan keruangan, yaitu sebagai berikut ini [ CITATION Tas13 \l
1033 ].
1. Analisis Pola Keruangan (Spatial Pattern Analysis)
Geografi mempelajari pola-pola, bentuk, dan persebaran fenomena di
permukaan bumi. Geografi juga berusaha memahami makna dari pola-pola
tersebut serta berusaha untuk memanfaatkannya. Pola berkaitan dengan
susunan, bentuk, dan persebaran fenomena dalam ruang muka bumi.
Fenomena yang dipelajari adalah fenomena alami dan fenomena sosial.

12
Fenomena alami seperti aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan
curah hujan. Fenomena sosial misalnya, persebaran penduduk, mata
pencaharian, permukiman, dan lain-lain.
Tema ini menekankan pada sebaran pola dari elemen-elemen pembentuk
ruang yakni dengan mengidentifikasi mengenai aglomerasi (pengelompokan)
sebarannya.
2. Analisis Struktur Keruangan (Spatial Structure Analysis)
Analisis struktur keruangan menekankan pada analisis susunan elemen-
elemen pembentuk ruang. Unsur-unsur pembentuk ruang antara lain manusia,
alam, teknologi, dll. Unsur-unsur pembentuk ruang disini bisa berupa sesuatu
yang bersifat positif maupun sesuatu yang bersifat negatif.
3. Analisis Proses Keruangan (Spatial Processes Analysis)
Analisis proses keruangan menekankan pada proses keruangan yang
biasanya divisualisasikan pada perubahan ruang dari waktu ke waktu (sesuai
dimensi kewaktuannya). Perubahan elemen-elemen pembentuk ruang dapat
dikemukakan secara kualitatif maupun kuantitatif.
4. Analisis Interaksi Keruangan (Spatial Interaction Analysis)
Analisis interaksi keruangan menekankan pada keterkaitan elemen-
elemen lingkungan secara intra maupun inter elemen baik secara individu
maupun antar wilayah untuk dapat menjalin komunikasi wilayah.
5. Analisis Organisasi Keruangan (Spatial Organization Analysis)
Analisis organisasi keruangan bertujuan untuk mengetahui elemen-
elemen lingkungan mana yang berpengaruh terhadap terciptanya tatanan
spesifik dari elemen-elemen pembentuk ruang. Penekanan utamanya pada
keterkaitan antara kenampakan yang satu dengan yang lainnya secara
individual.
6. Analisis Asosiasi Proses Keruangan (Spatial Association Analysis)
Analisis asosiasi keruangan bertujuan untuk mengungkapkan terjadinya
asosiasi keruangan antara berbagai kenampakan pada suatu ruang, apakah ada

13
fungsional atas sebaran keruangan atau gejala dengan sebaran keruangan
gejala yang lain.
7. Analisis Tendensi/Kecenderungan Keruangan (Spatial Processes Analysis)
Analisis tendensi keruangan yang menekankan pada upaya mengetahui
kecenderungan perubahan suatu gejala. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan
space based analysis, time based analysis maupun gabungan antara space dan
time based analysis.
8. Analisis Sinergis Keruangan (Spatial Sinergism Analysis)
Analisis sinergis keruangan merupakan suatu analisis yang menekankan
pada sinerginya keruangan. Analisis mencoba menyoroti majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi seperti teknologi di bidang transportasi dan
komunikasi yang menyebabkan terjadinya mobilitas barang, jasa, informasi
yang tinggi yang menyebabkan dinamika keruangan semakin tinggi dan
kompleks. Beberapa ide spatial sinergisme yang berupa wacana kabur
dikarenakan belum adanya penelitian yang secara mendalam menyorotinya.

14
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Ruang adalah suatu wilayah yang mempunyai batasan geografi, yaitu batas
menurut keadaan fisik, sosial, atau pemerintahan yang terjadi dari sebagian
permukaan bumi dan lapisan tanah dibawahnya, serta lapisan udara di atasnya.
Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial
structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processess).
Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena
merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah masing-
masing aspek-aspek keruangannya. Dalam mempelajari ruang dan persebaran
fenomena geografi, pemahaman kita yang paling penting adalah teori difusi, yang
terdiri dari difusi ekspansi dan difusi penampungan.
Aspek-aspek pendekatan keruangan geografi meliputi pendekatan topik,
pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional. Tema analisis keruangan
merupakan ciri utama dari geografi, selain itu, analisis keruangan juga paling kuat
kemampuannya untuk melakukan perumusan (generalisasi) dalam rangka menyusun
teori. Terdapat 8 tema yang terkait dengan analisis pendekatan keruangan yaitu
analisis pola keruangan, struktur keruangan, proses keruangan, interaksi keruangan,
organisasi keruangan, asosiasi keruanngan, tendensi/kecenderungan keruangan, dan
analisis sinergis keruangan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto, R., & Hadisumarno, S. (1987). Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES.
Fatih, A. A. (2020, Februari 24). Rumus.co.ic. Retrieved from Pendekatan Geografi :
Spasial, Ekologi, Regional dan Contohnya: https://rumus.co.id/pendekatan-
geografi/
Landoala, T. (2013, Oktober 12). Catatan Kuliah Geografi. Retrieved from
Pendekatan Keruangan (Spatial Approach):
http://jembatan4.blogspot.com/2013/10/pendekatan-keruangan-spatial-
approach.html
Wikipedia. (n.d.). Retrieved from Geografi: https://id.wikipedia.org/wiki/Geografi
Wix, Z. (2019, April 13). Ide Bebas. Retrieved from Pendekatan Geografi dan
Contohnya Lengkap!: https://www.idebebas.com/pendekatan-geografi/

Anda mungkin juga menyukai