I. PENDAHULUAN
Imunoassay adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengukur
derajat imunitas atau kadar antibodi dan antigen dalam cairan tubuh
atau serum seseorang. Dewasa ini prinsip-prinsip pemeriksaan
imunologi yang berbasis reaksi antigen-antibody tidak terbatas nya
untuk mendeteksi marker imunology saja. Penggunaan prinsip-prinsip
reaksi antigen-antibody meluas ke berbagai parameter non imunology,
seperti pemeriksaan kimia klinik yang berbasis reaksi presipitasi
antibody terhadap analit dalam darah, mendeteksi keberadaan obat
dalam berbagai cairan tubuh , serta pada pemeriksaan-pemeriksaan
sitologi dan histologi.
Enzim Sumber
Acetylcholinesterase Electrophorous
Alkaline phosphatase electicus
β-Galactosidase Escherichia coli
Glucose oxidase Escherichia coli
Glocose-6-phosphatase Aspergillus niger
dehydrogenase (G6PD) Leuconostoc
Lysozyme mesenteroides
Malate dehydrogenase Putih telur
Peroxidase Jantung babi
Enzim berlabel yang sering digunakan yaitu horseradish
peroxidase, alkaline phosphatase, Glocose-6-phosphatase
dehydrogenase dan β-galactosidase.2
Keuntungan
1. Tes yang sensitif dapat diperoleh dengan efek penguatan
dari enzim.
2. Reagen relatif murah dan jangka waktunya panjang.
3. Dapat menghasilkan tes multiple secara simultan.
4. Dapat menghasilkan konfigurasi tes dengan variasi yang
luas.
5. Tidak ada bahaya radiasi selama pemberian label atau
pembuangan sampah.
Kerugian
1. Pengukuran aktivitas enzim dapat lebih kompleks
dibandingkan dengan pengukuran dengan beberapa tipe
radioisotop.
2. Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh konstitusi
plasma.
3. Pada saat ini tes homogen memiliki sensitivitas 10 -9M
dan tidak sesensitif radioimmunoassay.
4. EIA homogen untuk protein yang besar dapat dihasilkan
tetapi membutuhkan reagen imunokimia yang kompleks.5
Pada tes EIA, sebuah manik plastik atau plat plastik dilapisi
dengan antigen (contoh: virus). Antigen bereaksi dengan antibodi
pada serum pasien. Manik atau plat kemudian di inkubasi dengan
sebuah gabungan enzim-antibodi berlabel. Jika terdapat antibodi,
gabungan tersebut bereaksi dengan kompleks antigen-antibodi pada
manik atau plate. Aktivitas enzim diukur dengan spektrofotometer
setelah penambahan substrat kromogenik spesifik. Misalnya,
peroksidase mengkatalisa substratnya, o-dianisidine, menyebabkan
perubahan warna. Pada beberapa kit, tes EIA dapat dibaca secara
langsung (visual).
2.4 ELISA
2.5 Imunohistokimia
Imunohistokimia adalah suatu metode kombinasi dari anatomi,
imunologi dan biokimia untuk mengidentifikasi komponen jaringan
yang memiliki ciri tertentu dengan menggunakan interaksi antara
antigen target dan antibodi spesifik yang diberi
label. Imunohistokimia merupakan suatu cara pemeriksaan
untuk mengukur derajat imunitas atau kadar antibodi atau antigen
dalam sediaan jaringan. Nama imunohistokimia diambil dari nama
immune yang menunjukkan bahwa prinsip dasar dalam proses ini ialah
penggunaan antibodi dan histo menunjukkan jaringan secara
mikroskopis. Dengan kata lain, imunohistokimia adalah metode untuk
mendeteksi keberadaan antigen spesifik di dalam sel suatu jaringan
dengan menggunakan prinsip pengikatan antara antibodi (Ab) dan
antigen (Ag) pada jaringan hidup. Pemeriksaan ini membutuhkan
jaringan dengan jumlah dan ketebalan yang bervariasi tergantung dari
tujuan pemeriksaan.
Teknik imunohistokimia bermanfaat untuk identifikasi,
lokalisasi, dan karakterisasi suatu antigen tertentu, serta menentukan
diagnosis, therapi, dan prognosis kanker. Teknik ini diawali dengan
pembuatan irisan jaringan (histologi) untuk diamati dibawah
mikroskop. Interaksi antara antigen-antibodi adalah reaksi yang tidak
kasap mata. Tempat pengikatan antara antibodi dengan protein
spesifik diidentifikasi dengan marker yang biasanya dilekatkan pada
antibodi dan bisa divisualisasi secara langsung atau dengan reaksi
untuk mengidentifikasi marker. Adapun beberapa marker yang berupa
senyawa berwarna antara lain :
- Luminescence
- Zat berfluoresensi : fluorescein, umbelliferon, tetrametil
rodhamin
- Logam berat : colloidal, microsphere, gold, silver, label
radioaktif
- Enzim : Horse Radish Peroxidase (HRP) dan alkaline
phosphatase.
Enzim (yang dipakai untuk melabel) selanjutnya direaksikan
dengan substrat kromogen (yaitu substrat yang menghasilkan produk
akhir berwarna dan tidak larut) yang dapat diamati dengan mikroskop
bright field (mikroskop bidang terang). Akan tetapi seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya dunia biologi, teknik
imunohistokimia dapat langsung diamati (tanpa direaksikan lagi
dengan kromogen yang menghasilkan warna) dibawah mikroskop
fluorescense.
Langkah-langkah dalam melakukan imunohistokimia dibagi
menjadi 2, yaitu preparasi sampel dan labeling. Preparasi sampel
adalah persiapan untuk membentuk preparat jaringan dari jaringan
yang masih segar. Preparasi sample terdiri dari pengambilan jaringan
yang masih segar, fiksasi jaringan biasanya menggunakan
formaldehid, embedding jaringan dengan parafin atau dibekukan pada
nitrogen cair, pemotongan jaringan dengan menggunakan mikrotom,
deparafinisasi dan antigen retrieval untuk membebaskan epitop
jaringan, dan bloking dari protein tidak spesifik lain. Sampel labeling
adalah pemberian bahan-bahan untuk dapat mewarnai preparat.
Sampel labeling terdiri dari imunodeteksi menggunakan antibodi
primer dan sekunder, pemberian substrat, dan counterstaining untuk
mewarnai jaringan lain di sekitarnya. Antibodi adalah suatu
imunoglobulin yang dihasilkan oleh sistem imun dalam merespon
kehadiran suatu antigen tertentu. Antibodi dibentuk berdasarkan
antigen yang menginduksinya. Beberapa antibodi yang telah
teridentifikasi adalah IgA, IgD, IgE, IgG, dan IgM. Antigen adalah
suatu zat atau substansi yang dapat merangsang sistem imun dan dapat
bereaksi secara spesifik dengan antibodi membentuk kompleks
terkonjugasi. Ikatan antibodi-antigen divisualisasikan menggunakan
senyawa label/marker.
DAFTAR PUSTAKA