Anda di halaman 1dari 6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap
ditandai oleh peninggian tekanan intraokuler, penggaungan dan degenerasi pupil
saraf optic serta defek lapang pandangan yang khas.
(Sidarta Ilyas dkk. 1998 . Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Gaya Baru)
Glaukoma merupakan kumpulan beberapa penyakit dengan tanda utama
tekanan intraokuler yang tinggi dengan segala akibatnya yaitu, penggaungan dan
atrofi saraf optik serta defek lapang pandangan yang khas. Bagian mata yang
penting pada glukoma adalah sudut filtrasi.
(dr. Nana Wijaya S.D. 1983. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : dr. Nana Wijaya S.D)
Glaukoma ditandai dengan berkurangnya lapang pandangan akibat
kerusakan saraf optikus. Kerusakan ini berhubungan dengan derajat TIO yang
terlalu tinggi tekanannya, semakin cepat kerusakan saraf optikus tersebut
berlangsung. Peningkatan TIO terjadi akibat perubahan patologis yang
menghambat peredaran normal humor aqueus.
(Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth)
Glaukoma adalah salah satu penyebab yang paling sering dari kebutaan.
Ini penyakit mata dimana tekanan intraoluler menjadi sangat patologik, kadang-
kadang meningkatkan cara cepat sampai 60 dan 70 mmHg. Tekanan ini
meningkat diatas 20 sampai 30 mmHg dapat menyebabkan hilangnya
pengelihatan bila dibiarkan selama jangka waktu lama
(Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 1997)
Glaukoma bulin hijau pada mata karena tekanan di dalam mata bertambah
tinggi akibat cairan bening kornea dan lensa mata tertahan.
(Kamus Lengkap Kedokteran, 2003)
Glaukoma adalah peningkatan abnormal tekanan intraokulus (lebih besar
dari pada 20 mmHg). Tekanan yang sangat tinggi, kadang-kadang mencapai 60-
70 mmHg. Menyebabkan tekanan saraf optikus sewaktu saraf tersebut keluar dari
bola mata sehingga terjadi kematian serat-sarat saraf.
(Buku Saku Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin)
Glaukoma adalah penyakit mata yang dikarakteristikan dengan
peningkatan tekanan okular (TIO). Peningkatan tekanan menyebabkan kerusakan
iskemik pada diskus optik dan sel-sel saraf dari retina, dengan kehilangan
progresif dari penglihatan perifer.
(Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah)
B. KLASIFIKASI
1. Glaukoma Primer atau Glaukoma sudut terbuka (Glaucoma Simpelex /
Cronis)
a. Glaukoma sudut terbuka menahun
Glaukoma Sudut-Terbuka Primer adalah tipe yang yang paling umum dijumpai.
Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga resiko tinggi bila ada riwayat dalam
keluarga. Biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan
selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.Seringkali tidak ada gejala sampai
terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh secara
permanen. Pemeriksaan mata teratur sangatlah penting untuk deteksi dan
penanganan dini.Glaukoma Sudut-Terbuka Primer biasanya membutuhkan
pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata dan mencegah
kerusakan lebih lanjut.
b. Galukoma sudut tertutup akut
Pada glaukoma ini ditandai dengan serangan akut meningginya tekanan
intraokuler selama beberapa jam. Tekanan ini biasanya bisa berlipat tiga, 4 kali
dari tekanan normal. Bila bola mata ditekan akan terasa empuk, tetapi pada saat
terjadi serangan maka bola mata teraba keras seperti batu dan aliran cairan mata
terhambat sama sekali. Glaukoma Sudut-Tertutup Akut lebih sering ditemukan
karena keluhannya yang mengganggu. Gejalanya adalah sakit mata hebat,
pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya. Beberapa pasien
bahkan mual dan muntah-muntah. Glaukoma Sudut-Tertutup Akut termasuk yang
sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat.
2. Glaukoma sudat tertutup (Glaukoma sudut sempit)
 Prodomal : Serangan ringan yaitu penurunan visus
 Acut : tiba-tiba merah, bengkak, muntah dan sakit kepala.
 Absolut : Glaukoma yang menetap yaitu apabila glaukoma tidak diobati
secara tepat dan tepat.
3. Glaukoma sekunder
Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak,
diabetes,trauma, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata
atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada
mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang
menggunakan obat-obatan tersebut. Glaukoma yang terjadi akibat penyakit
mata lain yang menyebabkan penyempitan sudut / peningkatan volume cairan
dari dalam mata dapat diakibatkan oleh : perubahan lensa , Kelainan, uvea ,
Trauma bedah. Naiknya tekanan intraokular pada glaukoma ini karena
terhambatnya aliran cairan air mata yang melewati pupil atau ditempat
keluarnya melalui kanal schlem.
4. Glaukoma Kongenital
Glaukoma yang terjadi akibat kegagalan jaringan mesodermal memfungsikan
trabekular. Glaukoma ini dapat dilihat dalam masa pertumbuhan bola mata
anak menjadi semakin besar karena tingginya tekanan intraokular. Dan terjadi
pada tahun pertama setelah lahir. Diturunkan secara autosomal resesif.
Penyakit ini timbul akbat dari salah tumbuh struktur sudut dan saluran keluar
air mata. Pemisahan iris perifer dari dinding korneosklera tidak sempurna.

C. ETIOLOGI
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor
aqueus. Bila dalam keadaaan normal, cairan ini dihasilkan didalam bilik posterior,
melewati pupil masuk kedalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui
suatu saluran. Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang
menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan
tekanan.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus
dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah kesaraf optikus
berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami
kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang
pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

D. Manifestasi Klinik
1. Glaukoma Primer atau Galukoma sudut terbuka (Galukoma Simpelex /
Cronis)
a. Glaukoma sudut terbuka
 TIO mengalami kenaikan > 18 mmHg dan mengalami fluktuasi
setiap harinya
 Sudut bilik mata depan terbuka
 Penyempitan lapang pandang
b. Glaukoma primer sudut tertutup
 Hyperemia konjungtiva
 Mata merah
 Nyeri hebat
 Penglihatan kabur mendadak dan terlihat warna-warna disekeliling
cahaya
 Mual muntah (untuk beberapa pasien)
 Kornea odema
 Bilik mata depan dangkal
 Pupil dilatsi reflex
 TIO mengalami kenaikan
2. Glaukoma sekunder
 TIO meningkat > 18 mmHg
 Nyeri pada mata dan sekitarnya
 Mata merah
 Penglihatan menurun tajam sampai pada persepsi cahaya kemudian no
light perception
 Rasa mengganjal pada mata
 Edema kornea
3. Glaukoma Kongenital
 TIO meningkat terus menerus yang menyebabkan pembesaran mata
pada bayi
 Bagian depan mata berair dan berkabut
 Peka terhadap cahaya
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemerikssaan visus mata
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan diawal menggunakan kartu mata
Snellen / mesin telebinokular (tes ktajaman penglihatan dan sentral
penglihatan) : mungkin terganggu dnegan kerusakan kornea, lensa, aquous
atau viterus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan
ke retina atau jalan optik
2. Pemeriksaan pada saraf optic
Pendekatan klinis yang penting mencakup lima paramater untuk menilai
saraf optik yaitu ukuran diskus optikus, bentuk neuroretinal rim, lapisan
serabut saraf retina, adanya atrofi peripapiler dan perdarahan diskus optikus.
Cup disk ratio yang asimetri antara kedua mata merupakan temuan yang
signifikan dalam deteksi awal Galukoma Sudut Terbuka Primer meskipun
ukuran cup fisiologis dan tekanan intraokular kedua mata normal.
3. Pemeriksaan lapang pandang
Pola defek lapang pandang yang khas berupa defek arcuate, skotoma
parasentral, nasal step dan ring scotoma dapat mengkonfirmasi diagnosis
glaukoma. Progresifitas hilangnya lapang pandang merupakan indikator
terjadinya perburukan penyakit. Glaukoma jarang didiagnosa sebelum terjadi
kehilangan lapang pandang, kecuali bila terjadi perdarahan diskus optikus
berulang sebelum hilangnya lapang pandang
4. Pengukuran tonografi
Dilakukan untuk pengukuran aliran keluar humor akueus atau mengkaji
intraokuler dengan tonografi
5. Pemeriksaan ginioskopi untuk melihat sudut iridokorneal dan kontak
iridotrabekular
6. Pemeriksaan oftalmoskopi atau funduskopi
Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optic,
papilledema, perdarahan retina dan mikroaneurisma.
7. Pemeriksaan darah lengkap, LED untuk menunjukkan adanya anemia sistemik
/ infeksi
8. EKG, kolesterol serum dan pemeriksaan lipid untuk memastikan
aterosklerosisis, PAK
9. Tes Toleransi Glukosa untuk menentukan adanya DM
DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Dianita Veulina. 2017. “Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penatalaksanaan


Glaukoma Sudut Terbuka Primer”. Bandung (ID) : Universitas Padjadjaran.

Livia. 2012. “Glaukoma Sekunder pada Pasien Afakia”. Bandung (ID) : Universitas
Padjadjaran.

Ichsan, Nur Muhammad. 2017. “Perbandingan Penurunan Tekanan Intraokuler Pasca


Trabekulektomi Dan Pasca Fakotrabekulektomi Pada Glaukoma Primer Sudut
Tertutup”. Semarang (ID) : Universitas Diponegoro.

Power Point bu Furaida

Power Point dr. Tepo

Yanuar, saputra. “Glaukoma”. Diakses 8 April 2020.


https://www.academia.edu/31628610/glukoma

SUMBER :
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC
https://dokumen.tips/download/link/makalah-glaukoma-558bfe5683a2a
Makalah Askep Glaukoma (diakses pada pukul 14.45 PM)
http://makalahglaukoma.blogspot.com/
diakses pada pukul 14.59 PM
http://septiapujiastuti.blogspot.com/2014/12/makalah-penyakit-mata-
glaukoma.html
diakses pada pukul 14.20 PM

Anda mungkin juga menyukai