Anda di halaman 1dari 4

Energi Listrik

Energi listrik : merupakan suatu jenis energi yang mudah di salurkan (baik melalui saluran
transmisi maupun distribusi) dapat diubah kedalam bentuk energi lain (mekanis, thermis, chemis,
magnetik dll), serta mudah disimpan (dalam batery).

Sistem yang menghasilkan/membangkitkan, menyalurkan, membagi-bagikan dan mengatur


pemakaian energi listrik disebut Sistem Tenaga Listrik

Dalam sistem energi listrik dikenal peralatan yang mengubah energi listrik, baik dari energi listrik ke
energi mekanis, maupun sebaliknya, serta mengubah energi listrik dari rangkaian atau jaringan yang
satu menjadi energi listrik yang lain pada rangkaian atau jaringan berikutnya. Peralatan tersebut
adalah Generator, Motor dan Transformator.

Generator merupakan peralatan listrik yang dapat dipergunakan untuk mengubah energi mekanis
menjadi energi listrik, dapat berupa generator arus searah (generator DC) maupun generator arus
bolak-balik (Alternator). Motor merupakan piranti atau peralatan listrik yang dapat dipergunakan
untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanis, juga dapat berupa motor arus searah
maupun motor arus bolak balik.
Generator maupun motor dapat disebut mesin listrik, karena generator dapat berupa generator arus
searah dan generator arus bolak balik, demikian juga motor.

Mesin listrik dapat dibagi atas :


Mesin arus searah, yang terbagi atas;
(1) Mesin Shunt,
(2) Mesin Seri,
(3) Mesin Kompon.

Mesin arus bolak balik, terbagi atas ;


Transformator
Mesin Tak Serempak (Asinkron) atau Mesin Induksi
Mesin Sikron atau mesin Serempak.

Pengertian Mesin Listrik


Mesin Listrik  suatu alat konverter yang mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga elektrik
(generator) atau sebaliknya mengubah tenaga elektrik menjadi tenaga mekanik (motor) dgn prinsip
elektromagnetik.

Bagian Mesin Listrik

Konstruksi Mesin Listrik


1. Stator (bagian mesin yang diam)
2. Rotor (bagian mesin yang berputar)
3. Celah-celah udara (ruang antara stator dan rotor)

Fungsi dari medan magnet dalam mesin listrik adalah :


a. Menginduksikan tegangan (berdasarkan Hk. Faraday)
(4)
dimana : e = tegangan induksi (Volt)
B = kerapatan fluksi (Tesla atau
Weber/m2)
l = panjang konduktor (m)
V = kecepatan gerak konduktor (m/det)
Arah daya listrik ini, ditentukan berdasarkan kaidah tangan kanan : dimana jempol, jari telunjuk dan
jari tengah yang saling tegak lurus menunjukkan masing-masing perputaran (v), medan magnetik (B)
atau U-S (kutub) dan besaran galvanis (e).

b.Menghasilkan gaya ( Hk. Biot Savart)


• Besar gaya yang dialami konduktor dinyatakan oleh :
F=BIl
dimana : F = gaya yang bekerja pada konduktor
I = arus yang mengalir dalam konduktor (A
l = panjang konduktor (m)

SISTEM TIGA FASE


Hampir semua listrik yang digunakan oleh industri dibangkitkan, ditransmisikan dan didistribusikan
dalam sistem tiga fase.
Sistem tiga phase ini mempunyai besar yang sama (untuk tegangan dan arus) tetapi mempunyai
beda sudut sebesar 1200 antar fasenya.
Sistem tiga phase demikian disebut sebagai sistem tiga fase yang seimbang.
Secara umum ada dua cara menghubungkan alat ke rangkaian tiga fase yaitu hubungan Y dan
hubungan delta (∆).

Kebanyakan generator dihubungkan secara Y, tetapi beban dapat dihubungkan baik secara Y
maupun delta (∆).

Dalam hubungan tipe Y, tegangannya adalah tegangan kawat netral dan arus yang mengalir pada
tiap phase adalah arus kawat.

Dalam hubungan tipe delta, tegangannya adalah tegangan kawat ke kawat.

Pengertian.
Motor Arus Searah (dc) adalah suatu peralatan yang berfungsi merubah daya listrik menjadi daya
mekanik.
Konstruksi motor arus searah dan generator arus searah tidak ada perbedaan, jadi pada
prinsipnya motor arus searah dapat digunakan sebagai generator arus searah demikian juga
sebaliknya.

Prinsip Kerja.
• Kalau sebuah kawat yang sudah dialiri arus diletakkan antara dua buah kutub magnit (utara
– selatan), maka pada kawat itu akan bekerja suatu gaya yang menggerakkan kawat itu.
• Arah gerak kawat itu dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri dimana bila tangan kiri
dibuka diletakkan diantara dua kutub, sehingga gaya keluar dari kutub utara menembus
telapak tangan kiri dan arus didalam kawat mengalir searah dengan arah jari-jari, maka
kawat itu akan mendapatkan gaya yang arahnya sesuai dengan arah ibu jari (lihat gambar
33.)

• Besarnya gaya tersebut dapat ditentukan dengan persamaan :


F = BIl Newton
dimana : B = kerapatan flux (Weber)
I = arus listrik yang mengalir (Ampere)
l = panjang konduktor (meter)

Motor Sinkron
1. Konsep dasar Motor Sinkron.
Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk merubah daya listrik menjadi daya
mekanik.
Beberapa sifat penting dari motor sinkron :
– Putaran tetap, kecepatan sinkron ns = 120f/P.
– Untuk merubah kecepatan, frekuensi dan jumlah kutub harus diubah.
– Pada dasarnya tidak dapat di start sendiri, motor harus diputar lebih dahulu sampai
mendekati kecepatan sinkron, eksitasi dimasukkan
Motor dapat bekerja pada power faktor (pf) yang berbeda tergantung besar kecilnya eksitasi,
sehingga dapat bersifat lagging atau leading

. Konstruksi Motor Induksi.


• Konstruksi stator motor induksi sama dengan stator dari mesin sinkron lainnya hanya
konstruksi rotornya saja yang berbeda.
Ada dua tipe dari rotor motor induksi yaitu :
• Rotor sangkar bajing (squirrel cage rotor)
• Rotor belitan (wound rotor)

Prinsip kerja motor induksi

1. Apabila sumber tegangan tiga phasa dihubungkan pada kumparan stator, akan timbul
medan putar. Medan magnit ini berputar dengan kecepatan
(70)
dimana : ns = kecepatan sinkron medan magnit
stator (rpm)
f = frekuensi sistem (frekuensi rotor)
dalam Hz
P = jumlah kutub dalam mesin
2. Perputaran medan magnetik ini akan memotong batang konduktor pada rotor sehingga pada
rotor akan timbul tegangan induksi (ggl) sebesar :
2
E2( rms )  f2N2  4.44f2N2
2

dimana : E2 = tegangan induksi pada kumparan


rotor
f2 = frekuensi rotor
N2 = jumlah lilitan rotor
Φ = fluks celah udara tiap kutub
3. Oleh karena belitan rotor dihubungkan singkat satu dengan lainnya, maka ggl tersebut akan
menyebabkan pada rotor mengalir arus (I2).
4. Adanya arus didalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada rotor, yang selanjutnya akan
menghasilkan torsi (kopel).
5. Bila torsi (kopel) yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul beban, rotor
akan berputar searah dengan medan putar stator (n s) dengan kecepatan berputar (nr)

Konsep slip rotor.


• Tegangan induksi pada belitan rotor tergantung pada perbedaan putaran rotor dan
kecepatan medan magnetik. Oleh karena itu operasi motor induksi tergantung pada
tegangan dan arus rotor yang dihasilkan oleh perbedaan putaran antara rotor dengan
medan magnetik.
• Ada dua cara yang umum untuk mendefinisikan perbedaan putaran antara rotor dengan
medan magnetik :
• Kecepatan Slip yang didefinisikan sebagai perbedaan antara kecepatan sinkron dengan
kecepatan rotor, dinyatakan oleh persamaan :
nslip  nsync  nm

dimana : nslip = kecepatan slip pada mesin


nsync = kecepatan medan magnetik
nm = kecepatan mekanik dari shaft motor
– Slip yaitu kecepatan relatif yang dinyatakan dalam besaran per-unit (dalam %).
– Slip didefinisikan sebagai :
nslip
s
nsync

nsync  nm
s
nsync

Anda mungkin juga menyukai