Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Kebijakan adalah suatu tindakan yang mempunyai tujuan yang dilakukan sesorang
pelaku atau sejumlah pelaku untuk memecahkan suatu masalah. Selanjutnya Anderson
dalam Tahir (2014:21) mengklasifikasi kebijakan, policy, menjadi dua: substantif dan
prosedural. Kebijakan substantif yaitu apa yang harus dikerjakan oleh pemerintah
sedangkan kebijakan prosedural yaitu siapa dan bagaimana kebijakan tersebut
diselenggarakan. Ini berarti, kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang
dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah. Nurcholis (2007:263),
memberikan definisi kebijakan sebagai keputusan suatu oragnisasi yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Pengertian kebijakan yang dikutip oleh Jones (1996:47) dalam pandangan Prof
Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt adalah: ”a standing decision characterized by behavior
consistency and repetiveness on the part of both thoose who make it and those who abide
by it”Menurut Jones, bahwa kebijakan adalah keputusan tetap yang dicirikan oleh
konsistensi dan pengulangan (repetiveness) tingkah laku dari mereka yang membuat dan
dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut. Sekalipun definisi menimbulkan beberapa
pertanyaan atau masalah untuk menilai beberapa pertanyaan atau masalah untuk menilai
berapa lama sebuah keputusan dapat bertahan atau hal apakah yang membentuk
konsistensi dan pengulangan tingkah laku yang dimaksud serta siapa yang sebenarnya
malakukan jumlah pembuat kebijakan dan pematuh kebijakan tersebut, namun demikian
definisi ini telah memperkenalkan beberapa komponen kebijakan publik. Kebijakan Publik
adalah pengalokasian nilai-nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang keberadaannya
mengikat. Menurut W.N.Dunn Mengungkapkan Bahwa Kebijakan Publik Adalah
Sebuah List Pilihan Suatu Tindakan Yang Saling Terhubung Yang Disusun
Oleh Sebuah Instansi Atau Pejabat Pemerintah Antara Lain Dalam Sebuah Bidang
Pertahanan, Kesehatan, Pendidikan, Kesejahteraan, Pengendalian Kriminalitas, Dan Sebuah
Pembangunan Perkotaan. Kebijakan publikadalah salah satu kajian dari ilmu Administrasi
Publik yang banyak dipelajari oleh ahli serta ilmuwan Administrasi Publik.
Implementasi Kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat
mencapai tujuannya. Studi implementasi merupakan suatu kajian mengenai studi kebijakan
yang mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan. Dalam praktiknya
implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang begitu komplek bahkan tidak jarang
bermuatan politis dengan adanya intervensi berbgai kepentingan. Daniel Mazmanian dan
paul Sabatier mendefinisikan implementasi kebijakan mendefinisikan sebagai pelaksanaan
keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang namun dapat pula
berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau
keputusan badan peradilan. Lazimnya keputusan tersebut mengidentifkasikan masalah yang
ingin diatasi, menyebutnya secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dan berbagai
cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasi
Tujuan umum akreditasi adalah untuk mendapatkan gambaran sejauh mana pemenuhan
standar yang telah ditetapkan oleh Puskesmas-puskesmas di Indonesia, sehingga mutu pelayanan
puskesmas dapat dipertanggungjawabkan. Akreditasi sangat bermanfaat baik bagi puskesmas itu
sendiri, maupun masyarakat . Akreditasi Puskesmas di Indonesia dilakukan oleh Kementerian
Kesahatan. Akreditasi puskesmas merupakan salah satu cara untuk menilai mutu pelayanan
rPuskesmast. Peningkatan mutu pelayanan di puskesmas merupakan hal yang sangat penting,
karena puskesmas merupakan perpanjangan tangan Pemerintah Kota Jambi dan merupakan ujung
tombak Dinas kKesehatan Kota Jambi dalam memberikan pelayanan ke masyarakat. Puskesmas
memberikan pelayanan tongkat pertama dalam sistem pelayanan dan sasaran kegiatannya adalah
jiwa manusia. Tujuan penulisan makalah ini adalah agar lebih dipahami bahwa akreditasi sangat
penting bagi peningkatan mutu Puskesmas
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2001). Sehingga
definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan
konsumen (Tjiptono, 2007). Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan
cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka
terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan / inginkan
terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan
(perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan
baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas
pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas.Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih
rendah daripada yang diharapkan, maka kualitaspelayanadipersepsikanburuk.
Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak
dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen
itu sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat,
sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi
akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Kata
kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang berbeda akan mengartikannya
secara berlainan tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita jumpai memiliki beberapa
kesamaan walaupun hanya cara penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen
sebagai berikut:
Kinerja (performance) b. Kehandalan (reliability) c. Mudah dalam penggunaan (easy of use)
d. Estetika (esthetics) dan sebagainya. Dalam definisi strategis, Lukman dalam (Bajari, 2008)
mengemukakan kualitas sebagai segala sesuatu yang memenuhi keinginan atau kebutuhan
pelanggan
Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan
guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau
service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan,
kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam
memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan (service quality)
dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang
nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka
harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Hubungan antara
produsen dan konsumen menjangkau jauh melebihi dari waktu pembelian ke pelayanan
purna jual, kekal abadi melampaui masa kepemilikan produk. Perusahaan menganggap
konsumen sebagai raja yang harus dilayani dengan baik, mengingat dari konsumen tersebut
akan memberikan keuntungan kepada perusahaan agar dapat terus hidup.
yang menjadi faktor utama penentu kualitas layanan jasa sebagai berikut:
b. Responsiveness (Daya tanggap). Yaitu kemauan untuk membantu para konsumen dengan
menyediakan pelayanan yang cepat dan tepat.
d. Empathy (Empati). Yaitu mencakup menjaga dan memberikan tingkat perhatian secara
individu atau pribadi terhadap kebutuhan-kebutuhan konsumen.
e. Tangible (Bukti langsung). Yaitu meliputi fasilitas fisik, peralatan atau perlengkapan, harga,
dan penampilan personal dan material tertulis.
Dimensi kualitas layanan tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur kualitas layanan suatu
perusahaan jasa. Mengukur kualitas layanan berarti mengevaluasi atau membandingkan kinerja
suatu jasa dengan seperangkat standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu (Tjiptono, 2002).
Untuk model pengukuran, Parasuraman, et al., (1988), telah membuat sebuah skala multi item yang
diberi nama SERVQUAL. Skala servqual pertama kali dipublikasikan pada tahun 1988, dan terdiri dari
dua puluh dua item pertanyaan, yang didistribusikan menyeluruh pada lima dimensi kualitas
layanan. 29 Brady and Cronin (2001) menyusun dimensi pokok yang menjadi faktor utama penentu
kualitas pelayanan jasa.
sebagai berikut: a. Kualitas interaksi. Kualitas interaksi diukur berdasarkan sikap, perilaku dan
keahlian b. Kualitas lingkungan fisik. Kualitas lingkungan fisik diukur berdasarkan ambient conditions,
desain dan faktor sosial c. Kualitas hasil. Kualitas hasil diukur berdasarkan waktu tunggu, bukti fisik,
dan valensi. Untuk mendapatkan layanan yang bagus, kita tidak harus membutuhkan biaya yang
mahal. Pelayanan membutuhkan komitmen dan keyakinan dari perusahaan untuk memberikan
layanan maksimal kepada konsumen. Semua karyawan yang berhubungan dengan konsumen, harus
menganggap diri mereka sebagai duta dari perusahaan.
Ada beberapa kriteria yang mengikuti dasar penilaian konsumen terhadap kualitas layanan
yaitu sebagai berikut :
10.Fisik. Meliputi fasilitas, penampilan karyawan, dan peralatan yang digunakan untuk
melayani konsumen (Schiffman & Kanuk, 1987).
Dari penjelasan tersebut maka penelitian ini menggunakan indikator untuk menilai
sejauh mana nilai akreditasi di laksanakan dan di imlementasikan di lingkungan kerja UPTD
Puskesmas aur Duri Kota Jambi. Adapaun indikator tersebut khususnya di bidang
administrasi adalah :
Sementara itu penelitian dengan hubungan lingkungan kerja juga ikut berperan
dalam akreditasi puskesmas. Serta memberikan bimbingan dan arahan langsung kepada
bawahan juga di perlukan dalam mengimplementasikan kebijakan akreditasi.
2.1.4. Pengertian Lingkungan Kerja
Menurut sedarmayenti (2001) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja
dibagi menjadi 2 Yaitu : Lingkungan kerja fisik yaitu semua keadaan yang termasuk fisik yang
terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik langsung maupun
tidak langsung dan lingkungan kerja non fisik yaitu semua keadaan yang terjadi yang berkaitan
dengan hubungan kerj baik dengan atasan maupun dengan bawahan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di buat kerangka pikir dari pengaruh implementasi kebijakan
akreditasi terhadap mutu pelayanan di Puskesmas aur Duri pada gambar berikut ini :
Kebijakan Akreditasi
2.2.3
uhi keinginan atau kebutuhan pelanggan dengan jalan menjaga janji agar pihak yang dilayani merasa
puas dan diuntungkan.
PENGARUH IMPELMENTASI KEBIJAKAN AKREDITASI TERHADAP MUTIU
PELAYANAN DI PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI TAHUN 2019
0LEH
IMILDA UTAMI DEWI
P2C218048
PASCA SARJANA
MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2019