Anda di halaman 1dari 11

UJI AKTIVITAS FAGOSITOSIS MAKROFAG SENYAWA KODE PC-2 DARI DAUN SIRIH

MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) SECARA IN-VIVO


In vivo activity study of macrophage phagocytosis by Pc-2 compound of Daun
Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.)

Yustina Sri Hartini*, Subagus Wahyuono**, Sitarina Widyarini**, Ag. Yuswanto**


*
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Jl. Mrican,Yogyakarta 55002
**Fakultas Farmasi dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada
 Jl. Kaliurang, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
e-mail:yustinahartini@usd.ac.id

ABSTRAK

Penelitian terkait aplikasi imunostimulan sebagai aktivator sistem imun hasilnya tidak meyakinkan dan perlu
pencarian imunostimulan baru dari sumber baru. Secara empiris daun sirih merah banyak digunakan sebagai
obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit. Banyak tanaman yang digunakan sebagai obat tradis-
ional dilaporkan memiliki aktivitas imunostimulan. Telah dilakukan isolasi senyawa kode Pc-2 dari ekstrak
metanolik daun sirih merah dan pengujian aktivitas fagositosis makrofag secara in-vivo. Ekstrak metanolik
daun sirih merah diperoleh secara maserasi, difraksinasi dengan metode kromatografi cair vakum, dan se-
nyawa kode Pc-2 diisolasi dengan metode kromatografi lapis tipis preparatif. Kandungan senyawa dalam
ekstrak, fraksi, dan isolat dimonitor dengan kromatografi lapis tipis. Pengujian aktivitas fagositosis makrofag
menggunakan mencit BALB/c dan induksi dengan bakteri Lysteria monocytogenes. Aktivitas fagositosis din-
yatakan dalam persen fagositosis (PF), indeks fagositosis (IF), dan efektivitas fagositosis (EF). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mencit yang diberi perlakuan dengan senyawa kode Pc-2 dosis 10 mg/kg bb baik pada
hari ke-3, ke-10, maupun ke-21 setelah infeksi dengan L. monocytogenes, mempunyai PF, IF, dan EF yang lebih
besar secara bermakna dibandingkan pada mencit kelompok kontrol; aktivitas fagositosis makrofag terbesar
terjadi pada hari ke-21 setelah infeksi dengan L.monocytogenes; dan tidak ada korelasi antara PF dengan IF.

Kata kunci: fagositosis makrofag,isolat kode Pc-2, Piper crocatum Ruiz & Pav.

ABSTRACT

Research of immunostimulatory application as an activator of the immune system are inconclusive and need
a new immunostimulatory search from new sources. Red betel leaf is widely used as a traditional medicine to
treat a variety of diseases. Many plants used as traditional medicines reported to have immunostimulatory

68 Volume 6, No. 1, Agustus 2013


UJI AKTIVITAS FAGOSITOSIS MAKROFAG SENYAWA KODE PC-2 DARI DAUN SIRIH MERAH
(Piper crocatum Ruiz & Pav.) SECARA IN-VIVO
In vivo activity study of macrophage phagocytosisby Pc-2 compound of Daun Sirih Merah
(Piper crocatum Ruiz & Pav.)

activity. The isolation of Pc-2 compound of methanolic extract of red betel leaf have been done and was test-
ed in vivo on macrophage phagocytic activity. Methanolic extract of red betel leaf is obtained by maceration,
fractionated by vacuum liquid chromatography method, and compound code Pc-2 was isolated by prepara-
tive thin layer chromatography method. The content of the compounds in the extract, fractions, and isolates
were monitored by thin layer chromatography. Macrophage phagocytic activity assays using BALB/c mice in-
duced with Lysteria monocytogenes bacteria. Phagocytic activity expressed in percentage of phagocytosis (PF),
phagocytic index (IF), and the effectiveness of phagocytosis (EF). The results showed that mice treated with the
compound code Pc-2 dose of 10 mg/kg both at day3rd, 10th, and 21st after infection with L. monocytogenes
have PF, IF, and EF that significantly greater than the controlgroup mice; macrophage phagocytic activity oc-
curred on day 21 after infection with L. monocytogenes, and there is no correlation between the PF and IF.

Keywords: macrophage phagocytosis, Pc-2 isolate, Piper crocatum Ruiz & Pav

PENDAHULUAN dalam famili Piperaceae ini tumbuh merambat,


Sistem imun merupakan lini pertama menyukai tempat teduh sehingga dapat tumbuh
pertahanan tubuh manusia, melindunginya dari subur di daerah pegunungan. Keindahan daun
penyakit dan mengobatinya apabila telah terjadi sirih merah yang berwarna merah keperakan
penyakit (Buhner, 1999). Tubuh manusia secara dan mengkilap menyebabkan tanaman ini
terus menerus terpejan oleh berbagai faktor yang banyakdigunakan sebagai tanaman hias. Akhir-
berdampak pada melemahnya fungsi sitem imun akhir ini daun sirih merah banyak digunakan
dan meningkatkan imunosupresi. Penelitian sebagai obat tradisional, menurut Manoi
terkait aplikasi imunostimulan sebagai aktivator (2007) sirih merah mempunyai banyak manfaat
sistem imun hasilnya tidak meyakinkan dan perlu dalam pengobatan tradisional, berpotensi
pencarian imunostimulan baru dari sumber baru menyembuhkan berbagai jenis penyakit.
(Wagner et al., 1999). Beberapa keterbatasan Berbagai penelitian terkait aktivitas sirih merah
imunostimulan yang ada adalah waktu paruhnya sudah dilaporkan oleh Sulistyani et al. (2007),
yang singkat serta imunitas yang dihasilkan Agustanti (2008), Suratmo (2008), Safitri
hanya bersifat parsial dan tidak stabil, selain itu dan Rahma (2008), Juliantina et al. (2009),
toksisitas senyawa cukup tinggi terutama pada Wicaksono et al. (2009), Alfarabi et al. (2010),
penggunaan kronis (Iwo, 2006). Dhewayanti (2010), Sundari (2010), Wiweko
Secara empiris daun sirih merah banyak (2010), Wahyudi (2010), Sustri et al.(2011),
digunakan sebagai obat tradisional untuk Setyowati (2011),Apriyanto (2011), Zubieret
mengobati berbagai penyakit. Banyak tanaman al. (2010), Fitriyani et al., (2011), Yulianti et al.,
yang digunakan sebagai obat tradisional (2011), dan Pangabdian (2012). Dari beberapa
dilaporkan memiliki aktivitas imunostimulan penelitian tersebut, belum ada laporan penelitian
(Bafna dan Misrha, 2004). Sirih merah (Piper tentang uji aktivitas fagositosis secara in vivo dari
crocatum Ruiz & Pav.) merupakan satu dari senyawa yang diisolasi dari daun sirih merah.
3.000 lebih spesies dalam genus Piper. Tanaman

Volume 6, No. 1, Agustus 2013 69


Yustina Sri Hartini, Subagus Wahyuono, Sitarina Widyarini, Ag. Yuswanto

mengandung ekstrak ekinase (obat merek da-


gang X).
Fagositosis adalah proses dimana
sel-sel terlibat dalam penelanan partikel-
partikel patogen, dan karena kapasitas sel-sel
tersebut maka patogen dapat dimatikan dan
dimusnahkan (Desjardins dan Griffiths, 2003).
Gambar 1. Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Fagositosis merupakan salah satu hal terpenting
Senyawa-senyawa yang dapat memodu- dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap
lasi sistem imun dapat diperoleh dari tanaman serangan mikroorganisme. Melalui fagositosis,
(Wagner et al., 1999). Baru sejumlah kecil tana- penyerangan intra-seluler, dan digesti, sel-sel
man yang telah diskrining aktivitas imunostimu- fagosit akan memusnahkan mikroorganisme
lannya, dari skrining tersebut terbukti bahwa tersebut (Leijh et al., 1986). Makrofag merupakan
beberapa tanaman obat memiliki aktivitas imu- sel fagosit yang memegang peranan penting
nostimulan akan tetapi tidak cukup bukti untuk pada sistem pertahanan tubuh manusia, baik
kemudian dapat digunakan dalam praktik klinis, sistem imun alamiah maupun adaptif (Abbas et
sehingga di masa mendatang penelitian tentang al., 2007). Makrofag dapat menelan sejumlah
imunostimulan dari tanaman obat sangat ber- besar partikel tanpa menyebabkan kerusakan
nilai (Kumar et al., 2011). Hartini et al., (2011) sel (Cannon dan Swanson, 1992). Suatu sistem
melaporkan bahwa uji secara in vitro menunjuk- yang menggunakan latex beads merupakan
kan bahwa aktivitas fagositosis makrofag peri- model fagositosis yang banyak digunakan hingga
toneal mencit yang diberi perlakuan dengan 75 analisis fagosom berkembang sebagaimana
µg/ml ekstrak metanolik daun sirih merah lebih kemajuan terkini (Desjardins dan Griffiths,
tinggi secara bermakna dibanding mencit ke- 2003). Lysteria monocytogenes telah digunakan
lompok kontrol dan setara dengan produk obat secara luas sebagai model dalam eksperimen
yang mengandung ekstrak ekinase 100 µg/ml mempelajari respons imun terhadap infeksi
(obat merek dagang X). Lebih lanjut Kustiawan bakteri intraseluler (Fehr et al., 1997). Menurut
(2012) melaporkan bahwa dengan uji yang seje- Wagner et al. (1999), hasil uji in vitro tidak
nis, 2 senyawa dari ekstrak etanolik daun sirih selalu berkorelasi dengan uji in vivo, maka
merah yakni isolat 1 atau 2-allyl-4-(1’-hydroxy-1’- diperlukan konfirmasi dengan uji secara in vivo.
(3”,4”,5”-trimethoxyphenyl) propoan-2’-yl)-3,5-di- Hasil penelitian ini melaporkan tentang aktivitas
methoxycyclohexa-3,5-dienone dan isolat 2 atau fagositosis dari makrofag peritoneal mencit
2-allyl-4-(1’-acetyl-1’-(3”,4”,5”-trimethoxyphenyl) secara in vivo yang diberi perlakuan dengan
propan-2’-yl)-3,5-dimethoxycyclohexa-3,5-die- senyawa kode Pc-2 dari ekstrak metanolik daun
none masing-masing pada 5µg/ml memiliki ak- sirih merah.
tivitas yang sebanding dengan produk obat yang

70 Volume 6, No. 1, Agustus 2013


UJI AKTIVITAS FAGOSITOSIS MAKROFAG SENYAWA KODE PC-2 DARI DAUN SIRIH MERAH
(Piper crocatum Ruiz & Pav.) SECARA IN-VIVO
In vivo activity study of macrophage phagocytosisby Pc-2 compound of Daun Sirih Merah
(Piper crocatum Ruiz & Pav.)

METODE PENELITIAN eppendorf, neraca elektronik, inkubator CO2 5%


Bahan 37°C, lempeng mikro 24 sumuran, coverslip, alat
Bahan tumbuhan berupa daun sirih merah sentrifugasi, ultrasonic processor, Laminar Air
(Piper crocatum Ruiz & Pav.) diambil dari Balai Flow hood, haemositometer, inverted microscope,
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman dan optilab.
Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T), Cara Kerja
Karanganyar Jawa Tengah pada bulan Mei 2010. Isolasi senyawa kode Pc-2
Determinasi tanaman dilakukan di Bagian Isolasi senyawa kode Pc-2 dilakukan dari
Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas ekstrak metanolik daun sirih merah, ekstrak
Gadjah Mada Yogyakarta. tersebut diperoleh secara maserasi (Hartini et al.,
Bahan untuk isolasi senyawa kode Pc-2 2011). Ekstrak difraksinasi dengan metode KCV
yakni ekstrak metanolik daun sirih merah, (vacuum liquid chromatography/VLC) (Coll dan
kloroform p.a., n-heksana p.a., etil asetat p.a., Bowden, 1986) berturut-turut dengan pelarut
metanol p.a., dan silica gel 60. Bahan untuk n-heksana, kloroform, etil asetat, dan terakhir
uji fagositosis makrofag yakni kloroform, Free metanol sehingga didapat 5 fraksi. Senyawa yang
Hank’s Balanced Sal solution (CMFF-HBSS), diisolasi adalah senyawa berwarna ungu dengan
medium Roswell Park Memoriam Institute penanda bercak yang meredam UV 254 nm, tak
(RPMI), etanol 70%, akuabides, Phosphate Buffer tampak pada UV 366, dan berwarna coklat pada
Saline (PBS), akuades steril, metanol absolut, deteksi dengan serium sulfat, dengan fase gerak
coverslips bulat, latex beads diameter 3µm, kloroform:etil asetat (9:1)mempunyai Rf 0,25.
Giemsa 20%, Glutamin, Penisilin, Streptomisin, Senyawa tersebut terdapat pada fraksi III dan
Fetal Bovine Serum (FBS). Mencit BALB/c fraksi IV hasil pemisahan secara KCV dari ekstrak
diperoleh dari Laboratorium Farmakologi metanolik daun sirih merah. Fraksi dilarutkan
sedang bakteri Lysteria monocytogenes dari dalam kloroform:metanol (1:1) kemudian
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran ditotolkan pada lempengg KLTP (preparative
UGM. Kelaikan etik diproses dan mendapat TLC plate). Setelah totolan fraksi tampak kering,
persetujuan dari komisi ethical clearance untuk lempeng dieluasi dalam bejana berisi fase gerak
penelitian praklinik Laboratorium Penelitian yakni kloroform:etil asetat (9:1) sampai fase
dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM. geraknya mencapai 1 cm di bawah ujung lempeng.
Alat Lempeng diangkat dari bejana, ditunggu kering,
Alat untuk isolasi senyawa kode Pc-2 kemudian dilihat di bawah UV254 nm, bercak
yakni sintered glass, magnetic stirer, kromatografi yang meredam ditandai dengan jarum kemudian
lapis tipis (KLT), kromatografi cair vakum (KCV), dikerok. Hasil kerokan dikumpulkan, dilarutkan
kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP). Alat dengan kloroform:metanol (1:1) kemudian
untuk uji fagositosis makrofag yakni spuit injeksi disaring, diuapkan, hingga didapat isolat berupa
1 ml, 3 ml, dan 10 ml, sonde, pipa kapiler, tabung kristal. Deteksi kebenaran dan kemurnian isolat

Volume 6, No. 1, Agustus 2013 71


Yustina Sri Hartini, Subagus Wahyuono, Sitarina Widyarini, Ag. Yuswanto

dilakukan dengan KLT menggunakan standar peritoneum dikeluarkan dari rongga peritoneum
senyawa isolat 2 hasil isolasi oleh Kustiawan. dengan cara diaspirasi dengan jarum suntik,
dipilih pada bagian yang tidak berlemak dan
Uji aktivitas fagositosis makrofag mencit yang jauh dari usus, kemudian dimasukkan ke tabung
diberi perlakuan senyawa Pc-2 sentrifus. Aspirat disentrifus pada 1.200 rpm
Mencit BALB/c jantan berat sekitar 20- 4°C selama 10 menit. Supernatan dibuang,
30 gram sebanyak 18 ekor diaklimatisasi se- kemudian ditambahkan 1 ml medium komplit
lama seminggu kemudian dibagi menjadi 6 ke- dan ditentukan viabilitasnya dengan trypan blue
lompok masing-masing terdiri dari 3 mencit. kemudian diresuspensikan dengan medium
Kelompok I, III, dan V diberi perlakuan dengan RPMI komplit sehingga didapat suspensi sel
0,75 ml CMC Na 1%, kelompok II, IV, da n VI dengan kepadatan 2,5 x 106/ml. Suspensi sel
diberi perlakuan dengan 0,75 ml suspensi se- yang telah dihitung diukur pada sumuran
nyawa Pc-2 dalam CMC Na1% dengan dosis 10 microplate 24 yang telah diberi coverslipbulat,
mg/kgbb, masing-masing diberikan setiap hari setiap sumuran 200 µl (5x105sel). Sel
selama 14 hari secara peroral. Pada hari ke- diinkubasidalam inkubator CO2 5%, 37°C selama
15 (hari ke nol infeksi) semua mencit diinfeksi 30 menit, kemudian ditambahkan medium RPMI
dengan 0,2 ml 5 x 103cfu/ml L. monocytogenes komplit 1ml/sumuran dan diinkubasikan lagi
secara intra peritoneal. Pada hari ke-3 setelah selama 2 jam. Sel dicuci 2 kali menggunakan
diinfeksi L.monocytogenes, mencit kelompok I media RPMI kemudian ditambahkan medium
dan II dikorbankan, diambil makrofag peritoneal komplit 1 ml/sumuran dan inkubasi selama 24
dari cairan peritoneum untuk uji aktivitas fa- jam. Sel makrofag siap untuk diuji aktivitasnya
gositosis makrofag. Selanjutnya pada hari ke-10 (Wijayanti, 1996).
setelah infeksi L.monocytogenes untuk mencit kel Uji aktivitas fagositosis
III dan IV, sedangkan hari ke-21 setelah infeksi Pada uji fagositosis, digunakan latex
L. monocytogenes untuk mencit kel V dan VI. beads diameter 3 µm yang diresuspensikan
dalam PBS sehingga didapat konsentrasi 2,5 x
Isolasi dan kultur sel makrofag 107/ml. Makrofag yang sudah dikultur sehari
Mencit dikorbankan dengan cara sebelumnya dicuci 2 kali dengan RPMI. Suspensi
dimasukkan chamber berisi kloroform, setelah lateks ditambahkan 200 µl (5 x 106)/sumuran
tampak tak bergerak mencit diletakkan dalam atau kepadatan lateks dalam 1 ml = 2,5x107, dan
posisi terlentang, kulit bagian perut dibuka dan diinkubasikan dalam inkubator CO2 5% pada
dibersihkan selubung peritonealnya dengan 37°C selama 60 menit. Sel kemudian dicuci 3
alkohol 70%. Sepuluh ml media RPMI dingin kali menggunakan PBS untuk menghilangkan
disuntikkan ke rongga peritoneum, ditunggu partikel yang tidak difagositosis, dikeringkan
sekitar 3 menit sambil rongga peritoneumnya pada suhu ruangan, dan difiksasi dengan metanol
ditekan-gulingkan secara perlahan. Cairan absolut selama 30 detik kemudian metanol

72 Volume 6, No. 1, Agustus 2013


UJI AKTIVITAS FAGOSITOSIS MAKROFAG SENYAWA KODE PC-2 DARI DAUN SIRIH MERAH
(Piper crocatum Ruiz & Pav.) SECARA IN-VIVO
In vivo activity study of macrophage phagocytosisby Pc-2 compound of Daun Sirih Merah
(Piper crocatum Ruiz & Pav.)

dibuang, ditunggu sampai kering. Setelah kering, terhadap 1,9 kg serbuk daun sirih merah yang
coverslip dipulas dengan Giemsa 20% selama berasal dari pengeringan 8,26 kg daun basah
30 menit, dicuci dengan akuades, dikeringkan menghasilkan ekstrak berupa massa kental
pada suhu ruangan, dan diangkat dari sumuran berwarna hitam sebanyak 224,03 g. Rendemen
kultur. Aktivitas sel yang memfagositosis serbuk terhadap daun basah sebesar 23%,
partikel lateks dihitung dengan pemeriksaan rendemen ekstrak terhadap daun basah sebesar
di bawah mikroskop cahaya pada perbesaran 2,7%, dan rendemen ekstrak terhadap serbuk
400x. Masing-masing suspensi makrofag yang sebesar 11,8% (Hartini et al., 2011). Isolasi
diperiksa dilakukan replikasi 3 kali (3 coverslip), senyawa kode Pc-2 dari 2,12 gram ekstrak
dan dari setiap coverslip dihitung sejumlah metanolik daun sirih merah menghasilkan 12,1
100 makrofag, rata-rata, dan standard deviasi mg isolat yang murni secara KLT, atau rendemen
dihitung dari 3 coverslip (Wahyuniari, 2006; senyawa Pc-2 terhadap ekstrak metanolik daun
Derre and Isberg, 2004). sirih merah sebesar 0,57%.
Analisis data
Aktivitas fagositosis dinyatakan dalam 3
parameter yakni indeks fagositosis (IF), persen
fagositosis (PF), dan efisiensi fagositosis (EF)
(Sanchez et al., 2008). Indeks fagositosis adalah
jumlah lateks yang dimakan oleh 100 makrofag
yakni 100 dibagi jumlah makrofag dalam 3 cover-
slip dikalikan jumlah lateks yang dimakan mak-
rofag dalam 3 coverslip. Persen fagositosis adalah
persen sel yang makan minimal 1 lateks yakni a. Deteksi UV b. Deteksi reagen
254nm serium sulfat
jumlah makrofag dalam 3 coverslip yang makan
Gambar 2. Kromatogram lapis tipis isolat senyawa
minimal 1 lateks dibagi jumlah makrofag dalam
Pc-2 dari ekstrak metanolik daun sirih
3 coverslip dikalikan 100%. Efisiensi fagositosis merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
adalah rasio antara indeks fagositosis dan pers-
en fagositosis. Analisis statistik menggunakan Deteksi UV 254nm
uji ANOVA satu jalan, uji Tukey, dan uji korelasi Senyawa kode Pc-2 yang diisolasi tersebut
Pearson. berwarna ungu pada UV 254, tak tampak pada UV
366, berwarna coklat pada deteksi dengan serium
HASIL DAN PEMBAHASAN sulfat serta mempunyai harga Rf 0,25 pada fase
Determinasi tanaman menunjukkan gerak kloroform:etil asetat (9:1), mempunyai Rf
nama ilmiah tanaman yang diteliti adalah 0,25 pada fase gerak heksan:etil asetat (3:1), dan
Piper crocatum Ruiz & Pav. Ekstraksi dengan Rf 0,19 pada fase gerak heksan:etil asetat (3:1),
metode maserasi menggunakan pelarut metanol mempunyai Rf 0,75 TLC, dan tampak bercak

Volume 6, No. 1, Agustus 2013 73


Yustina Sri Hartini, Subagus Wahyuono, Sitarina Widyarini, Ag. Yuswanto

tunggal pada ketiga kromatogram KLT tersebut. selama 14 hari mampu meningkatkan aktivitas
Senyawa kode Pc-2 hasil isolasi dari ekstrak fagostitosis makrofag peritoneal mencit baik
metanolik daun sirih merah sama dengan isolat pada hari ke-3, hari ke-10, maupun hari ke-
2 yang diisolasi oleh Kustiawan (2012). 21 setelah mencit diinfeksi dengan bakteri
Uji aktivitas fagositosis secara in vivo Lysteria monocytogenes. Uji statistik dari data
menunjukkan bahwa persen fagositosis (PF) hasil uji fagositosis kelompok perlakuan 10 mg/
maupun indeks fagositosis (IF) kelompok kgBB senyawa Pc-2 maupun kelompok kontrol
perlakuan dengan senyawa kode Pc-2 meningkat menunjukkan distribusi data homogen, dan hasil
dari hari ke-3, hari ke-10, dan hari ke-21 uji ANOVA satu jalan yang dilanjutkan uji Tukey
setelah infeksi dengan Lysteria monocytogenes, menunjukkan adanya perbedaan bermakna
sedangkan pada kelompok kontrol pada hari ke- PF, IF, maupun EF kelompok perlakuan dan
21 terjadi penurunan. Efisiensi fagositosis (EF) kelompok kontrol tersebut.
yang merupakan rasio antara PF dan IF juga Persen fagositosis (PF) adalah persen
mempunyai pola yang demikian. sel yang makan minimal 1 lateks yakni jumlah
makrofag dalam 3 coverslip yang makan minimal
1 lateks dibagi jumlah makrofag dalam 3
coverslip dikalikan 100%. Jumlah makrofag yang
terdapat dalam 3 coverslip yang terhitung yakni
antara 226 sampai 601 sel. Jumlah makrofag
yang makan lateks pada mencit kelompok
perlakuan lebih tinggi dari mencit kelompok
kontrol, dan terjadi peningkatan dari hari ke-3,
hari ke-10, dan tertinggi pada hari ke-21 setelah
Gambar 3. Aktivitas fagositosis makrofag pada hari infeksi L.monocytogenes. Indeks fagositosis (IF)
ke-3, ke-10, dan ke-21 setelah mencit
adalah jumlah lateks yang dimakan oleh 100
diinduksi L.monocytogenes
makrofag yakni 100 dibagi jumlah makrofag
Senyawa kode Pc-2 hasil isolasi dari dalam 3 coverslip dikalikan jumlah lateks yang
ekstrak metanolik daun sirih merah (Piper dimakan makrofag dalam 3 coverslip pandang.
crocatum Ruiz Pav.) merupakan senyawa murni Jumlah lateks yang dimakan per makrofag antara
secara KLT, dan menurut Kustiawan (2012) 1 sampai 11 lateks. Jumlah lateks yang dimakan
senyawa tersebut adalah 2-allyl-4-(1’-acetyl-1’- per makrofag pada mencit kelompok perlakuan
(3”,4”,5”-trimethoxyphenyl) propan-2’-yl)-3,5- lebih tinggi dari mencit kelompok kontrol, dan
dimethoxycyclohexa-3,5-dienone. terjadi peningkatan dari hari ke-3, hari ke-10,
Pemberian senyawa kode Pc-2 dengan dan tertinggi pada hari ke-21 setelah infeksi L.
dosis 10 mg/kgbb pada mencit BALB/c jantan monocytogenes. Peningkatan tajam PF dan IF
karena pemberian senyawa Pc-2 terjadi pada

74 Volume 6, No. 1, Agustus 2013


UJI AKTIVITAS FAGOSITOSIS MAKROFAG SENYAWA KODE PC-2 DARI DAUN SIRIH MERAH
(Piper crocatum Ruiz & Pav.) SECARA IN-VIVO
In vivo activity study of macrophage phagocytosisby Pc-2 compound of Daun Sirih Merah
(Piper crocatum Ruiz & Pav.)

hari ke-21, sedangkan kelompok kontrol justru Uji Tukey pada aktivitas fagositosis
menunjukkan penurunan PF dan IF, hal ini terjadi kelompok kontrol yakni kelompok I, III, dan
mungkin disebabkan mencit pada kelompok V pada hari ke-3, hari ke-10, dan hari ke-21
kontrol kurang mampu menanggulangi patogen menunjukkan perbedaan tidak bermakna baik
tersebut sehingga terjadi penurunan PF maupun pada parameter IF, PF maupun EF. Pemberian
IF, sedangkan perlakuan dengan senyawa kode pelarut yakni CMC Na 1% tidak menyebabkan
Pc-2 justru mampu mengaktivasi makrofag perubahan aktivitas fagositosis makrofag mencit
untuk memakan lateks baik dalam hal jumlah pada hari ke-3, hari ke-10, dan hari ke-21 setelah
sel makrofag yang memakan lateks maupun mencit diinfeksi dengan L. monocytogenes.
jumlah lateks yang dimakan oleh makrofag yang Hasil uji statistik untuk kelompok
bersangkutan, sehingga PF dan IF meningkat perlakuanuntuk parameter PF, uji Tukey
tajam. kelompok perlakuan dengan senyawa kode Pc-2
Efisiensi fagositosis adalah rasio antara dosis 10 mg/kgbb menunjukkan perbedaan
indeks fagositosis dan persen fagositosis. Indeks bermakna antara kelompok II, IV, dan VI. Hal
fagositosis maupun persen fagositosis kelompok ini menunjukkan bahwa PF akibat pemberian
perlakuan lebih tinggi dari kelompok kontrol, senyawa Pc-2 dosis 10 mg/kgbb menyebabkan
dan terjadi peningkatan dari hari ke-3, hari jumlah sel makrofag yang aktif memakan lateks
ke-10, dan tertinggi pada hari ke-21 setelah berbeda baik pada hari ke-3, hari ke-10, maupun
infeksi L. monocytogenes, hal ini menunjukkan pada hari ke-21 setelah mencit diinfeksi dengan
bahwa pemberian senyawa kode Pc-2 mampu L.monocytogenes. Untuk parameter IF, uji Tukey
meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag. kelompok perlakuan dengan senyawa kode Pc-2
Peningkatan aktivitas fagositosis terjadi bukan dosis 10 mg/kgbb menunjukkan perbedaan
hanya pada jumlah sel makrofag yang aktif tetapi bermakna antara kelompok II dan kelompok
juga pada tingkat aktivitas fagositosis tiap sel VI, serta antara kelompok IV dan kelompok VI,
makrofag yang bersangkutan. yang berarti bahwa perlakuan dengan senyawa
kode Pc-2 dosis 10 mg/kgbb menyebabkan
sel makrofag memakan lateks dengan jumlah
yang berbeda pada hari ke-3 dengan hari ke-21,
dan pada hari ke-10 dengan hari ke-21 setelah
mencit diinfeksi dengan L. monocytogenes. Tidak
terdapat perbedaan jumlah lateks yang dimakan
sel makrofag pada hari ke-3 dengan hari ke-10
setelah mencit diinfeksi dengan L. monocytogenes.
Gambar 4. Fagositosis lateks oleh makrofag Untuk parameter EF, uji Tukey kelompok
peritoneal mencit setelah diinfeksi perlakuan dengansenyawa kode Pc-2 dosis 10
dengan L.monocytogenes
mg/kgbb menunjukkan perbedaan bermakna

Volume 6, No. 1, Agustus 2013 75


Yustina Sri Hartini, Subagus Wahyuono, Sitarina Widyarini, Ag. Yuswanto

antara kelompok II dan VI untuk parameter parameter indeks fagositosis, persen


EF. Hal ini menunjukkan ada perbedaan rasio fagositosis maupun efisiensi fagositosisnya.
IF dengan PF akibat pemberian senyawa kode 3. Tidak ada korelasi antara indeks fagositosis
Pc-2 dosis 10 mg/kgbb pada hari ke-3 dengan dan persen fagositosis makrofag peritoneal
hari ke-21 setelah mencit diinfeksi dengan L. mencit yang diberi perlakuan dengan 10
monocytogenes. Tidak terdapat perbedaan EF mg/kgbb senyawa kode Pc-2 dan diinduksi
pada hari ke-3 dengan hari ke-10, maupun hari dengan Lysteria monocytogenes.
ke-10 dengan hari ke-21 setelah mencit diinfeksi
dengan L. monocytogenes. DAFTAR PUSTAKA
Uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa Abbas AK., Lichtman AH., Pillai S. 2007. Cellular
ada korelasi antara IF dengan EF, juga antara PF and Molecular Immunology, 6th Edition.
Saunders Elsevier. Philadelphia.
dengan EF, sedangkan antara IF dengan PF tidak
Agustanti, L. 2008. Potensi Daun Sirih Merah
ada korelasi. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah
(Piper crocatum) sebagai Aktivator Enzim
sel makrofag yang aktif memakan lateks tidak Glukosa Oksidase, Skripsi, Prodi Biokimia,
ada hubungannya dengan jumlah lateks yang FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
dimakan oleh sel makrofag. Apriyanto, S. 2011. Uji Aktivitas Imunomodulator
Ekstrak Etanolik Daun Sirih Merah (Piper
KESIMPULAN crocatum Lamk) terhadap Proliferasi Sel
1. Senyawa kode Pc-2 dari esktrak metanolik Limfosit dan Fagositosis Makrofag pada
Tikus yang diinduksi Vaksin Hepatitis
daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz &
B.Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas
Pav.) merupakan senyawa murni secara KLT
Gadjah Mada, Yogyakarta.
berupa kristal berwarna putih meredam dan Bafna AR. dan Misrha SH. 2004. Imunomodulatory
berwarna ungu pada deteksi dengan UV 254, activity of methanol extracts of flower-
tidak berwana pada UV 366, berwarna coklat heads of Sphaeranthus indicus Linn. Ars
pada deteksi dengan reagen serium sulfat, Pharm., 45(3):281-291.
mempunyai harga Rf 0,25 pada fase gerak Cannon GJ. dan Swanson JA. 1992. The
kloroform:etil asetat (9:1), mempunyai Rf Macrophage Capacity for Phagocytosis.
Journal of Cell Science., 101:907-913.
0,19 pada fase gerak heksan:etil asetat (3:1),
Coll JC. dan Bowden BF. 1986. The Apllication
dan Rf 0,75 pada fase gerak heksan:etil asetat
of Vacuum Liquid Chromatography to The
(3:1). Separation of Terpene Mixtures. Journal of
2. Senyawa kode Pc-2 dari esktrak metanolik Natural Products, 49:934-936.
daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz Derre I. dan Isberg RR. 2004. Macrophages from
& Pav.) pada dosis 10 mg/kgbb mampu Mice with the Restrictive Lgn1 Allele Exhibit
meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag Multifactorial Resistance to Legionella
peritoneal mencit yang diinduksi dengan pneumophila. Infect. Immun., 72(11):6221-
6229.
bakteri Lysteria monocytogenes baik pada

76 Volume 6, No. 1, Agustus 2013


UJI AKTIVITAS FAGOSITOSIS MAKROFAG SENYAWA KODE PC-2 DARI DAUN SIRIH MERAH
(Piper crocatum Ruiz & Pav.) SECARA IN-VIVO
In vivo activity study of macrophage phagocytosisby Pc-2 compound of Daun Sirih Merah
(Piper crocatum Ruiz & Pav.)

Desjardins M. dan Griffiths G. 2003. Phagocytosis: Journal of Chinese Integrative Medicine, 9:


latex leads the way. Current Opinion in Cell 1-18.
Biology. 15:498-503. Kustiawan PM., Wahyuono S., dan Yuswanto
Fehr T., Schoedon G., Odermatt B., Holtschke T., A. 2012. Isolasi dan Identifikasi Senyawa
Schneemann M., Bachmann MF., Mak TW., Imunostimulan Non Spesifik In Vitro dari
Horak I. and zinkernagel RM. 1997. Crucial Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz
role of interferon consensus sequence & Pav.). Thesis. Program Pascasarjana
binding protein, but neither of interferon Fakultas Farmasi UGM.
regulatory factor 1 nor of nitric oxide Leijh PCJ., Furth RV., dan Van Zwet TL. 1986. In
synthesis for protection against murine Vitro Determination of Phagocytosis and
listeriosis. J Exp. Med. 185(5):921-31. Intracellular Killing by Polymorphonuclear
Fitriyani, A., Winarti L., Muslichah S., dan Nuri. and Mononuclear Phagocytes, dalam
2011. Uji Antiinflamasi Ekstrak Metanol Cellular Immnunology (Weir DM., ed.).
Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz Blackwell Scientific Publications, Fourth
& Pav.) pada Tikus Putih. Majalah Obat Ed., Oxford.
Tradisional. 16(1):34-42 Manoi, F. 2007. Sirih Merah sebagai Tanaman
Hartini YS., Wahyuono S., Widyarini S., dan Obat Multi Fungsi.Warta Pusat Penelitian
Yuswanto A. 2011. Uji Aktivitas Fagositosis dan Pengembangan Perkebunan,13:2-6.
Makrofag Ekstrak Metanolik Daun Sirih Pangabdian S. 2012. The Effective Concentration
Merah (Piper crocatum Ruiz &Pav.) SecaraIn Of Red Betel Leaf (Piper Crocatum) Infusion
Vitro, Prosiding, ISBN 9786029187168. As Root Canal Irrigant Solution. Media
Seminar Nasional Pemberdayaan Pasien Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi),
dalam Self Management Diabetes Melitus 45(1).
untuk Meningkatkan Kualitas Hidup. Safitri, M. dan Fahma, F. 2008. Potency
Fakultas Farmasi Univ. Sanata Dharma. of Piper crocatum Decoction as an
Yogyakarta. Antihiperglycemia. Hayati, Journal of
Iwo MM., Fidrianny I., dan Martadiputra A. 2008. Bioscience 15: 45-48
Kajian Efek Imunomodulator Ekstrak Air Sanchez S., Paredes SD., Sanchez CL.,Barriga
Herba Tapak Dara (Chataranthus roseus C., Reiter RJ., and Rodriquez AB. 2008.
L..G.Don) pada mencit ddY. Prosiding Tryptophan Administration in rats
Kongres Ilmiah XVI ISFI 2008. Ikatan Sarjana Enhances Phagocytic Function and Reduces
Farmasi Indonesia. Jakarta. Hal: 167-171. Oxidative Metabolism. Neuro Endocrinol
Juliantina F., Citra DA., Nirwani B., NurmasitohT., Lett., 29(6):1026-1032.
dan Bowo TE.T. 2009. Manfaat Sirih Setyowati, NS. 2011. Studi komparatif komponen
Merah (Piper crocatum) sebagai Agen Anti kimia penyusun minyak atsiri daun sirih
Bakterial terhadap Bakteri Gram Positif merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.), sirih
dan Gram Negatif. Jurnal Kedokteran dan hijau (Piper betle L.), lada (Piper nigrum
Kesehatan Indonesia,1(1). L.) dan kemukus (Piper cubeba L.). Skripsi.
Kumar S., Gupta P., Sharma S., dan Kumar D. 2011. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
A Review on Immunostimulatory Plants. Sulistyani N., Sasongko H., Hertanti M., dan Lana

Volume 6, No. 1, Agustus 2013 77


Yustina Sri Hartini, Subagus Wahyuono, Sitarina Widyarini, Ag. Yuswanto

LM. 2007. Aktivitas Antimikroba Minyak Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar dan
Atsiri Daun Sirih Merah (Piper crocatum Biomedis, Sekolah Pascasarjana Universitas
Ruiz & Pav) terhadap Staphylococcus aureus, Gadjah Mada,Yogyakarta.
Escherichia coli, dan Candida albicans serta Wardhana, PW. 2011.Efek Antihiperglikemik
Identifikasi Komponen Kimianya. Media Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum)
Farmasi, 6:33-39. pada Tikus Putih (Rattus norvegicus).
Sundari, H. 2010. Standarisasi Ekstrak Etanol Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz Wijayanti MA., Supriyono, dan Fitri LK. 1999.
& Pav.). Skripsi. Prodi Farmasi FMIPA, Sekresi Tumor Necrosis Factor dan Reactive
Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Oxygen Intermediate oleh Makrofag
Suratmo. 2008. Aktivitas Antioksidan dan Peritoneum Mencit yang distimulasi dengan
antikanker Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Antigen Terlarut Plasmodium falciparum.
crocatum). Tesis. Prodi Ilmu Kimia Program Berkala Ilmiah Kedokteran, 31: 23-27.
Pascasarjana Fakultas Matematika dan Wiweko, OD. 2010. Uji Aktivitas Imunomodulator
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper
Mada, Yogyakarta. crocatum Lmk) terhadap Peningkatan Titer
Sustri L., Aryani N., dan Lukistyowati I. 2011. Imunoglobulin G dan Histopapatologi Tikus
Sensitivitas Larutan Sirih Merah (Piper yang Diinduksi Vaksin Hepatitis B. Skripsi.
crocatum) terhadap Pertumbuhan Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi.
Edwardsiella tarda. Skripsi. Fakultas Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Yulianti E., Rahayu T., Mercuriani IS. 2011. Potensi
Riau. Ekstrak Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz &
Wagner H., Kraus S., dan Jurcic K. 1999. Search Pav.) Sebagai Antikanker. Skripsi. Jurusan
for Potent Immunostimulating Agents from Pendidikan Biologi Fakultas Matematika
Plants and Other Natural Sources, dalam dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Immunomodulatory Agents from Plants, Negeri Yogyakarta.
(Wagner, H., ed.). Birkhauser Verlag, Basel, Zubier F., Bramono K., Widaty S., Nilasari H.,
Switzerland. Louisa M., dan Rosana Y. 2010. Efikasi Sabun
Wahyudi, Y.2010. Uji Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Sirih Merah dalam Mengurangi
Ekstrakn-heksana Daun Sirih Merah (Piper Gejala Keputihan Fisiologis. Majalah
crocatum Lmk.) terhadap Peningkatan Titer Kedokteran Indonesia,60(1): 9-14
Imunogobulin G pada Tikus Terinduksi
Vaksin Hepatitis B dan Uji Histopatologinya.
Skripsi. Program Studi Farmasi, Fakultas
Farmasi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Wahyuniari, IAI. 2006. Pengaruh Pemberian
Minyak Buah Merah (Pandanusconoideus
Lam.) pada Respon Imun Seluler Setelah
Infeksi Listeria monocytogenes. Tesis.

78 Volume 6, No. 1, Agustus 2013

Anda mungkin juga menyukai