Anda di halaman 1dari 3

A.

Manifestasi Klinik
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda
gangguan oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot
nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping
hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, posisi
tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas dengan bibir, ekspirasi memanjang,
peningkatandiameter anterior-posterior, frekuensi nafaskurang, penurunan
kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak
efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2015).Beberapa
tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea,
kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGD abnormal,
sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman),hipoksemia,
hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan
kedalaman nafas (NANDA, 2015).Selain itu tanda dan gejala gangguan
oksigenasi yaitu :
1. Suara napas tidak normal
1. Crakckles Fine crackles / crackles halus
Crackels kasar
2. Wheezing (mengi)
3. Ronchi Kering
Basah
4. stridor
5. pleura friction rub
2. Perubahan jumlah pernafasan
1. Normal : 16-24x/menit
2. Trachypnea : > 24x/menit
3. Bradipnea : < 16x/menit
 Macam macam pemberian O2 tambahan
1. Pemberian melalui nasal kanul
Tujuan  A. Memberikan oksigen dengan
konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan oksigen
minimal
B. Memberikan oksigen yang
tidak terputus saat klien
makan/minum(Aryani,2009:54)
2. Pemberian oksigen melalui masker oksigen
 Macam-macam bentuk masker:
A. Simple Fce mask, dengan kecepatan
aliran 5-8 liter/menit.
B. Rebreating mask, dengan kecepatan
aliran 8-12 liter/menit
C. Non rebeathing mask, dengan
kecepatan aliran 10-12 liter/menit

Tujuan  Memberikan tambahan oksigen


dengan kadar sedang dengan konsentrasi
dan kelembapan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan nasal
kanul(suparmi,2008:68)

3. Batuk disertai dahak

4. Penggunaan otot tambahan pernafasan (Retraksi) yaitu penarikan


pada dinding dada bagian bawah dalam keadaan bernapas.

5. Dispnea yaitu, merupakan sensasi yang dirasakan ketika bernapas


tetapi rasanya tidak cukup (sesak)

6. Penurunan keluaran urin

7. Penurunan ekspansi paru

8. Takhipnea yaitu, suatu kondisi yang menggambarkan pernapasan


yang cepat dan dangkal karena ketidakseimbangan antara karbondoksida
dan oksigen di dalam tubuh

B. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu : (Potter & Perry 2005)
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk memeriksa fungsi paru-paru dan untuk menentukan apakah
paru-paru terserang penyakit tertentu. Adapun contohnya adalah :
1) Spirometry
2) Tes difusi gas
3) Plestimografi tubuh
4) Tes latihan tekanan
5) Tes pencucian nafas
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberi informasi tentang difusi gas melalui membran kapiler
alveolar dankeadekuatan oksigenasi
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler. Normal saturasi oksigen 90-
100%
d. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan ,massa, fraktur, dan proses proses
abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel
spuntum/bendaasing yang menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi keruskan dan adanya lesi.
g. Flouroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misalnya: kerja jantung
dan kontraksi paru
h. CT- SCAN
Untuk mengidentifikasi adanya massa abnormal.

Anda mungkin juga menyukai