Anda di halaman 1dari 12

Percobaan I

A. Judul : Destilasi Zat Cair

B. Tujuan : Agar mahasiswa dapat memahami cara penggunaan dan prinsip kerja destilasi

C. Dasar teori

Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan titik
didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses
destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap
pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat
peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin.

Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik
didih cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni.
Kemudian uap ini didinginkan, pada pendinginan ini uap mengembun menjadi cairan murni
yang disebut destilat.

Proses destilasi diawali dengan pemanasan, zat yang memiliki titikdidih lebih rendah
akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenseryaitu alat pendingin. Proses
pendinginan tersebut kemudianmengkondensasikan uap air tersebut dengan kemurnian yang
relatif tinggi.Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkanseluruh
senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.( Syukri, 2007)

Destilasi merupakan penguapan suatu cairan dengan cara memanaskannya dan


kemudian mengembunkan uapnya kembali menjadi cairan. Destilasi sebagai proses
pemisahan dikembangkan dari konsep-konsep dasar: tekanan uap, kemenguapan, dan
sebagainya. Destilasi digunakan untuk pemisahan cairan-cairan dengan tekanan uap yang
cukup tinggi. Dengan kolom yang dirancang secara baik, dapat memisahkan cairan-cairan
dengan perbedaan tekanan uap yang kecil (tapi tidak campuran azeotrop). Destilasi
merupakan metode isolasi/pemurnian (Bahti, 1998).

Suatu zat cair mengandung atom-atom atau molekul yang tersusun berdekatan namun
masih dapat bergerak bebas dengan energi yang berlainan. Ketika suatu molekul zat cair
mendekati perbatasan fasa uap-cair dan memiliki energi yang cukup, maka zat tersebut dapat
berubah dari fasa cair menjadi fasa gas. Hanya molekul-molekul yang memiliki energetika
yang cukup yang dapat mengatasi gaya yang mengikat antarmolekul dalam fasa cair sehingga
dapat melepaskan diri ke dalam fasa gas. Beberapa molekul yang berada dalam fasa uap di
atas zat cair, ketika mendekati permukaan zat cair tersebut, dapat memasuki fasa cair kembali
sehingga menjadi bagian dari fasa yang terkondensasi. Pada saat proses ini terjadi, molekul-
molekul tersebut memperkecil energi kinetiknya, sehingga gerakannya lebih lambat.
Pemanasan terhadap zat cair menyebabkan banyak molekul memasuki fasa uap. proses
pendinginan uap merupakan kebalikan dari proses ini.

Ketika sistem berada dalam kesetimbangan, karena banyak molekul zat cair yang
memasuki fasa uap dan kemudian kembali lagi dari fasa uap menjadi cair, maka dapat
terukur tekanan uapnya. Jika sistem tetap bertahan dalam kesetimbangan, bahkan ketika
energinya dinaikkan, banyak molekul dalam fasa cair akan memiliki energi yang mencukupi
untuk berubah menjadi fasa uap. Walaupun banyak molekul yang juga kembali dari fasa uap
ke dalam fasa cair, namun jumlah molekul dalam fasa uap bertambah dan tekanan uap akan
naik. Jumlah molekul dalam fasa uap sangat bergantung pada suhu, tekanan dan kekuatan
gaya tarik antarmolekul di dalam fasa cair dan volume sistem. Jika dua komponen berbeda
(A dan B) terdapat dalam fasa cair, uap di atas permukaan fasa cair akan mengandung
beberapa molekul setiap komponen. Jumlah molekul A dalam fasa uap akan ditentukan oleh
tekanan uap A dan fraksi mol A dalam campuran. Dengan kata lain, jumlah relatif komponen
A dan B dalam fasa uap akan berhubungan erat dengan tekanan uap tiap zat cair murni.
Hubungan ini secara matematis diungkapkan menurut hukum Raoult:

P total = PA + PB, dimana PA = PºAXA dan PB = PºBXB

PA = tekanan parsial A

PB = tekanan parsial B

PºA = tekanan uap murni A

PºB = tekanan uap murni B

XA = fraksi mol A dalam fasa cair

XB = fraksi mol B dalam fasa cair

1. Destilasi Sederhana

Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang
jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan
titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk
menjadi gas. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.  Aplikasi destilasi sederhana
digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol

2.  Destilasi Uap

Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik


didih mencapai 200 °C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini
dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau
air mendidih. Sifat yang fundamental dari destilasi uap adalah dapat mendestilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air. Aplikasi dari destilasi uap adalah
untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus
dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum
dari tumbuhan. Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran
dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas
menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.

3.  Destilasi Vakum

Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak
stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya
atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi ini tidak dapat
digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jikakondensornya menggunakan
air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk
mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai
penurun tekanan pada sistem destilasi ini.

4. Azeotrop

Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik
didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil destilasi
menjadi tidak maksimal. Komposisi dari azeotrope tetap konstan dalam pemberian atau
penambahan tekanan. Akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan
komposisi dari azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap,
yang komposisinya harus selalu konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke
campuran yang dihasilkan dari saling memengaruhi dalam kekuatan intramolekuler
dalam larutan. Azeotrop dapat didestilasi dengan menggunakan tambahan pelarut
tertentu, misalnya penambahanbenzena atau toluena untuk memisahkan air. Air dan
pelarut akan ditangkap olehpenangkap Dean-Stark. Air akan tetap tinggal di dasar
penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan air lagi. Campuran
azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.
D. Alat Dan Bahan
a. Alat
No Nama Alat kategori Gambar Fungsi
1. Labu ldestilasi I Digunakan sebaga tempat
atau wadah larutan yang
akan di Distilasi

2. Pipet tetes I Digunakan untuk


mengambil larutan yang
berbentuk larutan dengan
skala kecil

3. Kondensor I Digunakan sebagai


pendingin uap yang
dihasilkan dari pemanasan
sehingga terjadi
pengambunan

4. Statif dan klem I Digunak sebagai penjepit


dan penopang pada alat
distilasi

5. Penangas II Digunakan sebagai alat


memanasan sampel yang
ada di labu distilasi

6. Termometer I Digunakan sebagai alat


pengukur suhu pada labu
distilasi
7. Gelas kimia I Digunakan sebagai tempat
larutan yang akan di
identifikasi

8. Corong I Digunakan sebagai alat


ketika memindahkan suatu
larutan kedalam wadah
yang memiliki lubang
masuknya yang kecil

9. Penyumbat I Digunakan sebagai


pembahambat agar uap dari
hasil pemanasan sampel
pada labu distilasi tidak
akan keluar
b. Bahan
No Nama bahan Kategor Sifat fisik Sifat kimia
i
1. aquades umum  Berbentuk: cairan  Memiliki pH-7
 Titik didih: 100oc  Tidak dapat
 Tidak berbau terbakar
 Warnanya: bening  Merupakan pelarut
yang universal
 Tidak beracun
2. Etil asetat khusus  Berbentuk : cairan  Dapat larut air
 Titik didih: 77,1oc  Bersifat polar
 Berwarna: bening  Mudah terbakar
 Berbau yang khas
3. Batu didih umum Bertuknya: kasar dan Tidak dapat larut dengan
berpori pelarut apapun
Berwarna: merah jambu
E. Prosedur Kerja
40 ml larutan sampel C

Memasukkannya ke dalam labu 3 leher destilasi

Memasukkan beberapa batu didih

Memasukkan termometer bersamaan dengan


penyumbat pada labu distilasi

Memanaskan labu destilasi dan mengamati suhu saat


terjadi tetesan pertama pada sampel

Menentukan larutan sampel dengan melihat data yang


telah di dapatkan
Destilat menetes pada suhu 570C dan 94oC
diprediksi bahwa senyawa tersebut
adalah etil asetat dan aquades
F. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Merangkai 1 set alat distilasi sederhana Alat distilasi siap digunakan

2. Memasukkan sampel terdiri dari 2 Larutan sampel bercampur dan berwarna


campuran masing-masing 20 mL bening
3. Menambahkan 3 bitur batu didih dan Batu didih berada dalam labu destilasi
menyiapkan erlenmeyer tepat dibawah bercampur dengan larutan sampel
mulut kondensor
4. Memanaskan larutan sampel sampai Sampel menguap dan uapannya berubah
mendidih menjadi titik – titik cairan dan menetes
menuju erlenmeyer

5. Mencatat suhu - Suhu 1: 57 - 62oC


- Suhu 2: 94 - 100oC

6. Mengidentifikasi masing – masing - Larutan pertama yang menguap


larutan sampel yang belum diketahui
adalah larutan etil asetat
- Larutan kedua yang menguap adalah
aquadest
G. Pembahasan
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan
titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen.
Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan
dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka
perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin.
Pada percobaan ini dilakukan untuk mendeteksi atau mengidentifikasi larutan
sampel dengan menggunakan destilasi sederhana.langkah pertama yang dilakukan adalah
merangkai alat untuk destilasi, kemudian memasukkan dua campuran larutan sampel
yang belum diketahui kedalam labu destilasi dan ditambahkan batu didih sebanyak tiga
potong. Kemudian memanaskan larutan hingga mendidih. Setelah larutan mendidih kita
mengamati suhu saat terjadi penguapan pada sampel dan menentukan larutan tersebut
dengan cara mengidentifikasinya.
Pada saat larutan sampel dipanaskan kita mendapatkan titik didih pada erlemeyer
pertama dengan suhu 57OC - 62 OC dalam keadaan konstan dan memiliki aroma yang
khas seperti etilena glikol tetapi lebih tidak menyengat baunya. Dari data – data yang kita
amati dari warna, bau, dan titik didih kita menyimpulkan bahwa ciri – ciri dari larutan
sampel pada erlenmeyer pertama adalah etil asetat. Tetapi larutan dalam erlemeyer
pertama ini adalah larutan tidak murni, hal ini jelas menunjukkan bahwa tetesan destilat
pertama memiliki titik didih dibawah zat murninya. Untuk titik didih etil asetat adalah
77,1OC. Penyebabnya adalah lemahnya ikatan yang terbentuk antar
molekul zat murni dengan pelarut sehingga penguapan akan lebih
mudah terjadi, berbeda dengan ikatan zat murni yang lebih kuat dan
stabil. Tekanan uap pada campuran juga lebih rendah dikarenakan
adanya perbandingan jumlah zat pada campuran atau disebut dengan
fraksi yang sesuai dengan hukum Raoult. Karena ada fraksi dalam
suatu campuran menyebabkan tekanan campuran akan lebih rendah
dan karena tekanan uap rendah (tekanan yang dibutuhkan untuk
menguapkan zat) mengakibatkan suhu yang dibutuhkan untuk
menguapkan zat juga rendah, suhu berbanding lurus dengan tekanan
(persamaan gas ideal).
Selanjutnya pada erlenmeyer kedua setelah pemanasan kita mendapatkan
titik didih dengan suhu 94oC - 100 oC dalam keadaan konstan dan tidak terdapat bau maka
dapat langsung diketahui bahwa pada larutan kedua adalah aquades karna dari data – data
yang ada sudah langsung diketahui larutan pada erlenmeyer kedua.
Sebelum kita mendapatkan dan menyimpulkan masing – masing larutan yang akan
diidentifikasi kita telah mengkumpulkan data – data yang sesuai dengan lartan yang mirip
dengan data yang ada mulai dari kelarutannya, titik didih, bau dan warnanya.
H. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Destilasi
merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan titik didik atau titik
cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses destilasi
terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap
pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat
peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin. Dan pada campuran
larutan tersebut setelah didestilasi dapat diidentifikasi larutannya yaitu etil asetat dan
aquadest.
Daftar Pustaka
Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Universitas Padjajaran. Bandung.

Soebagio, Dkk. 2005. Kimia Analitik II. Universitas Negeri Malang: Malang
Syukri.2007. Kimia Dasar 2. Penerbit ITB. Bandung

Tim, Teaching. 2019. Penuntun praktikum Dasar – Dasar Pemisahan Analitik. UNG : Gorontalo
Laporan Praktikum dasar – dasar pemisahan analitik

MODUL I
Destilasi zat cair
Oleh
Nama : Sri Ingke Ismail
Nim : 441417028
Kelas :B
Kelompok : 4 (Empat)
Rekan Kerja :
1. Mahdi Kilo
2. Dewi Saskia Mamonto
3. Rilasti Yunus
4. Sintia Buntayo

Jurusan kimia
Fakultas matematika dan ipa
Universitas negeri gorontalo
2018

Anda mungkin juga menyukai