Oleh
Kelompok 8
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan Makalah .......................................................................................3
D. Manfaat Makalah .....................................................................................3
BAB II: PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis fungsi……………………………………………………….4
B. Persamaan dan Pertidaksamaan…………….........................................4
C. Variabel……………………….................................................................6
BAB III: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 78
B. Saran................................................................................................ 78
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
FUNGSI
Fungsi dalam istilah matematika adalah pemetaan setiap anggota
sebuah himpunan (dinamakan sebagai domain) kepada anggota himpunanyang lain
(dinamakan sebagai kodomain). Istilah ini berbeda pengertiannya dengan kata yang
sama yang dipakai sehari-hari, seperti “alatnya berfungsi dengan
baik.” Konsep fungsi adalah salah satu konsep dasar dari matematika dan
setiap ilmu kuantitatif. Istilah "fungsi", "pemetaan", "peta", "transformasi", dan
"operator" biasanya dipakai secara sinonim.
Anggota himpunan yang dipetakan dapat berupa apa saja (kata, orang, atau objek
lain), namun biasanya yang dibahas adalah besaran matematika seperti bilangan riil.
Contoh sebuah fungsi dengan domain dan kodomain himpunan bilangan riil
adalah y=f(2x), yang menghubungkan suatu bilangan riil dengan bilangan riil lain
yang dua kali lebih besar. Dalam hal ini kita dapat menulis f(5)=10.
*Fungsi sebagai relasi
Sebuah fungsi f dapat dimengerti sebagai relasi antara dua himpunan, dengan unsur
pertama hanya dipakai sekali dalam relasi tersebut.
1
Pada diagram di atas, X merupakan domain dari fungsi f, Y merupakan kodomain
Domain adalah daerah asal, kodomain adalah daerah kawan, sedangkan range adalah
daerah hasil
Konstanta adalah suatu bilangan nyata yang nilainya tidak berubah-ubahdalam suatu
model tertentu. Koefisien adalah angka pengali konstan terhadap variabelnya.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
D. Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari penelitian untuk makalah ini antara lain:
1. Bagi pembaca makalah ini adapun manfaat yaitu sebagai tambahan informasi dan
wawasan.
2. Bagi pemerhati matematika, sebagai tambahan pengetahuan bidang
matematika, khususnya dalam materi fungsi, variabel, konstanta dan hubungan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menjelaskan tentang jenis-jenis fungsi, hubungan persamaan
dan pertidaksamaan dan devinisi dari variabel.
A. Jenis-jenis fungsi :
Fungsi injektif
Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satu atau fungsi injektif jika dan hanya jika
untuk sebarang a1 dan a2 dengan a1 tidak sama dengana2 berlaku f(a1) tidak
sama dengan f(a2). Dengan kata lain, bila a1 = a2 maka f(a1) sama dengan f(a2).
Fungsi surjektif
Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada atau fungsi surjektif jika dan hanya jika
untuk sembarang b dalam kodomain B terdapat paling tidak satua dalam
domain A sehingga berlaku f(a) = b. Dengan kata lain, suatu kodomain fungsi
surjektif sama dengan kisarannya (range).
Fungsi bijektif
Fungsi f: A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika untuk
sebarang b dalam kodomain B terdapat tepat satu a dalam domain A sehingga f(a)
= b, dan tidak ada anggota A yang tidak terpetakan dalam B. Dengan kata lain, fungsi
bijektif adalah sekaligus injektif dan surjektif.
4
Jawab :
a. x2 + 5x + 7 = 0
a = 1, b = 5, c = 7
D = b2 – 4ac
= (5)2 – 4(1)(7)
= 25 – 28
= -3
D<0
Maka kedua akarnya imajiner
5
C. Variabel
Contoh:
Misalnya saja tentang konsep anak-anak tadi, di antara sekian karakteristik yang bisa
diukur, Anda lebih tertarik untuk menimbang beratnya, maka:
6
Contoh kasus lain misalnya, jika Anda sedang mempelajari sekelompok tanaman
tomat (konsep), variabel-variabel berikut mungkin menjadi pertimbangan Anda:
tinggi, lebar, jumlah daun, dan jumlah buah, dan berat tomat. Contoh variabel
lainnya adalah warna mata, IQ, tingkat pendidikan, status sosial, metode mengajar,
jenis pupuk, jenis varietas, jenis obat, semuanya adalah variabel karena
karakteristiknya berbeda-beda.
Karakteristik dari suatu variabel harus beragam atau berubah-ubah. Sebaliknya, jika
karakteristik semuanya sama, maka satuan pengamatan tersebut bukan lagi variabel,
melainkan konstanta. Konstanta adalah angka tertentu yang nilainya selalu tetap
pada semua kondisi, misalnya kecepatan cahaya, gaya gravitasi, dsb. Namun
demikian, suatu variabel bisa saja menjadi konstanta apabila nilainya di buat sama.
Misalnya, jenis kelamin adalah variabel, namun apabila satuan pengamatan yang kita
amati hanya dibatasi pada jenis kelamin perempuan saja, maka jenis kelamin berubah
menjadi konstanta, karena nilainya sama pada semua kondisi.
Pembagian Variabel
Variabel bisa dibagi berdasarkan: Perananan, cara pengukuran, dan bisa tidaknya
diukur secara langsung.
7
Apabila kita ingin melihat pengaruh pemberian dosis pupuk yang berbeda terhadap
pertumbuhan tanaman, maka:
8
Variabel Independent (IV).
Sebagai Contoh:
Metode mengajar dan pupuk organik bisa dimanipulasi atau ditentukan oleh peneliti.
Tidak semua variabel independent bisa dimanipulasi, misalnya attribute yang sudah
melekat pada suatu objek. Contohnya: Jenis Kelamin, Usia, Kemiringan lereng,
ketinggian tempat, dsb.
Variable dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
dari variabel independent. Variabel dependent, dalam bahasa Indonesia sering
disebut sebagai peubah tak bebas, variabel terikat, tergantung, respons, variabel
output, criteria, atau konsekuen.Variabel ini merupakan fokus utama dari
penelitian. Variabel inilah yang nilainya diamati dan diukur untuk menentukan
pengaruh dari variabel independent. Nilainya bisa beragam dan tergantung pada
besarnya perubahan variabel independent. Artinya, setiap terjadi perubahan
(penambahan/pengurangan) sekian kali satuan variabel independen, diharapkan akan
menyebakan variabel dependen berubah (naik/turun) sekian satuan juga. Secara
matematis, hubungan tersebut mungkin bisa digambarkan dalam bentuk persamaan Y
= a + bX. Misalnya, Y = Hasil (ton) dan X = pupuk Urea (kg), maka setiap pupuk
urea dinaikkan/atau diturunkan sebesar b (kg), maka hasil naik/turun sebesar b (ton)
dan apabila tidak di berikan pupuk (b=0),
9
maka hasilnya adalah sebesar a (ton). Pola hubungan antara kedua variabel tersebut
bisanya di kaji dalam penelitian asosiasi atau prediksi, biasanya diuji dengan
menggunakan Analisis Regresi.
Varibel Moderator
10
Contoh kasus 1:
Perhatikan, sebuah penelitian untuk melihat perbedaan diantara dua metode mengajar
statistika, misal Metoda A dan Metode B. Jika siswa laki-laki lebih baik dengan
Metode A, sedangkan siswa perempuan lebih baik dengan Metode B, maka jenis
kelamin merupakan variabel mederator.
Contoh Kasus 2:
Misalnya pengaruh pupuk anorganik terhadap hasil tanaman padi. Hasil analisis
menunjukkan tidak ada pengaruh penggunaan pupuk anorganik terhadap hasil padi,
padahal secara teoritis harusnya terjadi perbedaan. Mengapa demikian?? Setelah
diselidiki, ternyata ada variabel lain (misalnya varietas) yang tidak dimasukkan ke
dalam model ataupun tidak dikontrol (diseragamkan), sehingga ikut mempengaruhi
keragaman hasil padi. Variabel tersebut adalah variabel moderator, yang seharusnya
dimasukkan juga ke dalam model. Hal ini misalnya ditunjukkan dengan adanya
perbedaan respon di antara varietas padi. Varietas unggulan lebih responsif terhadap
pupuk anorganik, sedangkan varietas lokal tidak terlalu responsif bahkan cenderung
hasilnya cenderung menurun.
11
Contoh kasus 3:
Misalnya pelatihan yang diikuti staf administrasi suatu perguruan tinggi dengan
harapan bisa meningkatkan ketrampilan dalam menyelesaikan tugas-tugas
administrasi. Seluruh karyawan yang diikutsertakan memiliki jenjang pendidikan
yang sama, D3. Setelah pelatihan selesai kemudian dilakukan tes ketrampilan. Setelah
diamati, ternyata kemampuan karyawan yang berasal dari D3 Manajemen, memiliki
ketrampilan yang lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang berasal D3
Pertanian. Jelas disini bahwa adanya perbedaan tersebut dikarenakan adanya
perbedaan kemampuan dalam menyerap materi yang disampaikan ketika
melaksanakan pelatihan. Karyawan D3 manajemen lebih antusias dalam mengikuti
Pelatihan dibandingkan dengan D3 Pertanian karena mereka relatif lebih mudah
dalam memahami materi (sesuai dengan bidangnya). Pada contoh kasus tersebut
pelatihan adalah variabel independen, prestasi kerja adalah variabel dependen, dan
latar belakang pendidikan adalah variabel moderator.
Dari ketiga contoh kasus tersebut, bisa disimpulkan bahwa variabel moderator
berpengaruh nyata (memiliki kontribusi yang signifikan) terhadap kemampuan
variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.
Variabel Intervening/mediator.
12
Banyak siswa, saya, bahkan sebagian peneliti yang masih kesulitan dalam
membedakan antara variabel moderator dengan variabel pengganggu yang satu ini,
intervening (mediator) maksudnya.
13
Contoh:
Pengaruh pemberian pupuk anorganik terhadap hasil padi. Misalnya saja, varietas
sudah dimasukkan ke dalam model atau varietasnya dibuat sama (varietas unggulan),
tetapi hasinya tetap saja tidak signifikan. Mengapa?? Setelah diteliti secara seksama,
ternyata tanaman padi yang di beri pupuk tersebut misalnya menjadi rentan terhadap
serangan penyakit/hama sehingga sebagian besar lahan terkena serangan
hama/penyakit, akibatnya hasil padi tidak meningkat. Variabel Intervening adalah
Serangan Penyakit/Hama.
Tambahan:
Terdapat beberapa literatur yang mengatakan ada variabel lain selain variabel yang
sudah disebutkan di atas, yaitu Variabel Kontrol. Variabel kontrol adalah variabel
yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependent tidak dikacaukan oleh pengaruh faktor lain yang tidak
kita diamati. Dengan kata lain, variabel lain yang dapat mempengaruhi hubungan
antara variabel independent dengan variabel dependent, berusaha dihilangkan atau di
netralkan atau di kontrol atau diseragamkan! Dengan demikian, diharapkan variabel
yang memberi keragaman terhadap variabel dependent hanyalah variabel independent
yang ingin dipelajari pengaruhnya, yang dikenal dengan perlakuan atau treatment!
14
Paradok:
“Variabel kontrol adalah variabel yang dibuat konstan sehingga tidak bervariasi
atau seragam.. ” – vs – “suatu objek bisa dikatakan variabel apabila nilainya beragam,
apabila tidak, tidak lagi dinamakan variabel tapi konstanta“
Menurut saya, mungkin lebih tepat apabila variabel kontrol ini menggunakan istilah
variabel yang di kontrol (Controlled Variable).
Kuantitatif (diskrit/kontinyu)
o Rasio
o Interval
Kualitatif
o Ordinal ada tingkatan
o Nominal tidak ada tingkatan
15
Berdasarkan bisa/tidaknya diukur secara langsung
16
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab II, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1) Penjelasan tentang suatu jenis-jenis fungsi.
2) Mencari tahu hubungan persamaan dan pertidaksamaan dengan matematika
ekonomi.
3) Telah menjelaskan tentang devinisi dari variabel dan pembagian variabel.
17