Anda di halaman 1dari 17

Kerangka Kerja Konseptual

Yang Mendasari Akuntansi Keuangan

Mata Kuliah : Akuntansi keuangan I


Dosen Mata Kuliah : I Made Endra Lesmana Putra, SE. M.Si.Ak, CA

Oleh :
Kelompok II
Kelas : II B Akuntansi (sore)
Anggota Kelompok :
Ni Komang Dian Sugiantari (11/1902022349)
I Dewa Ayu Ratih Widiani (12/1902022350)
Ni Luh Putu Cinta Sonya Dewi (13/1902022352)
Arya Agus Indra Dwi Parawangsa (14/1902022354)
Ni Kadek Larashati Panditha Dewi (15/1902022355)
Ni Putu Widiastiti (35/1902022379)

Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Bisis Dan Pariwisata
Universitas Hindo Indonesia
2020
I. Kerangka Dasar Konseptual.
Menurut FASB (Financial Accounting Standards Board), kerangka dasar atau
kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri
dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi
penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Atau secara singkat kerangka kerja konseptual
merupakan sistem yang memuat tujuan serta konsep dasar dari fungsi laporan keuangan.
Kerangka kerja ini memiliki tujuan untuk menyediakan struktur yang digunakan pada teori
akuntansi.
Dari segi tujuan, kerangka konseptual akan mengindentifikasikan sasaran dan maksud
akuntansi, sedangkan dari segi fundamental adalah konsep yang mendasari akuntansi,
konsep yang memberikan petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur
kejadian tersebut, meringkas dan mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Mengapa kerangka ini dianggap penting? Kerangka konseptual akuntansi keuangan
digunakan karena memiliki landasan alasan sebagai berikut :
1. Bermanfaat dan berhubungan dengan penentuan standar akuntansi serta bangunan
konsep dan tujuan yang sudah ditetapkan.
2. Memudahkan kita memecahkan masalah yang terkait dengan praktik baru dan
mungkin mengandung risiko tinggi.
3. Membantu kita untuk memahami penggunaan laporan keuangan dan menimbulkan
rasa percaya pada laporan keuangan tersebut.
4. Mendukung komparabilitas (kemampuan untuk dibandingkan) pada laporan
keuangan banyak perusahaan.

A. Kebutuhan Akan Kerangka Konseptual.


1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai
laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar
laporan keuangan perusahaan.
2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada
kerangka teori yang telah ada.

B. Tujuan Kerangka Dasar Ini  Digunakan Sebagai Acuan.


1. Komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya.
2. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar akuntansi keuangan.
3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
C. Tingkatan Kerangka Dasar Konseptual.
Tingkatan kerangka dasar konseptual dibagi menjadi 3 bagian atau 3 level, dan
dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Level 1 : Tujuan Utama Pelaporan Keuangan.


Pelaporan keuangan dibuat dengan tujuan tertentu dan pasti yaitu sebagai media
pemberi informasi yang diharapkan memiliki manfaat terhadap para pembuat
keputusan, membantu menentukan jumlah, waktu, hingga memperkirakan
ketidakpastian aliran kas yang mungkin terjadi, sampai menyediakan informasi yang
memuat sumber-sumber ekonomi, tuntutannya, dan perubahan yang mungkin terjadi
di dalamnya.
Tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang :
a. Bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit.
b. Membantu penilaian arus kas pada masa yang akan dating
c. Membantu mengidentifikasi sumberdaya perusahaan (harta), kewajiban, serta
perubahan kedua unsur tersebut.
Pelaporan keuangan ini memiliki tujuan tersendiri yang bisa kita klasifikasikan
menjadi 3 bagian besar, yaitu tujuan secara luas, tujuan secara sempit, dan tujuan
yang terakhir. Laporan keuangan memiliki tujuan secara luas sebagai pemuat
informasi untuk penggunanya dalam pembuatan keputusan. Tujuan secara sempit
laporan ini adalah penyampaian informasi yang memiliki kaitan dengan kepentingan
berbagai pihak. Lantas, tujuan yang terakhir adalah menyampaikan informasi yang
bisa berfungsi menentukan prospek aliran kas suatu bisnis.

2. Level 2 : Konsep Fundamental.


Dalam level dua ini, konsep fundamental merupakan dasar yang menjembatani
antara permasalahan tujuan akuntansi serta bagaimana dengan akuntansi yang
menyangkut masalah pengakuan serta pengukuran. Level dua ini memiliki 2 poin
penting yang termasuk dalam konsep fundamental laporan keuangan sebagai berikut
a. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi.
Informasi akuntansi memiliki karakteristik yang membuatnya bisa dinilai
tentang kepantasannya untuk digunakan. Karakteristik tersebut merupakan
karakteristik tipe kualitatif yang artinya pengukuran nya bukan dengan angka dan
satuan pasti, namun dilihat dari beberapa variabel seperti siapa pembuat
keputusan dan bagaimana kepahaman nya, variabel kualitas utama informasi
akuntansi yang harus relevan dan bisa dipercaya, hingga memiliki kekuatan untuk
dibandingkan (comparability) dan konsistensi.
b. Elemen Laporan Keuangan.
Sebuah laporan keuangan harus memuat elemen-elemen utama yang
menjadikannya lengkap dan layak digunakan. Elemen utama laporan keuangan
tersebut antara lain: aktiva, pasiva, ekuitas, investasi, distribusi, pendapatan, biaya,
keuntungan, dan kerugian.

3. Level 3 : Konsep Pengakuan dan Pengukuran.


Pada level ini, konsep pengakuan dan pengukuran dibagi menjadi 3 elemen yaitu :
a. Asumsi Dasar.
Poin ini penting untuk dipahami sehingga kita bisa mengerti cara-cara
tertentu yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Inilah dasar struktur akuntansi
keuangan. Asumsi dasar dibagi menjadi empat bagian dasar antara lain: entitas
ekonomik, kesinambungan usaha, unit moneter, dan periodisasi akuntansi.
b. Prinsip.
Prinsip dikenal sebagai pedoman untuk mengakui transaksi badan usaha
dan ini berkaitan dengan bagaimana aktiva, pasiva, pendapatan, dan biaya
diidentifikasi, diukur, sampai dengan dilaporkan. Empat prinsip yang dikenal
dalam akuntansi adalah Kos Historis, Pengakuan Pendapatan, Penandingan, dan
Pengungkapan Penuh.
Kos Historis menjelaskan tentang pengakuan aktiva dan kewajiban setara
dengan kos atau harga perolehan. Pengakuan Pendapatan merupakan prinsip dasar
untuk mengakui pendapatan dengan memenuhi syarat telah atau bisa
direalisasikan dan telah menjadi hak. Penandingan adalah prinsip yang
menyebutkan biaya harus disetarakan dengan pendapatan secara layak pada
periode tertentu. Sementara itu prinsip Pengungkapan Penuh merupakan prinsip
yang mengatur soal informasi yang harus dilaporkan agar bisa memengaruhi
pertimbangan tentang keputusan yang harus diambil para pengguna informasi.
c. Batasan.
Empat batasan akuntansi keuangan antara lain hubungan antara kos dan
manfaat, materialitas, praktik dalam industri, dan konservatif. Hubungan antara
kos dan manfaat menjelaskan bahwa manfaat informasi akuntansi harus bisa lebih
besar jika dibandingkan dengan kos atau harga perolehan. Materialitas
menjelaskan bahwa ketika sebuah item dicantumkan atau mungkin dihilangkan
pasti akan memengaruhi pertimbangan seseorang secara wajar. Praktik dalam
industri mewajibkan kita untuk memahami sifat khas suatu badan bisnis.
Konservatif merupakan prinsip yang diterapkan pada kondisi penuh keraguan
tentang perlakuan akuntansi yang akan dipakai.

II. Tujuan Laporan Keuangan


Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia tujuan laporan keuangan adalah “Menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan”.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama
sebagian besar pemakai. Namun, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi
yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara
umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan
untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau
pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat
keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau
menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali
atau mengganti manajemen.
Pembuatan Laporan Keuangan oleh suatu perusahaan tentunya ada tujuan yang
ingin dicapai. Adapun beberapa tujuan umum pembuatan laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1. Untuk membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan dapat membantu suatu
perusahaan sebagai bahan evaluasi dan perbandingan dampak keuangan yang terjadi
akibat dari suatu keputusan ekonomi.
2. Untuk membantu perusahaan dalam menilai dan memprediksi pertumbuhan
bisnis di masa depan.
Dengan adanya informasi keuangan, maka suatu perusahaan dapat menilai
bagaimana kondisi perusahaan di masa sekarang dan meramalkan kondisi perusahaan
di masa mendatang.

3. Untuk menilai aktivitas pendanaan dan operasi perusahaan.


Informasi mengenai kondisi keuangan juga dapat membantu suatu perusahaan
dalam menilai aktivitas investasi dan kemampuan operasional perusahaan tersebut
pada satu periode tertentu.
IAI (2009) menyatakan “Laporan keuangan berisikan : neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu laporan
keuangan berfungsi untuk:
1. Mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu melalui
laporan historis yang secara sistematis memberikan informasi menyeluruh mengenai
aktiva, hutang serta modal yang dikenal dengan nama Neraca (Balance Sheet).
2. Mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu melalui
laporan historis yang secara sistematis memberikan informasi menyeluruh mengenai
penghasilan, biaya serta laba atau rugi yang diperoleh yang dikenal dengan nama
Laporan Laba Rugi (Income Statement).
3. Mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu melalui
laporan historis yang secara sistematis memberikan informasi menyeluruh mengenai
aktivitas investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan, yang dikenal
dengan nama Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Owners Equity atau
Statement of Stockholders Equity).
4. Setiap laporan tersebut menyediakan informasi yang berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya namun saling berkaitan karena mencerminkan aspek yang berbeda dari
transaksi-transaksi atau peristiwa-peristiwa lain yang sama.

Adapun fungsi laporan keuangan secara umum, diantaranya :


1. Sebagai Bahan Review.
Financial statement dapat memberikan data atau informasi yang komprehensif
tentang posisi keuangan perusahaan. Hal ini bisa menjadi ulasan mengenai kondisi
perusahaan secara menyeluruh, khususnya kondisi keuangan (aset, utang, biaya
operasional, dan lain-lain).
2. Sebagai Pedoman Membuat Keputusan.
Salah satu fungsi penting dibuatnya laporan mengenai kondisi keuangan
perusahaan adalah sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan penting
bagi perusahaan.
3. Membantu Menciptakan Strategi Baru
Selain membantu proses pengambilan keputusan penting, financial statement juga
dapat dipakai untuk menciptakan strategi baru oleh perusahaan dalam upaya
meningkatkan performa usahanya.
4. Meningkatan Kredibilitas Perusahaan
Perusahaan yang membuat financial statement menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut telah menerapkan suatu sistem perekapan data yang terpercaya, akurat, dan
tidak sembarangan dalam mengambil keputusan. Para pemegang saham tentu lebih
percaya menginvestasikan uang mereka kepada perusahaan yang dipercaya dan
memiliki kredibilitas yang baik.

III. Asumsi Dasar.


Asumsi Dasar adalah acuan atau ketetapan yang menjadi landasan dalam membuat
laporan keuangan. Atau asumsi dasar akuntansi adalah anggapan-anggapan yang
digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikkan. 4 Asumsi Dasar yang
melandasi akuntansi keuangan, antara lain :
1. Asumsi Entitas Ekonomi (Economic Entity Assumption).
Konsep ini memandang perusahaan sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri,
terpisah dari pemiliknya. Atau dengan kata lain perusahaan dianggap sebagai unit
akuntansi yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain.
Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau
pemilik. Dengan anggapan seperti ini maka transaksi-transaksi perusahaan dipisahkan
dari transaksi-transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencatatan dan
laporan dibuat untuk perusahaan tadi.
2. Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity).
Asumsi dasar akuntansi yang kedua adalah kontinuitas usaha. Konsep ini
menganggap bahwa suatu perusahaan akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak
akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang.
Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan ada tersedia
cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan
perjanjian-perjanjian. Oleh karena itu dibuat berbagai metode penilaian dan
pengalokasian dalam akuntansi yang didasarkan pada konsep ini.
Sebagai contoh adalah prosedur amortisasi dan depresiasi. Jadi bila tidak terdapat
bukti yang cukup jelas bahwa suatu perusahaan itu akan berhenti usahanya maka
kesatuan usaha itu harus dipandang akan hidup terus. Tapi bila terdapat bukti yang
jelas bahwa suatu perusahaan umurnya terbatas, misalnya dalam hal joint venture,
maka anggapan kontinuitas usaha ini tidak lagi digunakan.
3. Asumsi Unit Moneter ( Monetary Unit Assumption).
Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau
aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu.
Beberapa transaski yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan
menggunakan ukuran unit fisik atau waktu. Tapi karena tidak semua transaksi itu bisa
menggunakan ukuran unit fisik yang sama sehingga akan menimbulkan kesulitan-
kesulitan di dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. Untuk mengatasi
masalah ini maka semua transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan
dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang
digunakan adalah mata uang dari negara di mana perusahaan itu berdiri.
Perencanaan transaksi dengan menggunakan ukuran mata uang pada saat
terjadinya suatu transaksi disebut pencatatan yang didasarkan ada biaya historis.
Asumsi dasar akuntansi ini digunakan dengan suatu anggapan bahwa daya beli unit
moneter yang dipakai adalah stabil dari perubahan-perubahan daya beli yang terjadi
tidak akan mengakibatkan penyesuaian-penyesuaian.
Namun jika terjadi perubahan daya beli yang besar (terutama dalam keadaan
inflasi) maka laporan-laporan keuangan yang disusun dengan dasar biaya historis
akan memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan keadaan dan dengan demikian
kegunaannya akan berkurang.
4. Asumsi Periodisitas (Time Period/Periodicity).
Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan
mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi. Namun, pengambil
keputusan tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu.
Asumsi periodisitas (periodicity assumption) atau periode waktu menyiratkan bahwa
aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial
periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan
.
Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain
dengan volume dan laba yang berbeda. Masalah yang timbul adalah pengakuan dan
pengalokasian ke dalam periode-periode tertentu di mana dibuat laporan-laporan
keuangan. Laporan-laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya. Agar
berguna bagi manajemen, pemilik dan kreditur.
Oleh karena itu harus dilakukan alokasi ke periode-periode untuk transaksi-
transaksi yang mempengaruhi beberapa periode. Alokasi ini dilakukan dengan
taksiran-taksiran. Selisih antara jumlah yang ditaksir dengan yang sesungguhnya
terjadi jika tidak cukup berarti, akan diserap oleh periode berikutnya. Tapi jika selisih
itu jumlahnya cukup berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan periode
berikutnya maka akan dilakukan penyesuain terhadap laporan keuangan.

IV. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan.


Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang
perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi
tujuannya. Karakteristik yang merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan
keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki adalah relevan,
andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

1. Relevan.
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta
menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian,
informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud
penggunaannya.
Informasi yang relevan adalah informasi yang :
a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value), artinya informasi memungkinkan
pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.
b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value), artinya nformasi dapat membantu
pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu
dan kejadian masa kini.
c. Tepat waktu, yaitu informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh
dan berguna dalam pengambilan keputusan.
d. Lengkap. Informasi akuntansi keuangan disajikan selengkap mungkin, mencakup
semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
dengan memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap
butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan
jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

2. Andal.
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.
Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat
diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
Informasi yang andal memenuhi karakteristik:
a. Penyajian Jujur. Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.
b. Dapat Diverifikasi (verifiability).
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila
pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap
menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
c. Netralitas.
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan
pihak tertentu.

3. Dapat Dibandingkan.
Yang dimaksud dengan dapat dibandingkan adalah laporan keuangan harus dapat
dibandingkan laporan pada periode sebelumnya, atau laporan yang memiliki entitas
pelaporan lain. Agar dapat dibandingkan, laporan keuangan dapat disajikan minimal
dengan laporan dari dua atau tiga periode sebelumnya. Perbandingan ini dilakukan
untuk dapat mengidentifikasi dan menilai keadaan serta kinerja keuangan perusahaan,
juga melihat perubahan yang terjadi secara relatif.
Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara
internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang
sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas
yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.

Tujuan dilakukannya perbandingan laporan keuangan perusahaan adalah sebagai


berikut :
 Mengetahui perubahan-perubahan berupa kenaikan atau penurunan pos-pos
laporan keuangan atau data lainnya dalam dua atau lebih periode yang
dibandingkan.
 Membandingkan data keuangan dua periode atau lebih, sehingga dapat diperoleh
data yang dapat mendukung keputusan yang akan diambil  oleh pihak-pihak 
yang berkepentingan.
 Menentukan bagaimana setiap pos laporan keuangan berubah, sebab pos-pos
tersebut berubah, dan mengeahui apakah perubahan tersebut menguntungkan
atau tidak.
Sedangkan manfaat dengan membandingkan laporan keuangan perusahaan adalah
sebagai berikut :
 Memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan
pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan.
 Dapat menyajikan data historis serta menyeluruh yang terdiri dari data yang ada
merupakan hasil kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip
dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi serta pendapat pribadi.
 Membantu para manajer, karena dengan laporan keuangan yang
diperbandingkan untuk beberapa periode dapat diketahui sifat dan tendensi /
kecenderungan perubahan yang terjadi dalam perusahaan.

4. Dapat Dipahami.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna
dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman
para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya
kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

V. Unsur – Unsur Laporan Keuangan.


Dalam laporan keuangan terdapat beberapa unsur yang harus di gunakan, berikut
ini adalah unsur unsur laporan keuangan :
A. Laporan Posisi Keuangan atau Neraca.
Neraca adalah laporan yang ada kaitannya langsung yang akan di gunakan untuk
pengukuran posisi dari keuangan yang ada di perusahaan. Neraca juga memiliki
beberapa unsur-unsur penyusunan yang harus digunakan, unsur – unsur dari neraca
adalah sebagai berikut.
1. Aktiva atau Aset.
Aktiva atau aset adalah sumber dari daya ekonomi yang di miliki oleh
perusahaan, yang timbul dari suatu peristiwa masa lampau dan akan
mmemeberikan manfaat di waktu yang akan datang. Di dalam neraca ini sebagian
besar dari aktiva perusahaan akan disusun secara urut dan berdasarkan tingkat
kelancarannya (likuiditas), tetapi untuk aktiva tetap akan disusun secara berurutan
dengan berdasarkan tingkat kekekalannya. Kelancaran (likuiditas) adalah
kecepatan dari putaran aktiva yang habis di gunakan atau dirubah menjadi kas,
sehingga semakin cepat perubahan menjadi kas atau sudah habis dipakai maka
aktiva ini akan dikatakan semakin lancar. Berdasarkan penjelasan di atas maka
dapat diklasifikasik unsur – unsur aktiva :
a. Aktiva Lancar : adalah sebuah aset yang akan habis jika di gunakan dan akan
mendapatkan manfaat atau berubah bentuk dari aktiva menjadi kas yang dalam
waktu kurang dari satu tahun. Contoh dari aktiva lancar perusahaan adalah kas dan
persediaan barang dagang.
b. Investasi Jangka Panjang: adalah sumber yang ekonomis dari aktiva yang di
miliki perusahaan dan bertujuan tidak untuk digunakan pada kegiatan operasioinal
perusahaan tetapi akan memiliki tujuan yang lain yaitu untuk membeli sebuah
saham dan untuk membeli perusahaan lain. 
c. Aktiva Tetap : adalah aktiva yang hampir sama dengan aktiva lancar akan tetapi
aktiva tetap memiliki periode yang lebih panjang (lebih dari satu tahun). Ciri – ciri
aktiva yang bisa dikategorikan menjadi aktiva tetap yaitu :
 Aktiva tersebut sudah dibeli dan memiliki tujuan untuk digunakan dalam
kegiatan operasi di perusahaan.
 Memiliki waktu periode lebih dari satu tahun, misalnya kendaraan, mesin –
mesin produksi, dan lain – lain.
d. Aktiva tidak Berujud : adalah aktiva yang sudah melekat di perusahaan secara
keseluruhan dan tidak bisa di identifikasi secara fisik tetapi perusahaan bisa
merasakan manfaatnya. Contoh dari aktiva tidak berujud ini adalah merek dari
perusahaan, hak cipta, goodwill, dan lain – lain. Merek tidak akan bisa di
identifikasi secara fisik akan tetapi perusahaan bisa merasakan manfaat dari merek
tersebut. Misalnya konsumen akan menggunakan suatu produk maka mereka
cenderung memilih produk dengan mengutamakan merek. Aktiva tetap ini tidak
berujud dan merupakan aset perusahaan sehingga aktiva tetap ini harus dilindungi
keberadaannya agar tidak ada pihak yang ingin meniru. 
e. Aktiva Lain – lain : adalah aktiva perusahaan yang tidak memenuhi klasifikasi di
atas. Contoh dari aktiva ini adalah peralatan mesin – mesin kantor yang masih
mempunyai umur ekonomis tetapi kondisinya sudah tidak layak atau rusak, dana
jaminan, dan lain – lain.
2. Kewajiban.
Kewajiban adalah sebuah hutang yang di miliki oleh perusahaan pada saat ini
dan timbul dari peristiwa lampau perusahaan dan hutang akan di bayar oleh
perusahaan di masa yang akan datang dengan menggunakan sumber daya ekonomi
yang tersedia. Kewajiban ini sering disebut hutang oleh perusahaan. Penyajian
kewajiban di dalam neraca ini juga akan diatur secara berurutan dari yang paling
dekat dengan jatuh tempo atau tanggal bayar. Kewajiban dibagi menjadi 2 bagian
yaitu :
a. Kewajiban Jangka Pendek: merupakan kewajiban yang harus dibayar dalam
jangka waktu satu tahun, atau bahkan kurang dari satu tahun, tergantung
dengan siklus periode keuangan perusahaan yang terkait. Kewajiban jangka
pendek dilunasi dengan menggunakan sumber dari aktiva lancar atau
kewajiban jangka pendek yang baru. Yang termasuk pada kewajiban jangka
pendek adalah hutang dagang, hutang deviden, wesel bayar, hutang biaya, dan
lain sebagainya.  
b. Kewajiban Jangka Panjang: merupakan kewajiban yang dibayar dalam
periode yang lebih lama dan bersifat periodik. Periode yang berlaku dalam
kewajiban jangka panjang tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak,
dan bisa mencapai periode lebih dari sepuluh tahun. Yang termasuk kewajiban
jangka panjang adalah hutang hipotek dan hutang obligasi yang memiliki
jangka waktu lebih dari satu tahun.
3. Ekuitas atau Modal.
Ekuitas adalah hak residual atau sisa dari aktiva perusahaan setelah dikurangi
oleh semua kewajiban yang ada. Sehingga bisa dirumuskan sebagai berikut. 
AKTIVA – KEWAJIBAN = EKUITAS
Dalam neraca perusahaan, ekuitas ini akan di sajikan secara urut dengan
berdasarkan tingkat kekalnya. Sehingga semakin kekal maka akan di tempatkan
pada urutan yang pertama, dan selanjutnya. Ekuitas sering di sebut dengan modal.
Elemen – elemen untuk penyusunan ekuitas:
a. Modal : adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendirikan dan
menjalankan usaha operasional perusahaan, dapat berupa uang maupun
tenaga. Modal dapat berasal dari pemilik usaha itu sendiri, atau dari pihak lain
yang menanamkan modal untuk bekerja sama.
b. Agio Saham : adalah kekayaan bersih perusahaan yang didapat dari menjual
saham dengan harga lebih tinggi dari harga yang berlaku. Agio saham didapat
ketika saham berada pada kurs diatas rata-rata, atau diatas 100%, atau diatas
nilai nominal seharusnya. Agio saham adalah selisih dari harga saham yang
dijual dengan harga saham seharusnya (jika tidak dijual mahal atau tidak
berada di kurs tinggi).
c. Laba di Tahan: adalah laba yang tidak diberikan pada pemegang saham
dalam pembagian deviden atau pembagian keuntungan modal. Laba ditahan
digunakan untuk keperluan perusahaan selanjutnya, seperti menambah usaha
atau memperluas area usaha. Ketentuan mengenai laba ditahan ini diputuskan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS. 

B. Laporan Laba/Rugi.
Laporan ini disebut juga Income Statement, adalah laporan yang berfungsi untuk
memberikan informasi mengenai hasil laba atau rugi yang didapat oleh perusahaan
dalam periode tertentu. Berikut hal-hal yang terdapat dalam laporan laba/rugi:
1. Pendapatan.
Pertama adalah unsur pendapatan, pendapatan atau revenues adalah arus kas masuk
atau peningkatan aktiva lainnya dari perusahaan, atau ada penyelesaian liabilitas
dalam periode tertentu. Hal ini terjadi karena adanya pengiriman barang atau
produksi barang dan menyelesaikan jasa.
2. Beban-beban.
Elemen beban-beban, merupakan sebuah catatan yang terjadi pada arus kelaur atau
adanya penggunaan aktiva yang kemudia menimbulkan liabilitas selama periode
tertentu. Misalnya karena adanya pengiriman atau produksi barang.
3. Keuntungan.
Provit atau keuntungan merupakan salah satu elemen yang ada pada laporan laba
rugi. Elmem ini menunjukan pada adanya peningakatan ekuitas yang terjadi karena
adanya transaksi pada perusahaan yang bersifar periferal atau seacara kebetulan
dihasilan dari pendapatan atau investasi dari pemilik perusahaan. Kerugian.
Terakhir adalah elemen loss atau kerugian, meruapak elemen yang mengambarkan
adanya penurunan ekuitas, hal ini terjiadi biasanya karena adanya transaksi
perusahaan yang sifanya periferal atau secara kebetulan dihasilkan dari beban atau
pendistribusian ke pemilik perusahaan.

C. Laporan Perubahan Ekuitas.


Laporan perubahan ekuitas (capital statement) adalah laporan yang memberikan
informasi perubahan ekuitas perusahaan dalam satu periode. Fungsi dari laporan
perubahan ekuitas adalah untuk menunjukkan seberapa besar perubahan ekuitas yang
terjadi, dan apa yang menyebabkan perubahan itu. Dalam laporan perubahan ekuitas,
terdapat tiga hal yang penting dalam pencatatan, yaitu:
1. Modal Awal Periode: yaitu nominal awal keseluruhan ekuitas yang dimiliki
perusahaan. Ekuitas ini berasal dari investasi awal pemilik perusahaan atau
penambahan investasi dari pihak lain. 
2. Laba Bersih Periode Berjalan: yaitu keuntungan yang diperoleh setelah
menjalankan kegiatan operasional dan usaha perusahaan. Laba ini akan
ditambahkan dengan saldo awal perusahaan. Namun jika yang didapat perusahaan
adalah rugi, maka saldo awal harus dikurangi jumlah kerugian yang ditanggung
perusahaan.
3. Prive: yaitu transaksi yang berkaitan dengan pemilik modal, atau dengan kata lain
pengambilan dana perusahaan oleh pemilik untuk kepentingan
pribadinya. Prive yang diambil akan mengurangi saldo awal perusahaan. 

D. Laporan Arus Kas.


Menurut PSAK2 (revisi 2009) definisi laporan arus kas (Statement of Cash Flow)
adalah laporan arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Laporan arus kas
disusun untuk menjelaskan jumlah penerimaan (receipts) dan pengeluaran (payments)
kas selama suatu periode pelaporan, sumber penerimaan dan sasaran pengeluaran
tersebut, serta bertambah atau berkurangnya saldo akhir kas dibandingkan saldo awal
periode usaha. Laporan arus kas menyajikan informasi tentang kas dalam dua bagian
utama, yaitu:
1. Sumber dan penggunaan arus kas; dan
2. Saldo awal dan saldo akhir kas.
Sumber dan penggunaan arus kas dibedakan atas tiga golongan, yaitu yang
bersumber dari :
1. Aktivitas Operasional, yang meliputi laba bersih, depresiasi, dan perubahan
dalam aktiva lancar dan kewajiban lancar diluar kas dan utang jangka pendek.
2. Aktivitas Investasi, yang meliputi investasi atau penjualan aktiva tetap.
3. Aktivitas Pendanaan, yang meliputi kas yang dihimpun selama tahun berjalan
dengan menerbitkan utang jangka pendek, utang jangka panjang, atau saham.

E. Catatan Atas Laporan Keuangan.


Agar informasi dalam suatu laporan keuangan mudah dipahami dan digunakan
oleh pengguna dalam melakukan evaluasi dan menilai pertanggung jawaban laporan
keuangan tersebut maka sangatlah dibutuhkanlah Catatan atas Laporan keuangan
tersebut.Pada dasarnya catatan atas laporan keuangan seharusnya memuat informasi
sebagai berikut:
1. Dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang
digunakan.
2. Informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan namun
dsyaratkan oleh SAK.
3. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dibagian manapun dalam
laporan keuangan namun relevan untuk memahami setiap pos-pos laporan
keuangan.
Item dalam catatan atas laporan keuangan disajikan secara berurutan mulai dari
pos-pos yang terdapat dalam:
a. Laporan posisi keuangan / Neraca.
b. Laporan Laba/Rugi.
c. Laporan perubahan ekuitas.
d. Laporan Arus Kas.
Sistematika penyajian dari catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Pernyataan atas kepatuhan SAK.
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan
tentang kepatuhannya terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan.
2. Ringkasan kebijakan akuntansi.
Yang dimuat antara lain:
a. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan.
b. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam memahami laporan keuangan
3. Informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam setiap komponen catatan
atas laporan keuangan.

VI. Pengakuan Dan Pengukuran.


A. Pengakuan Unsur – Unsur Laporan Keuangan.
Pengakuan adalah proses yang secara formal menyertakan suatu item ke dalam
laporan keuangan suatu entitas sebagai aktiva, utang, pendapatan, biaya, dan yang
lain.
Pengakuan unsur laporan keuangan juga diartikan sebagai proses pembentukan pos
yang memenuhi defnisi dan kriteria laporan keuangan. Proses ini adalah proses
menetapkan dan mengakui sejumlah nominal dan memasukkannya ke dalam pos
untuk disajikan dalam laporan keuangan, yaitu neraca dan laporan laba rugi. Terdapat
beberapa kireteria pengakuan, diantaranya :
 Definisi, artinya pemenuhan definisi sebagai suatu elelmen laporan keuangan.
 Dapat diukur, artinya mempunyai suatu atribut relevan yang dapat diukur dengan
reliabilitas yang memadai.
 Relevan, mampu membuat suatu perbedaan dalam pembuatan keputusan pemakai.
 Reliabilitas, informasi tersebut menyajikan yang seharusnya, dapat dibuktikan, dan
netral.
Keempat kriteria diatas harus dipertimbangkan dalam konteks karakteristik
kualitatif informasi yaitu memenuhi batas atas ( benefit > kos ) dan batas bawah
(materialitas). Karena pengakuan sangat penting dalam penentuan laba, pos-pos yang
biasanya dikenai krteria pengakuan adalah pos-pos pembentuk statement laba-rugi dan
laba komprehensif terutama pendapatan dan untung serta biaya dan rugi. Terdapat empat
pos pengakuan dalam unsur laporan keuangan, yaitu:

1. Aset, yang akan diakui ketika terdapat perkiraan akan memiliki manfaat ekonomi di
masa depan bagi perusahaan. Pos aset akan diakui dalam neraca.
2. Kewajiban, yang akan diakui ketika terdapat perkiraan bahwa diperlukan
pengeluaran sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi untuk melaksanakan atau
menyelesaikan kewajiban. Pos kewajiban akan diakui dalam neraca. 
3. Pendapatan, yang akan diakui ketika terdapat kenaikan manfaat ekonomi yang
berkaitan dengan bertambahnya aset atau menurunnya kewajiban di masa mendatang.
Pos pendapatan akan diakui dalam laporan laba rugi.
4. Beban, yang akan diakui ketika terjadi penurunan manfaat ekonomi yang berkaitan
dengan menurunnya aset dan menambahnya kewajiban di masa mendatang. Pos
beban akan diakui dalam laporan laba rugi.

B. Pengukuran Unsur – Unsur Laporan Keuangan.


Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Atribut
pengukuran suatu element adalah dasar pengukuran (jumlah rupiah) yang harus
dilekatkan pada suatu elemen/pos untuk mempresentasikan secara tepat atribut yang ingin
diungkapkan dari element tersebut dalam pelaporan keuangan. Misalnya, tujuan pelaporan
pos mesin adalah untuk menunjukkan sisa potensi jasa mesin ( bukan harga jual mesin ).
Sisa potensi jasa merupakan atribut mesin yang ingin disampaikan sehingga atribut
pengukuran yang relevan adalah kos historis.
Ada 5 dasar pengukuran yang digunakan antara lain :
1. Biaya Historis (Historical Cost).  
Pengukuran biaya historis mencatat aset sebesar dengan kas yang dikeluarkan atau
dibayar, atau sebesar nilai yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut.
Sedangkan kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima, atau setara dengan kas
yang dibayarkan untuk memenuhi kewajiban. 
2. Biaya Saat Ini (Current Cost). Pengukuran biaya kini mencatat aset sejumlah kas
yang seharusnya, atau sesuai dengan nilai aset jika diperoleh sekarang. Sedangkan
pernyataan kewajiban dicatat sebesar kas yang mungkin akan diperlukan untuk
menyelsaikan kewajiban sekarang. 
3. Nilai Realisasi. Dalam pengukuran ini, pencatatan aset dinyatakan sejumlah kas
yang dapat diperoleh sekarang jika aset tersebut dijual secara normal. Sedangkan
pencatatan kewajiban dinyatakan sebesar jumlah kas yang diharapkan untuk
dibayar dalam pelaksanaan operasional normal.
4. Nilai Pasar Sekarang ( Current Market Value ). Diterapkan pada investasi dan
utang obligasi. Apabila harga pasar lebih besar daripada nilai nominal, maka yang
digunakan sebagai dasar perhitungan adalah harga pasar.
5. Nilai Sekarang Atau Diskonan Aliran Kas Masa Datang ( Present Or
Discounted Value Of Future Cash Flows ), yaitu aliran kas dimana yang akan
datang, missal piutang angsuran dan utang jangka panjang.

Pengukuran suatu elemen untuk dilaporkan pada tanggal statement keuangan


sering disebut penilaian sedangkan istilah pengukuran sering dibatasi penggunaannya
untuk menentukan jumlah rupiah pada saat terjadinya suatu obyek. Pada saat
pengukuran terdapat dua jenis yaitu :
1. Pengukuran saat pengakuan mula – mula adalah pengukuran pada saat suatu
elemen atau pos timbul dan dicatat pertama kali akibat transaksi, kejadian, atau
keadaan. Contoh penentuan dan pencatatan jumlah rupiah yang melekat pada suatu
mesin pada saat diperoleh.
2. Pengukuran baru-mulai adalah pengukuran dalam periode-periode setelah
pengakuan mula-mula untuk menentukan jumlah rupiah bawaan baru yang tidak
nerkaitan dengan jumlah rupiah sebelumnya (missal kos historis atau atribut
pengukuran lain yang telah tercatat dalam system akuntansi). Penentuan basis dan
jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada element statemen keuangan pada
tanggal neraca dapat melibatkan pengukuran baru-mulai.
Daftar Pustaka

Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, BPFE, Yogyakarta.


http://mohammadriky.blogspot.com/2016/03/kerangka-konseptual.html
http://www.materiakuntansi.com/asumsi-dasar-akuntansi-menurut-psak/
http://www.wikiapbn.org/karakteristik-kualitatif-laporan-keuangan/

https://dosenakuntansi.com/kerangka-konseptual-akuntansi-keuangan

https://dosenakuntansi.com/unsur-unsur-laporan-keuangan
https://dosenakuntansi.com/unsur-unsur-laporan-keuangan
https://dunia-remaja-sehat.blogspot.com/2010/12/pengakuan-dan-pengukuran-laporan.html
https://elinzanuars.wordpress.com/2017/04/09/tugas-2-softskill-analisis-perbandingan-laporan-
keuangan-contoh-kasus/

https://guruakuntansi.co.id/laba-rugi/#Unsur-Unsur_dalam_Laporan_Laba_Rugi
https://leonardogustav.wordpress.com/2015/11/17/kerangka-konseptual-akuntansi/

https://manajemenkeuangan.net/inilah-4-asumsi-dasar-akuntansi-yang-perlu-diketahui-saat-
menyusun-laporan-keuangan/
https://nurulirmawati.wordpress.com/2015/11/14/kerangka-konseptual-akuntansi/

https://rezwan-rizki.blogspot.com/2014/01/karakteristik-kualitatif-laporan.html
https://www.gurupendidikan.co.id/laporan-keuangan/

https://www.hestanto.web.id/pengertian-dan-tujuan-laporan-keuangan/

https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/laporan-keuangan.html

Anda mungkin juga menyukai