Anda di halaman 1dari 24

TINJAUAN FARMAKOVIGILANS PADA TERAPI ANTI KANKER

PASIEN CA MAMMAE DI RUMAH SAKIT SUMBERGLAGAH


MOJOKERTO

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
LUTFI ARIFAH TU SAFA
NIM. 70319126

PROGRAM STUDI D3-FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020
TINJAUAN FARMAKOVIGILANS PADA TERAPI ANTI KANKER
PASIEN CA MAMMAE DI RUMAH SAKIT SUMBERGLAGAH
MOJOKERTO

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


“Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Ahli Madya Farmasi”

Oleh :
LUTFI ARIFAH TU SAFA
NIM. 70319126

PROGRAM STUDI D3-FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

TINJAUAN FARMAKOVIGILANS PADA TERAPI ANTI KANKER PASIEN CA


MAMMAE DI RUMAH SAKIT SUMBERGLAGAH MOJOKERTO

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

LUTFI ARIFAH TU SAFA


NIM. 70319126

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Disetujui

Pembimbing

Anang Setyo W., M.Farm., Apt.

Mengetahui :
Program Studi D3 Farmasi
Fakultas Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Ida Kristianingsih, S.Si, M.Farm., Apt


Ketua Program Studi
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena Berkat dan

Rahmat dan Karunia Nya maka penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul ”TINJAUAN FARMAKOVIGILANS PADA TERAPI ANTI KANKER PASIEN

CA MAMMAE DI RUMAH SAKIT SUMBERGLAGAH MOJOKERTO”.

Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari masih banyak

kesalahan dan kekurangannya, namun harapan penulis, pembaca dapat memperoleh manfaat dan

memberi masukan untuk penelitian selanjutnya dengan harapan penelitian ini dapat berkembang

dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu

dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, terutama:

1. Ec Lianawati, M.BA selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Wiyata Kediri.

2. Prof. Dr Muhamad Zainuddin, Apt selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Kediri yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan

pendidikan.

3. Dewy Resty Basuki, M.Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Institut Ilmu

Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk

menyelesaikan pendidikan

4. Ida Kristianingsih, S.Si, M.Farm., Apt selaku Ketua Program Studi Fakultas Institut Ilmu

Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk

menyelesaikan pendidikan
5. Anang Setyo W., M.Farm., Apt selaku Pembimbing skripsi. Terima kasih karena sudah

sabar dalam membimbing saya selama ini yang tiada henti, tulus, ikhlas meluangkan

waktunya untuk menuntun, mendukung dan mengarahkan agar menjadi lebih baik.

6. Bapak / Ibu Penguji skripsi. Terima kasih telah membimbing saya selama menyelesai

tugas akhir dan yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan

pendidikan.

7. Kepada kedua Orang Tua saya yang telah banyak memberikan dukungan baik moral,

material dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Untuk orang tercinta yang selalu setia menemani dan memberi dukungan.

9. Rekan-rekan seangkatan di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

10. Dan semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya proposal Karya Tulis

Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan,

maka kesempatan ini penulis mengharapkan kritik ataupun saran yang bersifat membangun.

Akhirnya penulis berharap semoga proposal Karya Tulis Ilmiah yang penulis susun ini

bermanfaat untuk pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi khususnya tentang

kefarmasian.

Kediri, 01 Maret 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jutaan orang di dunia dilaporkan meninggal karena penyakit kanker. WHO

memperkirakan penderita baru kanker saat ini lebih dari 14 juta orang, dan akan naik

menjadi 19 juta pada 2025. Di Indonesia prevalensi penyakit kanker juga

memprihatinkan, yaitu sekitar 1,4 per seribu penduduk (buku YKI). Di Indonesia kanker

payudara meningkat pada usia >39 tahun dan insiden tertinggi dijumpai pada usia 45-50

tahun sebanyak 60-80 % dan lebih dari 50 % kasus berada pada stadium lanjut (Yayasan

Kanker Indonesia, 2015) (Rosaline dkk,2017). Kanker payudara merupakan keganasan

pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus atau lobulusnya (Kemenkes

RI, 2017). Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia

(Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan WHO (2013), kasus kematian kanker payudara pada

tahun 2011 menyebabkan kematian lebih dari 508.000 wanita diseluruh dunia. Menurut

Kemenkes RI (2017), kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di

Indonesia yang menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6%

dengan perkirakan angka kejadian 12 per 100.000 wanita. Penyakit ini juga dapat

diderita pada pria dengan frekuensi sekitar 1%. Wanita yang berusia lebih dari 35 tahun

sering terkena kanker payudara dan yang tertua berumur 80-89 tahun (Rahmah dan

Erlina, 2011).
Berdasarkan Pathological Based Registration di Indonesia, KPD menempati

urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6%. (Data Kanker di Indonesia Tahun

2010, menurut data Histopatologik ; Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter

Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Dalam

pengobatan kanker payudara terdapat variasi pilihan terapi kanker payudara yang

diberikan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, meliputi usia, status menopausal,

komorbid, stadium kanker, faktor biologis dan riwayat kemoterapi (Chan dan Winnie,

2011). Pengobatan kanker payudara dapat dilakukan salah satunya dengan kemoterapi,

yaitu pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat menghambat atau

membunuh sel-sel kanker. Penggunaan obat dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

Adverse Drug Reactions (ADRs) yang dapat membahayakan kesehatan dan kehidupan

pasien (Utaminingrum, 2015).

Efek samping obat (ESO) diperkirakan menjadi penyebab kematian terbesar ke-4

hingga ke-6 di Amerika Serikat. ESO mengakibatkan kematian terhadap beberapa ribu

pasien setiap tahunnya. Beberapa gambaran dari negara persentase pasien yang ditangani

di rumah sakit dengan ESO lebih dari 10% (Norwegia 11,5%, Perancis 13,0%, Inggris

16,0%), sehingga diperlukan kegiatan tentang pendeteksian penilaian (assessment),

pemahaman, dan pencegahan efek samping atau masalah lainnya terkait dengan

penggunaan obat yaitu Farmakovigilans (BPOM, 2011). Farmakovigilans dilakukan

untuk mengurangi kejadian yang tidak diinginkan. Tujuan farmakovigilans adalah

mengawal atau memantau aspek keamanan suatu obat secara terus menerus dan untuk

mengevaluasi konsistensi profil keamanannya atau risk- benefit ratio-nya. (Kemenkes,

2018)
Kemoterapi adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk

membunuh sel-sel kanker dengan mengganggu fungsi dan reproduksi selular. Kemoterapi

terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistemik dari lesi setempat.Kemoterapi

mungkin dikombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi, atau kedua-duanya. Tujuan

dari kemoterapi (penyembuhan, pengontrolan, paliatif) harus realistik, karena tujuan

tersebut akan menetapkan medikasi yang digunakan dan keagresifan dari rencana

pengobatan (Anwar & Laifa, 2018).

Pengobatan dengan kemoterapi banyak menimbulkan efek samping. Hal tersebut

maka perlu adanya suatu ilmu dan aktifitas farmakovigilans untuk mengurangi kejadian

ADR pada kemoterapi kanker payudara. Berdasarkan penelitian sebelumnya pada salah

satu RSUD di Purwokerto didapat data mual (89,15%), muntah (82,6%), alopecia

(76.08%), anoreksia (71,74%), lemas (60,87%), diare (45,65%), dehidrasi (34,77%),

demam (39,13%), insomnia (32,6%), sariawan (21,74%), dan anemia (13,04%)

(Utaminingrum, 2015). Berdasarkan data rekam medis RS Sumberglagah Mojokerto,

kanker payudara termasuk penyakit kanker terbanyak diantara penyakit kanker lainnya di

RS Sumberglagah Mojokerto. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta

memberikan gambaran informasi tentang kejadian ADR yang terjadi pada pasien Kanker

Payudara yang sedang menjalani kemoterapi tahap awal di RS Sumberglagah Mojokerto

dan juga diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan dan terapi terhadap

penggunaan obat secara aman, benar, dan efektif termasuk memberikan informasi

mengenai risiko dan manfaat produk (agen kemoterapi) kepada tenaga kesehatan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran terjadinya ADR pada pasien kemoterapi kanker

payudara tahap awal di Rumah Sakit Sumberglagah Mojokerto?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran terjadinya ADR pada

pasien kemoterapi kanker payudara tahap awal di Rumah sakit Sumberglagah Mojokerto.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti

a. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya

b. Meningkatkan kemampuan penulis dalam hal penelitian

2. Bagi Instansi

a. Menjadi data mengenai gambaran ADR pada pasien kemoterapi ca mammae

tahap awal.

b. Menjadi informasi dasar mengenai gambaran ADR pada pasien kemoterapi ca

mammae tahap awal.

3. Bagi Masyarakat

a. Sebagai bahan pertimbangan untuk mendapatkan pelayanan kemoterapi yang

aman dan efektif.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker
Kanker ialah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan

mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme

multiseluler. Sifat umum dari kanker ialah sebagai berikut : pertumbuhan

berlebihan umumnya berbentuk tumor, gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan

sehingga mirip jaringan embrio, bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan

sekitarnya (perbedaan pokok dengan jaringan normal), bersifat metastatik yaitu

menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru, memiliki heriditas

bawaan (acquired heredity) yaitu turunan sel kanker juga dapat menimbulkan

kanker, dan pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dari

nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk

energi sel. Sel kanker mengganggu tuan rumah karena menyebabkan desakan

akibat pertumbuhan tumor, penghancuran jaringan tempat tumor berkembang atau


bermetastasis, dan gangguan sistemik lain sebagai akibat sekunder dari

pertumbuhan sel kanker (Syarif, Dkk: 2016).

Di negara yang telah maju yang berhasil membasmi penyakit infeksi,

kanker merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit kardiovaskular. Di

Amerika, kanker sebagai penyebab utama kematian pada wanita antara 30-54

tahun dan anak-anak antara 3-14 tahun. Dengan metode pengobatan saat ini, 1/3

jumlah pasien tertolong melalui pembedahan dan terapi radiasi. Kesembuhan

hampir seluruhnya terjadi pada pasien dengan penyakit yang belum menyebar

pada saat pembedahan. Diagnosis lebih dini makin meningkatkan penyembuhan

(Syarif, Dkk: 2016).

Setelah terjadi metastasis dibutuhkan pendekatan sistemik melalui

kemoterapi kanker, di samping pembedahan, radiasi dan kemoterapi ajuvan. Pada

keadaan ini, pengobatan tidak menyembuhkan tetapi hanya bersifat paliatif

terhadap gejala, pencegahan komplikasi, support psikologik, dan perpanjangan

hidup. Selama dekade terakhir ini terlihat kejadian yang memberikan harapan

bahwa pengendalian kanker dini mungkin dicapai dengan pengobatan kombinasi

(Syarif, Dkk: 2016).

Antikanker diharapkan memiliki toksisitas selektif artinya menghancurkan

sel kanker tanpa merusak sel jaringan normal. Pada umumnya antineoplastic

menekan pertumbuhan atau poliferasi sel dan menimbulkan toksisitas karena

menghambat pembelahan sel normal yang proliferasinya cepat misalnya sumsum

tulang, epitel germinativum, mukosa saluran cerna, folikel rambut dan jaringan

limfosit. Terapi hanya dapat dikatakan berhasil baik bila dosis yang digunakan
dapat mematikan sel tumor yang ganas dan tidak terlalu mengganggu sel normal

yang berproliferasi (Syarif, Dkk: 2016)..

Obat antikanker merupakan oba spesialistik. Batas keamanannya begitu

sempit sehingga hanya dibenarkan penggunaannya oleh dokter yang

berpengalaman di bidang pengobatan ini. Penggunaan kurang cermat akan

menambah penderitaan, bersifat fatal, dan pemborosan biaya. Seorang pasien

dapat menghabiskan uang sampai 50-60juta rupiah sebelum meninggal dengan

perpanjangan penderitaan tanpa mengalami hidup yang berarti. Ditangan orang

yang bertanggung-jawab kemoterapi kanker saat ini cukup menggembirakan

hasilnya. Menurut statistik di negara maju, 17% pasien kanker sembuh dengan

kemoterapi sehingga ditambah dengan pembedahan dini, 50% pasien kanker

disembuhkan (Syarif, Dkk: 2016).

A.1. Penyebab Kanker

Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya kanker pada

manusia antara lain faktor lingkungan, faktor keturunan, dan zat-zat karsinogen.

Menurut perkiraan sekitar 80% dari semua kanker yang menerpa manusia dapat

diakibatkan dari pengaruh zat-zat karsinogen dari luar, kemudian untuk virus dan

radiasi masing-masing kurang lebih 10%. Beberapa faktor eksogen penting

lainnya adalah pengotoran udara, sinar ultraviolet dari matahari, radiasi terlalu

sering dari sinar-sinar ionisasi yang kaya akan energi, tembakau (asap dari rokok),

serta makanan yang kaya akan lemak hewan dan kurang serat nabati. Beberapa

kanker ternyata dapat diturunkan, antara lain 10-20% dari tumor buah dada

(mamma), 40% tumor mata (retinoblastoma) dan kanker ginjal pada anak-anak
kecil (Wilms tumor). Dua gen tumor mamma (BRCA-1 dan BRCA-2) diketahui

berperan atas diturunkannya kanker tersebut dari ibu ke anak perempuan,

sehingga anak-anak yang memiliki gen-gen tersebut dalam kromosomnya berisiko

amat tinggi (kurang lebih 80%) untuk dihinggapi kanker mamma atau ovaria

setelah usia 40 tahun. Faktor selanjutnya adalah zat-zat yang mengakibatkan

tumor melalui kontak dengan zat tersebut atau secara oral. Beberapa zat-zat

kimiawi bersifat karsinogen seperti tar dari pembakaran tembakau atau kertas,

serat-serat asbes dan nikel (Ni) yang terdapat di udara dapat menyebabkan kanker

paru, obat-obat yang bekerja karsinogen (antara lain semua zat alkilasi, hormon-

hormon wanita, fenasetin, fenitoin, dan metronidazole dan ter arang batu), dan

makanan (antara lain Nitrosamin yang terdapat dalam lemak babi dan diuapkan

pada proses penggorengan, Nitrat terdapat banyak pada sayur-mayur (terutama

bayam), Benzpiren terdapat pada asap rokok dan gas dari pembuangan mobil,

Asam desoksikholat pada usus, Aflatoksin dari jamur Aspergillus flavus, zat-zat

pewarna, dan lain-lain (Rahardja & Tjay, 2010).

A.2. Diagnosa

A.3. Penanganan

B. Kanker Payudara

C. Kemoterapi
Ada berbagai cara penanganan kanker antara lain pembedahan,

penyinaran, kemoterapi, hormone terapi, imunoterapi dan hipertermi.

Pembedakan dan radiasi dapat mencapai penyembuhan lengkap (kuratif) bila

dilakukan sedini mungkin dan bila belum terjadi metastasis. Kemoterapi dengan
sitostatika dapat menyembuhkan hanya sejumlah kecil jenis kanker (Rahardja &

Tjay, 2010).

D. Farmakovigilans
1. ADVERSE DRUG REACTION
2. EFEK SAMPING OBAT
E. PROFIL RUMAH SAKIT SUMBERGLAGAH
1. Sejarah

Rumah Sakit Kusta Sumberglagah berdiri pada tanggal 29 November 1952,

SK nomor : 27746 / XIX / 5 K didirikan oleh Jawatan Inspeksi Kesehatan Jawa

Timur, diberi nama “ Balai Pengobatan Kusta “. Terletak pada dusun

Sumberglagah, desa Tanjung Kenongo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto,

Propinsi Jawa Timur, terletak 30 Km dari ibukota Kabupaten, 8 km dari ibukota

Kecamatan dengan luas area : 19.000 M2.

Pada  tahun  1952  berdiri  sebuah  bangunan  terdiri dari 2 buah ruang zaal, 1

gudang obat, 1 dapur. Jumlah tenaga pada tahun tersebut  sebanyak 6 orang yang

terdiri dari 1 orang tenaga perawat sebagai kepala  Rumah  Sakit,  2 orang  juru

kesehatan, 2 orang pesuruh, 1 orang juru masak dengan jumlah pasien dirawat

kurang lebih 6 – 14 orang.

Pada tanggal 4 Juni 1985 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI

nomor : 270 / MENKES / SK / VI / 1985 dinyatakan  bahwa secara  teknis 

medis   RUMAH  SAKIT   KUSTA  SUMBERGLAGAH dibina oleh Rumah

Sakit SITANALA Tangerang selaku Rumah Sakit Pembina Rujukan Nasional dan

berdasarkan Peraturan  Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur nomor : 17

tahun 1988 sebagai UPT ( Unit Pelaksana Teknis ) Dinas Kesehatan Daerah

Proipinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur.


Awal tahun 1996 dengan mengevaluasi data kunjungan rawat jalan dan rawat

inap maka Rumah Sakit Sumberglagah bertekad untuk mengadakan pelayanan

bagi penderita non kusta dengan tetap sejalan terhadap pelayanan penderita kusta.

Dengan diterbitkannya surat Kepala Dinas Kesehatan Daerah Propinsi Daerah

Tingkat I Jawa Timur nomor : 445 / 6098 / 1996 tanggal 27 Mei 1996 tentang:

Ijin Uji coba Pelayanan Kepada Masyarakat Non Kusta. Maka sejak bulan Juni

1996 membuat Rawat Inap dan Rawat Jalan bagi pasien non kusta dengan

kapasitas 8 tempat tidur percobaan. Semakin lama semakin berkembang dan

menurut hasil evaluasi yang dilakukan perlu penambahan tempat tidur, maka

sejak Pebruari 1998 kami meningkatkan tempat tidur pasien non kusta  menjadi

24 tempat tidur. Setelah evaluasi 3 tahun pelayanan disampaikan kepada Kepala

Dinas Kesehatan Jawa Timur, selanjutnya dengan turunnya SK persetujuan

perpanjangan ijin uji coba pengembangan pelayanan penderita non kusta. nomor :

440 / 6095 / 115.4 / 1999 tanggal   11  Agustus 1999 dengan tembusan kepada

Bapak Gubernur Jawa Timur, Kepala Biro Organisasi  Pemerintah Jawa Timur,

Kepala Biro Keuangan Pemda Jawa Timur, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi

Jawa Timur.

Pada Tahun 2017 Rumah Sakit Kusta Sumberglagah telah mendapatkan izin

operasional sebagai Rumah Sakit Umum Tipe C sesuai dengan Surat Izin

Operasional Rumah Sakit Nomor 440/3022/KES.2/416-115.3/2017 tertanggal 11

Oktober 2017 yang dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mojokerto. Hingga Tahun 2018 ini telah dilakukan

berbagai pelayanan klinik spesialis yaitu klinik spesialis penyakit dalam, klinik
spesialis mata, klinik spesialis bedah, klinik spesialis urologi, klinik spesialis

orthopedi, klinik spesialis kandungan, dan klinik spesialis rehabilitasi medik dan

klinik spesialis gigi.

2. Visi dan Misi


Visi :
Menjadi pelayanan yang terpercaya di bidang medik, pelayanan komunitas

dan pendidikan SDM kesehatan

Misi :

Menyediakan pelayanan medis, pelayanan komunitas, dan pelayanan

SDM kesehatan yang komprehensif, integratif dan berkualitas secara

berkelanjutan

3. Struktur Organisasi

Gambar 2.1
4. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
5. Sistem Distribusi Obat Kemoterapi
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Faktor yang mempengaruhi


dari pasien :

 Usia dan status


pernikahan Kanker Payudara
 Asupan gizi Awal
 Stadium diagnose
 Gejala yang
ditimbulkan
 Psikologis

Kemoterapi

Kondisi post kemoterapi seperi mual,


Efek Samping Obat (ESO)
muntah, kelelahan, anoreksia ringan,
atau Adverse Drug Reactions
nyeri, sariawan, diare, alopesia, dan
(ADR)
lain-lain

Tinjauan
Farmakovigilans
B. Hipotesis

Terdapat kejadian ADR akibat adanya efek samping obat terhadap pasien ca

mammae post kemoterapi di RS Sumberglagah Mojokerto.


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental bersifat deskriptif.

Pengumpulan data wawancara tertutup dengan pasien dan dilengkapi dengan mengamati

data dari rekam medis pasien (khusus pasien tertentu) periode 1-31 Maret 2020.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Sumberglagah Mojokerto periode 1-

31 Maret 2020.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi dari penelitian ini yaitu semua pasien penderita kanker payudara yang

baru menjalani kemoterapi tahap awal di RS Sumberglagah Mojokerto periode 1 – 31

Maret 2020.

2. Sampel

Sampel penelitian yang digunakan yaitu pasien penderita kanker payudara yang

baru melakukan pengobatan kemoterapi tahap awal di RS Sumberglagah Mojokerto

periode 1 – 31 Maret 2020.

3. Tehnik Sampling

Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan metode deskriptif studi

kasus yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu dengan pengambilan sample secara

konsekutif sampling.
D. Variabel Penelitian

Gambaran farmakovigilans pada terapi anti kanker pasien ca mammae di Rumah

Sakit Sumberglagah Mojokerto periode 1-31 Maret 2020.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL


1. Kanker payudara pasien kanker payudara tahap awal dilihat dari data rekam medis

periode 1-31 Maret 2020


2. Usia Dihitung sampai dengan ulang tahun terakhir
3. Stadium Kategori yang menentukan bahwa sel kanker tersebut telah

menyebar dari payudara ke bagian tubuh lainnya dari data rekam

medis pasien.
4. Kondisi ADR ADR yang ditimbulkan setelah dilakukan kemoterapi kanker

payudara diindentifikasi melalui wawancara tertutup.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar kerja yang

berisi:

1. Rekam medis pasien kanker payudara

2. Obat-obat antikanker yang digunakan

3. Wawancara dengan penderita.

G. Prosedur Pengumpulan Data


Jenis data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer

berupa wawancara (interview) dengan meggunakan kuesioner kepada pasien post

kemoterapi tentang keluhan langsung pasien atau setelahnya selang kurun waktu tertentu.

Data sekunder berupa data pengobatan pasien dari data rekam medis RS Sumberglagah

Mojokerto.

H. Pengolahan dan Analisis Data

Pengumpulan data primer dan sekunder (dalam kasus tertentu) diolah dengan

merubah ke dalam bentuk huruf (coding) dari kuesioner yang di dapat dan dianalisis

menggunakan SPSS secara deskriftif dengan frekuensi dan grafik sehingga didapat hasil

prosentase gejala yang muncul.

I. Kerangka Kerja

Persiapan Studi Pustaka

Perijinan Penelitian

Identifikasi Subyek
sesuai dengan kriteria

Pasien kemoterapi tahap awal pada 1-31 Maret 2020 Data Rekam Medis

Informed Contens

Wawacara

Analisis Data
Identitas Responden

Nama : …………………………………………………………………

Usia : ……… tahun

Alamat : …………………………………………………………………

Pendidikan : TK SD SMP

SMA/Sederajat Perguruan Tinggi

Pekerjaan : Pegawai (Negeri/Swasta) Petani

Wiraswasta Buruh

Tenaga Kesehatan

Lain-lain (…………………………………..)

Status pernikahan : menikah / belum menikah

No. HP : …………………………………………………………………

BB/TB : …….kg / …….cm

Stadium : …………………………………………………………………

Kemoterapi ke- : …………………………………………………………………

PETUNJUK PENGISIAN

Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang paling sesuai dengan anda!

1. Apa yang anda rasakan setelah dilakukan kemoterapi ?

a. Mual Ya Tidak

b. Muntah Ya Tidak

c. Rambut rontok Ya Tidak


d. Nyeri Ya Tidak

e. Anoreksia ringan Ya Tidak

f. Kelelahan Ya Tidak

g. Diare Ya Tidak

h. Sariawan Ya Tidak

i. Urine berwarna merah Ya Tidak

2. Apakah anda memiliki riwayat penyakit kronis lainnya?

a. Hipertensi Ya Tidak

b. Diabetes mellitus Ya Tidak

c. Ginjal Ya Tidak

d. Jantung Ya Tidak

3. Kapan efek samping tersebut muncul setelahnya kemoterapi?

a. < 1 hari Ya Tidak

b. 1-3 hari Ya Tidak

c. 4-7 hari Ya Tidak

d. > 7 hari Ya Tidak

4. Apakah efek samping muncul setiap setelah dilakukannya kemoterapi?

Ya Tidak

5. Apakah anda diberikan obat untuk mengurangi efek samping tersebut?

a. Ya Tidak

Anda mungkin juga menyukai