Anda di halaman 1dari 4

Kelompok III

Ira Ramadani N 201 16 129


Leony Miranda Yuda N 201 16 153
A. Muh Hendarwansyah P 101 17 287
Nur Asri Zuhria P 101 17 280
Hasriana P 101 17 287

1. Konsep dasar Agenda setting


Agenda setting adalah kemampuan media melelui pengulangan ulasan beritanya bisa
meningkatkan pentingnya isu (peristiwa) tertentu pada pikiran khalayak. Gagasan awal
agenda setting yang dikemukakan Norton Long (1958) mempunyai kemiripan dengan ide Mc
Combs dan Shaw: Surat kabar, merupakan penggerak utama dalam mensetting wilayah
agenda. “Surat kabar mempunyai bagian besar dalam menentukan isu apa yang paling banyak
diperbincangkan oleh khalayak, isu apa yang paling dipikirkan khalayak”.
Kur Lang dan Gladys Engel Lang (1959) mempunyai ide yang mirip dengan hipotesis agenda
setting: “Media massa membuat tekanan pada isu tertentu, mereka mengangkat public images
dan figur politik. Mass media secara konstan menghadirkan obyek yang mensugesti individu
untuk berpikir, mengetahui dan merasakan tentang suatu”.
Agenda setting dikembangkan oleh Maxwell C. McCombs, seorang profesor peneliti
surat kabar juga sebagai direktur Pusat Penelitian komunikasi Universitas Syracuse USA, dan
Donald L. Shaw, seorangprofesorjurnalistik dariUniversitas North Carolina. Sejak penelitian
Lazarfeld dan kawan-kawan di Erie Country, 1946, kepercayaan terhadap efek komunikasi
massa melemah di kalangan ilmuwan komunikasi.Lebih-lebih sejak munculnya model uses
and gratification, maka sejak 1968 Mc Combs dan Shaw mencoba mengembangkan suatu
pendekatan baru pada pemilihan presiden pada waktu itu.
Pendekatan agenda setting dimulai dengan asumsi media massa menyaring berita,
artikel, atau tulisan yang akan disiarkan. Seleksi ini dilakukan olehmereka yang disebut
sebagai gate keeper, yaitu mereka para wartawan, pimpinan redaksi, penyunting gambar dan
sebagainya. Dari gate keeper inilah yang menentukan berita apa yang harus dimuat dan apa
yang harus disembunyikan. Setiap isu diberi bobot tertentu, apakah dimuat di halaman muka,
sebagai head line, atau hanya di halaman belakang di sebelah pojok atau bagaimana,
sedangkan pada televisi, berapa lama penyiaran, berapa kali ditayangkan dan sebagainya.
Penonjolan isu-isu di media massa inilah yang disebut sebagai agenda media, yang akan
berkorelasi atau berhubungan dengan agenda publik, yakni apa yang sedang dipikirkan dan
dibicarakan orang ramai (community selience).
Penelitian agenda setting yang dilakukan oleh Mc. Combs dan Shaw, pada kampanye
pemilihan presiden Amerika Serikat 1972, menemukan bahwa surat kabar menentukan apa
yang dianggap penting oleh masyarakat.Begitu pula agenda televisi juga berkorelasi dengan
agenda pemilih.

Baru-baru ini, agenda setting telah mengalami perluasan tidak hanya berhubungan
dengan isu mana (which issues) yang ditekankan media, tapi juga bagaimana isu (how issues)
direpresentasikan oleh media.Teori tersebut juga telah mengalami modifikasimemasukkan
efek khalayak selain bicara soal bagaimana isu tertentu ramai dibicarakan khayalak. Efek
tambahannya meliputi efek sikap dan perilaku khalayak.
McCombs (1992) baru-baru ini berargumen bahwa setiap agenda pada dasarnya terdiri dari
serangkaian obyek, masing-masing obyek memiliki atribut. Atribut-atribut tersebut atau
perspektif tentang terhadap obyek, dapat memperlihatkan efek agenda setting.

Menurut McCombs dan Shaw (1993) agenda setting adalah proses yang
melibatkanduahalyaituapayangdipikirkan (what to think about) dan bagaimana (how to think
about it). Pada poin ini, ide agenda setting mulai berhubungan dengan media framing. Inilah
dimensi kedua dari agenda setting-serangkaian atribut yang merepresentasikan bagaimana
sebuah kejadian atau isu direpresentasikan dalam berita di media-sangat dekat dengan media
framing. Agenda setting mempunyai tiga proses linier. Pertama, prioritas isu didiskusikan
dalam media, atau media agenda. Kedua, agenda media berinteraksi (berpengaruh) dengan
apa yang dipikirkan khalayak, atau public agenda. Terakhir, agenda publik berpengaruh
(berinteraksi) dengan pembuat kebijakan, atau agenda politik.
2. Jenis-jenis Agenda Kebijakan
Dalam ilmu kebijakan Publik dikenal 2 (dua) jenis agenda pokok yang yaitu
agenda sistemik dan agenda lembanga/pemerintah. Agenda sistemik terdiri dari semua yang
menurut pandangan masyarakat politik pantas mendapat pelatihan public dan mencakup
masalah yang secara yudiris berada berada pada wewenang pemerintah yang sah. Pokok
agenda sistemik misalkan penyalagunaan narkotika yang tercantum tidak hanya pada satu
agenda sistemik. Agenda sistemik merupakan agenda pemnahasan. Tindakan mengenai suatu
masalah hanya akan ada apabila masalah tersebut diajukan kepada pemerintah untuk diambil
kewenagna dan tindakan yang pantas. Agenda institusi atau agenda pemerintah terdiri dari
masalah-masalah yang mendapatkan perhatian sunguh-sunguh dari pejabat pemerintah. Pada
tingkat nasional, agenda pemerintah misalnya agenda prisiden. Agenda administrative,
agenda pengendalian dan lain sebagainya. Agenda institusi merupakan agenda tindakan yang
mempunyai sifat khusus dan lebih konkret bila dibandingkan degan agenda sistemik. Pokok-
pokok agenda institusi dibadakan menjadi pokok-pokok agenda lama dan pokok-pokok
agenda baru. Pokok-pokok agenda lama terancam secara teratur sedangkan teratur sedangkan
pokok-pokok agenda baru timbul dari keadaan atau kejadian tertentu. Pokok agenda lama
cenderung mendapatkan prioritas daripada pokok agenda abru. Alokasi waktu yang dilakukan
juga terbatas, serta agenda selalu serat degan masalah.

3. Hubungan antara masyarakat dan pemerintah dalam agenda setting


Proses yang menjadi sorotan dalam pembuatan kebijakan publik adalah proses awal,
dalam hal ini adalah proses agenda setting dan policy formulation. Agenda setting adalah
proses untuk menentukan isu atau permasalahan mana yang akan menjadi perhatian.
Sedangkan formulasi adalah proses pembuatan dan pengembangan kebijakan. Proses
pembuatan kebijakan mayoritas berada dalam lembaga legislatif, walaupun tidak menutup
kemungkinan berasal atau berada di dalam lembaga eksekutif.
Memahami mengenai proses agenda setting akan lebih mudah jika kita bisa
membedakan the systemic agenda (publik) dengan institutional agenda (pemerintah). Agenda
yang dimaksud adalah seperangkat permasalahan yang akan diberikan perhatian oleh para
pembuat kebijakan. Perbedaan antara systemic agenda dengan institutional agenda adalah
isu-isu dalam systemic agenda berpotensi untuk dapat dijadikan subyek dari kebijakan sosial,
sementara isu-isu dalam institutional agenda lebih bersifat spesifik dan mengandung subyek
yang memang akan menjadi subyek dari kebijakan publik, biasanya isu dalam systemic
agenda akan berpindah dalam institutional agenda.
Agenda setting adalah proses yang terpenting dalam proses pembuatan kebijakan
karena dalam tahapan inilah akan diputuskan apakah isu atau permasalahan tersebut akan
mendapat perhatian dari para pembuat kebijakan publik. Cobb dan Elder (1972) mengatakan
bahwa adalah penting untuk melihat bagaimana isu ini “dibangkitkan” kepada publik
sebelum pemerintah sendiri turut bertindak. Cara atau bagaimana isu atau permasalahan
tersebut dibentuk mempunyai peranan yang sama pentingnya dengan masuk atau tidaknya isu
tersebut ke dalam proses agenda setting. 1 Bagaimana pengertian suatu isu dilempar kepada
publik memberikan peranan yang penting bagi isu tersebut. Menurut Cob, Ross dan Ross
dalam bukunya Agenda-Building as a Comparative Political Process, mengemukakan
beberapa cara agar suatu isu dapat masuk ke dalam agenda; pertama, melalui orang dalam,
yaitu aktor-aktor politik yang pertama kali menginisiatif proposal kebijakan mengenai suatu
isu; kedua adalah melalui orang luar (outsiders) pemerintahan; ketiga adalah melalui individu
atau sekelompok atau bahkan pejabat pemerintahan yang mengorganisir atau memobilisasi
publik untuk mendorong pemerintah melakukan sesuatu terhadap isu tersebut.
Agenda setting: untuk memutuskan apa yang harus dilakukan atau diputuskan,
mendefinisikan permasalahan yang ada di masyarakat dan memberikan solusinya merupakan
bagian dari agenda setting. Isu yang tidak didefinisikan menjadi masalah tidak akan
mendapat perhatian untuk dijadikan isu politik dan tidak akan masuk ke dalam agenda setting
pemerintah. Sebaliknya, isu dalam masyarakat yang didefinisikan sebagai masalah akan
masuk ke dalam agenda setting karena pemerintah akan “dipaksa” untuk memutuskan apa
yang harus dilakukan. media merupakan salah satu kelompok yang mempunyai pengaruh
besar di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai