Anda di halaman 1dari 12

NAMA : LUTFIAH AMANDA ASRI

NIM : G011181327

1. Jelaskan definisi hama!


Jawab:
Hama adalah hewan atau organisme yang merugikan. Dalam bidang pertanian,
hama merupakan organisme pengganggu tanaman yang menyebabkan kerusakan
pada tanaman dan menurunkan produktivitas tanaman.

2. Jelaskan perbedaan hama langsung dan tidak langsung. Berikan contoh gambar
atau foto!
Jawab:
 Hama langsung.
Hama langsung juga biasa disebut dengan hama primer. Hama ini
menyerang bagian tanaman yang dipanen atau yang akan dikonsumsi (yang
dipasarkan).
Contoh: Sitotroga cerealella

 Hama tidak langsung.


Hama tidak langsung juga biasa disebut hama sekunder. Hama ini
menyerang bagian tanaman yang telah diserang oleh hama primer. Atau
menyerang bagian tanaman yang telalh rusak dan juga akibat penanganan
pasca panen yang kurang baik (pasokan).
Contoh: Trogoderma granarium

3. Jelaskan arti detrivor, karnivor, herbivor dan berikan masing-masing contoh!


Jawab:
 Detrivor
Detrivor adalah organisme pemakan bangkai atau bahan organik yang mati.
Contoh: Cacing tanah.

 Karnivor
Karnivor adalah hewan pemakan daging atau biasa disebut juga sebagai
predator.
Contoh: Laba-laba

 Herbivor
Herbivor adalah hewan pemakan tumbuhan
Contoh: ulat grayak

4. Kapan serangga fitofag berperan sebagai hama?


Jawab:
Seragga fitofag dikatakan sebagai hama apabila keberadaannya menyebabkan
kerugian panen yang melebihi ambang ekonomi.

5. Mengapa serangga dapat hidup sukses di dunia dan menempati porsi terbanyak
dari seluruh hewan yang mendiami muka bumi?
Jawab:
Hal tersebut diakibatkan karena keanekaragaman genetik dari serangga yang
tinggi. Sehingga kemampuan serangga untuk beradaptasi dengan lingkungan juga
semakin meningkat serta resisten terhadap pestisida.

6. Uraikan pengelompokan serangga fotifag berdasarkan kisaran tumbuhan inangnya.


Berikan contohnya!
Jawab:
 Monofag : memakan satu jenis tumbuhan saja, contohnya penggerek
batang padi.
 Oligofag: memakan beberapa jenis tanaman dari famili yang sama,
contohnya ulat kubis.
 Folifag: memakan semua jenis tanaman, contohnya ulat grayak.

7. Mengapa cara makan dan tipe alat mulut mempengaruhi gejala kerusakan?
Jawab:
karena cara makan dan tipe alat mulut mengakibatkan gejala kerusakan yang khas
pada tanaman yang terserang. Identifikasi hama dapat dilihat dari gejala kerusakan
yang ada.

8. Buatlah bagan hubungan tipe alat mulut dan gejala kerusakan yang ditimbulkan!
Jawab:

Tipe Alat mulut

Menggigit- Menusuk- Menjilat-


Mengunyah menghisap Menghisap

Ditemukan bekas tusukan Bahan pangan lembek


Adanya bagian dan terjadi perubahan dan busuk akibat ludah
tanaman yang hilang warna pada bagian yang
yang dikeluarkan hama
terserang
9. Uraikan bentuk-bentuk gejala serangan!
Jawab:
 Daun berlubang, hal ini terjadi karena bagian daun dimakan. Penyebabnya ialah
serangga penulang daun (Skektonizer) dan serangga pembuat lubang tembak
(Shothole).
 Daun menggulung atau melipat, biasa ditemui pada daun pisang. Penyebabnya
ialah serangga leaf roller (penggulung daun) dan serangga leaf rolder (pelipat
daun).
 Terbentuknya jendela-jendela transparan
 Gejala korokan pada daun. Hal ini disebabkan oleh serangga leafminer
(penggorok daun).

10. Mengapa serangan hama pengorok daun membentuk kelokan?


Jawab:
Serangan hama membentuk kelokan karena larva masuk ke dalam jaringan daun,
sehingga daun menjadi kosong.

11. Berikan 5 contoh hama penting pada tanaman pangan, perkebunan, palawija dan
tanaman hias dengan menguraikan perilaku serangga, gejala kerusakan, cara
merusak dan pengendalian yang dapat dilakukan. Berikan contoh gambar
serangganya.
Jawab:

Padi

 Wereng Cokelat

Wereng menyerang dengan cara menghisap cairan yang ada pada tanaman
padi dan dapat menularkan virus kepada tanaman. Serangan ini dapat
menyebabkan padi menjadi kering seperti terbakar atau pertumbuhannya menjadi
kerdil.
Teknik pengendaliannya dapat dengan penggunakan varietas tahan,
penggiliran varietas antar musim dan penggunaan pestisida.
 Walang Sangit

Walang sangit menyerang pada waktu tanaman padi sudah memasuki fase
masak susu. Hama ini akan menyerang bulir padi dengan menghisap cairan
sehingga mengakibatkan padi yang dihasilkan hampa, berkerut, berwarna cokelat
dan menurunkan produktivitas hasil panen.
Cara pengendalian:
Berdasarkan cara hidup walang sangit, tanam serempak dalam satu hamparan
merupakan cara pengendalian yang sangat dianjurkan. Beberapa penelitian telah
dilakukan terutama pemanfaatan parasitoid dan jamur. Parasitoid yang mulai
diteliti adalah O. malayensis sedangkan jenis jamurnya adalah  Beauveria sp
dan Metharizum sp.
 Tikus

Hama tikus menyerang tanaman padi dari mulai masih menjadi bibit hingga
tanaman memasuki masa pengisian bulir. Tikus aktif menyerang padi pada malam
hari dan pada siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi,
pematang sawah, pekarangan, semak, atau gulma.
Cara pengendalian:
Tanam dan panen serempak, Sanitasi habitat, Fumigasi/pengemposan, Trap
Barrier System (TBS), Linier Trap Barrier System (LTBS), Memanfaatan musuh
alami dan rodentisida

 Siput

Hama keong mas menyerang tanaman padi pada masa vegetatif dan itu
dimulai dari masa pembibitan. Keong mas merusak tanaman dengan cara
memarut jaringan tanaman dan memakannya sehingga menyebabkan adanya
bibit yang hilang per tanaman. Siklus hidup dari siput murbei atau keong mas ini
adalah 60 hari dari stadium telur 7-14 hari, setelah menatas nimfa 10-15 hari dan
akan matang secara seksual pada umur 49-53 hari. umur dari OPT siput
murbei/keong mas ini dapat mencapai 3 tahun.
Cara pengendalian:
Dapat dilakukan dengan pemungutan telur keong, pengelolaan air,
penggunaan musuh alami (bebek).
 Penggerek batang padi

Serangan biasanya terjadi pada fase vegetatif dengan ditandai daun


tengah atau pucuk tanaman akan mati karena titik tumbuh dimakan larva
penggerek batang.
Cara pengendalian:
• Pengaturan Pola Tanam (Pergiliran tanaman padi dengan tanaman bukan padi)
• Pengendalian Secara Mekanis (Penangkapan dengan lampu perangkap pada
malam hari)
• Pengendalian Hayati (Pemanfaatan musuh alami parasitoid)
• Pengendalian Secara Kimiawi (Pengendalian dengan insektisida)
Kentang
 Kumbang Pemakan Daun (Epicauta ruficeps)

Telur berbentuk lonjong, diletakkan dalam tanah, larva berbentuk


ramping, agak berbulu dan dapat bergerak dengan bebas. Stadia larva
memakan telur dari belalang jati. popupasi terjadi dalam tanah dan
berlangsung selama beberapa hari ataupun minggu. Kumbang ini berbentuk
agak panjang, mempunyai kepala berwarna merah, elitra hitam dan bersifat
polifagus tinggi
Cara pengendalian:
Pengendalian secara kultural dapat dilakukan dengan membajak tanah
untuk mengeluarkan larva dan pupa dari dalam tanah. Pergiliran tanaman
yang bukan inang juga dapat dilakukan. Bilamana infestasi kumbang ini tinggi
maka dapat disemprot dengan insektida.
 Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Serangga dewasa jenis Spodoptera Litura memiliki ukuran panjang badan 20-
25 mm, berumur 5-10 hari dan untuk seekor serangga betina jenis ini dapat
bertelur 1.500 butir. Serangga ini sangat aktif pada malam hari, sementara
pada siang hari diam di tempat yang gelap dan bersembunyi. Ciri khas
terdapat bintik-bintik segitiga dan berwarna hitam dan bergaris garis
kekuningan pada sisinya.
Cara Pengendalian:
 Pengendalian dengan cara bercocok tanam terdiri atas beberapa cara yaitu
sanitasi, tanam serempak, pergiliran tanaman, dan tanaman perangkap.
 Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan mengambil kelompok
telur, kelompok larva instar-1, instar-2, dan instar-3, larva instar-4, instar-5,
dan instar-6. Waktu terbaik untuk mengumpulkan dan mengambil larva
adalah pagi hari dan pada sore hari.
 Di tingkat petani, sampai sekarang masih mengandalkan pengendalian hama
kedelai termasuk S. litura dengan cara kimiawi. Insektisida yang efektif untuk
mengendalikan S. litura telah banyak dianjurkan oleh Komisi Pestisida.
Penggunaan insektisida yang sangat intensif akan memberikan dampak buruk
terhadap kerentanan S. litura terhadap insektisida
a. Kutu Daun Persik (Myzuz persicae)

Terdapat bentuk imago yang bersayap dan tidak bersayap. Imago memiliki
panjang 1,8-2,1 mm, kepala dan toraks berwarna hitam, abdomen berwarna
kuning hijau. Dengan becak-bercak gelap pada bagian belakang. Imago tanpa
sayap kelihatan seperti nimfa berukuran panjang , 1,7-2,0mm
Cara pengendalian:
 Kultur teknis
Sanitasi dan pemusnahan gulma dan bagian   tanaman yang terserang
dengan cara di bakar.
 Fisik mekanis
Penggunaan kain kasa / kelambu baik di  bedengan pesemaian maupun
di lapangan
 Penggunaan perangkap air berwarna kuning sebanyak 40 buah per
hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang ditengah pertanaman sejak
tanaman berumur 2 minggu.
 Hayati
Pemanfaatan musuh alami parasitoid Aphidius sp., predator kumbang
Coccinella transversalis Menochillus sexmaculata, Chrysopa sp., larva
syrphidae, Harmonia octomaculata, Microphis lineata, Veranius sp.
Dan patogen Entomophthora sp., Verticillium sp.
 Kimiawi
Dalam hal cara lain tidak dapat menekan populasi hama, dapat
digunakan insektisida yang efektif terdaftar dan diizinkan Menteri
Pertanian apabila berdasarkan hasil pengamatan tanaman contoh,
jumlah kutu daun lebih dari 7 ekor per 10 daun atau serangan
mencapai lebih atau sama dengan 15 % per tanaman contoh.

Jagung
 Ostrina furnacalis

Pada fase whorl (fase vegetatif atau fase daun menggulung)kerusakan pada
daun mencapai 75–91%, Kerusakan tassel (bunga jantan) dalam fase
tasseling (pembentukan bunga jantan) mencapai 24,5–96,5% Kerusakan
tongkol dan batang di atas 85%.
Cara pengendalian: dengan kultur teknis dan kimiawi
 Belalang Kayu (Valanga nigricornis)

Belalang merupakan serangga berukuran 45-55 mm (jantan) dan 15-75 mm


(betina). Tubuh terdiri atas kepala, dada/ thorax dan abdomen/ perut.
Belalang kayu berwarna cokelat kekuningan, kekuningan atau hijau dengan
corak warna biru gelap terutama di bagian sayap. Bagian sayap belakang
biasanya terlihat saat terbang dan berwarna merah. Individu muda biasanya
berwarna hijau pucat dengan corak gelap.
Cara pengendalian: mekanis, fisik dan biologis
 Ulat grayak (Spodoptera litura)

Larvanya dikenal sebagai hama yang sangat merusak. Akktif memakan


tajuk tumbuhan pada malam hari.
Cara pengendalian: pergiliran tanam, tanam serempak, penanaman
tanaman perangkap.

Tanaman Hias
1. Krisan
 Lalat penggorok daun (Liriomyza huidobrensis)

Berukuran panjang 1,7 – 2,3 mm. sebagian besar tubunnya berwarna hitam
mengkilap kecuali skutelum dan bagian samping toraks serta bagian tengah
kepala berwarna kuning . Telur berwarna putih bening dengan ukuran 0,28
mm x 0,15 mm. larva berwarna putih susu atau putih kekuningan
berukuran 3,5 mm. dan pupa berwarna kuning keemasan hingga coklat
kekuningan
Cara pengendalian: perangkap, kultur teknis, musuh alami dan kimiawi

 Thrips
Thrips mempunyai alat mulut yang bertipe pencucuk-pengisap, meskipun
lebih tepat disebut sebagai pemarut. Thrips ini bersifat polifag artinya hidup
dan makan pada banyak spesies tumbuhan dari beberapa family. Kerusakan
tanaman ini ditandai dengan adanya bercak-bercak keperak-
perakan/kekuning-kuningan seperti perunggu terutama pada permukaan atas
daun. Serangan hama ini dapat menurunkan kualitas bunga karena secara
langsung menyerang bagian tanaman yang akan dipasarkan.
Cara pengendalian: pemasangan mula, pembersihan manual, dengan musuh
alami atau kimiawi.
2. Anggrek
 Kutu perisai

Kutu perisai menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan tanaman.


Cara pengendaliannya dapat dengan sanitasi lingkungan dan insektisida.
3. Bunga mawar
 Tungau
Tungau menghisap cairan pada bunga, daun, dan cabang dari tanaman
sehingga menyebabkan tanaman mawar mati.
Cara Pengendalian: Memangkas bagian tanaman yang telah terserang dan
Penggunaan Insektisida jenis Abamectin

Anda mungkin juga menyukai