Anda di halaman 1dari 61

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring perkembangan zaman dan teknologi khususnya dalam kesehatan
menimbulkan desakan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
dirasakan sebagai fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada
harus bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah
konkrit dalam pelaksanaannya. Manajemen keperawatan di Indonesia di masa
depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini berkaitan
denganm tuntutan profesi dan tuntutan global dalam setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan
setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, tenaga profesi
perawat dituntut untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal pada
masyarakat dengan melaksanakan asuhan keperawatan yang bermutu, efisien dan
efektif. Untuk mewujudkan hal tersebut setiap perawat dituntut untuk mempunyai
kemampuan manajereial yang handal dibidang keperawatan (Direktoral YanKep,
Depkes 2002).
Rumah sakit merupakan pelayanan sarana pelayanan kesehatan, tempat
berkumpulnya orang sakit maupun sehat, atau dapat menjadi tempat penularan
penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan
kesehatan. Hal ini menjadikan bagian integral dari keseluruhan sistem, palayanan
kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah RSU Haji Surabaya. Dalam
pelaksanaannya RSU Haji Surabaya mempunyai tangguang jawab untuk
meningkatkan derajat kesehatan pasien. Hal ini dapat dicapai bila rumah sakit
memberikan pelayanan secara komprehensif dan didukung oleh meningkatnya
kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan. Pelayanan yang komprehensif dapat
dilihat dari terpenuhinya kebutuhhan pasien mulai dari awal masuk rumah sakit
sampai pasien mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. RSU Haji Surabaya
dituntut untuk terus menerus mengembangkan pelayanan keperawatan yang
bermutu karena mayoritas pemberian pelayanan oleh tenaga perawat dalam
bentuk proses asuhan keperawatan profesional. Mengembangkan pelayanan

1
2

keperawatan yang bermutu, RS Haji Surabaya khususnya diruang rawat inap


Marwah 2 menerapkan model asuhan keperawatan Tim Primer yang didalamnya
terdapat pelaksanaan ronde keperawatan, discharge planning, supervisi,
sentralisasi obat, penerimaan pasien baru, timbang terima, dokumentasi yang
diharapkan mampu meningkatkan mutu pelyanan demi tercapainya derajat
kepuasan pasien yang optimal. Namun dalam timbang terima, dischard planning
dan ronde keperawatan pelaksanaannya masih kurang optimal.
Dari hasil observasi kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat sejumlah
10 responden yang sudah dilakukan pengkajian pada tanggal 17-19 Februari 2020
menunjukan 90% responden menyatakan puas, 10% menyatakan kurang puas.
Ketidakpuasaan pasien terhadap pelayanan perawat dikarenakan terkadang
perawat kurang senyum ketika bertemu dengan pasien
Berdasarkan hasil analisa pada discharge planing diruangan sudah tersedia
format dan sudah dilaksanakan namun pelaksanaannya terkadang diberikan leaflet
yang belum memenuhi 10 kejadian penyakit terbanyak dan terkadang hanya lisan.
Ronde keperawatan suda namun hanya sebatas nursing table saja, dokter
dan ahli gizi tidak mengikuti ronde keperawatan. Selain itu, pada bagian
sentralisasi obat sebagai bukti dokumentasi tanda tangan keluarga pasien setelah
pemberian obat tidak ada dan saat pemberian obat tidak menggunakan masing-
masing bak instrumen pasien serta etiket yang digunakan.
Untuk itu upaya-upaya yang harus dilakukan dalam mengatasi masalah
diatas yaitu dengan mengoptimalkan ketenegaan perawat yang ada di ruang rawat
inap Marwah 2RS Haji Surabaya yang berpendidikan Ners sebanyak 3 perawat
dengan melakukan pembagian peran perawat sesuai job description dan
pengalaman kerja dalam perencanaannya harus memperhatikan visi dari rumah
sakit dan visi bidang keperawatan, mempelajari faktor-faktor yang berkaitan pada
makro RS (landasan hukum data statistik kesehatan yang bersifat mikro seperti
analisis situasi tenaga perawat, beban kerja, dan kinerja personal perawat) (Apin
Styowati, 2009).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami mahasiswa Program
Pendidikan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Surabaya mencoba
menerapkan Model Asuhan Keperawatan dengan Primary Nursing, dimana
3

dilaksanakannya melibatkan semua pasien kelolaan (Ruang A kelas 3 sebanyak 8


bed dan ruang C sebanyak 8 bed) Di Ruang Rawat InapMarwah 2RS Haji
Surabaya dengan perawat yang bertugas diruangan tersebut.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, diharapkan
mahasiswa mampu mengelola ruang rawat inap beserta tenaga dan
lingkungan sekitar dengan mengedepankan prinsip manajemen
keperawatan
b. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian di ruangan Ruang Rawat Inap Marwah 2CRS
Haji Surabaya dengan pendekatan M1-M5
2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT
3. Menentukan rumusan masalah
4. Meyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian model asuhan keperawatan professional dengan pendekatan
M1-M5 dengan model MAKP Primer : (1) Timbang terima (2)
Supervisi (3) Ronde Keperawatan (4) Discharge Planning (5)
Sentralisasi Obat (6) Dokumentasi Keperawatan (7) Penerimaan
Pasien Baru.
5. Melaksanakan rencanastrategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian model asuhan keperawatan professional dengan pendekatan
M1-M5 dengan model MAKP Primer : (1) Timbang terima (2)
Supervisi (3) Ronde Keperawatan (4) Discharge Planning (5)
Sentralisasi Obat (6) Dokumentasi Keperawatan (7) Penerimaan
Pasien Baru.
6. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan
berdasarkan hasil pengkajianmodel asuhan keperawatan professional
dengan pendekatan M1-M5 dengan model MAKP Primer : (1)
Timbang terima (2) Supervisi (3) Ronde Keperawatan (4) Discharge
Planning (5) Sentralisasi Obat (6) Dokumentasi Keperawatan (7)
Penerimaan Pasien Baru.
4

1.3 Manfaat
a. Bagi mahasiswa
Mendapatkan ilmu atau pengetahuan baru dalammengelola ruang
rawat inap beserta tenaga dan lingkungan sekitar dengan
mengedepankan prinsip manajemen keperawatan profesional.
b. Bagi pasien
Tercapainnya tingkat kepuasan klien yang optimal selama klien di
Ruang Rawat Inap Marwah 2RS Haji Surabaya
c. Bagi perawat
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien
serta keluarga
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
d. Bagi rumah sakit
1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di Ruang Rawat Inap
Marwah 2RS Haji Surabayayang berkaitan dengan pelaksanaan
asuhan keperawatan professional
2. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT
serta menyusun rencana strategi
3. Mempelajari penerapan model asuhan keperawatan
professional (MAKP)
5

BAB II
PENGKAJIAN

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian yang
meliputi pengumpulan data, analisis SWOT, dan identifikasi masalah.

2.1 Visi, Misi,Nilai, dan MottoRSUHaji Surabaya


2.1.1 Visi RSU Haji Surabaya
Rumah sakit pilihan masyarakat, prima dan islami dalam pelayanan,
pendidikan dan penelitian yang berstandar intersional.

2.1.2 Misi RSU Haji Surabaya


1. Memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penelitian yang
berkualitas menuju standar internasional
2. Meningkatkan saran dan prasarana serta pembekalan farmasi rumah sakit,
sesuai perkembangan IPTEKDOK.
3. Menyediakan sumber daya manusia yang professional, dan berakhlak mulia
serta lingkungan pelayanan islami.
4. Meningkatkan kemandirian rumah sakit dan kesejahteraan karyawan.
2.1.3 Motto RSU Haji Surabaya
Menebar salam dan senyum dalam pelayanan
2.1.4 Tiga Kata Bijak RSU Haji Surabaya
Salam, Maaf, dan Terima Kasih
2.1.5 Kebijakan Mutu RSU Haji Surabaya
Memberikan pelayanan yang berkualitas dan islami melalui penyediaan
klinis yang aman, efektif, efisien, didukung oleh sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, serta system manajemen yang berkelas dunia.

2.1.6 Visi Keperawatan RSU Haji Surabaya


Menjadi pioneer keperawatan profeesional yang islami
2.1.7 Misi Kperawatan RSU Haji Surabaya
6

1. Meningkatkan kompetensi tenaga keperawatan


2. Menigkatkan sarana prasarana yang memadai
3. Menata system pelayanan keperawatan yang professional
4. Menata program bimbingan mahasiswa keperawatan
5. Meningkatkan pembinaan etik profesi tenaga keperawatan
5
6. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan keperawatan
2.1.8 Tujuan Keperawata RSU Haji Surabaya
1. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dengan 6 sasaran, yaitu :
1) Meningkatkan keselamatan pasien
2) Mengurangi dan mencegah angka kejadian decubitus
3) Menurunkan kejadian plebitis
4) Meningkatkan kenyamanan pasien
5) Mengurangi dan menurunkan kecacatan akibat nyeri
2. Meningkatkan keselamatan pasien dengan sasaran yaitu :
1) Identifikasi pasien
2) Ketepatan prosedur tindakan operasi
3) Meningkatkan komunikasi antar tenaga kesehatan
4) Menurunkan resiko kejadian infeksi
5) Ketepatan pemberian obat
6) Menurunkan resiko pasien jatuh
3. Memberikan pelayanan kesehatan professional yang Islami sesuai standart
asuhan keperawatan
2.1.9 Falsafah
Bantuan keperawatan yang diberikan kepada pasien, keluarga, dan
masyarakat secara professional tanpa memandang suku, agama, dan tingkat sosial
masyarakat yang diberikan dengan niat ibadah kepada Allah SWT

2.1.10 Nilai-nilai dalam memberikan pelayanan keperawatan


1) Dapat dipercaya (amanah), memberikan kesaksian yang benar, tidak
berkeluh kesah, dan tidak melampaui batas
2) Beraklak mulia, menjunjung tinggi kejujuran, keadilan dan ikhlas
3) Bekerja dalam kebersamaan
4) Mau dan mampu mengadakan pembaharuan (inoavatif) sesuai tantangan
7

5) Mempunyai integritas tinggi, hormat kepada sesama dan loyal kepada


institusi

2.1.11 Visi Ruang Marwah 2


Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan secara prima dan islamidalam
memberikan pelayanan kesehatan anak, pendidikan dan penelitan ruang
anak.
2.1.12 Misi Ruang Marwah 2
1. Mengurangi angka kecacatan pada anak
2. Mengurangi angka morbiditas pada anak
3. Mengurangi rasa trauma pada anak sakit
4. Melanjutkan proses pertumbuhan dan perkembangan anak
5. Mengembangkan pengetahuan dan skill SDM dalam
memberikanpelayanan
6. Memberikan input tentang sistem pelayanan anak kepada mahasiswa
praktek dan masyarakat
7. Mengembangkan tingkat pendidikan secar formal / nonformal
2.1.13 Motto Ruang Marwah 2
Mengutamakan pelayanan yang professional tanpa membedakan
status ekonomi, social, budaya dan agama.
2.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan tanggal 17-19Februari 2020, meliputi
ketenagaan, sarana dan prasarana, MAKP, sumber keuangan, dan pemasaran
(marketing). Data yang didapat dianalisis menggunakan analisis SWOT sehingga
diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai prioritas
masalah.
2.2.1 Tenaga dan Pasien (M1 - Man)
Model Asuhan Keperawatan Profesional yang saat ini sedang
dikembangkan oleh management ruang adalah model modifikasi Tim-Primer. Hal
ini disesuaikan dengan sumber daya manusia yang dimiliki dan karakteristik
ketergantungan klien yang dirawat di ruang Marwah 2. Analisis ketenagaan
perawat mencakup jumlah tenaga keperawatan dan non keperawatan, tenaga
8

kesehatan S1 Keperawatan 6 orang, tenaga DIII Keperawatan sebanyak 11


orang. Tenaga non keperawatan yaitu PRS sebanyak 3 orang.

STRUKUR ORGANISASI MAKP METODE MODIFIKASI TIM-PRIMER

Model asuhan keperawatan professional yang saat ini sedang dikembangkan oleh
ruang Marwah 2 adalah modifikasi model tim-primer namun stuktur organisasi
belum sesuai dengan stuktur organisasi model modifikasi tim primer. Perawat
primer di ruang marwah 2 sudah yaitu dengan pendidikan S1 dan perawat
pelaksana dengan pendidikan D3 namun penempatan di struktur seharusnya dari
setiap katim langsung membawai PA.
9

2.2.1.1 Gambaran Ketenagaan


2.2.1.1.1 Ketenagaan Ruang Marwah 2

No Nama Pendidikan Gol L/P Pelatihan PK STR SIK


1. Magdalena Karu Ners IIIc P 1. PPGD (208) III 2021 2022
2. PPI
3. Px Safety
4. Pelayanan Prima
5. manajemen karu (2014)
6. SP2KP/MAKP (2014)
7. Komunikasi Efektif
(KIE)
8. PMKP
9. IV Line Managemen
(2018)
2. Sri Sudarti Katim/PP D3 Keperawatan IIIc P 1. PPGD (2018) III 2022 2022
2. PPI
3. Pasien Safety
4. Pelayanan Prima
5. SP2KP/MAKP (2019)
6. Komunikasi Efektif
(KIE)(2019)
7. Preceptorship (2019)
8. Perawatan anak (2019)
9. Pelatihan Khusus
3. Yuni Munifah Katim /PP Ners IIIc P 1. PPGD III 2022 2022
2. PPI
10

3. Pasien Safety
4. Pelayanan Prima
5. SP2KP/MAKP (2019)
6. Preseptorship (2018)
7. Kegawatan anak (2019)
8. SMI mutu (2019)
9. Komunikasi Efektif
(KIE) (2018)
10. Pelatihan Khusus
4. Luluk Arif Khodijah Katim /PP D3 Keperawatan III/d P 1. PPGD (2018) III 2022 2022
2. PPI
3. Pasien Safety
4. Pelayanan Prima
5. MAKP(2019)
6. KIE (2019)
7. Pelatihan Khusus
5. Nuraini Katim / PP Ners III/c P 1. PPGD (2018) III 2023 2023
2. PPI (2019)
3. Pasien Safety
4. Pelayanan Prima
5. MAKP (2019)
6. KIE (2018)
7. KIE komunikasi
terapeutik (2019)
8. Kegawatan anak (2019)
9. IV line (2018)
6. Nurul Ma’rifah Katim / PP Ners III/c P 1. PPGD (2019) III 2023 2019
2. PPI
11

3. Pasien Safety
4. Pelayanan Prima
5. MAKP(2019)
6. KIE(2019) IV line
(2018)
7. Kegawatan pada ISF
(2019)
8. Pelatihan Khusus
7 Syamsul Arifin Katim / PP Ners II/a L 1. PPGD (2017) III 2022 2022
2. PPI dasar
3. Pasien Safety
4. Pelayanan Prima
5. MAKP (2019)
6. Kegawatan pada SIF
(2018)
7. KIE
8.
8. Lailatul Rohmah Perawat D3 Keperawatan BLU P 1. PPGD (2015 II 2021 2021
Pelaksana D 2. PPI (2018)
3. Pasien Safety
4. Pelayanan Prima
5. Wonnd care (2019)
6. Oksigenasi (2018)
9. Lilik Wahyuni Perawat D3 Keperawatan BLU P 1. PPGD(2017) II 2023 2023
Pelaksana D 2. PPI dasar(2019)
3. Pasien Safety
4. Cairan (2019)
5. M laktasi (2018)
12

6. Pelayanan Prima
7. Pelatihan Khusus
10. Ikawati Tustianin Perawat D3 Keperawatan BLU P 1. PPGD (2014) II 2020 2020
Pelaksana D 2. Kegawatan pada SIF
(2019)
3. PPI dasar
4. Pasien Safety
5. Pelayanan Prima
6. Pelatihan Khusus
11. Yunita ariessandi Perawat D3 Keperawatan BLU P 1. PPGD (2014) II 2020 2020
Pelaksana D 2. PPI dasar
3. Manej nyeri (2018)
4. Kegawat daruratan anak
(2019)
5. Rawat lka(2018)
6. Pasien Safety
7. Pelayanan Prima
8. Pelatihan Khusus
12. Rika vanigrahanti Perawat D3 Keperawatan BLU P 1. PPGD(2018) I - -
Pelaksana D 2. PPI
3. Pasien Safety
4. Pelayanan Prima(2018
5. Pelatihan Khusus
13. Fitri Wulansari Perawat D3 Keperawatan BLU P 1. PPGD(2015) I - -
Pelaksana D 2. PPI dasar
3. Pasien Safety
4. Pelayanan Prima
5. Pelatihan Khusus
13

6. Cairan(2019)
14. Erysa Oktaviana Perawat D3 Keperawatan BLU P 1. PPGD(2018) I 2022 2022
Pelaksana D 2. PPI dasar
3. Pasien Safety
4. Pelayanan Prima(2018)
5. Pelatihan Khusus
15. Dewi Ayu Istiqomah Perawat D3 Keperawatan BLU P 1. PPGD I 2022 2020
Pelaksana D 2. PPI dasar (2018)
3. Pasien Safety
4. Pelayanan Prima
5. Pelatihan Khusus
16. Irma Perawat D3 Keperawatan II/b P 1. BLS I 2024 2024
Terampil 2. Dekontaminasi
17. Risma

2.2.1.1.2 Tenaga Non Keperawatan


No Kualifikasi Jumlah Jenis
1. PRS 3
2. Cleaning Service 1

2.2.1.1.3 Tenaga medis


14

No Kualifikasi Jumlah
1. dr. spesialis
2. dr. konsultan

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI TENAGA KEPERAWATAN

N KUALIFIKASI
NAMA JABATAN
O PENDIDIKAN PK/BP SERTIFIKASI PELATIHAN

1. KEPALA RUANGAN Ns PK III 1. PPGD


2. PPI
3. Px Safety
4. Pelayanan Prima
5. manajemen karu (2014)
6. SP2KP/MAKP
7. Komunikasi Efektif (KIE)
8. PMKP
2. PP Ns PK III 1. PPGD
2. PPI
3. Pasien Safety
4. Pelayanan Prima
5. MAKP
6. KIE
7. Pelatihan Khusus
3. PA D3 Keperawatan PK II 1. PPGD
15

2. PPI
3. Pasien Safety
4. Pelayanan Prima
5. Pelatihan Khusus
4. PEMBIMBING KLINIS S1 Keperawatan PK III 1. PPGD
2. PPI
3. Pasien Safety
4. Pelayanan Prima
5. MAKP
6. KIE
7. Pelatihan Khusus
16

Berdasakan hasil pengkajian ketenagaan di ruang Marwah 2 didapatkan


hasil tenaga perawat Ners sebanyak 6 orang dan DIII Keperawatan sebanyak 11
orang, 83 % perawat memiliki pendidikan PPGD dan dan MAKP hal tesebut
dapat dikatakan baik dalam pengembangan model asuhan keperawatan
profesional dimana dalam pengembangannya diperlukan sumber daya yang cukup
ekspert dalam bidang manajerial dalam hal ini profesi perawat jenjang S1
keperawatan ners.

2.2.1.1.4 Kepuasan Pasien Terhadap Kinerja Perawat


Evaluasi dilakukan dengan cara mempersiapkan kuisioner yang berisi 5
pertanyaan berbentuk penilaian skor. Pertanyaan tersebut mencakup ketepatan
pelayanan, keramahan, kerapian penampilan, kejelasan komunikasi, dan
kepedulian perawat. Jawaban pada pertanyaan terdiri dari 1(Sangat Buruk),
2(Buruk), 3(Cukup), 4(Baik), 5(Sangat Baik).

Hasil pengkajian kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat sejumlah 10


responden yang dilakukan pada taggal 17-19 Februari 2020 menunjukkan 90%
responden menyatakan sangat puas, 10% menyatakan kurang puas karena kurang
tersenyum ketika bertemu pasien. Dan menurut hasil observasi sebagian perawat
ruangan kurang menerapkan 3S.

2.2.1.1.5 Kepuasan Kerja Perawat (Menggunakan Aplikasi Kebutuhan


A.Maslow – Nursalam, 2002)
Evaluasi dilakukan dengan cara mempersiapkan kuisioner yang berisi
13 pertanyaan berbentuk pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup struktur
organisasi, pembagian tugas, tugas kepala ruangan, tugas perawat primer, adanya
pelatihan atau pendidikan tambahan, pendapatan, jam kerja, cuti kerja, beban
kerja, jumlah perawat dan penjelasan pembagian tugas. Dalam kuisiner terdapat
pilihan “YA” dengan skor 1 dan “TIDAK” dengan skor 0.

Hasil pengkajian kepuasan kerja perawat sejumlah 7 responden yang


dilakukan pada tanggal 17-19 Februari 2020 di dapatkan hasil 95% merasa puas
dan 5% belum merasa puas. Sebagian besar ketidak puasan perawat didasarkan
karena gaji yang didapatkan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, Tetapi
17

perawat sudah merasa puas dengan keadaan dan merasa nyaman terhadap
ruangan. Perawat puas dengan struktur organisasi yang di terapkan di ruangan,
struktur yang dibuat dan pembagian tugas sudah sesuai dengan kemampuan di
bidangnya masing-masing.

2.2.1.1.6 Kebutuhan Tenaga Perawat (17-19 Februari 2020)


Kebutuhan tenaga perawat tiap sift berdasarkan tingkat ketergantungan pasien di
ruang marwah 2 RSU Haji pada 17 Februari 2020

N Kualifikasi pasien Jumlah kebutuhan Tenaga


Tingkat Jumlah Pagi Siang Malam
o
ketergantungan pasien
1 Minimal 0 0 x 0,17 = 0 0 x 0, 14 = 0 0 x 0,07 = 0
2 Parsial 14 14 x 0,27 = 14 x 0,15 = 14 x 0,10 =
3,78 2,1 1,4
3. Total 3 3 x 0,36 = 3 x 0,3 = 0,9 3 x 0,20 =
1,08 0,6
Jumlah 16 4,86 3 2
5 3 2

Total tenaga perawat yang dibutuhkan:

a. Pagi : 5 orang
b. Siang : 3 orang
c. Malam : 2 orang
Total : 10 orang

Jumlah tenaga lepas dinas perhari :

86 x 10
= 2,89 ( 3 orang )
297

Kebutuhan tenaga perawat tiap sift berdasarkan tingkat ketergantungan pasien di


ruang marwah 2 RSU Haji pada 18 Februari 2020

N Kualifikasi pasien Jumlah kebutuhan Tenaga


Tingkat Jumlah Pagi Siang Malam
o
ketergantungan pasien
18

1 Minimal 2 2 x 0,17 = 2 x 0, 14 = 2 x 0,07 =


0,34 0,28 0,14
2 Parsial 17 17 x 0,27 = 17 x 0,15 = 17 x 0,10 =
4,59 2,55 1,7
3. Total 4 4 x 0,36 = 4 x 0,3 = 1,2 4 x 0,20 =
1,44 0,8
Jumlah 23 6,37 4,03 2,64
6 4 3

Total tenaga perawat yang :

a. Pagi : 6 orang
b. Siang : 4 orang
c. Malam : 3 orang
Total : 13 orang

Jumlah tenaga lepas dinas perhari :

86 x 13
= 3,76 ( 4 orang )
297
Kebutuhan tenaga perawat tiap sift berdasarkan tingkat ketergantungan pasien di
ruang marwah 2 RSU Haji pada 19 Februari 2020

N Kualifikasi pasien Jumlah kebutuhan Tenaga


Tingkat Jumlah Pagi Siang Malam
o
ketergantungan pasien
1 Minimal 0 0 x 0,17 = 0 0 x 0, 14 = 0 0 x 0,07 = 0
2 Parsial 22 22 x 0,27 = 22 x 0,15 = 22 x 0,10 =
5,94 3,3 2,2
3. Total 2 2 x 0,36 = 2 x 0,3 = 0,6 2 x 0,20 =
0,72 0,4
Jumlah 24 6,66 3,9 2,6
7 4 3
Total tenaga perawat :

a. Pagi : 7 orang
b. Siang : 4 orang
c. Malam : 3 orang
19

Total : 13 orang

Jumlah tenaga lepas dinas perhari :

86 x 13
= 3.76 ( 4 orang )
297

Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga

Tingkat
Jmlah kebutuhan Jumlah perawat
N ketergantungan
Tanggal
o Klasifikasi Jumlah Mala Mala
Pagi Sore Pagi Sore total
pasien pasien m m

Minimal 0 0 0 0

Parsial 14 4 2 1
1 17.2.2020 5 3 3 11
Total 3 1 1 1

Jumlah 17 5 3 2

Minimal 2 0 0 0

Parsial 17 5 3 2
2 18.2.2020 5 3 3 11
Total 4 1 1 1

Jumlah 23 6 4 3

Minimal 0 0 0 0

Parsial 22 6 3 2,2
3 19.2.2020 5 3 3 11
Total 2 1 1 0,4

Jumlah 24 7 4 3

JUMLAH 63 15 9 9 33

RATA-RATA 21 11
20

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah perawat yang dibutuhkan tiap kali


dinas, di dapatkan tidak sesuaian dimana antara jumlah perawat yang dinas pada 3
hari saat observasi sangat minim dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan.
di ruang Marwah 2, yang mana setiap dinas shift pagi terdapat 5 orang, shift siang
3 orang dan dinas shift malam 3 orang. Sehingga seharusnya ditambahkan tenaga
untuk menangani pasien sesuai tingkat ketergantungannya.

2.2.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material)


2.2.2.1 Lokasi dan denah ruangan
Ruang Marwah 2 merupakan bagian dari ruang perawatan Irna
Anak RSU Haji Surabaya.Ruang Marwah 2 terletak di gedung Marwah
lantai 2 (gedung Marwah terdiri dari 4 lantai).Ruang Marwah 2 merupakan
ruangan anak yang berbatasan: sebelah utara berbatasan dengan masjid,
sebelah selatan berbatasan dengan taman belakang/ parkir mobil, sebelah
barat berbatasan dengan gedung instalasi gizi, dan sebelah timur
berbatasan dengan ruang bermain dan paviliun.
Sejak tanggal 11 Februari 2020 Marwah 2selesai melakukan
renovasi ruangan sehingga masih melakukan penataan kembali ruangan,
ruang marwah 2 merupakan ruang rawat inap untuk anak-anak dengan
berbagai macam penyakit. Terdiri dari 28 bed pasien 16 bed untuk kelas
III (kamar A dan kamar C) dan 12 untuk kelas II (kamar B dan D).
21

2.2.2.2 Data tempat tidur pasien


a. Gambaran umum jumlah tempat tidur diruang Marwah 2
Berdasarkan hasil pengkajian pada hari senin tanggal 17-19
Februari 2020 didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur adalah tempat
tidur dengan rincian sebagai berikut :
RuangA : 8 bed untukkelas III
RuangB : 6 bed untukkelas II
RuangC : 8 bed untukkelas III
RuangD : 6 bed untukkelas II
b. Gambaran umum jumlah tempat tidur kelolaan mahasiswa managemen
keperawatan.
Mahasiswa management yang praktek di Ruang Marwah 2 kelas 3
kamar A dan C sebanyak 16 bed dengan anak 12 mahasiswa minim
untuk mengelolah pasien
(x )x 100 %
= 80% 12
16
22

2.2.2.3 Fasilitas untuk pasien

Ruang marwah 2 terdiri dari 4 kamar pasien, dua kamar untuk pasien kelas
2 dan 2 kamar untuk pasien kelas 3. Ruang marwah 2 dengan fasilitas sebagai
beriut:

No. Fasilitas Kamar A Kamar B Kamar C Kamar D

Tempat tidur 8 buah 6 buah 8 buah 6 buah


1.
2.
AC 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

Lemari pasien 8 buah 6 buah 8 buah 6 buah


3.
4. Kamar mandi
1 kamar 1 kamar 1 kamar 1 kamar
pasien

5.
Meja makan 8 buah 6 buah 8 buah 6 buah

Kursi pasien 8 buah 6 buah 8 buah 6 buah


6.
Tangga kecil 1 buah
7.
Vastavel 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
8.
Cemin 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
9.
10.
Urinal/pispot 2 buah 2 buah 2 buah 2 Buah

Lemari Es obat
11. dan darah 1 buah

2.2.2.4 Peralatan dan Fasilitas kesehatan


Peralatan dan bahan kesehatan yang tersedia di ruang Marwah 2
RSU Haji Surabaya bulan Desember 2019 terdiri dari :
23

Kondisi
No Nama barang Standar Keterangan
Baik Rusak
1 Standart infus 1 32
2 Termometer 1 4 1
3 Buli - buli panas 1 1
4 Kirbat es 1 1
5 Bengkok 1 4
6 Urinal 1 4
7 Pispot 1 4
8 Glicerin Spuit 1 1
9 Blast Spuit 1 22
10 Spultum Pot 1 25
11 Bak Instrumen/ Injeksi 1 4
12 Waskom mandi 1 7
13 Set rawat luka 1 2
14 Gunting AJ 1 2
15 Gunting verban 1 1
16 Ambubag 1 1
17 Oxymetri 1 1
18 Stetoskop 1 3
19 Tensimeter 1 2
20 Nebulizer 1 4
21 ECG 1 1
22 WSD 1 1
23 Suction 1 1
24 Siringe pump 1 2
25 Infuse Pump 1 1
26 Bedside Monitor 1 1
27 Sprei 3 128
28 Sarung bantal 3 195
29 Selimut 3 24
30 Stik laken 3 58
31 Handuk 1 0
32 Washlab 1 0
33 Baju pasien 1 0
34 Sarung pasien/ piyama 1 0
35 Perlak 1 40
36 Kasur 1 30
37 Bantal dakron 1 42
38 Skort kerja 1 6
39 Set linen OK 1 0
40 Baju OK (gown) 4 0

c. Fasilitas untuk petugas kesehatan


24

Nurse station berada dibagian tengah antara ruang perawatan A,B,C,D


yang sudah dimanfaatkan untuk proses pendokumentasian, asuhan
keperawatan, pusat konsultasi pasien dan keluarga juga untuk keperluan
administrasi pasien, serta ruangan tersebut digunakan untuk melakukan
timbang terima, fasilitas lain yang terdapat pada ruangan antara lain :
1) Ruang kepala ruangan
2) Ruang ganti / tempat sholat perawat,
3) Ruang tindakan
4) Kamar mandi pegawai,
5) Dapur,
6) SpoelHok,
7) Televisi 1 unit,
8) Komputer 1 unit
9) Sentralisasi Obat
d. Ruang Penunjang
1 ruang untuk gudang
1 ruang mahasiswa
e. Dokumentasi
1) Dokumen absensi mahasiswa
2) Dokumen nota dinas
3) Daftar infentaris alat kesehatan dan non kesehatan
4) Daftar pegawai ruangan
5) Dokumenrotasidanmutasi
6) Dokumen bimbingan mahasiswa
7) Surat keluar dan masuk
8) Standar asuhan keperawatan
9) Laporan pelaksanaan PKMRS
10) Buku timbang terima / laporan harian
11) Buku rekam medis
12) Buku pengiriman laborat
13) Lembar observasi
14) Lembar timbang terima dan buku timbang terima (operan)
25

15) Lembar penerimaan obat (jadi satu dengan lembar timbang terima)
16) SOP
17) Buku Tindakan
18) Patient safety
19) Buku kematian
20) Buku PKRS
21) Buku ronde keperawatan
22) Dokumen absensi karyawan
f. Daftar SOP Keperawatan

No. Nama SPO Diterbitkan Revisi No.dokumentasi Tanggalterbit

1. Identifiasi bahan PPT 0 005/.IK/PPI/RSH/14 12 September


berbahaya dan 2014
beracun

2. Penanganan K3RS 02 016.SPO/K3RS/RSUH/1 27 Mei 2012


tumbahan bahan 4
berbahaya dan
beracun

3. Penanggulangan K3RS 01 018.SPO/K3RS/RSUH/1 27 Mei 2015


kontaminan B3 4
terhirup pekerja

4. Penanganan K3RS 01 002.SPO/K3RS/RSUH/1 5 juni 2015


kontaminasi 1
bahan berbahaya
dan beracun

5. Penanggulangan K3RS 02 006.SPO/K3RS 27 Mei 2015


kontaminan B3 /RSUH/14
pada kulit dan
rambut

6. Penyimpanan K3RS 02 001.SPO/K3RS/RSUH/1 5 Juni 2015


bahan berbahaya 1
dan beracun

7. Penggunaan spill- K3RS 00 020.SPO/K3RS/RSUH/1 5 juni 2015


kit B3 5

8. Permintaan sewa KPRI 01 02.UAJ/KPRI-/RSUH/15 2019


ambulan jenazah
26

g. Standart Asuhan Keperawatan


1. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Diare akut
2. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Bronkitis
3. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Kejang demam
4. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
5. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan DHF
6. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan ISK
7. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Faringitis
8. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Febris
9. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan TB Paru
10. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan vomiting

2.2.2.5 Obat emergency yang terdapat di Ruang Marwah 2

JUMLAH
KETERA
NO NAMA OBAT SEHARUS STOK SELISIH EXPIRED
NGAN
NYA

1 Aminophylin inj 240 mg/10 ml 5 5

2 Asam tranexamat inj 250 mg/5 5 5


ml

3 Dexamethasone inj 5 5

4 Diphenhidramin inj 10 mg/ml 1 - 1

5 Ephedrine inj 5 5

6 Furosemide inj 5 5

7 Phenytoin inj 5 - 5

8 Phytomenadion inj 2 mg/ml 5 5

9 Sulfas atropine inj 5 - 5

10 Epineprin 6

HIGH ALERT

1 Adrenalin/epinefrin 1 mg/ml 5 - 5
27

2 Ca gluconas inj 5 6

3 Dobutamin inj 5 4

4 Dopamine inj 5 5

5 Lidocain inj 20 mg/ml 5 5

6 Norepinefrin 5 5

DISIMPAN DALAM BOX TERKUNCI

1 Diazepam inj 5 5

2 Sibital/fenobarbital inj 200 5 5


mg/2ml

3 Stesolid supp 2 1

AIRWAY

1 ETT no 4,5 1 1

2 ETT no 5,5 1 1

3 ETT no 6 1 1

4 ETT no 6,5 1 1

5 ETT no 7,5 1 1

6 Jackson Reen 0,5 ltr 1 1

7 Oropharyngeal airway/Guedal 3 3

8 Suction catheter 10 fr 3 3

9 Suction catheter 6 fr 3 3

10 Suction catheter 8 fr 3 3

BREATHING

1 Masker NRM anak 1 1

2 Masker O2 anak 3 3

3 Masker O2 dewasa 1 1

4 Nasal O2 anak 3 4

5 Nasal O2 dewasa 1 1
28

6 Nasal O2 neonatus 3 2

7 Nebulizer anak 3 2

CIRCULLATION

1 Blood set 3 3

2 Infus set 3 3

3 Iv catheter 24 5 5

4 IV catheter 26 5 5

5 Perfusor 3 4

6 Solucet with buret 1 1

7 Spuit 1 cc 5 5

8 Spuit 3 cc 5 4

9 Spuit 5 cc 5 5

10 Spuit 10 cc 5 1

11 Spuit 20 cc 3 3

12 Spuit 50 cc 3 2

13 Threeway 3 2

LAIN-LAIN

1 Feeding tube 10 fr 120 cm 1 - 1

2 Feeding tube 5 fr 100 cm 1 1

3 Feeding tube 5 fr 40 cm 1 1

4 Feeding tube 8 fr 100 cm 1 1

5 Feeding tube 8 fr 40 cm 1 1

6 Foliey catheter 10 fr 1 2

7 Folley catheter 6 fr 1 1

8 Spuit 50 cc LT/sonde 2 2

9 Urine bag 3 4

2.2.2.6 Alur Pengadaan Obat


29

Dokter visite

Dokter menuliskan resep untuk pasien

Resep di inden oleh perawat melalui system Resep di bawa ke depo farmasi oleh
RS langsung ke depo farmasi kelurga pasien

Di depo farmasi Screening oleh apoteker dan di periksa rekam medic untuk penyesuai pemberian obat

Petugas apotek mengirim obat ke Resep di berikan kepada keluarga pasien untuk di
ruangan dan diterima perawat dan dicek bawa ke apotek
kembali oleh perawat

Setelah di apotek obat di berikan ke keluarga pasien

Setalah itu obat di serahkan ke keluarga pasien lalu di serahkan ke perawat yang ada di
ruangan

Obat injeksi dan alat infus di


Obat oral oleh perawat di berikan ke keluarga serahkan kepada perawat ,dan di
pasien untuk di simpan ,di minum sesuai anjuran taruh di nurse station
Kesimpulan
dari perawat. :

Dari data yang di dapat , sarana dan prasarana di ruangan sudah memenuhi
standart meskipun masih ada yang kurang tetapi hal tersebut tidak mengganggu
jalannya pelayanan yang diberikan.

2.2.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3- Method)


2.2.3.1 Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP)
Dari hasil pengkajian mulai tanggal 17-19 Februari 2020 didapatkan
bahwa model asuhan keperawatan professional yang saat ini sedang
30

dikembangkan oleh manajemen ruang Marwah 2 adalah modifikasi model Tim


Primer untuk shift pagi, siang dan malam. RSU Haji Surabaya memiliki visi, misi
dan motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan pelayanan.

Di ruang Marwah 2 terdapat 18 perwat diantaranya 1 karu 6 ketua tim


yang membawai 4 tim yang bertanggung jawab atas pasien disetiap ruangan,
dalam setiap tim tersebut terdapat 1 sampai 2 perawatr perimer, 2 dan 3 perawat
pelaksana perawat ruangan dibagi menjadi 1 tim dalam shif pagi di hari kerja
dengan 2 perawat primer dam 3 perawat pelaksana, apabila dihari sabtu perawat
ruangan dibagi menjadi 1 tim yakni 1 pp dan 3 perawat pelaksana, dan dihari
minggu perwat ruangan dibagi menjadi 1 tim yakni 1 perawat primer dan 2
perawat pelaksana sedangkan untuk shif sore dan malam hanya terdapat 1 tim
yang terdiriri 1 perawat primer dan 2 perawat pelaksana dihari kerja maupun
dihari libur. Perawat ruangan setiap dinas pagi dan sore dibantu dengan tenaga
PRS, namun pada shif malam dan hari minggu tidak terdapat tenaga PRS.

Di RuangMarwah 2 telah tersedia referensi atau pedoman standart asuhan


keperawatan (SAK)dan standart prosedur operasional (SPO) sebagai penunjang
proses keperawatan mengikuti rumah sakit. Berdasar data kuesioner, 100%
perawat menyatakan mengerti model asuhan keperawatan yang digunakan saat
ini. Setelah dilakukan observasi pelayanan yang dilakukan perwat terhadap pasien
dan keluarga berjalan dengan baik, dengan dukungan komunikasi efektif antara
perawat dan tim tenaga kesehatan lainnya. Selama dilakukan pengkajian jumlah
pasien yang ada masih bisa ditangani oleh perawat yaitu berjumlah 18 orang
perawat dengan perawat lepas 3 orang per hari. Hal ini jika dihitung berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien maka didapatkan data pada tanggal 17 Februari
2020 terdapat jumlah pasien 17 orang dibutuhkan perawat 10 dengan 1 orang
Karu dan pada tanggal 18 Februari 2020 jumlah pasien menjadi 23orang,
dibutuhkan10 perawat dengan 1 orang Karu,sedangkan untuk kapasitas TT Ruang
Marwah 2 adalah 28 TT.Hal ini sedikit minimnya tenaga perawat dalam shift
dinas sore maupun malam.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam metode yang diterapkan di


ruangan ini adalah penerimaan pasien baru, timbang terima, sentralisasi obat,
31

supervisi, dan discharge planning sudah berjalan tetapi belum optimal. Pada ronde
keperawatan SOP dan format belum ada ronde keperawatan dilakukan jika ada
masalah komplek yang diikuti semua katim, Dokter dan disiplin ilmu yang terkait
dalam masalah tersebut, ronde keperawatan juga belum ada jadwal yang
direncanakan karena kasus yang ada masih bisa ditangani oleh tim keperawatan
dan telah dibentuk tim ronde keperawatan pelaksannan ronde keperawatan belum
optimal. Berdasarkan hasil observasi langsung dokumentasi keperawatan sudah
terdapat SOP dan format namun kelengkapan dokumentasi terdapat sedikit
dokumentasi yang belum diisi karena banyaknya dokumentasi yang harus diisi
oleh perawat.

Proses MAKP dimulai dengan penentuan struktur MAKP yakni


Ka.Instalasi, Ka.Ruangan, Perawat Primer, dan Perawat Pelaksana. Karu
mengontrol dan mendelegasi PP dalam melaksanakan asuhan dimana PP
melaksanakan uraian tugasnya, PA menerima rencana tindakan
keperawatan/delegasi dari PP yang kemudian diimplementasikan ke pasien.
Proses ini sudah berjalan sesuai dengan model MAKP Modifikasi Tim-Primer, hal
ini disesuaikan dengan sumber daya manusia yang dimiliki dan karakteristik
ketergantungan klien yang di rawat terdapat sebagian kecil yang belum
mendapatkan pelatihan sesuai fungsi dan peranya dalam MAKP dan peran atau
fungsi kurang sesuai dengan struktur MAKP. Adapun tenaga perawatan uyang
mengikuti pelatihan MAKP sebanyak 7 dari 18 perawat.

Penggunaan model asuhan keperawatan gabungan ini menyesuaikan


dengan jumlah tenaga keperawatan yang ada. Dari pihak ruangan sangat
mendukung diterapkannya MAKP secara benar yang dibuktikan dengan adanya
sarana-sarana untuk pelaksanaan MAKP secara benar.
2.2.3.2 Penerimaan Pasien Baru
Dari hasil pengkajian mulai tanggal 17-19 Februari 2020 didapatkan
bahwa penerimaan pasien baru di Ruang Marwah 2 sudah berjalan dengan adanya
SAK, SOP dan formatnya sudah ada namun sebagian kecil perawat tidak sesuai
dengan mengunakan format dan SOP akan tetapi kepatuhan penulisan berjalan
dengan baik. Dari hasil observasi yang didapatkan sebagian perawat Marwah II
32

saat menerima pasien baru perawat ada dan tidak ada memberika edukasi gerakan
cucitangan serta penjelasan penggunaan sampah infeksius dan nij inspeksius dan
tidak adanya lieflet terkait edukasi.

Penerimaan pasien baru yang dilakukan di ruangan Marwah 2 yaitu dari


pasien yang datang dari IGD atau Poli, dan jika datang dari IGD maka dilakukan
penanganan kegawatdaruratan terlebih dahulu, kemudian dilakukan penerimaan
pasien baru ke ruangan. Selain itu perawat ruangan melakukan pengkajian pasien
baru dan langsung melakukan pendokumentasian kepada keluarga pasien. Alur
penerimaan pasien baru seharusnya saat pasien datang, perawat ruangan
memperkenalkan diri, melakukan indentifikasi pasien. Gelang identitas pasien
sudah dipasang di IGD dan jika datang dari Poli maka dipasang di ruangan. Isi
yang ada pada gelang pasien yaitu nama pasien, no rekam medik, tanggal lahir,
usia, dan alamat. Setelah itu melakukan pengkajian pasien baru dan melakukan
orientasi ruangan diantaranya dengan menjelaskan fasilitas, tata tertib, dan aturan
rumah sakit sesuai yang tercantum dalam lembaran penerimaan pasien baru.
Setelah itu memberikan KIE saat memerlukan bantuan perawat.

2.2.3.3 Timbang Terima


Dari hasil pengkajian mulai tanggal 17-19 Februari 2020 didapatkan
bahwa dengan observasi perawat di Ruang Marwah 2 saat ini berjalan baik
dengan mengikuti SOP dan format yang ada, perawat menyesuaikan
dankepatuhan penulisan dalam format dan SOP. Saat ini untuk pergantian shif
telah dilaksanakan dan sudah menggunakan format timbang terima. Kegiatan
timbang terima shift pagi sesuai dengan jam dinas. Dipimpin kepala ruangan
kemudian untuk shift selanjutnya diserahkan kepada Katim. Setelah itu perawat
shif pagi menyampaikan timbang terima pada perawat shif sore. Hal yang
disampaikan adalah : jumlah pasien, identitas, diagnose medis, tindakan yang
sudah dilakukan dan belum dilakukan, pesan dokter mengenai perubahan
pengobatan (dosis/nama obat) dan terapi yang diberikan pada pasien, serta pesan
khusus untuk kegiatan cek laboratorium. Begitu juga pada pergantian perawat
pada shift berikutnya. Setelah perawat shift pagi menyampiakan timbang terima
sebaiknya dilanjutkan mengklarifikasikan oleh perawat yang dinas selanjutnya.
33

Perawat belum menjalankan pos pre untuk jalannya timbang terima, sebiknya
setelah perawatr shif pagui menyampaikan timbang terima dilanjutkan
mengklarifikasi oleh perawat yang dinas selanjutnya. Setelah timbang terima
dilakukan di ruang perawat kemudian di validasi langsung ke semua pasien. Pada
saat validasi ke pasien, perawat penanggung jawab ruang setiap Tim belum
semuanya memperkenalkan diri pada pasien. Misalnya pada saat operan shift
malam ke pagi belum memperkenalkan perawat yang bertanggung jawab atau
yang bertugas nanti selama shift pagi. Selain itu, pada waktu melakukan timbang
terima ke pasien kurang dalam menanyakan keluhan dan memberikan edukasi
terhadap pasien dan keluarga.

2.2.3.4 Pemberian Obat teritegritas


Dari pengkajian yang kami dapatkan sentralisasi di Ruang Marwah 2
sudah sesuai dengan SOP dan format yang sudah ada. Kepatuhan penulisan sudah
berjalan dengan baik dan sudah sesuai dengan SOP. Dalam SOP obat injeksi dan
alkes disentralisasikan di ruang obat. Alursentralisasi obat di Ruang Marwah 2
adalah setelah visite dokter menuliskan resep obat yang dibutuhkan pasien di
lembar resep dan CPPT, kemudian resep diinden melalui sistem RS ke depo
farmasi namun pengelolaan depo farmasi sendiri hanya dipagi hari setelah shift
sore resep di bawa ke depo farmasi oleh kelurga pasien, di depo farmasi dilakukan
screening oleh apoteker dan di periksa rekam medik untuk penyesuaian
pemberian obat, resep di berikan kepada keluarga pasien untuk di bawa ke apotek,
Setelah di apotek obat di berikan ke keluarga pasien, setelah itu obat di serahkan
ke keluarga pasien lalu di serahkan ke perawat yang ada di ruangan, obat oral oleh
perawat di berikan ke keluarga pasien untuk di simpan dan di minum sesuai
anjuran dari perawat, obat injeksi dan alat infus jika habis maka pinjam ke
persediaan obat kemudian diindenkan besok paginya. Di ruang Marwah 2 juga
sudah terdapat lembar persetujuan oleh keluarga pasien untuk dilakukannya
sentralisasi obat. Sentralisasi obat di ruang Marwah berjalan cukup lancar terdapat
serah terima antara farmasi dengan perawat serta etiket tercantum saat pemberian
obat danpengelolaan obat sudah baik dengan menempatkan setiap obat di box
masing-masing pasien.
34

2.2.3.5 Supervisi Keperawatan


Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh kelompok pada
tanggal 17-19 Februari 2020 didapatkan hasil sebagai berikut : Di Ruang Marwah
2 sudah dilakukan supervisi sesuai SOP yang sudah ada, supervisi ruangan
dilaksanakan setiap seminggu sekali yang dilakukan kepala ruangan kepada PP
atau PP kepada PA, dan ada juga supervise dari rumah sakit yang dilakukan
sebulan sekali namun mendadak. Supervise yang sudah dilaksanakan oleh ruang
Marwah 2 yaitu kepatuhan penggunaan alat pelindung diri ( pasang infus,
pengambilan darah, meracik obat, injeksi, dan nebulizer). Sesuai dengan SOP,
pelaksanaan supervise tidak dilakukan secara mendadak dan sebelum supervise,
perawat yang akan di supervisi untuk menyiapkan diri dan alat yang diperlukan
untuk supervise.

2.2.3.6 Ronde Keperawatan


Dari hasil pengumpulan data yang didapat pada tanggal 17-19 Februari
2020 di Ruang Marwah 2 belum menemui dilakukannya ronde keperawatan, SOP
ronde keperawatan tidak ada, dikarenakan jarang dilakukan. Ronde keperawatan
di ruang Marwah 2 hanya dilakukan jika ada masalah pasien yang kompleks, dan
yang dilakukan oleh semua katim dan disiplin ilmu yang terlibat dalam masalah
pasien. Seharusnya ronde keperawatan dilakukan terjadwal dan tidak hanya
dilakukan saat ada masalah yang komplek pada pasien.

2.2.3.7 Perencanaan Pulang (Discharge Planning)


Dari hasil pengumpulan data yang didapat pada tanggal 17-19 Februari
2020 dan laporan perawat di Ruang Marwah 2, sudah sesuai dengan SOP dan
format discharge planning sudah tersedia, kepatuhan dalam penulisan sudah
berjalan dengan baik. Discharge planning sudah dilaksanakan dalam
pelaksanaannya dilakukan oleh perawat, isinya singkat, dan mulai pasien masuk
sampai pasien akan pulang, isinya mencakup kartu control serta HE (Health
Education) secara lisandan tertulis tentang obat, diet, dan waktu kontrol tetapi
tanpa diberikan leaflet tentang penyakit anaknya.Kartu control dijadikan satu
dengan kartu discharge planning. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yaitu
keterbatasan sumber dana dan sarana. Berdasarkan wawancara perawat memiliki
35

kemauan untuk memberikanleaflet, namun perawat merasakan adanya


keterbatasan waktu serta sarana yang ada.Tetapi sejauh ini, pelaksanaan
discharge planning sudah cukup baik. Seharusnya discharge planning dilakukan
saat pasien datang, saat pasien dirawat dan saat pasien akan pulang di Ruang
Marwah 2 sudah tersedia format discharge planning, yang belum tersedia adalah
leafleat (10 penyakit terbesar di Ruang Marwah 2), namun sudah ada format
edukasi (catatan edukasi terintegrasi) dan pendidikan kesehatan hanya dilakukan
secara lisan tanpa tulisan atau menggunakan leaflet.

Dalam hal ini format discharge planning lebih optimal jika menggunakan
metode IDEAL yaitu include (melibatkan pasien dan keluarga), Discuss
(diskusikan dengan pasien dan keluarga lima bidang utama untuk mencegah
masalah dirumah seperti menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
dukungan yang diperlukan, menjelaskan obat, mengidentifikasi tanda dan gejala
atau potensi masalah yang bisa timbul, menjelaskan hasil tes dan membuat janji
tindak lanjut atau control), Educate (mendidik pasien dan keluarga), Asses
(menilai seberapa baik dokter dan perawat menjelaskan diagnosis, kondisi, dan
langkah-langkah selanjutnya), dan Listen (mendengarkan dan menghormati pasien
dan keluarga dan memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk
bertanya hal-hal yang belum dipahami).

2.2.3.8 Dokumentasi Keperawatan


Dari hasil pengkajian dan observasi mulai tanggal 17-19 Februari 2020
dokumentasi keperawatan sesuai dengan SOP dan format yang sudah tersedia,
kepatuah dalam penulisan dokumentasi sudah sesuai dan optimal. Ruang marwah
2 didapatkan bahwa sistem pendokumentasian yang berlaku saat ini adalah SOR
(Source, Oriented, Record), yaitu sistem pendokumentasian yang berorientasi
kepada sumber (lembar penilaian berisi biodata, lembar order dokter, lembar
riwayat medis/penyakit, catatan perawat,ahli gizi dan laporan). Proses
dokumentasi keperawatan di ruang Marwah 2 sudah cukup baik, dan ruangan ini
pernah mendapatkan predikat ruangan rawat inap yang mempunyai prses
pendokumentasian terbaik di RSU Haji Surabaya.

No Uraian Bagan Kode Sember


36

1 Lembar surat permintaan masuk DRM 01 TU


RS
2 Lembar persetujuan umum DRM 01.a Dokter
pasien masuk RS
3 Lembar penempelan surat DRM 01.b Dokter
(Rujukan)
4 Lembar masuk dan keluar RS DRM 01.c Dokter
5 Lembar status present (antar DRM 01.d Perawat
ruangan – antar RS)
6 Lembar ceklist penerimaan DRM 02.a Perawat
pasien baru di ruangan
7 Lembar assessment keperawatan DRM 04 Perawat
rawat inap pasien dewasa
8 Lembar indikator skor pasien DRM 06 Perawat
(petunjuk pengisian skor)
9 Lembar observasi pasien & DRM 06.a Perawat
lembar pemberian dan
sentralisasi obat
10 Lembar grafik vital sign DRM 07 Perawat
11 Lembar catatan perkembangan DRM 08 Perawat /
pasien terpadu (CPPT) dokter/Gizi/
Farmasi/
Rehabmedis
12 Lembar penempelan hasil DRM 09 Dokter
pemeriksaan laboratorium
13 Lembar penempelan hasil DRM 09.a Dokter
pemeriksaan
endoskopi/PA/Sito/Rad/dll
14 Lembar persetujuan konsultasi DRM 10 Perawat
15 Lembar permintaan konsultasi DRM 10.a Dokter
dan jawaban konsultasi
16 Lembar persetujuan tindakan DRM 11 Perawat
kedokteran
17 Lembar persetujuan tindakan / DRM 11.b Perawat
pemeriksaan
18 Lembar penolakan tindakan / DRM 11.c Perawat
pemeriksaan
19 Lembar catatan edukasi dan DRM 20 Perawat
37

perencanaan pasien pulang


terintegrasi
20 Lembar control pasien pulang DRM 20.a Perawat / ahli
gizi/ farmasi/
rehabmedis
21 Lembar resume medis DRM 21 Dokter

DRM yang harus di isi perawat


No Kode Uraian Bagian
.
1. DRM 01.d Lembar status present (antar ruangan – antar
RS)
2. DRM 02.a Lembar ceklist penerimaan pasien baru di
ruangan
3. DRM 04 Assassement awal keperawatan rawat inap
DRM 06 Lembar indikator skor pasien (petunjuk
pengisian skor)
4. DRM 06.a Lembar observasi pasien & lembar pemberian
dan sentralisasi obat
5. DRM 07 Lembar grafik vital sign
6. DRM 08 Lembar catatan perkembangan pasien terpadu
(CPPT)
7. DRM 10 Lembar persetujuan konsultasi
DRM 11 Lembar persetujuan tindakan kedokteran
8. DRM 11.b Lembar persetujuan tindakan / pemeriksaan
9. DRM 11.c Lembar penolakan tindakan / pemeriksaan
11. DRM 20 Lembar catatan edukasi dan perencanaan
pasien pulang terintegrasi
12. DRM 20.a Lembar control pasien pulang

Sistem pendokumentasian pada Ruang Marwah 2 sudah berjalan dengan


cukup baik, dimana sudah dilakukan dengan komputerisasi dan format
dokumentasi keperawatan dan form yang berisikan jawaban dari hasil visite
dokter dan tindakan mandiri yang sudah dilakukan perawat. Namun ada sedikit
dokumentasi yang belum terisi karena banyaknya dokumentasi yang harus diisi
oleh perawat, pada pengisian SOAP sebagian perawat masih kurang lengkap,
yaitu pada point “A”, hanya dituliskan Diagnosa keperawatan dan sebaiknya
38

ditambahi dengan “masalah belum tertasi, teratasi sebagian dan sudah teratasi”,
dan untuk point “P” hanya dituliskan “Intervensi dilanjutkan” dan seharusnya
dituliskan intervensi apa saja yang akan dilakukan atau diberikan.
2.2.3.9 Tugas Pokok dan Fungsi
a. Kepala Ruangan
Tugas Pokok :
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang
rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas :
1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta
tenaga lain sesuai kebutuhan
b. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang di perlukan
sesuai kebutuhan
c. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan
yang akan di selenggarakan sesuai kebutuhan pasien
2. Melaksanakan fungsi prnggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
ruang rawat
b. Menyususn dan mengatur daftar dinas tenaga perawat dan tenaga
lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku
c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru
atau tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat
d. Member pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan/standar
e. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja
sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di
ruang rawat
f. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan
tenaga lain yang berada di wilayah tanggung jawabnya
g. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan
antara lain melalui pertemuan ilmiah
39

h. Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta


mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar
tercapai pelayanan yang optimal
i. Menyususn permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan
bahan lain yang diperlukan di ruang rawat
j. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar
selalu dalam kegiatan siap pakai
k. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan
l. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib
ruangan vasilitas yang ada cara penggunaannya serta kegiatan
rutin sehari-hari di ruangan
m. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter)
untuk pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan ,
serta menyampaikan kepada staf untuk melaksanakannya
n. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang
rawat menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi untuk
memudahkan pemberian asuhan keperawatan
o. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapinya
p. Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung
q. Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga
dalam batas kewenangan
r. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung
s. Memelihara dan mengembangkan system pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawatan system pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan
benar untuk tindakan selanjutnya.
40

t. Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruangan yang


lain, seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan
kepala unit di RS
u. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberikan
ketenangan.
v. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
w. Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian
memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan
diitnya.
x. Memelihara buku register dan berkas catatan medic
y. Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan
asuhan keperawatan serta kegiatan lain diruang perawat.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
meliputi :
a. Mengawasi dan menilai asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
b. Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan
dan keterampilan dibidang perawaatan.
c. Mengawasi dan mengendalikan penyalahgunaan peralatan
perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien.
d. Mengawasi pelaksanaan sistim pencatatn dan pelaporan kegiatan
asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain diruang rawat.

b. Perawat Primer
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprenshif
2. Membuat tujuan daan rencakan keperawatan
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila
diperlukan
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang di
berikan oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain
41

5. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan


6. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga
social di masyarakat
7. Membuat jadwal perjanjian klinik
8. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu
9. Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar
rumah sakit
10. Mengikuti timbang terima
11. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif
12. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
13. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas
14. Mengkomunikasikan atau mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
15. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
16. Menerima dan menyesuaikan rencana
17. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
18. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga
social di masyarakat.
19. Membuat jadwal perjanjian klinik
20. Mengadakan kunjungan rumah
21. Melaksanakan sentralisasi obat
22. Mendampingi visite
23. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan
dan perawat associate
24. Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala ruangan.

c. Perawat Assosiate
Tugas pokok :

1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses


keperawatan dengan sentuhan kasih sayang.
42

a. Melaksanakan tindakan perawatan yang telah disusun


b. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan
c. Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan respon
klien pada catatan keperawatan

2. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab


a. Pemberian obat
b. Pemeriksaan laboraturium
c. Persiapan klien yang akan dioperasi
3. Memperhatiakan keseimbangan kebutuhan fisik, mental daan spiritual
dari klien
a. Memelihara kebersihan klien dan klien
b. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman
dan ketenangan.
c. Pendekatan komunikasi terapiutik
4. Mempersiapkan klien secara fisik mental untuk menghadapi tindakan
perawatan dan pengobatan serta diagnostik
5. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannya
6. Memberi pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut.
7. Membantu kepala ruaangan dalam ketatalaksanaan ruangan secara
administrasitif
a. Menyiapkan data klien baru, pulang atau meningggal
b. Sensus harian dan formulir
c. Rujukan atau penyuluhan PKMRS
8. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan
9. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyaman dan
keindahatan ruangan.
10. Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/ malam secara bergantian
11. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan
penyakitnya.
12. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun
tertulis
43

13. Membuat laporan harian


14. Mengikuti timbang terima
15. Mengikuti kegiatan ronde keperawatan
16. Melaksaanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer
17. Berorganisasi dengan perawat assosiate lain dan perawat primer.
18. Malakukan evaluasi formatif
19. Pendokumentasian tindakan dan catatat perkembangan pasien
20. Melaporkaan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada perawat
primer

2.2.4 Sumber Keuangan (M4-Money)


Dari hasil pengumpuslan data yang didapat pada tanggal 17 sampai 18
Februari 2020 dengan mengobservasi data diruang Marwah II dan memwancarai
perawat sebagai berikut sumber dana oprasional alat kesehatan fasilitas kesehatan
bagi pasien dan fasilitas bahan habis pakai pasien yang diperoleh dari Rumah
Sakit Haji Surabaya, serta dana kesejahteraaan pegawai berasal dari rumah sakit.
Insentif yang diberikan dari Rumah Sakit yaitu jasa pelayanan yang diberikan
sama untuk semua ruangan sedangkan jasa medic diberikan berdasarkan
pendidikan, masa kerja, dan resiko pekerjaan. Pembiayaan pasien sebagian besar
bersal dari BPJS, sedangkan yang lain berasal dari umum. Biaya perawatan yang
berlaku saat ini sesuai perawatan diruang Marwah II. Terdiri dari ruang perawatan
kelas II dan kelas III.
2.2.4.1 Persyaratan Administrasi Rawat Inap
BPJS Kesehatan UMUM PIHAK KETIGA

1. Peserta BPJS kesehatan 1. Pasien umum 1. Pasien yang akan


PBI dari Surabaya tidak perlu masuk rawat inap
menyiapkan surat kuota menyiapkan harus
dari kelurahan ,dan surat apapun menyiapkan
rujukan dari karena biaya kartu asuransi
Rs,terdekat,apabila dari semua di
luar Surabaya non kuota tanggung oleh
atau BPJS kesehatan pribadi.
44

PBI menyiapkan surat


dari kelurahan dan tanda
tangan bupati atau
walikota serta surat
rujukan dari rumah sakit
terdekat.
2. Untuk kuota surat yang
di persiapkan dari
pemerintah pusat yang
sudah masuk data
base,untuk melihat
sudah masuk apa belum
di lihat dari IKTK atau
instalasi rawat jalan.
3. Ketika pasien pulang
harus melampirkan foto
copy KSK,Surat
rujukan,kartu
BPJS,kesehatan PBI
,Surat dari keluaharn
dan form rawat inap
BPJS Kesehatan PBI.
4. Untuk pengambilan obat
perlu menambahkan
foto copy KTP
pengambilan obat.

2.2.4.2 Daftar tariff perawatan ruang Marwah II RSU Haji Surabaya


No Ruangan Kelas Tarif
1. Ruangan II Rp.140.000,00
III Rp. 80.000,00

2.2.4.3 Daftar tarif Pembayaran tindakan keperawatan ruangan Marwah


II RSU Haji Surabaya
No Tindakan Kelas Tarif
1. Visite dokter II Rp. 60.000,00
III Rp. 15.000,00
2. Pengambilan darah vena anak II Rp. 40.000,00
III Rp. 32.000,00
3. Memasukkan obat IV/IM/SC II Rp. 50.000,00
45

III Rp. 32.000,00


4. Memasang infus anak II Rp. 50.000,00
III Rp. 32.000,00
5. Nebulizer II Rp. 45.000,00
III Rp. 32.000,00
6. Pemakaian oksigen II Rp. 12.000,00
III Rp. 8.000,00
7. Pemasangan kateter II Rp. 290.000,00
III Rp. 323.000,00
8. Konsultasi Gizi II Rp. 10.000,00
III Rp. 10.000,00
9. Melepas kateter II Rp. 20.000,00
III Rp. 13.000,00

2.2.5 Pemasaran (M5- Mutu)


1. Jumlah Kunjungan Pasien
a. Jumlah BOR di ruang rawat inap Marwah 2 RSU Haji Surabaya
Standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan

Indikator Standart
BOR 75-80%
ALOS 1-10 hari
TOI 1-3 hari
BTO 5-45 hari

Tabel BOR 1 bulan terakhir desember 2019 di Ruang Marwah 1 RSU Haji
Surabaya

Bulan Jumlah Pasien Kapasitas TT BOR


Desember 2019 883 27 84%
Jumlah 883 27 84%

Tabel BOR tanggal 17-19 Februari 2020 di Ruang Marwah 1 RSU Haji Surabaya
Tanggal Jumlah Pasien Kapasitas TT BOR
16 Februari 2020 20 28 (8 bed kosong) 71%
17 Februari 2020 17 28 (11 bed kosong) 61%
46

18 Februari 2020 23 28 (5 bed kosong) 82%


Jumlah 60 78 77%

Keterangan :
Nilai Kategori
>80% Tinggi
60-80% Sedang
<60% Rendah

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa distribusi BOR selama


17-19 Februari 2020 sebesar 77% yaitu termasuk kategori tinggi.

b. ALOS (Average Length of Stay), BTO (Bed Turn Over), TOI (Turn Over
Interval)
Berdasarkan hasil laporan bulan Desember 2020 didapatkan data :

No Uraian Jumlah Keterangan

1 Jumlah hari rawat 649

2 Jumlah pasien MRS 173

3. Jumlah pasien KRS 168

3 BOR 84%

4 Rujuk 0 0

5 Meninggal 0 0

6 Pulang APS 0 0

 ALOS (Average Length Of Stay)


Standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan adalah secara umum
nilai ALOS yang ideal menurut standar Nasional Indikator Mutu
Pelayanan antara 1-10 hari. Adapun rumus ALOS yaitu:

(jumlah lama dirawat)


47

(jumlah pasien keluar (hidup + mati)


649 / 168 = 3,86
Berdasarkan rumus di atas, dapat diketahui lama rawat inap pasien
di ruang marwah 2 pada Bulan Desember 2020 rata-rata yaitu selama 4
hari.

 BTO (Bed Turn Over)


Standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai
dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya 5 - 45 hari.

BTO =Jumlah pasien dirawat (hidup + mati) 


(jumlah tempat tidur keseluruhan)
711 / 28 = 25,39

Berdasarkan rumus diatas, dapat diketahui pemakaian tempat tidur


di rawat inap marwah 2 Bulan Desember 2020 didapatkan 25 hari. Berarti
indikator mutu pelayanan masih baik.

 TOI (Turn Over Interval)


Menurut Standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan adalah rata-
rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat
berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari.

TOI = ((Jumlah tempat tidur x periode) – hari perawatan) 


Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
((28 x 31 ) – 649) = 1,30
168
  Berdasarkan rumus diatas, dapat diketahui pemakaian TOI di rawat
inap marwah 2 Bulan Desember 2020 didapatkan 1 hari. Berarti Indikator
mutu pelayanan masih kategori baik.

2. 10 Kasus Terbanyak
48

Jumlah kasus terbanyak dalam 1 bulan terakhir di Ruang Rawat Inap Marwah
2 RSU Haji Surabaya (Tahun 2019)

No Kasus Jumlah SAK


Ada Tidak
1 Diare akut 619 √
2 DF 277 √
3 Bronko Pneumonia 178 √
4 Febris 152 √
5 Kejang Demam 129 √
6 DHF 105 √
7 Faringitis 81 √
8 Typoid 63 √
9 ISK 62 √
10 Vomiting 47 √
Jumlah 1.713

3. Indikator Mutu
a. Patient Safety
Dari pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 17-19 Februari 2020,
didapatkan data bulan November 2019 - januari 2020 sebagai berikut :

No Bulan Jatuh Dekubitus Salah Obat

Resiko Kejadian Resiko Kejadian Resiko Kejadian


1 November 179 0 156 0 0 0
2 Desember 142 0 122 0 0 0
3 Januari 203 0 160 0 0 0
Jumlah 524 0 438 0 0 0
Presentase 100 % 1% 0,00 %

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 17-19


Februari 2020 terkait upaya peningkatan mutu, didapatkan data bulan November
2019 - januari 2020 sebagai berikut : Angka kejadian pasien jatuh (0,00 %) dari
524 pasien yang memiliki resiko jatuh, dekubitus 438, angka kesalahan pemberian
obat 0,00 %. Didapatkan hasil pengkajian bahwa Ruang marwah 2 sesuai dengan
teori keselamatan pasien dimana merupakan evaluasi kualitas pelayanan
keperawatan yang berdampak pada pelayanan. Indicator keselamatan pasien
bermanfaat untuk mengidentifikasi pelayanan yang memerlukan pengamatan
49

mulai adanya penurunan mutu pelayanan dari waktu ke waktu, tingginya variasi
antar rumah sakit, ketidaksepadanan antar unit pelayanan kesehatan dan diketahui
adanya suatu area pelayanan ternyata tidak memenuhi standar klinik.

Angka kejadian resiko decubitus di Ruang marwah 2 sejumlah 438 orang


dimana pada pasien anak jarang ditemukan indikasi decubitus, ditemukan hasil
dari observasi diruangan kebanyakan anak digendong oleh orang tuanya, anak
meminta keluar ruangan ketika rewel, sehingga kejadian decubitus sangat minim
sekali kecuali memang ada indikasi decubitus missal perawatan jangka Panjang
pada anak.

Angka kesalahan pemberian obat di ruang marwah 2 sejumlah 0,00%


dimana ruangan sudah melakukan pemberian obat sesuai dengan prosedur.
Sehingga kejadian kesalahan pemberian obat tidak ada. Indicator kesalahan
pemberian obat itu sendiri meliputi salah pasien, salah nama, salah waktu. Hasil
observasi diruangan marwah 2 didapatkan pada saat pemberian obat sudah
menerapkan prinsip 6 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar
cara, benar waktu dan benar dokumentasi. Sebelum obat masuk atau diberikan
pada pasien perawat sudah melakukan identifikasi nama pasien terlebih dahulu,
menjelaskan obat apa saja yang masuk.

No Bulan Jatuh Plebitis


B e rResiko Kejadian
d a Resiko s Kejadian
a r k
1 November 0 0 0 3
2 Desember 0 0 0 0
3 Januari 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 3
Presentase 0,00 % 100 %
sebanyak 3 orang menunjukkan bahwa kurang aktifnya pasien atau klien yang
terkadang kurang kooperatif saat dimotivasi untuk mobilisasi. Flebitis itu sendiri
merupakan komplikasi yang meningkatkan risiko flebitis. Banyak factor yang
mempengaruhi terjadinya kejadian flebitis diantaranya trauma pada vena selama
penusukan, penusukan ke pembuluh darah yang terlalu kecil, menggunakan jarum
yang terlalu besar, jarum infus lama tidak diganti, pengendalian infeksi dan
riwayat pasien dan kondisi sekarang. Jadi, ruangan harus lebih memperhatikan
50

beberapa factor yang dapat menyebabkan kejadian flebitis, sehingga mengurangi


tingkat kejadian flebitis.

b. Kenyamanan
Kenyamanan itu sendiri merupakan fenomena nyeri timbul karena adanya
kemampuan system saraf untuk mengubah berbagai stimulus mekanis, kimia,
termal, elektris menjadi potensial. Pada anak tidak ditemukan tingkat
kenyamanan yang mempengaruhi nyeri. Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa
yang tidak nyaman, pada anak tidak semua mampu mengeskpresikan apa yang
dirasakan.
c. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan seseorang sebelum membentuk
perilaku baru terjadi proses dalam diri yang meliputi, awareness (kesadaran),
interest (tertarik), Evaluation (menimbang-nimbang), trial (mencoba), dan
adoption (Adaptasi). Sasaran peningkatan mutu pada pasien diruang anak yaitu
orang tua. Dimana peran orang tua sangat penting untuk kesembuhan anaknya
selama perawatan dirumah sakit. Pengethuan yang luas sangat berpengaruh
pada peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit.

d. Kepuasan
Tingkat kepuasan pasien tehadap pelayanan kesehatan yang telah
diberikan diruang Marwah 2 RSU Haji Surabaya mulai tanggal 17-19 Februari
2020 yang diambil dari pasien yang sudah dirawat selama paling sedikit 1 hari,
diperoleh data bahwa dari 10 responden menunjukkan 85% menyatakan sangat
puas dan 15% menyatakan tidak puas dengan pelayanan yang telah diberikan
oleh perawat dan tenaga kesehatan lainnya di ruang Marwah 2 RSU Haji
Surabaya.
e. Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi yang menandakan suatu keadaan
yang mengancam keberadaan dirinya dalam bentuk prilaku rasa tidak mampu,
rasa takut. Kecemasan muncul bila ada ancaman, ketidakberdayaan, kehilangan
kendali, perasaan kehilangan, dan harga diri. Pada anak tidak ditemukan
51

tingkat kecemasan, karena anak tidak bisa mengungkapkan apa yang ia


rasakan. Berbeda dengan orang dewasa sudah mampu mengungkapkan apa
yang dirasakan selama sakit.
1) Sasaran Mutu
Adapun pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) di ruang
rawat inap Marwah 2 RSU Haji Surabaya sesuai dengan Standar Akreditasi
Rumah Sakit Tipe B (Kemenkes, 2014) dan JCI Acreditation antara lain :
1) Ketepatan Identifikasi Pasien
1. Standar
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan
ketepatan identifikasi pasien.
2. Tujuan
Untuk meningkatkan profesionalisme dalam mengenali dan kepada
siapa diberikan suatu asuhan keperawatan.
3. Elemen yang dapat diukur
1) Pasien diidentifikasi menggunakan dua pengidentifikasi pasien,
tidak termasuk penggunaan nomor kamar pasien.
2) Pasien diidentifikasi sebelum memberikan obat, darah atau produk
darah.
3) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen
lainnya untuk pengujian klinis.
4) Pasien diidentifikasi sebelum memberikan prosedur perawatan.
5) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten dalam
jam segala situasi dan lokasi.
4. Implementasi di rumah sakit
1) Minimal 2 identitas: Nama lengkap dan tanggal lahir dan atau
nomor rekam medis.
2) Gelang identitas: Pink untuk wanita dan biru untuk laki-laki.
3) Pemasangan gelang identitas untuk semua pasien rawat inap.
4) Berikan informasi ke pasien bahwa petugas kesehatan akan selalu
menanyakan nama dan tanggal lahir sebelum melakukan
tindakan/pemberian obat.
52

5) Nomor kamar dan tempat tidur tidak boleh digunakan sebagai


identifikasi.
6) Identifikasi pasien dilaksanakan pada saat;
 Sebelum melakukan prosedur/tindakan
 Sebelum pemberian obat
 Sebelum pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan lab.
 Sebelum pemberian transfusi darah.
7) Identifikasi pasien:
 Gelang pink digunakan untuk pasien perempuan
 Gelang biru digunakan untuk pasien laki-laki
 Tambahan Manik kuning di gelang digunakan untuk pasien
resiko jatuh. Pasien anak dengan Humpty Dumpty.
 Tambahan manik merah di gelang digunakan untuk pasien
alergi. Riwayat alergi (obat-obatan, makanan)/Test antibiotik
dengan hasil positif.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada bulan November 2019
- januari 2020 Ruang Rawat Inap marwah 2 belum semua perawat menerapkan
identifikasi pasien dengan mencocokkan gelang identitas yang dipakai pasien dan
mengonfirmasi nama pasien dan tanggal lahir/umur sebelum melakukan tindakan
keperawatan.
Pada saat pengkajian selama 3 hari semua pasien menggunakan identitas
gelang yang tepat, terdapat 16 pasien menggunakan gelang identitas. Dari 16
pasien secara keseluruhan memakai gelang identitas dengan prosentase 100%.

2) Peningkatan Komunikasi yang Efektif


1. Standar
Organisasi ini mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi antar perawat.
2. Tujuan
Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat dan lengkap, tidak ambigu dan
dipahami oleh penerima dapat mengurangi kesalahan hasil dalam
53

keselamatan pasien membaik. Komunikasi dapat berupa elektronik, lisan,


atau tulisan. Menerapkan proses atau prosedur untuk mengambil perintah
lisan atau telepon, atau untuk pelaporan hasil uji laboratorium penting yang
membutuhkan verifikasi “read back" dari tatanan lengkap atau hasil tes oleh
orang yang menerima informasi.
3. Elemen yang diukur
Perintah verbal dan telepon yang lengkap atau hasil tes tulis oleh penerima
perintah
1) Perintah verbal dan telepon yang lengkap atau hasil tes yang dibaca
kembali oleh penerima perintah atau hasil tesnya.
2) Perintah atau hasil tes dikonfirmasi oleh individu yang menerima
perintah atau hasil tes.
3) Kebijakan dan prosedur mendukung praktek konsisten dalam
memverifikasi keakuratan verbal dan komunikasi telepon.
4. Implementasi di rumah sakit
1) Untuk perintah verbal atau melalui telepon, staf yang menerima pesan
harus menuliskan dan membacakan kembali kepada pemberi pesan.
2) Komunikasi verbal dengan SBAR dilakukan saat:
 Saat petugas melaporkan kondisi pasien kepada DPJP (Dokter
Penangggung Jawab Pasien)
 Catat instruksi di formulir catatan terintegrasi.
3) Komunikasi verbal dengan read back dilakukan:
 Saat petugas menerima instruksi verbal per telepon/lisan dari DPJP
 Saat petugas menerima laporan tes kritis/pemeriksaan cito
 Beri stempel READ BACK
4) Sistem pendokumentasian dengan SBAR:
 S (situation): Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari
perawatan, serta dokter yang merawat. Sebutkan diagnosis medis dan
masalah keperawatan yang belum atau sudah teratasi/keluhan utama.
 B (background): Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons
pasien dari setiap diagnosis keperawatan. Sebutkan riwayat alergi,
riwayat pembedahan, pemasangan alat invasive, dan obat-obatan
54

termasuk cairan infuse yang digunakan. Jelaskan pengetahuan pasien


dan keluarga terhadap diagnosa medis.
 A (Assessment): Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien
terkini seperti tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden score,
status restrain, risiko jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan
eliminasi dan lain-lain. Jelaskan informasi klinik lain yang
mendukung.
 R (Recommendation): Merekomendasikan intervensi keperawatan
yang telah dan perlu dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk
discharge planning dan edukasi pasien dan keluarga.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 17-19 Februari
2020, komunikasi efektif yang sudah diterapkan di ruang marwah 2 yaitu
menggunakan metode SBAR (Situation, Background, Assesment,
Recommendation). Pada saat melaporkan kondisi pasien maupun hasil
pemeriksaan klien berupa hasil lab, foto All kepada DPJP sering dilakukan
melalui media sosial. Setelahnya perawat melakukan tindakan CABAK (Catat,
Baca, Konfirmasi).

3) Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai


1. Standar
Mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan keamanan obat yang perlu
diwaspadai.
2. Tujuan
Mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang mengidentifikasi daftar
obat yang perlu diwaspadai serta dilabeli secara jelas dan diakses oleh
petugas mencegah ketidaksengajaan administrasi.
3. Elemen yang diukur
1) Kebijakan dan atau prosedur yang dikembangkan untuk mengatasi
identifikasi, lokasi, pelabelan dan penyimpanan obat yang perlu
diwaspadai.
2) Kebijakan dan atau prosedur yang telah diterapkan.
4. Implementasi di rumah sakit
55

(1) Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (high alert) terdaftar dalam
kategori obat beresiko tinggi dapat menyebabkan cidera serius pada pasien
jika terjadi kesalahan dalam penggunaannya.
(2) Pemberian obat high alert kepada pasien:
1) Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka
perawat lain harus melakukan pemeriksaan kembali secara
independen (PRINSIP 7 BENAR).
1. Kesesuaian antara obat dengan rekam medis/instruksi dokter.
2. Ketepatan perhitungan dosis obat.
3. Identitas pasien.
2) Obat high alert infus harus dipastikan:
1. Ketepatan kecepatan infus
2. Jika obat lebih dari satu, tempatkan label nama obat pada syringe
pump dan di setiap ujung jalur selang.
3) Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan
kepada perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high
alert.
1. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan
penggunaan label khusus.
2. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR.
3. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh
orang yang berkompeten.
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori
LASA.
5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi dimeja dekat
pasien tanpa pengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat
LASA/NORUM (Look Alike Sound Alike/Nama Obat Rupa
Mirip), saat memberi/menerima instruksi
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 17-19 Februari 2020, dapat
diketahui bahwa kewaspadaan tentang obat yang perlu diwaspadai sudah
dilakukan dengan memisahkan obat-obat high alert pada tempat yang telah
56

disediakan dengan ditempatkan di tempat tersendiri. Pemberian labeling dan


double crooscheck juga sudah dilakukan di ruang Marwah 2 Sebelum pemberian
obat dilakukan identifikasi terlebih dahulu dengan memanggil nama ataupun
memeriksa gelang identitas pasien. Di ruang rawat marwah 2 perawat
memberikan atau mengencerkan obat dan pencampuran dilakukan oleh perawat
yang sedang berdinas di ruangan.

4) Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Pasien Operasi dan Tepat Prosedur


1. Standar
Mengembangkan pendekatan untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur
dan tepat pasien operasi.
2. Tujuan
Meminimalisir salah lokasi, salah prosedur dan salah pasien merupakan
kejadian kekhawatiran yang umum dalam organisasi perawatan kesehatan.
Praktek-praktek berbasis bukti (eviden base practics) yang dijelaskan dalam
“The (US) Join Commission’s Universal Protocol” untuk mencegah salah
pasien, salah prosedur dan salah lokasi operasi. Proses penting yang
ditemukan di protokol universal yaitu menandai lokasi bedah, proses
verifikasi sebelum operasi dan Time out yang diadakan segera sebelum
memulai prosedur.
3. Elemen yang diukur
1) Menggunakan tanda yang langsung dikenali untuk identifikasi pada
lokasi bedah dan melibatkan pasien dalam menandai.
2) Menggunakan daftar periksa atau proses lain untuk memverifikasi lokasi
yang tepat dan pasien yang tepat bahwa semua dokumen dan peralatan
yang dibutuhkan berada di tangan yang benar dan fungsional sebelum
melakukan operasi.
3) Tim bedah melakukan dan mendokumentasikan prosedur Time out tepat
sebelum memulai prosedur tindakan.
4) Kebijakan dan prosedur yang dikembangkan akan mendukung proses
untuk memastikan identifikasi dan memastikan lokasi yang tepat,
prosedur yang tepat dan pasien yang tepat termasuk prosedur medis
dilakukan dalam peraturan selain diruang operasi.
57

4. Implementasi di rumah sakit


1) Penandaan (Marker Site)
Dilakukan oleh dokter operator menggunakan spidol permanen di daerah
operasi, jika operasi selektif dilakukan di rawat inap, sedangkan operasi
cito dilakukan di IGD atau rawat inap. Dan dilakukan penandaan di
status pasien.

2) Proses Preverifikasi
Kegiatan verifikasi yang dilakukan oleh tim bedah sebelum tindakan
operasi dilakukan.

5) Pengurangan Resiko Infeksi Terkait dengan Pelayanan Kesehatan


1. Standar
Mengembangkan pendekatan untuk mengurangi resiko infeksi.
2. Tujuan
Mencegah terjadinya pengendalian infeksi dengan cuci tangan. Pedoman
kebersihan tangan yang diterima oleh internasional tersedia dari
organisasi kesehatan dunia (WHO), pusat pengendalian dan pencegahan
penyakit America (CDC US). Monitor dan evaluasi terhadap kejadian
plebitis.
3. Elemen yang diukur
1) Organisasi yang telah diadopsi atau di adaptasi saat ini menerbitkan
dan umumnya menerima pedoman kebersihan tangan.
2) Organisasi ini menerapkan program kebersihan tangan yang efektif.
3) Kebijakan dan terkait dengan infeksi.
4. Implementasi di rumah sakit
1) Hand Hygiene
Suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan sabun
/antiseptik di bawah air mengalir atau dengan menggunakan handrub
berbasis alkohol.

2) Kebersihan tangan/Hand Hygiene


1. Hand hygiene menggunakan handrub (6 langkah)  tangan
dalam keadaan bersih
58

2. Hand hygiene menggunakan hand wash/air dan sabun (6 langkah)


 tangan dalam keadaan kotor.
TIPS: setiap langkah 4 hitungan dan semua cincin dan jam dilepas
3) Lima waktu wajib mencuci tangan:
1. Sebelum Kontak dengan pasien
2. Sesudah tindakan aseptik
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Sesudah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
4) Komponen Kewaspadaan Standar
1. Hand hygiene
2. Pemakaian APD secara teratur
3. Penangan benda tajam dengan tepat dan benar (pembuangan
tempat sampah benda tajam ke kotak khusus/safety box)
4. Dekontaminasi alat
5. Penanganan limbah dan lingkungan
6. Penanganan linen/laundry yang memadai
7. Penempatan pasien isolasi
8. Etika batuk
9. Praktek menyuntik aman
10. Praktek pencegahan infeksi

Sebagai upaya pencegahan infeksi, di RSU Haji Surabaya telah terbentuk


tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Infeksi nosokomial meliputi
plebhitis, decubitus, ISK (Infeksi Saluran Kemih), ILO (Infeksi Luka Operasi).
Selain terdapat Tim PPI terdapat tim surveilans untuk mengetahui kejadian infeksi
di rumah sakit, tindakan yang dilakukan yaitu mendata infeksi tiap hari..

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 17-19 Februari 2020, dapat


diketahui bahwa hanya disediakan 1 handscrub di setiap bed. Dan di depan
kamar. Akan tetapi masih banyak keluarga yang tidak melakukan cuci tangan.
Dari hasil observasi kepada perawat ditemukan bahwa masih ada beberapa. Hal
ini dapat memicu adanya infeksi nasokomial di ruang rawat marwah 2 RSU Haji
Surabaya.
59

6) Pengurangan Resiko Jatuh


1. Standar
Mengembangkan pendekatan untuk mengurangi resiko yang
membahayakan akibat klien jatuh.
2. Tujuan
Menilai kembali resiko secara berkala setiap pasien untuk jatuh,
termasuk potensi resiko yang terkait dengan regimen pengobatan pasien
dan mengambil tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko
yang teridentifikasi.
3. Elemen yang diukur
1) Rumah sakit menerapkan suatu proses untuk penilaian awal pasien
untuk resiko jatuh dan penilaian ulang pasien ketika ditunjukkan
oleh perubahan dalam kondisi atau pengobatan atau yang lain.
2) Ukuran yang diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka
yang dinilai beresiko.
3) Ukuran dipantau untuk hasil, baik kesuksesan pengurangan cidera
jatuh dan apapun yang terkait konsekuensi yang tidak diinginkan.
4) Kebijakan dan atau prosedur terus mendukung pengurangan resiko
membahayakan pasien jatuh.
4. Implementasi di rumah sakit
1) Pengkajian risiko jatuh menggunakan:
Skala Humpty Dumpty untuk pasien anak
Kapan dilakukan pengkajian?
1. Pada saat pengkajian awal pasien dirawat
2. Pengkajian dilengkapi dalam waktu 1x24 jam
3. Dalam masa perawatan yang lama, penilaian diulangi 1 kali
dalam seminggu atau sesuai kondisi pasien pada form lanjutan
2) Jika ada pasien dengan resiko tinggi jatuh
60

1. Pasangkan manic berwarna kuning pada gelang, bertuliskan fall


risk
2. Pasang sign bertuliskan resiko jatuh
3. Intervensi:
(1) Lakukan orientasi kamar pasien
(2) Posisikan tempat tidur
(3) Pencahayaan yang adekuat
(4) Penggunaan alat bantu
3) Edukasi pencegahan jatuh selama dirawat kepada pasien/keluarga
dan berikan bacaan pencegahan jatuh (dorong partisipasi keluarga
dalam keselamatan pasien, jangan tinggalkan pasien sendiri,
gunakan tempat duduk dikamar mandi saat pasien mandi)
4) Pasien dikaji kembali sesuai kondisinya minimal setiap satu jam
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 17-
19 Februari 2020, dapat diketahui bahwa pengkajian resiko pasien
jatuh sudah dilakukan pada semua pasien pada awal pasien masuk
dan didokumentasikan di rekam medis pasien. Usaha
penanggulangan yang dilakukan pada pasien resiko jatuh adalah
dengan menutup side rail dan masing-masing pasien boleh ditunggu
oleh penunggu pasien sebanyak 1 orang penunggu.
61

Anda mungkin juga menyukai