NIM : 5180211031
Tugas : Perpajakan (A)
Pajak penghasilan dikenakan pada penghasilan total yang diterima dalam masa tahun pajak (satu
tahun). Jika Anda bukan seorang pegawai yang penghasilan per bulannya tetap, maka perlu
membuat daftar atas penghasilan yang Anda terima tiap bulannya. Besaran penghasilan yang
dihitung bukan hanya gaji pokok tapi juga tunjangan-tunjangan yang Anda terima. Dengan kata
lain, Anda harus menghitung penghasilan kotor selama satu tahun pajak.
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah pengurangan penghasilan neto bagi wajib pajak
orang pribadi dalam menentukan besarnya penghasian kena pajak (PKP).
Setiap orang memiliki hitungan PTKP yang berlainan karena 2 faktor utama berikut ini:
Penghasilan kotor (bruto) dikurangi PTKP menghasilkan penghasilan neto atau penghasilan kena
pajak (PKP). Setelah nilai penghasilan bruto dan PTKP diketahui, maka proses perhitungan PKP
dapat dilakukan. Setelah angka atau nilai PKP sudah ada, maka besaran pajak penghasilan sudah
dapat dilakukan.
Setelah besaran PKP sudah diketahui, Anda dapat langsung menghitung pajak penghasilan
dengan ketentuan berikut ini:
1. Penghasilan bersih yang kurang dari Rp 50.000.000,00 tarif pajaknya sebesar 5%.
2. Penghasilan bersih antara Rp 50.000.000,00 sampai dengan Rp 250.000.000,00 dikenai
tarif pajak sebesar 15%
3. Penghasilan bersih antara Rp 250.000.000,00 sampai dengan Rp 500.000.000,00 dikenai
tarif pajak sebesar 25%
4. Sedangkan untuk penghasilan bersih di atas Rp. 500.000.000,00 dikenai tarif pajak 50%.
Kondisi tertentu bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha dan Pengusaha Tertentu, dalam hal
sebagai berikut :
1. Melakukan pembukuan atau pencatatan atas penghasilan yang diperoleh. Jika memiliki
penghasilan bruto dalam satu tahun melebihi Rp. 4,8 Milyar maka wajib
menyelenggarakan pembukuan. Sedangkan jika penghasilan dibawah Rp. 4,8 M, maka
diperkenankan untuk memilih melakukan pencatatan atau pembukuan. Pencatatan atau
pembukuan beserta dokumen pendukung wajib disimpan sekurang-kurangnya dalam
jangka waktu 10 tahun.
2. Mendaftarkan diri untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak )PKP) paling lambat
akhir bulan berikutnya apabila nilai omzet/peredaran usaha atas penyerahan Barang Kena
Pajak (BKP)/Jasa Kena Pajak (JKP) telah melebihi 600 juta rupiah pada bagian tahun
pajak atau bulan tertentu.
3. Mendaftarkan masing-masing lokasi usaha pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat
lokasi usaha berada untuk mendapatkan NPWP (WPOP Pengusaha Tertentu), apabila
memiliki tempat/lokasi usaha lebih dari satu termasuk tempat tinggal yang dijadikan
usaha.
Sumber :
https://www.online-pajak.com/cara-menghitung-pajak-penghasilan
http://www.nusahati.com/2016/07/kewajiban-perpajakan-wp-op-pengusaha/