Anda di halaman 1dari 24

kelompok28bgr.wordpress.

com

Karya Tulis Ilmiah Upaya Meningkatkan Minat


Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran
Discovery Learning di SDN Koleang 03

27-35 menit

KARYA TULIS ILMIAH

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI


METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
DI SDN KOLEANG 03

Disusun oleh :

Nama :  A  B A S

NIM    :  1001037154

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

PJJ UHAMKA – BOGOR

2011
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan kenikmatan, rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
dengan baik.

Tugas ini penulis susun dalam rangka perolehan evaluasi


akademik guna mendukung terhadap nilai akademis.

Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis mengucapkan


terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas ini.

Mudah-mudahan do’a dan dukungannya yang telah diberikan


kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih terdapat


kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak untuk
penyempurnaan laporan ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

Bogor,  Juni 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR   ….………………………………………….…      i

DAFTAR ISI  …………………………………………………………..     ii

BAB  I                        PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah   ……………………………     1


2. Rumusan Masalah             ……………………………     3
3. Tujuan penelitian               ……………………………     3
4. Manfaat Penelitian            ……………………….…..     3

BAB  II           KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Model Pembelajaran Discovery

Learning    ……………………………………… …..     5

1. Ciri-ciri Model Pembelajaran Discovery Learning ….      5


2. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning..     6
3. Kebaikan Model Pembelajaran Discovery Learning…      7
BAB  III         PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

1. Subjek Penelitian  ..……………………….…….…..      8


2. Deskripsi Per Siklus  …………..………….…….…..      8
1. Rencana Perbaikan Pembelajaran  …….….……..     8
2. Pelaksanaan     …………………………….……..     13
3. Pengamatan / Pengumpulan data  ….…….….…..     15
4. Refleksi  ……………………………………..…..     16

BAB  IV         HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Hasil Peneltian Siklus Pertama   ……….….    17


2. Pembahasan dari sertiap Siklus …………….  ….……     24

BAB  V           KESIMPULAN, SARAN, DAN TINDAK LANJUT

1. Kesimpulan  …………….……………………………    25
2. Saran dan Tindak Lanjut….………………………….    25

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1. A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk


mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh
karena itu pendidik harus memberikan atau menjadi teladan
bagi peserta didiknya, mengembangkan sikap dan kebiasaan
hidup yang baik, dan membentuk kepribadian yang mandiri.

Manusia memiliki aspek kehidupan keberagamaan dan


keberbudayaan, maka pendidikan harus dikembangkan dengan
berakar pada nilai-nilai agama dan kebudayaan masyarakat
atau bangsa.

Proses pembelajaran berperan penting dalam usaha


meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam hal ini diperlukan
beberapa faktor pendukung diantaranya guru yang
professional, metode pembelajaran, media pembelajaran,
penguasaan materi, dan model pembelajaran.

Guru merupakan faktor yang dominan dalam proses


pembelajaran sehingga merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar siswa. Bloom (1982)
menyatakan bahwa guru bertanggung jawab terhadap kualitas
pembelajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Pada akhirnya penurunan kualitas pembelajaran ini akan
berpengaruh pula pada mutu pendidikan.

Kemampuan mendeskripsikan sifat-sifat cahaya pada mata


pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu
Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai dan dikuasai oleh
siswa kelas V Sekolah Dasar. Pada pembelajaran tersebut 
peneliti menjelaskan materi pokok yang terdapat didalam
indikator sebagai berikut :

1. Menyebutkan sifat-sifat cahaya


2. Menjelaskan sifat-sifat cahaya

Dalam pembelajaran tersebut secara perorangan siswa diberi


tugas untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan
materi pembelajaran. Akan tetapi hanya beberapa orang saja
yang dapat menjawab pertanyaan dengan tepat.

Dari pembelajaran tersebut ternyata pelaksanaan


pembelajaran belum optimal, hal ini dapat dilihat dari tingkat
penguasaan materi yang masih rendah, karena pada ulangan
mata pelajaran Ilmu Ppengetahuan Alam dengan pokok
bahasan sifat-sifat cahaya banyak siswa yang merasa
kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal
ini dapat terlihat dari 23 siswa kelas V SDN Koleang 03 , hanya
14 orang yang mencapai tingkat penguasaan materi di atas 60
%, dan terdapat 3 siswa yang mendapat nilai 40, 1 siswa yang
mendapat nilai 50, dan 5 siswa yang mendapat nilai 60.

Berdasarkan hasil belajar siswa peneliti melakukan refleksi


terhadap proses pembelajaran. Peneliti meminta bantuan
kepada teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan dan
kelemahan selama pembelajaran berlangsung.

1. 1.      Identifikasi Masalah

         Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan teman


sejawat terungkap beberapa hal yang teridentifikasi selama
proses pembelajaran berlangsung, diantaranya :

1. Konsentrasi siswa dalam belajar belum terfokus pada


proses pembelajaran.
2. Minat belajar siswa selama proses pembelajaran masih
rendah.
3. Pemahaman siswa tentang istilah-istilah dalam materi IPA
masih kurang.
4. Sarana dan prasarana / media pembelajaran kurang
memadai.
5. Guru kurang memotivasi siswa dalam proses
pembelajaran.
6. Siswa kurang berani menjawab pertanyaan guru.
7. Model pembelajaran yang dilakukan guru kurang
memberikan motivasi dan minat belajar siswa.

1. 2.      Analisis Masalah

         Gambaran tersebut merupakan kegagalan dalam proses


pembelajaran. Kegagalan tersebut merupakan masalah yang
harus segera diatasi dan ditindaklanjuti serta dicari alternatif
pemecahannya.

Media, metode, dan model pembelajaran yang dilakukan oleh


guru disukai atau disenangi oleh siswa, maka minat belajar
siswa akan meningkat. Sehingga siswa akan mudah dalam
penguasaan materi pelajaran. Oleh karena itu menurut peneliti
model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran
Discovery Learning (model belajar penemuan).

1. B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan


masalahnya adalah             “ Apakah model pembelajaran
Discovery Learning dapat meningkatkan minat belajar siswa
kelas V SDN Koleang 03 pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam ”.

1. C.    Tujuan Penelitian

Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas yang ingin dicapai


adalah meningkatkan minat belajar siswa kelas V SDN Koleang
03 melalui model pembelajaran Discovery Learning.

1. D.    Manfaat Penelitian


1. Manfaat bagi Peneliti (guru)
2. Untuk memperbaiki pembelajaran sehingga kualitas
pembelajaran dapat meningkat.
3. Guru dapat berkembang secara professional karena
mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya.
4. Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) guru akan
terlatih untuk mengembangkan proses pembelajaran.
1. Manfaat bagi Siswa
2. Mengembangkan pemikiran siswa untuk
memperoleh pengetahuan baru.
3. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar
siswa.

1. Manfaat bagi Sekolah


2. Membantu sekolah meningkatkan, mengembangkan dan
memajukan sekolah yang akan berpotensi untuk
meningkatkan berbagai teknik pembelajaran.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan para siswa untuk
mengangkat kualitas sekolah itu sendiri.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. A.    Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning

Discovery Learning adalah proses belajar untuk menemukan


sendiri jalan pemecahan masalah yang dihadapi. Dalam
pendekatan penemuan siswa dibiarkan menemukan sendiri
atau mengalami proses mental sendiri. Guru hanya
membimbing dan memberikan pengarahan.

Model belajar penemuan (Discovery Learning) dibuat oleh


Bruner. Bruner adalah salah satu ahli psikologi perkembangan
dan ahli psikologi belajar kognitif.

Bruner menganggap bahwa belajar dan persepsi merupakan


suatu kegiatan pengolahan informasi yang menemukan
kebutuhan-kebutuhan untuk mengenal dan menjelaskan gejala
yang ada dilingkungan kita. Kegiatan ini meliputi pembentukan
kategori-kategori (konsep) yang dihasilkan melalui
pengabstraksian dari kesamaan kejadian-kejadian dan
pengalaman-pengalaman.

Bruner beranggapan bahwa model belajar penemuan


(Discovery Learning) sesuai dengan hakiki manusia yang
mempunyai sifat untuk selalu ingin mencari pengetahuan
secara aktif, memecahkan masalah dan informasi yang
diperolehnya, serta akhirnya akan mendapatkan pengetahuan
yang bermakna. Model belajar penemuan dapat dipandang
sebagai suatu belajar yang terjadi apabila siswa tidak diberikan
dengan konsep atau teori, melainkan siswa sendiri yang harus
mengelola dan melakukan penemuan sehingga dapat
menemukan konsep atau teori itu.

1. B.     Ciri-ciri Model Pembelajaran Discovery Learning

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode


penemuan, keterlibatan guru jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan metode pembelajaran lainnya. Tetapi hal ini tidak
berarti bahwa seorang guru terbebas dari pemberian
bimbingan kepada siswa saat siswa diberikan masalah yang
harus dipecahkan. Bruner memberikan tiga ciri utama
pembelajaran penemuan, yaitu :

1. Keterlibatan siswa dalam proses belajar


2. Peran guru adalah sebagai seorang penujuk (guide) dan
pengarah bagi siswanya yang mencari informasi. Jadi,
guru bukan sebagai penyampai informasi
3. Umumnya dalam proses pembelajaran digunakan barang-
barang nyata

1. C.    Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

Sesuai dengan teori belajar penemuan, tujuan pembelajaran


penemuan ini bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan
saja, melainkan untuk memberikan motivasi kepada siswa,
melatih kemampuan berpikir intelektual, dan merangsang
keingintahuan siswa.

Bruner mengemukakan bahwa proses pembelajaran di kelas


bukan untuk menghasilkan perpustakaan hidup untuk subjek
keilmuan, tetapi untuk melatih siswa berpikir secara kritis
untuk dirinya, mempertimbangkan hal-hal yang ada
disekelilingnya dan berpartisipasi aktif dalam proses
mendapatkan pengetahuan. Disini jelas bahwa proses
pembelajaran yang dianjurkan oleh Bruner merupakan proses
pembelajaran dimana siswa secara aktif mencari sendiri
pengetahuan yang diinginkan.

Ada dua macam model pembelajaran penemuan, yaitu Model


Pembelajaran Penemuan Murni dan Model Pembelajaran
Penemuan Terarah. Model pembelajaran penemuan murni
merupakan model pembelajaran penemuan tanpa adanya
petunjuk atau arahan. Bagi guru yang menerapkan
pembelajaran penemuan ini harus toleran terhadap kebisingan.
Mungkin siswa banyak diskusi dan bertanya kepada teman
yang lainnya atau kepada guru.

Pembel;ajaran penemuan terarah sedikit berbeda dari


pembelajaran penemuan murni. Guru sedikit lebih banyak
berperan dibanding dengan pembelajaran penemuan murni..

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model


pembelajaran penemuan ada beberapa hal yang harus
dilakukan, diantaranya :

1. Bagilah siswa di dalam kelas menjadi beberapa kelompok


2. Berikan tugas kepada setiap kelompok
3. Berikan arahan terhadap aktivitas siswa yang akan
dilakukan sebelum alat dan bahan yang akan dipakai
dibagikan kepada siswa
4. Guru berkeliling mendekati siswa pada setiap kelompok
untuk memberikan bantuan yang diperlukan

1. D.    Kebaikan Model Pembelajaran Discovery Learning

Model pembelajaran Discovery Learning memiliki beberapa


kebaikan, diantaranya :

1. Dengan menemukan sendiri dalam proses pembelajaran


siswa lebih percaya pada diri sendiri
2. Memberi kesempatan pada siswa mengembangkan
kemampuannya sendiri
3. Dapat membangkitkan gairah belajar siswa
4. memberikan motivasi pada siswa untuk belajar lebih giat

Dalam proses pembelajaran guru harus bisa membangkitkan


minat dan motivasi belajar siswa. Menurut Krapp, Hidi, dan
Renninger minat merupakan dorongan dari dalam diri
seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau
perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu
objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan
lama kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.
Minat berperan penting dalam kehidupan seseorang dan
berpengaruh besar pada tingkah laku dan sikap seseorang.

Menurut Hurlock (1989) ada empat cara minat mempengaruhi


perkembangan anak, yaitu :

1.   Minat dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi

2.   Minat dapat sebagai pendorong

3.   Minat berpengaruh pada prestasi

Anak yang berminat pada suatu pelajaran akan belajar dan


berusaha supaya mendapat nilai yang lebih baik

4.   Minat yang berkembang pada masa kanak-kanak dapat


menjadi minat selamanya

BAB  III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

1. A.    Subjek Penelitian


1. a.      Lokasi dan Waktu  Pelaksanaan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas


V           SDN Koleang 03 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor
dari tanggal          1 Maret 2011 – 15 Maret 2011 dengan waktu
setiap siklus   1 x 40 menit.

1. b.      Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran

No Tanggal Mata Pelajaran Siklus Perbaikan

1 IPA Pertama
1  Maret 2011

2 IPA Kedua
15 Maret 2011

1. B.     Deskripsi Persiklus


1. 1.      Rencana Perbaikan Pembelajaran
Pada tahap ini peneliti menyusun rencana Penelitian Tindakan
Kelas yang hendak dilaksanakan dalam proses pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam, yang terdiri dari 2 (dua) siklus.

Kegiatan perencanaan tersebut antara lain :

1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP) dengan


Kompetens Dasar (KD) mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
dengan menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning.
2. Menyusun dan menyiapkan alat pengumpul data, yaitu
pedoman observasi sebagai instrument pengumpul data
dalam proses pembelajaran.
3. Mendesain alat evaluasi untuk mengukur tingkat
ketercapaian indikator, dengan menggunakan lembar kerja
siswa yang harus dikerjakan dalam proses pembelajaran.

Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perbaikan


pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat-alat peraga atau media pembelajaran


yang diperlukan dalam proses pembelajaran.
2. Membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk
mendemonstrasikan tentang sifat-sifat cahaya.
3. Mendesain model pembelajaran Discovery Learning.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Menjelaskan materi pembelajaran.
6. Memotivasi siswa dalam mengadakan tanya jawab.
7. Mengerjakan soal secara individu.

1. a.      Langkah-langkah perbaikan siklus pertama


1. Tujuan Perbaikan Pembelajaran

–          Meningkatkan pemahaman siswa melalui alat peraga.

–          Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa melalui


model pembelajaran Discovery Learning.
1. Metode

–          Ceramah

–          Tanya jawab

–          Demonstrasi

–          Diskusi

1. Kegiatan Awal

–          Mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran.

–          Apersepsi.

–          Menyampaikan tujuan pembelajaran.

1. Kegiatan Inti

–          Siswa menyimak penjelasan guru.

–          Siswa menyebutkan sumber-sumber cahaya.

–          Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

–          Siswa mendemonstrasikan arah rambat cahaya dan


benda-benda yang dapat di tembus cahaya.

–          Siswa menyebutkan benda-benda yang dapat di tembus


cahaya.

–          Siswa mengerjakan LKS dengan bimbingan guru.

1. Kegiatan Akhir

–          Siswa bersama guru menyimpulkan materi


pembelajaran.

–          Siswa mengerjakan evaluasi.

–          Tindak lanjut.


1. b.      Langkah-langkah perbaikan siklus kedua

1. Tujuan Perbaikan Pembelajaran

Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa melalui model


pembelajaran Discovery Learning.

2. Metode

–          Ceramah

–          Tanya jawab

–          Demonstrasi

–          Diskusi

3. Kegiatan Awal

–          Apersepsi.

–          Menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Kegiatan Inti

–          Siswa mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya secara


berkelompok

–          Siswa mempresentasikan hasil demonstrasinya.

–          Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan.

5. Kegiatan Akhir

–          Siswa bersama guru menyimpulkan materi


pembelajaran.

–          Siswa mengerjakan evaluasi.

1. 2.      Pelaksanaan
1. a.      Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari :

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan dimulai dari identifikasi masalah yang


akan diteliti. Masalah yang akan diteliti tersebut kemudian
direncanakan tindakan yang tepat untuk memperbaiki masalah
yang terjadi.

1. Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan ini, segala sesuatu yang telah


direncanakan dicoba untuk dilaksanakan.

1. Pengamatan

Pengamatan adalah kegiatan mengamati selama


berlangsungnya proses pembelajaran untuk melihat sejauh
mana pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan.

1. Refleksi

Refleksi adalah renungan atau mengingat kembali apa yang


sudah dilaksanakan. Berdasarkan hasil refleksi, guru bersama
teman sejawat menyimpulkan tindakan yang sudah
dilaksanakan apakah sudah berhasil atau belum.

1. b.      Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Pelakasanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam 2


(dua) siklus. Pada mata pelajaran Ilmu  Pengetahuan Alam di
kelas V                  SDN  Koleang 03 Kecamatan Jasinga
Kabupaten Bogor. Siklus pertama pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dilaksanakan pada tanggal 22 Februari
2011 dan siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 8 Maret
2011.

Kegiatan perbaikan dilakukan karena terdapat kelemahan atau


kekurangan dalam proses pembelajaran sehingga perlu
dilakukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan
pemahaman dan minat belajar siswa dalam materi
pembelajaran. Hasil evaluasi dapat dilihat dari daftar nilai yang
ada dalam setiap siklus yang dilaksanakan pada kegiatan akhir
pembelajaran.

1. c.       Pengamat

Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas pada setiap


siklusnya, peneliti dibantu oleh pengamat atau guru yang
berasal dari sekolah tempat penelitian yang memiliki latar
belakang pendidikan Sarjana Pendidikan. Pengamat tersebut
melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan perbaikan
pembelajaran sehingga kekurangan dan kelemahan dalam
kegiatan pembelajaran dapat teridentifikasi dan dicari tindakan
yang tepat untuk memperbaiki pembelajaran. Peneliti juga
meminta bantuan Kepala Sekolah  agar dapat memberikan
saran dalam melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan
Kelas, sehingga kegiatan pembelajaran sesuai yang
diharapkan.

1. d.      Tugas Pengamat / Supervisor


2. 1.      Tugas Pengamat

Tugas pengamat antara lain :

1. Melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan perbaikan


pembelajaran.
2. Memberi masukan berdasarkan hasil observasi

1. 2.      Tugas Supervisor

Supervisor memiliki tugas :

1. Memberikan informasi dan diskusi tentang hakikat


Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
2. Berbagi pengalaman tentang masalah pembelajaran yang
dihadapi
3. Membimbing dan mensupervisi mahasiswa dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
4. Menilai praktik perbaikan pembelajaran.
5. Membimbing dan memberi masukan terhadap laporan
Pemantapan Kemampuan Profesional.

1. e.       Prosedur Umum Pembelajaran

Untuk mengatasi masalah yang muncul pada kegiatan


perbaikan pembelajaran serta kelemahan-kelemahan yang
ditemukan pada saat pembelajaran berlangsung pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, peneliti melakukan langkah-
langkah sebagai berikut :

1. Mengadakan diskusi dengan teman sejawat tentang


temuan-temuan selama pembelajaran dan mencari
alternatif tindakan untuk perbaikan pembelajaran.
2. Menganalisis proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
3. Menganalisis hasil evaluasi yang dicapai siswa dalam
pembelajaran untuk mengukur tingkat keberhasilan
kegiatan pembelajaran.
4. Memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran Discovery Learning agar minat belajar
siswa meningkat.
5. Melengkapi media pembelajaran dan mengoptimalkan
pemanfaatan alat peraga.

1. 3.      Pengamatan / Pengumpul data / Instrumen

Pengamatan atau pengumpulan data adalah kegiatan yang


harus dilakukan dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas.
Teknik yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
dilakukan dengan observasi. Secara sederhana observasi
berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Khusus dalam
konteks Penelitian Tindakan Kelas, observasi mempunyai
prinsip dasar atau karakteristik yang harus diperhatikan, baik
oleh pengamat maupun yang diamati.dalam kegiatan
pengamatan yang menggunakan model pemebelajran
Discovery Learning, peneliti dibantu oleh observer yang
bernama Ibu Titing Mulyati, S.Pd. observer ini melakukan
pengamatan dengan menggunakan alat pengumpul data yang
telah disiapkan. Karena selama proses pembelajaran dalam
Penelitian Tindakan Kelas selalu diamati dan
didokumentasikan, baik prosesnya maupun hasil yang dicapai.

1. 4.      Refleksi

Tahap refleksi merupakan kegiatan akhir penelitian. Menurut


Soedarsono (1997:16) “pada tahap refleksi peneliti mengkaji,
melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari
tindakan dari berbagai kriteria”.

Refleksi siklus pertama yang telah dilakukan setelah proses


pembelajaran oleh peneliti dan teman sejawat ditemukan
masalah atau penyebab yang menjadi penghambat
peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Faktor penghambat dalam proses pembelajaran adalah
kurangnya minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran.

Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan


model pembelajaran Discovey Learning sebagai alternatif
tindakan dalam meningkatkan minat belajar siswa.

Pada siklus kedua peneliti melakukan refleksi bersama teman


sejawat dengan melakukan analisis data. Dari hasil
pengumpulan data yang diperoleh dari teman sejawat dan hasil
evaluasi selama kegiatan perbaikan pembelajaran
berlangsung, data tersebut  ditelaah secara mendalam.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. A.    Deskripsi Persiklus


1. 1.      Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Pertama

Siklus pertama merupakan pelaksanaan perbaikan yang


dilakukan dalam kegiatan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dengan Kompetensi Dasar  Mendeskripsikan sifat-sifat
cahaya. Pelaksanaan siklus pertama mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam melalui model pembelajaran Discovery
Learning pada siswa kelas V SDN Koleang 03 dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 1 Maret 2011. Dalam pelaksanaannya
peneliti dibantu oleh seorang observer yaitu Ibu Titing Mulyati,
S.Pd. Pelaksanaan  pembelajarannya berpedoman pada
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun
pada tahap perencanaan.

1. a.      Rencana Perbaikan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan


Alam Siklus Pertama
2. 1.      Tujuan Perbaikan Pembelajaran   

–        Meningkatkan pemahaman siswa melalui alat peraga

–        Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa melalui


model pembelajaran Discovery Learning

1. 2.      Materi Pembelajaran

            Sifat-sifat cahaya

1. 3.      Metode

–        Ceramah

–        Tanya jawab

–        Demonstrasi

–        Diskusi

1. 4.      Kegiatan Awal

–        Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran

–        Apersepsi
–        Menyampaikan tujuan pembelajaran

1. 5.      Kegiatan Inti

–        Siswa menyimak penjelasan guru.

–        Siswa menyebutkan sumber-sumber cahaya.

–        Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

–        Siswa mendemonstrasikan arah rambat cahaya dan


benda-benda yang dapat ditembus cahaya.

–        Siswa menyebutkan benda-benda yang dapat ditembus


cahaya

–        Siswa mengerjakan LKS dengan bimbingan guru

1. 6.      Kegiatan Akhir

–        Siswa bersama guru menyimpulkan materi


pembelajaran.

–        Siswa mengerjakan evaluasi

–        Tindak lanjut

Pada perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus


pertama, daya serap siswa terhadap materi 77 % atau dengan
nilai rata-rata pada hasil evaluasi 77,39. Dengan demikian pada
siklus ini  ada peningkatan hasil pembelajaran.

1. 2.      Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Kedua

Pelaksanaan siklus kedua  merupakan  perbaikan dari siklus


pertama. Siklus kedua  mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dengan Kompetensi Dasar  mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
melalui model pembelajaran Discovery Learning pada siswa
kelas V SDN Koleang 03 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal
15 Maret 2011. Observer dalam kegiatan pembelajaran ini
masih tetap, yaitu Ibu Titing Mulyati, S.Pd. Pelaksanaan 
pembelajarannya Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang
telah disusun pada tahap perencanaan.

1. a.      Rencana Perbaikan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan


Alam Siklus Kedua
1. 1.      Tujuan Perbaikan Pembelajaran

–        Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa melalui


model pembelajaran Discovery Learning

1. 2.      Materi Pembelajaran

            Sifat-sifat cahaya

1. 3.      Metode

–        Ceramah

–        Tanya jawab

–        Demonstrasi

–        Diskusi

1. 4.      Kegiatan Awal

–        Apersepsi

–        Menyampaikan tujuan pembelajaran

1. 5.      Kegiatan Inti

–        Siswa mendemonstrasikan sifat-sifat  cahaya secara


berkelompok

–        Siswa mempresentasikan hasil demonstrasinya.

–        Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan

–        Siswa mengerjakan LKS dengan bimbingan guru


1. 6.      Kegiatan Akhir

–        Siswa bersama guru menyimpulkan materi


pembelajaran.

–        Siswa mengerjakan evaluasi

Pada perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus


kedua, daya serap siswa terhadap materi 81 % atau dengan
nilai rata-rata pada hasil evaluasi 80,86. Dengan demikian pada
siklus ini  ada peningkatan hasil pembelajaran jika
dibandingkan dengan siklus pertama.

1. B.     Pembahasan dari setiap siklus


1. 1.      Pembahasan Hasil Penelitian Siklus Pertama

         Pada kegiatan proses pembelajaran siklus pertama mata


pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, setelah siswa mengamati
alat peraga dan mendemonstrasikannya siswa diharapkan
mampu menyebutkan sifat-sifat cahaya. Berdasarkan hasil
penelitian selama proses pembelajaran ternyata hasilnya
sudah menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini terlihat dari
siswa yang menyimak penjelasan guru pada saat proses
pembelajaran mencapai 60,86 %, keberanian dalam
mengajukan pertanyan mencapai 34,78 %, sedangkan dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan guru mencapai 52,17 %..
Dalam proses pembelajaran siklus pertama siswa terlihat lebih
aktif karena peneliti menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning sehingga keaktifannya mencapai 65,21 %.
Nilai hasil evaluasi siswa juga mencapai 77,39 %.

1. 2.      Pembahasan Hasil Penelitian Siklus Kedua

         Pada kegiatan proses pembelajaran siklus kedua mata


pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, setelah siswa mengamati
alat peraga dan mendemonstrasikannya, siswa dapat langsung
menemukan sendiri sifat-sifat cahaya. Karena guru
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning
sehingga siswa merasa termotivasi dalam proses
pembelajaran. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa yang
mencapai 78,26 %. Terjadi peningkatan dibandingkan siklus
pertama. Dalam menyimak penjelasan guru pun konsentrasi
siswa sudah terfokus pada materi pembelajaran, jika
diprosentasikan mencapai 69,58 %. Keberanian siswa dalam
mengajukan pertanyaan terjadi peningkatan dibandingkan
siklus pertama, pada siklus kedua ini mencapai 52,17 %. Dalam
menjawab pertanyaan pun siswa lebih aktif dibandingkan pada
siklus pertama yaitu mencapai 65,21 %.

Berdasarkan hasil evaluasi siswa, ternyata proses


pembelajaran pada siklus kedua mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam menunjukkan hasil yang lebih memuaskan
dibandingkan siklus pertama, hal ini terlihat pada nilai hasil
evaluasi siswa yang mencapai 80,86 %.

BAB V

KESIMPULAN, SARAN, DAN TINDAK LANJUT

1. A.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi dalam kegiatan pembelajaran


yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :

1. Minat belajar siswa dalam proses pembelajaran semakin


meningkat.
2. Peningkatan keberanian siswa dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan pada saat pembelajaran.
3. Hasil perbaikan pembelajaran dari siklus ke siklus
mengalami peningkatan yang signifikan terlihat dari hasil
belajar siswa dan tingkat keaktifan siswa.
4. Penguasaan materi pembelajaran akan lebih mudah dan
cepat diterima jika disertai dengan penggunaan alat
peraga yang konkret ketika melaksanakan proses
pembelajaran.
5. Model  pembelajaran Discovery Learning yang didukung
oleh semua komponen yang diterapkan sesuai dengan
perencanaan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dapat meningkatkan pemahaman dan minat siswa kelas V
SDN Koleang 03 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor
dalam proses pembelajaran.

1. B.     Saran dan Tindak lanjut

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, beberapa hal yang


sebaiknya dilakukan guru sebagai tindak lanjut laporan
Penelitian Tindakan Kelas dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran diantaranya adalah :

1. Selalu menyusun rencana pembelajaran sebagai skenario


untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Berikan motivasi kepada siswa dalam setiap proses
pembelajaran.
3. Gunakan metode dan model pembelajaran yang menarik
sehingga siswa dapat aktif dan memahami materi
pembelajaran dengan baik.
4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman
untuk melakukan penelitian dan penulisan laporan
Penelitian Tindakan Kelas.

DAFTAR PUSTAKA

KTSP Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA dan Pendidikan


Kewarganegaraan   kelas V. (2006). Depdiknas

S.Rositawaty, bse. Senang Belajar IPA V. (2008).Depdiknas.


Jakarta.

Wardani Igak, Wihardit Kuswaya, Nasution Noeni, Penelitian


Tindakan Kelas.     (2008).Universitas Terbuka.

Andayani , Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).(2009).


Unversitas Terbuka.

Mikarsa Lestari Hera, Taufik Agus, Priatno lestari Puji,


Pendidikan Anak di SD (2009). Unversitas Terbuka.

Sapriati Amalia,Pembelajaran IPA di SD (2009). Unversitas


Terbuka.

Limbong, S.Linda, Susilawati Endang, Ilmu Pengetahuan Sosia


l(2008). Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai