Anda di halaman 1dari 9

Vol.

XI Nomor 33 November 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

PEMETAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)


KABUPATEN BANTUL BERBASIS SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Deborah Kurniawati1), Erna Hudianti Pujiarini2)
STMIK AKAKOM
Jl. Raya Janti No 143 Karangjambe Yogyakarta
e-mail: dkdk1110@gmail.com1), erna@akakom.ac.id2)

ABSTRAK
Usaha/industri sektor informal di Kabupaten Bantul berkembang sangat pesat. Dari data
Dinas Perindagkop, pada tahun 2011 tercatat terdapat 18.158 Indusri Kecil Menengah (IKM) di
Kabupaten Bantul. Peningkatan jumlah IKM terjadi di tahun-tahun berikutnya, dimana pada tahun
2012 tercatat terdapat 18.235 IKM dan pada tahun 2013 terdapat 18.295 IKM. Sejalan dengan
perkembangannya, IKM mendapati berbagai masalah yang hanya dapat ditangani dengan
melibatkan berbagai pihak. Pemetaan IKM secara geografis menjadi penting mengingat
penanganan terhadap permasalahan IKM harus dilakukan seefektif dan efisien mengingat jumlah
IKM yang tidak sedikit.
Aplikasi yang dibangun, dirancang berdasarkan arsitektur sistem ingormasi geografis,
menggunakan ordinat longitude dan latitude dari lokasi masing-masing IKM. Sistem Informasi
Geografis (SIG), dibuat dengan menggunakan informasi yang berasal dari pengolahan sejumlah
data, yaitu data geografis atau data yang berkaitan dengan posisi obyek di permukaan bumi. Dalam
implementasinya, SIG dapat digunakan sebagai alat bantu penyampaian informasi mengenai lokasi
tempat , memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa, membuat peramalan kejadian, dan
perencanaan strategis lainnya.. Dengan menggunakan fasilitas Google Map pemetaan IKM
dilakukan dengan memberikan icon yang berbeda untuk tiap-tiao jenis IKM sehingga sebaran IKM
terlihat.
Hasil aplikasi berupa visualisasi peta wilayah IKM, yang nantinya dapat digunakan pihak
terkait untuk melihat sebaran IKM di kabupaten Bantul.

Kata Kunci: IKM, pemetaan, SIG, sebaran.

ABSTRACT
Business / industry in Bantul informal sector is growing very rapidly. Perindagkop of the
data, in 2011 there were 18 158 recorded indusri Small and Medium Enterprises (SME) in the
district of Bantul. Increasing the number of SMEs occurred in subsequent years, where in 2012 there
were 18 235 registered SMEs and in 2013 there were 18 295 SMEs. In line with its development,
SMEs find a variety of problems that can only be tackled by involving the various parties. IKM
geographical mapping was also important in handling the problems of SMEs should be done as
effectively and efficiently in view of the number of SMEs that are not small.
Applications built, designed by the architecture of geographic ingormasi system, using
ordinate longitude and latitude of the location of each SME. Geographic Information Systems (GIS),
made using information derived from a number of data processing, the geographic data or data
relating to the position of objects on the Earth's surface. In the implementation, GIS can be used as
a tool to deliver information about the location of the place, gives an account of an event, making
forecasting events, and other strategic planning .. By using the Google Map IKM mapping is done
by providing a different icon for each type of IKM-tiao so that the distribution of HPI looks.
Results of application visualization maps of the area of SMEs, which can later be used
concerned to see the distribution of SMEs in Bantul district.

Keywords: distribution, GIS, IKM, mapping.


Vol. XI Nomor 33 November 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

PENDAHULUAN dimana setiap keputusan yang diambil

Muculnya Masyarakat Ekonomi menuntut adanya langkah-langkah kreatif

ASEAN (MAE) 2015 mengharuskan dan mengharuskan adanya terobosan-

pemerintah dan seluruh pelaku usaha harus terobosan baru dalam upaya memajukan

segera bersiap, mengingat pasar bebas antar perekonomian daerahnya masing-masing.

negara di kawasan Asia Tenggara tersebut Untuk menjawab tantangan

akan berlangsung dalam waktu dekat. Ada persaingan global, pengembangan ekonomi

tiga hal yang perlu segera dibenahi oleh lokal perlu diarahkan untuk mendukung

pemerintah dan pelaku usaha agar produk dan perkembangan sektor-sektor ekonomi yang

jasa dari dalam negeri mampu bersaing dalam berpotensi menciptakan kesempatan kerja

pasar bebas ASEAN. Pertama, yaitu soal yang luas dan memiliki prospek yang baik

biaya produksi di dalam negeri yang dalam meningkatkan kesejahteraan

dianggap masih terlalu mahal jika masyarakat di suatu wilayah. Berdasarkan hal

dibandingkan dengan negara-negara ASEAN inilah, peneliti memilih sektor industri

lainnya. Hal kedua yang juga perlu sebagai sektor yang berpotensi besar dalam

pembenahan yaitu soal jasa para tenaga kerja pengembangan ekonomi wilayah.

Indonesia harus memiliki sertifikasi sesuai Pembangunan dan pertumbuhan sektor

dengan bidang profesi masing-masing. Industri Kecil dan Menengah merupakan

Sedangkan hal ketiga yang juga tidak kalah salah satu motor penggerak yang krusial bagi

penting untuk segera dibenahi yaitu soal pengembangan ekonomi wilayah di

ketersediaan infrastrukur penunjang Indonesia. Peran besar IKM dalam

pertumbuhan ekonomi. pengembangan ekonomi suatu wilayah

Sebagai upaya untuk menembus disebabkan karena sektor IKM menyerap

persaingan pasar global, Pemerintah cukup banyak sumber daya yang apabila

memberlakukan otonomi daerah dengan dieksploitasi secara proporsional akan dapat

memberikan keleluasaan kepada daerah memberikan multiplier effect yang

untuk menetapkan berbagai kebijakan, yaitu mendorong pengembangan wilayah yang

dengan disahkannya Undang-Undang nomor signifikan.

22 tahun 2009 tentang otonomi daerah. Kabupaten Bantul, yang merupakan

Melalui otonomi daerah tersebut setiap bagian dari propinsi Daerah Istimewa

daerah di Indonesis di tuntut untuk dapat Yogyakarta, memiliki luas wilayah sekitar

mengembangkan setiap otensi lokal yang 506,85 km² dan beribu kota Bantul yang

dimiliki agar dapat bertahan dan berkembang berjarak sekitar 10 km dari Kota Yogyakarta.

di tengah persaingan regional maupun global. Secara administrasi, Bantul terbagi menjadi

Adanya otonomi daerah secara langsung 17 kecamatan, 75 desa dan 933 dusun dengan

telah mempengaruhi berbagai keputusan di jumlah penduduk sekitar 800.000 jiwa.

tingkat pemerintah daerah di Indonesia, Kabupaten Bantul memiliki fungsi strategis


Vol. XI Nomor 33 November 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

pendukung pariwisata Propinsi Daerah ragam produk dan kegiatan produksi.


Istimewa Yogyakarta melalui pengembangan Perkembangan IKM di Bantul dari tahun ke
Industri Kecil Menengah. Industri Kecil tahun mengalami peningkatan seperti yang
Menegah (IKM) muncul dengan berbagai dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. PerkembanganIKM Tahun 2011-2013

Dari paparannya, Sriyana permukaan bumi. SIG dapat disajikan dalam


mengungkapkan beberapa masalah yang bentuk aplikasi desktop maupun aplikasi
dihadapi oleh UKM di Kabupaten Bantul, berbasis web. SIG juga dapat memberikan
Provinsi DIY, antara lain: (1) pemasaran, (2) penjelasan tentang suatu peristiwa, membuat
modal dan pendanaan, (3) inovasi dan peramalan kejadian, dan perencanaan
pemanfaatan teknologi informasi, (4) strategis lainnya.
pemakaian bahan baku, (5) peralatan Dalam implementasinya, SIG dapat
produksi, (6) penyerapan dan pemberdayaan digunakan sebagai alat bantu penyampaian
tenaga kerja, (7) rencana pengembangan informasi mengenai lokasi tempat. Dalam
usaha, dan (8) kesiapan menghadapi hal ini, data yang diberikan adalah data yang
tantangan lingkungan eksternal. berwujud spasial yang divisualisasikan
Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan peta tematik dan data non spasial
merupakan suatu sistem infomasi khusus yang berkaitan langsung dengan data lokasi.
yang mengelola data yang memiliki Paparan di atas memberikan alasan yang
informasi spasial (bereferensi keruangan). sangat kuat perlunya dilakukan sebuah
Sistem informasi geografis adalah bentuk penelitian untuk memanfaatkan sistem
sistem informasi yang menyajikan informasi informasi geografis untuk memetakan lokasi
dalam bentuk grafis dengan menggunakan IKM, sehingga dapat dilakukan suatu analisis
peta sebagai antar muka. SIG tersusun atas kondisi tertentu oleh pihak yang terkait.
konsep beberapa lapisan (layer) dan relasi.
SIG dibuat dengan menggunakan Metode Penelitian
informasi yang berasal dari pengolahan A. Data

sejumlah data, yaitu data geografis atau data Data yang diambil berupa data IKM,

yang berkaitan dengan posisi obyek di terdiri dari nama, jenis dan alamat IKM.

3
Vol. XI Nomor 33 November 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Terkait dengan data IKM, dibutuhkan data menggambarkan entitas yang terlibat
ordinat IKM untuk pemetaan yang akan pada sistem, aliran data yang digunakan,
dilakukan. Pengambilan ordinat IKM akan serta data/informasi yang yang
dilakukan langsung oleh peneliti. Data dikirimkan dan diterima entitas. Database
ordinat yang diambil adalah data IKM pada dirancang untuk dapat menyimpan semua
berbagai Kecamatan di Kabupaten Bantul, data yang diperlukan oleh sistem. Untuk
sehingga dari data yang diperoleh tersebut mempermudah pengaksesan database
akan digunakan sebagai data masukan untuk oleh user, dirancang user interface
penelitian ini. dengan pengaturan hak akses pada sistem
B. Pembangunan Aplikasi 4. Pembuatan Aplikasi
Aplikasi Pemetaan IKM Kabupate Setelah perancangan sistem selesai
Bantul dilakukan melalui beberapa tahapan tahap selanjutnya adalah pembuatan
sebagai berikut: aplikasi Pemetaan IKM. Aplikasi dibuat
1. Analisis Permasalahan Sistem berbasis web menggunakan bahasa
Tahap ini dilakukan menggunakan pemrograman PHP dan database MySQL.
framework PIECES dengan 6 kategori, Pada tahap ini dilakukan integrasi peta
yaitu kinerja (performance), informasi wilayah Kabupaten Bantul yang
(information), ekonomi (economics), disediakan oleh Google Maps kedalam
efisiensi (eficiency), layanan (services), aplikasi Pemetaan IKM.
dan pengendalian (control). 5. Pengujian Sistem
2. Analisis Kebutuhan Sistem Aplikasi yang sudah jadi diuji untuk
Hasil dari analisis kelemahan sistem memastikan bahwa semua komponen
selanjutnya digunakan sebagai acuan dapat berjalan dengan baik dan dapat
untuk melakukan analisis kebutuhan diterima oleh pengguna untuk memenuhi
sistem yang akan dikembangkan. kebutuhannya. Pengujian dilakukan
Kebutuhan sistem yang dianalisis menggunakan black box testing. Black
meliputi kebutuhan fungsional dan non box testing dilakukan dengan mencoba
fungsional. semua fungsi komponen yang ada.
3. Perancangan Sistem
Perancangan aplikasi Pemetaan
Hasil
IKM kabupaten Bantul terdiri dari
A. Halaman Peta.
Diagram alir data, database, dan user
Halaman ini memberikan informasi
interface. Diagram alir data digunakan
tentang lokasi IKM dengan menggunakan
untuk mengetahui fungsi yang diharapkan
peta dari Map server. Tampilan dari halaman
oleh pengguna dan pengguna sistem.
peta dapat dilihat pada Gambar 1.
Diagram alir data digunakan untuk

4
Vol. XI Nomor 33 November 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Gambar 1. Tampilan halaman peta

Lokasi IKM ditandai dengan adanya dilakukan pada halaman seting komoditi
pin map pada peta. Pin map yang digunakan seperti yang tampak pada Gambar 2. Dengan
untuk tiap komoditi IKM berbeda-beda. adanya fasilitas ini maka administrator sistem
Dengan perbedaan ini maka terlihat akan dapat melakukan pengaturan
penyebaran IKM berdasar jenis komoditinya. penggunaan pin map dengan lebih mudah
Penentuan pin map yang digunakan dapat dengan berbagai simbol yang beragam.

B. Halaman Info Rinci Perusahaan Informasi yang ditampilkan antara lain nama
Tampilan halaman informasi rinci dan alamat perusahaan, serta nomor kontak
dari IKM dapat dilihat pada Gambar 3. yang dapat dihubungi.
Vol. XI Nomor 33 November 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

C. Halaman Peta per Komoditi IKM komoditi IKM. Tampilan peta IKM per
Aplikasi pemetaan yang dibuat dapat komoditi dapat dilihat pada Gambar 4.
melakukan pemetaan IKM berdasarkan

Gambar 4 Tampilan pemetaan IKM berdasar komoditi


Dari Gambar 4 tampak hanya 1 bentuk pemetaan adalah jumlah IKM untuk masing-
pin map yang ada pada peta. Hal ini masing komoditi. Agar terlihat perbandingan
menandakan bahwa berbagai IKM yang jumlah IKM pada masing-masing komoditi
tertera pada peta memiliki komoditi yang maka informasi jumlah IKM dipresentasikan
sama. dengan grafik seperti yang tampak pada
Informasi Jumlah IKM per komoditi Gambar 5

Informasi yang diperoleh dari aplikasi

6
Vol. XI Nomor 33 November 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

Gambar 5. Informasi jumlah IKM berdasar komoditi

PEMBAHASAN
Aplikasi Pemetaan IKM Bantul dibangun sesuai dengan diagram alir data yang dapat dilihat pada
Gambar

Gambar 6 Diagram konteks aplikasi Pemetaan

Gambar 6 memperlihatkan dengan ordinat lokasi IKM, data pengguna


terlibatnya 2 entitas pada sistem, yaitu baru. Administrator menerima laporan data
Administrator dan Pengguna Umum. perusahaan, data kategori serta data
Administrator memberikan masukan data pengguna. Sedangan Pengguna Umum dapat
berupa data perusahaan (IKM) lengkap

7
Vol. XI Nomor 33 November 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

melihat informasi pemetaan IKM lengkap sistem untuk mendapatkan informasi


dengan fitur pencarian. perusahaan lengkap dengan lokasinya.
A. Diagram alir data level 1 diagram diatas menunjukkan bahwa sistem
Diagram alir data level 1 memberikan yang dibangun menggunakan 5 data store
gambaran mengenai fungsional dari sistem yaitu app_user_level, app_hakakses,
yang akan dibangun. Diagram alir data level app_user, kategori_perusahaan, dan
1 untuk aplikasi pemetaan IKM dapat dilihat perusahaan.
pada Gambar 7. Gambar 7 menunjukkan Terdapat 4 proses utama pada
bahwa sistem yang dibangun memiliki 4 aplikasi yang akan dibangun, yaitu proses
proses utama yaitu login, setup, laporan, Login, Setup, Laporan, dan Pengolahan peta.
pengolahan peta digital. Entitas Untuk kebutuhan proses-proses tersebut,
Administrator harus melakukan login untuk aplikasi mengggunakan 5 simpanan data,
mengelola data perusahaan dan mendapatkan yaitu app_hakakses, app_user,
laporan. Sedangkan pengguna umum cukup app_user_level, kategori_perusahaan, dan
dengan menggunakan antarmuka front end perusahaan.

Gambar 7 Diagram alir data level 1 aplikasi pemetaan IKM

8
Vol. XI Nomor 33 November 2016 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430

A. Database komoditi IKM sehingga data komoditi (jenis


Data utama yang digunakan pada IKM) menjadi penting. Gambar 8
aplikasi pemetaan ini berupa data IKM. menggambarkan relasi data pada database
Pemetaan IKM akan dilakukan berdasarkan aplikasi yang dibangun.

Gambar 8 Relasi tabel

Relasi antara tabel kategori_perusahaan memberikan informasi pemetaan IKM sesuai


dan perusahaan adalah one to many. Hal ini dengan jenis komoditi yang ada.
dapat dijelaskan bahwa untuk setiap
DAFTAR PUSTAKA
perusahaan/IKM pasti memiliki 1 komoditi
utama sedangkan tiap jenis komoditi dapat Deny S., 2014, 3 Prioritas Pemerintah Jelang
Pasar Bebas Asean 2015, Liputan 6,
dimiliki oleh beberapa perusahaan/IKM. http://bisnis.liputan6.com/read/2055162/3-
Sedangkan relasi antara tabel app_user_level, prioritas-pemerintah-jelang-pasar-bebas-
asean-2015, akses: 10 April 2015
app_user dan app_hak akses menunjukkan Tambunan, Tulus T.H, 2000, Usaha Kecil
bahwa tiap user hanya memiliki 1 level akses dan Menengah di Indonesia, beberapa Isu
Penting, Salemba Empat, Jakarta.
dan setiap level akses memiliki pengaturan Sriyana, J., 2010, Strategi Pengembangan
dalam mengakses menu atau fitur yang ada. Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi
Kasus di Kabupaten Bantul, Simposium
Nasional 2010: Menuju Purworejo Dinamis
Kesimpulan dan Saran dan Kreatif
Prahasta E, 2002, Konsep-konsep Dasar
Dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat Sistem Informasi Geografis, Informatika,
Bandung
diambil kesimpulan bahwa penggunaan pin
map yang berbeda untuk tiap komoditi dapat

Anda mungkin juga menyukai