GKO di Indonesia berasal dari sejumlah orang Kristen dari berbagai latar belakang
masyarakat pindah ke Perumnas pertama yang dibagun di Depok – Jawa Barat.
Mereka datang dari wilayah Jakarta dan daerah-daerah Indonesia lainnya pada
tahun 1976. Karena didorong oleh kesadaran dan kerinduan bersama akan
kebutuhan pelayanan rohani, maka umat Kristen yang berasal dari berbagai
denominasi gereja ini bersepakat untuk mengorganisasikan diri dalam sebuah
wadah gereja yang bersifat oikoumenis
GKO menggunakan nama oikoumene untuk mengakomodasi kebutuhan umat dari
berbagai tradisi gereja, seperti: Calvinis, Lutheran, dan Pantekosta yang ada di
Depok saat itu. Sedangkan Pengakuan Iman yang digunakan adalah pengakuan
Nicea-Konstantinopel dan Rasuli. GKO diorganisir menurut tradisi presbiterian yang
dikombinasikan dengan tradisi gereja lain dalam berbagai bidang pelayanan.
SEJARAH GEREJA
GKO di Indonesia berasal dari sejumlah orang Kristen dari berbagai latar belakang
masyarakat pindah ke Perumnas pertama yang dibagun di Depok – Jawa Barat.
Mereka datang dari wilayah Jakarta dan daerah-daerah Indonesia lainnya pada
tahun 1976. Karena didorong oleh kesadaran dan kerinduan bersama akan
kebutuhan pelayanan rohani, maka umat Kristen yang berasal dari berbagai
denominasi gereja ini bersepakat untuk mengorganisasikan diri dalam sebuah
wadah gereja yang bersifat oikoumenis. Oleh karena itu, secar sukarela dan dengan
pernyataan bersama dibentuklah Gereja Oikoumene di Depok yang kemudian
berubah nama menjadi Gereja Kristen Oikoumene di Indonesia, yang disingkat
dengan GKO. Secara sinodal, GKO lahir pada 29 Juli 2009. Masuk PGI : sejak 22
Maret 2000
Banten[sunting | sunting sumber]
Papua[sunting | sunting sumber]
Banten[sunting | sunting sumber]
Papua[sunting | sunting sumber]
Pimpinan Sinode