Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Ruang Lingkup

A. Pengertian Bukti Audit

Audit evidence adalah informasi yang digunkan auditor untuk menarik kesimpulan yang
menjadi dasar pemberian opini auditnya, bukti audit meliputi informasi yang terdapat dalam
catatan accounting ( yang mendasari laporan keuangan ) dan informasi lain.

B. Appropriatness of audit evidence

Adalah ukuran mutu atau kualitas suatu bukti audit, ukuran kualitas dari bukti audit
ditunjukan oleh relevaansi dan keandalan dalam mendukung kesimpulan yang mennjadi dasar
pemberian opini auditor.

ISA 500 alinea A27 – A30 membeerikan contoh-contoh mengeenai relevansi audit:

1. Relevansi berkaitan dengan hubungan logis dengan tujuan prosedur audit dan jika
relevan, deng an asersi yang dipertimbangkan. Relevansi informasi yang digunakan
sebagai bukti audit mungkin dipengaruhi oleh arah pengujian. Sebagai contoh, jika tujuan
prosedur audit adalah untuk menguji lebih saji (overstatement) keberadaan atau penilaian
utang usaha, pengujian utang usaha yang tercatat merupakan prosedur audit yang relevan.

2. Di lain pihak, ketika menguji kurang saji (understatement) keberadaan atau penilaian
utang usaha, pengujian utang usaha yang tercatat tidak akan relevan, namun pengujian
informasi seperti pembayaran setelah tanggal laporan posisi keuangan, faktur yang belum
dibayar, pernyataan dari pemasok, dan laporan penerimaan barang yang belum
dicocokkan dengan order pembelian mungkin relevan.
3. Suatu set prosedur audit tertentu dapat memberikan bukti audit yang relevan untuk
beberapa asersi, namun tidak untuk asersi yang lainnya. Sebagai contoh, inspeksi atas
dokumen yang berhubungan dengan penerimaan kas dari piutang setelah akhir periode
dapat memberikan bukti audit yang berkaitan dengan keberadaan dan penilaian.

1
4. Pengujian pengendalian dirancang untuk mengevaluasi \efektivitas operasi pengendalian
dalam mencegah, mendeteksi, atau mengoreksi kesalahan penyajian material dalam
tingkat asersi. Perancangan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti audit yang
relevan mencakup pengidentifikasian kondisi (karakteristik atau atribut) yang
menunjukkan pelaksanaan pengendalian dan kondisi penyimpangan dari pelaksanaan
yang memadai. Keberadaan atau ketiadaan kondisi-kondisi tersebut dapat diuji lebih
lanjut oleh auditor.
5. Prosedur substantif dirancang untuk mendeteksi kesalahan penyajian material pada
tingkat asersi. Prosedur ini terdiri dari pengujian rinci dan prosedur analitis substantif.
Perancangan prosedur substantif mencakup pengidentifikasian kondisi yang relevan
dengan tujuan pengujian yang dapat mendeteksi kesalahan penyajian pada tingkat asersi
yang relevan

ISA 500 alinea A31 – A33 memberikan contoh-contoh mengenai keandalan bukti audit:

1. Keandalan informasi yang digunakan sebagai bukti audit, dan oleh karena itu merupakan
bukti audit itu sendiri, dipengaruhi oleh sumber bukti tersebut dan sifatnya serta kondisi
saat bukti tersebut diperoleh, termasuk pengendalian dalam penyusunan dan
pemeliharannya, jika relevan. Oleh karena itu, generalisasi mengenai keandalan berbagai
macam bukti audit masih tergantung pada beberapa pengecualian penting.
2. Informasi yang digunakan sebagai bukti audit diperoleh dari sumber eksternal entitas,
mungkin terdapat kondisi yang dapat memengaruhi keandalannya. Sebagai contoh,
informasi yang diperoleh dari sumber luar yang independen dapat menjadi tidak andal
jika sumbernya tidak memiliki pengetahuan memadai, atau tidak adanya objektivitas
pakar manajemen.
3. Meskipun diakui adanya pengecualian, generalisasi berikut tentang keandalan bukti audit
mungkin bermanfaat:
a. Keandalan bukti audit meningkat ketika bukti audit diperoleh dari sumber independen
dari luar entitas.
b. Keandalan bukti audit yang diperoleh dari sumber internal meningkat ketika
pengendalian yang berkaitan, termasuk pengendalian atas penyusunan dan
pemeliharaannya, dilaksanakan secara efektif oleh entitas.

2
c. Bukti audit yang diperoleh secara langsung oleh auditor (sebagai contoh, observasi
atas penerapan suatu pengendalian) lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan
bukti audit yang diperoleh secara tidak langsung atau dengan melalui penarikan
kesimpulan dari beberapa informasi (sebagai contoh, permintaan keterangan tentang
penerapan sautu pengendalian).
d. Bukti audit dalam bentuk dokumen, kertas, data elektronik, atau media lainnya, lebih
dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti yang diperoleh secara lisan (sebagai
contoh, catatan rapat lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan representasi lisan
tentang hasil yang dibahas).
e. Bukti audit yang diperoleh daridokumen asli lebih dapat diandalkan dibandingkan
dengan bukti audit yang diperoleh melalui fotokopi atau faksimili, atau dokumen
yang telah difilmkan, diubah ke dalam bentuk digital, atau diubah ke dalam bentuk
elektronik, yang keandalannya dapat bergantung pada pengendalian atas penyusunan
dan pemeliharaannya.

C. Sufficiency Of Audit Evidence

Kecukupan bukti audit adalah ukuran kuantitas suatu bukti audit, berapa banyak bukti
audit dibutuhkan ini tergantung dari :

1. Penilaian auditor terhadap resiko salah saji yang material.


2. Mutu atau kualitas dari bukti tersebut.

1.2 Prosedur Audit Untuk Memperoleh Bukti Audit

Sebagaimana telah disyaratkan dan dijelaskan lebih lanjut dalam ISA 315 (Revised) dan
ISA 330, bukti audit untuk menarik kesimpulan yang memadai sebagai dasar opini auditor,
diperoleh dengan melaksanakan :

a. Prosedur – prosedur penilaian risiko atau risk assessment procedures, dan


b. Prosedur – prosedur audit selanjutnya atau further audit procedures, yang terdiri atas :
i. Uji penegendalian atau test of control , jika diwajibkan ISAs atau ketika auditing
memilih untuk melaksanakannya, dan

3
ii. Prosedur – prosedur substantif atau substantive procedures, termasuk uji rincian atau
test of details dan prosedur – prosedur analitikal substantif atau substantive analytical
procedures.

Prosedur – prosedur audit berikut dapat digunakan sebagai prosedur – prosedur penilaian
risiko (Risk assessment procedures), uji pengendalian (Test of controls) atau prosedur – prosedur
substansif (substansive procedures), tergantung konteks di mana prosedur iu diterapkan auditor.

1. Inspection (inspeksi)
ISA 500 menggunakan istilah inspeksi dalam dua makna :
a. Pemeriksaan catatan atau dokumen, baik internal maupun eksternal, dalam bentuk
kertas, elektronik, atau media lainnya; atau
b. Pemeriksaan fisik suatu asset.
Inspeksi terhadap catatan dan dokumen memberikan bukti audit dengan berbagai
tingkat keandalan, tergantung pada sifat dan sumber catatan dan dokumen. Dalam hal
catatan atau dokumen internal, tergantung efektifnya pengendalian atas pembuatan
catatan atau dokumen tersebut.
Contoh penggunaan inspeksi dalam uji pengendalian adalah inspeksi atas catatan
untuk membuktikan adanya otorisasi atau transaksi.
Dokumen tertentu merupakan bukti audit langsung, seperti surat saham atau obligasi
yang membuktikann eksistensi suatu asset. Inspeksi atas dokumen tersebut tidak serta
merta memberikan bukti audit atas kepemilikan atau nilai aset itu.
Inspeksi atas suatu kontrak yang dilaksanakan dapat memberikan bukti audit
mengenai pelaksanaan kebijakan accounting, seperti pengakuan pendapatan. Inspeksi
dalam makna kedua, pemeriksaan atas aset berwujud, dapat memberikan bukti audit yang
andal mengenai eksistensi aset tersebut. Namun, tidak serta merta memberikan bukti
audit atas hak dan kewajiban maupun penilaian aset tersebut. Inspeksi atas item
persediaan tertentu dapat dilakukan pada saat pengamatan penghitungan persediaan
(observation of inventory counting).
2. Observation (observasi)
Pengertian observasi atau mengamati tidak lain dari melihat suatu proses atau
prosedur yang dilakukan orang lain. Misalnya, auditor mengamati penghitungan

4
persediaan yang dilakukan oleh karyawan pabrik atau auditor mengamati pelaksanaan
kegiatan pengendalian tertentu.
Pengamatan memberikan bukti audit atas pelaksanaan suatu proses atau prosedur,
namun terbatas pada : (a) titik waktu atau periode ketika pengamatan dilakukan , dan (b)
kenyataan bahwa auditor sedang mengamati (justru yang membuat) proses atau prosedur
dilaksanakan.
ISA 501 Audit Evindence – Specific Considerations for Selected Items
memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai pengamatan atas perhitungan persediaan.
3. External confirmation (konfirmasi eksternal)
Konfirmasi eksternal adalaj bukti audit berupa tanggapan tertulis secara langsung
(direct written response) yang diperoleh auditor, atas permintaanya, dari pihak ketiga
(pihak pemberi konfirmasi, atau confirming party), dalam bentuk kertas, elektronik, atau
media lainnya.
Prosedur konfirmasi eksternal sering kali sangat relevan ketika menangani asersi
yang berkaitan dengan saldo – saldo akun dan unsur – unsurnya. Namun, prosedur ini
tidak usah dibatasi pada saldo akun saja. Contoh, auditor dapat meminta konfirmasi
mengenai syarat – syarat dalam suatu perikatan atau transaksi dengan pihak lain;
permintaan konfirmasi dapat menanyakan apakah ada perubahan dalam perikatan yang
dibuat, dan jika ada, apa rincian yang relevan.
Prosedur konfimasi eksternal juga digunakan untuk memperoleh bukti audit
tentang tidak adanya kondisi tertentu, sepeti tidak adanya perjanjian tambahan (“side
agreement”) yang bisa berdampak terhadap pengakuan pendapatan.
4. Recalculation (perhitungan kembali)
Perhitungan kembali berarti mengecek akurasi atau ketelitian matematik (tambah,
kurang, kali, bagi, dan lain – lain) dalam catatan atau dokumen. Perhitungan kembali
dapat dilakukan secara manual (dengan tangan atau “dalam kepala”) atau secara
elektronik.
5. Reperformance (lakukan kembali)
Auditor melakukan kembali secara independen prosedur atau pengendalian yang
telah (atau seharusnya sudah) dikerjakan sebagai bagian dari system pengendalian
internal di entitas yang bersangkutan.

5
6. Analytical procedures (prosedur analitikal)
Prosedur analitikal meliputi evaluasi atas informasi keuangan denngan
menganalisa hubungan yang nalar (analysis of plausible relationship) antara data
keuangan dan non keuangan.
Prosedur analitikal juga meliputi penelitian yang lebih mendalam (investigation)
itu perlu untuk mengidentifikasi fluktuasi atau keterkaitan yang tidak konsisten dengan
informasi relevan lainnya, atau yang berbeda dari yang diharapkan (expected value)
dalam jumlah yang signifikan.
Lihat ISA 520 Analytical Procedures untuk petunjuk lebih lanjut.
7. Inquiry (bertanya)
Inquiry (bertanya) adalah mencari informasi dari orang yang mengetahui
masalahnya, baik masalah keuangan dan non keuangan , dari orang di dalam atau di luar
entitas. Inquiry digunakan secara ekstensif spanjang audit.
Inquiries bisa berupa mengajukan pertanyaan secara formal dan tertulis atau
informasi dan lisan. Menilai jawaban yang diberikan terhadap inquiries, adalah bagian
yang tidak terpisahkan dari suatu inquiry process.
Tanggapan atas inquiries dapat memberikan informasi yang sebelumnya tidak
dimiliki auditor, atau mendukung bukti audit yang sudah ada (corroborative audit
evidence) atau sebaliknya, tanggapan memberikan informasi yang berbeda secara
signifikan dari informasi lain yang sudah diperoleh auditor, misalnya tentang manajemen
yang “memotong kompas” atas pengendalian (management override of controls).
Dalam hal tertentu tanggapan atas inquiries memungkinkan auditor memodifikasi
atau menambah prosedur auditnya. Penguumpulan bukti audit yang saling mendukung
melalui inquiry, sangat penting. Namun, inquiries mengenai niat manajemen mungkin
terbatas atau sangat terbatas. Dalam hal tertentu auditor bisa memahaminya dari “sejarah,
atau masa lalu” manajemen dalam mengambil keputusan.
Dalam hal tertentu auditor perlu mempertimbangkan untuk meminta representasi
tertulis (written representations) dari manajemen yang dan, jika perlu, dari TCWG (those
charged with governance) untuk mengkonfirmasi tanggapan lisan atau inquiries. Lihat
ISA 560 Written Representation untuk petunjuk lebih lanjut.

6
Seperti dijelaskan dalam ISA 330, bukti audit yang diperoleh dari audit atau audit – audit
yang lalu, dalam hal tertentu memberikan bukti audit yang tepat, jika auditor menerapkan
prosedur audit yang membuat informasi itu tetap relevan.

2.2 Memilih Item Untuk Memperoleh Bukti Audit


Dalaam memilih item yang akan diuji, auditor wajib menentukan rrelevansi dan keandalan
informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit, hal ini dapat dilakukan auditor dalam
memilih item yang akann diuji:
a. Pilih Semua Item
Auditor dapaat memutuskan untuk memeriksaa keseluruhan populasi, pemeriksaan
keseluruhan populasi bisa cocok, misalnya untuk:
1. Populasinya terdirii daari beberapa item saja, namun nilainya besar
2. Ada risiko yang signifikan dan cara lain tidak menghasilkan bukti audit yang cukup
dan tepat
b. Pilih Item Tertentu
Auditor mungkin memutuskan untuk memilih item tertentu dalam suatu populasi, dalam
membuat putusan ini , faaktor yang relevan antara lain:
1. Pemahan auditor mengenai entitas;
2. Risiko salah saji material yang dinilainya; dan
3. Ciri populasi yang diujinya

Auditor mungkin memilih item sebagai berikut:

1. Item yang tinggi nilainya atau punya ciri istimewa ( misalnya item yang
mencurigakan, yang punya sejarah salaah saji atau rentaan terhadap kekeliruan ).
2. Semua item diatas jumlah yang ditetapkan.
3. Item untuk mendapatkan infomasi tertentu, seperti ciri entitas atau traansaksi.

Meskipun pemeriksaan dilakukan secara selektif ini mungkin merupakan cara yang
efisien untuk memperoleh bukti audit.

7
2.3 Evaluasi Bukti Audit
a. Materiality
Apakah angka angka yang ditetapkan untuk overall materiality dan performance
materiality masih tepat, Auditor wajib menentukan :
1. Apakah perlu merevisi performance materiality?
2. Apakah sifat, waaktu, dan luasnya prosedur audit lanjutan masih tepat?
b. Risiko
Dengan memperhatikan temuan-temuan audit, apakah penilaian risiko salah saji yang
materialitas pada tingkat asersi masih tepat? Jika tidak penilaian risiko harus direvisi dan
prosedur audit harus dimodifikasi
c. Fraud
Apakah informasi yang diperoleh dalam melaksanakan prosedur penilaian risiko
mengindikasikan adanya kecurangan? Jika demikinaa evaluasi kembali penilaian risiko
salah saji yang material yang disebabkan oleh kecurangan.
d. Evidence
Apakah bukti yang cukup dan tepat telah diperoleh ? ini dibutuhkan untuk menurunkan
risiko salah saji yang material daalam laporan keuangan.
e. Analitikal Prosedur
Digunakan untuk memperkuat temuan audit, atau menemukan risiko salah saji material
yang sebelumnya tidak diketaahui.

8
REVIEW ARTIKEL JURNAL INTERNASIONAL

Judul Penelitian : The Importance of Audit Procedure in Collecting Audit Evidence/


Case of Kurdistan Region/ Iraq
Peneliti : Chnar Abdullah Rashid
Dimuat di : International Journal of Social Sciences & Educational Studies
Tahun Publikasi : 2017
Link : https://www.researchgate.net/publication/320287078

1. Latar Belakang Penelitian


Karena Pemerintah Wilayah Kurdistan menghadapi krisis keuangan, ada banyak
perusahaan yang lari dari pajak dan bahkan sebelum krisis keuangan itu sama. Untuk
tujuan ini saya memutuskan untuk mewawancarai beberapa orang profesional di bidang
akuntansi dan keuangan untuk mencapai pendapat mereka tentang masalah ini.
Bergantung pada hukum internasional, salah satu tanggung jawab auditor eksternal
adalah memberikan pendapatnya tentang pandangan yang benar dan adil terhadap laporan
keuangan perusahaan dalam laporannya setelah meninjau laporan keuangan perusahaan.
Untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan memberikan pandangan yang
benar dan adil, auditor eksternal harus mengumpulkan bukti audit yang cukup dan sesuai
melalui prosedur audit (Porter, Simon & Hatherly, 2008; Noori & Rashid, 2017).
Perusahaan akan mencapai saran, rekomendasi, pemberitahuan dan kesadaran dari orang-
orang profesional untuk memberikan persentase keuntungan mereka sebagai pajak
kepada pemerintah karena setelah krisis keuangan pemerintah bersedia untuk
menemukan cara pendanaan yang berbeda daripada hanya bergantung pada sumber daya
alam dan khususnya sumber daya minyak. Demikian juga, audit eksternal dilakukan di
Kurdistan tetapi tidak efisien mengenai lari dari pajak. Namun, ini mungkin karena
akuntan perusahaan sehingga mereka bekerja untuk kepentingan perusahaan mereka.
Mereka tidak menunjukkan laba riil perusahaan mereka dalam laporan keuangan mereka
agar tidak memberikan bagian laba kepada pemerintah sebagai pajak. Ini mungkin karena
kurangnya kepercayaan antara perusahaan dan pemerintah karena; mereka percaya bahwa
pemerintah tidak menggunakan pembayaran pajak untuk melayani masyarakat. Alih-alih,
beberapa perusahaan sedang menjalankan beberapa tugas pemerintah terutama layanan.
Mereka bekerja dalam menyediakan jalan, kebun, sekolah, air dan sebagainya (Posner,
2000). Dengan demikian, sebagai upaya untuk menantang krisis keuangan ini, tanggung
jawab auditor eksternal harus membujuk perusahaan untuk tidak lari dari pajak untuk
membantu pemerintah melewati krisis keuangan ini dengan kerugian terendah dalam hal
melayani masyarakat (Posner, 2000).

2. Kajian Teori
Salah satu tanggung jawab utama auditor di dunia, adalah untuk membentuk dan
mengungkapkan pendapat apakah laporan keuangan klien audit mereka memberikan
pandangan yang benar dan adil tentang posisi dan kinerja keuangan entitas mereka (Noori
& Rashid, 2017). Untuk membentuk pendapat ini, auditor harus mengumpulkan dan

9
mengevaluasi bukti audit yang cukup dan memadai, yang dapat dikumpulkan melalui
proses audit karena itu, penting bagi auditor untuk mengumpulkan bukti untuk
mengetahui apakah laporan keuangan suatu perusahaan memberikan pandangan yang
benar dan adil atau tidak (Noori & Rashid, 2017), karena jika laporan keuangan
perusahaan memberikan pandangan yang benar dan adil, ini akan meningkatkan bahwa
perusahaan tidak dapat lari dari pajak.

3. Kerangka Pemikiran
Hipotesis saya adalah bahwa, sebagian besar perusahaan di Kurdistan tidak mau
membayar pajak kepada pemerintah. Karena itu, mereka akan memanipulasi laporan
keuangan

4. Metode Penelitian
Penelitian ini berupaya untuk mengetahui apakah ada cara untuk membujuk perusahaan
agar tidak lari dari pajak. Oleh karena itu, cukup logis jika metodologi penelitian
mempertanyakan auditor eksternal di Kurdistan. Ini akan memungkinkan pemeriksaan
kritis dari semua berbagai faktor dan risiko yang mungkin dihadapi oleh perusahaan di
Kurdistan. Investigasi akan memungkinkan pemahaman persepsi manajer. Ini bisa
menawarkan wawasan penting ke dalam ruang lingkup penelitian ini.

5. Hasil Penelitian
Sebagai kesimpulan, jelas bahwa audit eksternal di Kurdistan berkinerja efisien, karena
mereka mengumpulkan bukti dari semua perusahaan menurut hukum. Meskipun, tidak
ada peningkatan pendapatan dalam dana Pemerintah Wilayah Kurdistan setelah krisis
keuangan akibat penurunan harga minyak, jelas bahwa sumber utama keuangan di negara
ini adalah sumber daya alam. Baru-baru ini, Pemerintah Wilayah Kurdistan seperti
negara-negara lain yang bergantung pada sumber daya alam untuk dana mereka,
menghadapi krisis keuangan karena penurunan harga minyak dan alasannya adalah
kemunduran pertumbuhan ekonomi baik Cina dan India. Namun, perusahaan tidak mau
membayar pajak kepada pemerintah karena mereka tidak mempercayai mereka bahkan
jika pemerintah memaksa mereka membayar, perusahaan akan lebih memilih untuk
melakukan beberapa layanan untuk masyarakat daripada memberikan pajak mereka
kepada pemerintah. Namun, ini adalah masalah signifikan bagi seluruh negara karena
tidak membayar pajak kepada pemerintah dari perusahaan mana pun akan mempengaruhi
ekonomi, masyarakat, dan bahkan kadang-kadang politik juga di negara ini. Dengan
demikian, aturan dan prinsip audit eksternal di Kurdistan perlu direformasi dan ini dapat
dilakukan melalui Parlemen. Oleh karena itu, meninjau atau memeriksa pekerjaan
beberapa departemen di perusahaan mungkin sangat mudah karena setiap pekerjaan akan
berakhir oleh staf perusahaan dan hanya meninjau itu akan diserahkan kepada auditor
eksternal sementara auditor internal akan melakukan tugas ini. Oleh karena itu, tugas
auditor eksternal harus menjadi agenda yang berbeda misalnya, membujuk akuntan untuk
tidak bekerja secara ilegal demi keuntungan perusahaan yang sedang mereka garap.

10
Demikian juga, memberikan informasi yang diperlukan dan logis dan saran yang dapat
mendorong akuntan perusahaan untuk melakukan tugas mereka lebih efisien dalam hal
pembayaran pajak. Akhirnya, auditor eksternal dapat memainkan peran penting dalam
mengembangkan dan meningkatkan ekonomi negara dan akibatnya akan mempengaruhi
masyarakat juga, karena tidak membayar pajak akan mempengaruhi dana pemerintah
untuk melakukan tugas mereka dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
Sayangnya, banyak perusahaan belum membayar pajak di Kurdistan karena kurangnya
moralitas dari akuntan dan ini mungkin karena tidak adanya hukum di negara ini. Jelas,
jika hukum memainkan perannya, akuntan tidak dapat memanipulasi laporan keuangan,
karena jika akuntan tertentu di perusahaan tertentu tidak melakukan apa yang dikatakan
pemilik perusahaan, ia akan kehilangan pekerjaannya dan perusahaan akan merekrut
yang baru. akuntan. Krisis keuangan yang telah terjadi karena penurunan harga minyak di
dunia dan alasannya adalah satu-satunya sumber keuangan di negara ini adalah sumber
daya alam khususnya minyak. Beberapa perusahaan mungkin menunjukkan diri mereka
sebagai perusahaan untuk menyediakan pasir dengan menempatkan beberapa kendaraan
di perusahaan mereka, tetapi dalam kenyataannya mereka mungkin berdagang obat-
obatan atau membeli senjata di pasar gelap. Dengan demikian, auditor eksternal harus
lebih pintar dalam mengumpulkan bukti audit yang cukup dan memadai (Para A15)
(Porter et al, 2008). Oleh karena itu, beberapa perusahaan mungkin mulai bekerja dalam
menyediakan pipa tetapi mereka dapat mulai dari tahun keuangan saat ini. Oleh karena
itu, memeriksa laporan keuangan sebelumnya akan diperlukan untuk menyelidiki laba riil
perusahaan di tahun-tahun keuangan sebelumnya. Misalnya, mereka mungkin bekerja
dalam menyediakan atau mengimpor minyak putih dalam tiga tahun yang lalu (Para A16)
(Porter et al, 2008). Saran utama untuk auditor eksternal di Kurdistan bisa jadi, mereka
mungkin memberi nasihat kepada perusahaan dan bahkan pemerintah. kantor tidak
bergantung pada satu sumber keuangan untuk melaksanakan tugas ekonomi mereka
karena ini akan sangat berisiko bagi mereka. Dalam keadaan menghadapi masalah
dengan satu sumber keuangan, mereka benar-benar akan menghadapi risiko kebangkrutan
dalam waktu yang sangat singkat. Sayangnya, situasi ini telah terjadi di Kurdistan,
pemerintah hanya mengandalkan penjualan gas alam dan minyak sebagai dana keuangan
dan hanya dijual melalui pemerintah Turki, jika pemerintah kita menghadapi masalah
politik dengan pemerintah Turki, ini pasti akan mempengaruhi ekonomi Kurdistan situasi
negatif. Oleh karena itu, peran auditor eksternal dapat diamati di sini dengan membujuk
pemerintah Kurdistan untuk tidak bergantung pada satu cara untuk menjual sumber daya
alam untuk mencapai dana melalui laporannya. Bergantung pada satu sumber keuangan
benar-benar berisiko dan menggunakan satu cara untuk menjual sumber daya alam Anda
akan dua kali berisiko.

11

Anda mungkin juga menyukai